BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. menandai pola kehidupan manusi, baik pada bangsa primitif maupun modern. Mobilitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

Oleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga meliputi realita

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. 2.1 Beberapa Pengertian Tentang Kepariwisataan

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

BAB II KEPARIWISATAAN. Istilah pariwisata baru dikenal di Indonesia ketika berlangsung

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan

BAB II URAIAN TEORITIS

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB II URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

Kegiatan Belajar 1: Mengkonstruksi Industri Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua,

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata merupakan bentuk perjalanan sementara waktu meninggalkan

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam dan menarik untuk di kembangkan sebagai obyek dan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB II URAIAN TEORITIS. Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi diberbagai negara tidak diragukan lagi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan wisata yang berarti kunjungan untuk melihat, mendengar, menikmati dan

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA. Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari

BAB II URAIAN TEORITIS. : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan

PENGEMBANGAN EKOWISATA ALAM DAN BUDAYA DI KABUPATEN MERANGIN - PROPINSI JAMBI TUGAS AKHIR

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB II URAIAN TEORITI TENTANG PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

SEGMENTASI WISATAWAN

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB.II. LANDASAN KONSEP DAN TEORI. karya yang relevan dengan penelitian ini. Hasil-hasil penelitian tersebut akan dijadikan sebagai

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN KEBUDAYAAN. dan membentuk sebuah badan pariwisata swasta: Dewan Tourisme Indonesia pada tanggal 14 Januari

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1. Sejarah Pariwisata Manusia selalu bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ciri itu menandai pola kehidupan manusi, baik pada bangsa primitif maupun modern. Mobilitas merupakan salah satu sifat hakiki manusia itu sendiri yang tidak pernah merasa puas terpaku pasa suatu tempat untuk memenuhi tuntutan kelangsungan hidupnya. Digerakkan oleh perasaan lapar, haus, ingin tahu, takut, gila kehormatan, dan kekuasaan, akhirnya manusia tersebar ke seluruh dunia sebelum mereka dapat membaca dan menulis. Dengan makanan dan persediaan yang minim, dengan roda-roda yang digerakkan oleh binatang-binatang, lambat laun perjalanan yang mereka lakukan cukup berarti. Sering berpergian dan sering juga tidak kembali ke tempat asalnya. Ciri khas manusia yang selalu bergerak inilah yang merupakan embrio yang melahirkan kebutuhan manusia untuk berpergian, mengadakan perjalanan dengan segala ragam keperluan sarana dan prasarananya. Dewasa ini kebutuhan tersebut begitu mendesak, seiring dengan kemajuan zaman. Dalam zaman modern, pertambahan penduduk dan perkembangan sosial ekonomi yang ditunjang oleh kemajuan teknologi, mendorong manusia menjadi lebih banyak bergerak dengan jarak yang semakin jauh daripada sebelumnya. Faktor jarak, waktu dan sarana tidak lagi merupakan masalah besar.

2.2 Pengertian Tentang Kepariwisataan 2.2.1 Pengertian Pariwisata Istilah kata Pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa sangsekerta, yang terdiri dari dua suku kata yaitu pari yang berari banyak, berputar-putar, atau berkeliling dan wisata yang berarti berpergian. Jadi dari kata tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai pariwisata yaitu sebagai suatu perjalanan yang dilakukan berkalikali dari satu tempat ke tempat yang lain. Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli pariwisata mengenai pengertian kata pariwisata, walaupun intinya sama saja yaitu perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, sebagai berikut : 1. Menurut Drs. Oka A. Yoeti dalam bukubya Pengantar Ilmu Pariwisata menyatakan : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam. 2. Hermann V. Schulalard, seorang ahli ekonomi Australia, dalam tahun 1910 telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut : yang dimaksud dengan kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau Negara.

Karena batasan ini diberikan oleh seorang ahli ekonomi, maka batasan ini lebih banyak ditekankan pada aspek-aspek ekonomi, tetapi tidak secara tegas menunjukan aspek-aspek sosiologi, psikologi, seni-budaya maupun aspek geografis kepariwisataan. 3. E. Guyer Freuler merumuskan pengertian pariwisata dengan memberikan batasan sebagai berikut : pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari zaman sekarang yang di dasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan (cinta) terhadap keindahan alan dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan perniagaan, industri perdagangan serta penyempurnaan daripada alat-alat pengankutan. 4. Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf dalam tahun 1942, mengemikakan batasan yang bersifat teknis, yaitu : kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan oendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak diam menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Batasan ini merupakan batasan yang diterima secara official oleh The association Internationale des Experts Scientifique du Tourisme (AIEST). 5. Menurut Prof. Salah Wahab Seorang ahli pariwisata bangsa Mesir dalam bukunya :An Itrodiction on Theory menyatakan :

pariwisata adalah suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar dan mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara yang meliputi penetapan orang dari daerah lain untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialami ditempat dia memperoleh pekerjaan yang tetap. Menurut Jhon A. Thomas dalam bukunya principle and procedures of tour management, yang ditulis oleh Patrick J.T. Curran (1978:17), mengatakan sebab-sebab mengapa orang melakukan perjalanan adalah : 1. Ingin melihat bangsa-bangsa lain, bagaimana tata cara hidup mereka seharisehari, cara mereka bekerja dan bermain. 2. Ingin melihat dan menyaksikan sesuatu yang istimewa, unik, berbeda dengan yang lain. 3. Untuk memperoleh wawasan yang lebih luas, meningkatkan saling pengertian dan apa yang sedang terjadi di tempat atau Negara lain. 4. Untuk mengikuti suatu event tertentu dan ingin berpartisipasi dalam kegiatan event yang dimaksud. 5. Untuk menghindari kegiatan rutin yang sangat membosankan. 6. Menggunakan kesempatan uang ada, karena ada waktu, punya uang tabungan atau ketika kondisi kesehatan memungkinkan. 7. Untuk mengunjungi tanah leluhur nenek-moyang atau orang tua atau kota dimana suatu keluarga pernah tinggal di masa lalu.

8. Karena pengaruh cuaca, karena ada factor musim dingin (winter) dan musim panas (summer), seperti di Eropa dan Amerika. 9. Untuk tujuan kesehatan, berobat atau olah raga di tempat yang dikunjungi. 10. Ingin melihat perkembangan ekonomi dan teknologi yang sudah dicapai oleh Negara lain. 11. Ingin melakukan petualangan, mencari sensasi, atau menemukan sesuatu yang baru serta belum pernah dilakukan orang lain. 12. Untuk Ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan bersejarah ubtuk dikenang oleh orang di waktu yang akan datang. 13. Ingin menyenangkan seseorang (Compassionate) atau mencari pengalaman yang romantis selama dalam perjalanan. 2.2.2. Motivasi Perjalan Wisata Wisatawan mengadakan perjalanan wisata mempunyai berbagai macam motivasi dan tujuan tertentu. Motivasi perjalanan wisata sangat tergantung pada diri pribadi wisatawan yang berkaitan dengan umur, pengalaman, pendidikan, emosi, kondisi fisik dan psikis. Menurut Robert MacIntosh, (1972:61) motivasi mengapa orang melakukan perjalanan wisata disebabkan oleh 4 hal, yaitu : 1. Physical Motivations Orang-orang melakukan perjalanan, tujuannya untuk mengembalikan keadaan fisik yang sudah lelah karena bekerja terus, perlu istrahat dan bersantai, melakukan kegiatan olah raga, agar sekembali dari perjalanan wisata bias bergairah kembali waktu masuk kerja.

2. Cultural Motivations Orang tergerak hatinya untuk melakukan perjalanan wisata disebabkan ingin melihat dan menyaksikan tingkat kemajuan kebudayaan suatu bangsa, baik di masa lalu maupun apa yang sudah di capai di masa sekarang. Ingin melihat Adat-Istiadat dan kebiasaan hidupnya yang berbeda dengan bangsa lainnya. 3. Interpersonal Motivasions Disini, orang-orang ingin melakukan perjalanan wisata karena adanya dorongan untuk mengunjungi sanak-keluarga yang sudah lama tidak bertemu atau ingin mencari teman yand sudah lama tidak bertemu. 4. Status dan prestige Motivations Ada orang tertentu yang ingin memperlihatkan kepada orang lain tentang siapa dia diantara orang banyak yang ada dilingkungannya. Dengan melakukan perjalanan wisata seakan-akan statusnya lebih dari orang lain, atau semakin banyak ia bepergian ke luar negri prestisenya akan naik.

2.2.3. Jenis-jenis Pariwisata Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan nenek moyang pada suatu Negara, maka timbullah bermacam-macam jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama kelamaan mempunyai ciri tersendiri. Untuk keperluan perencanaan dan pengembangan kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan antara pariwisata dengan jenis pariwisata lainnya, karena dengan demikian akan dapat ditentukan kebijaksanaan apa yang perlu mendukung, sehingga jenis dan macam pariwisata yang dikembangkan akan dapat berwujud sepertyi yang diharapkan dari kepariwisataan itu. Hingga sekarang jenis dan macam pariwisata yang kita kenal diantaranya adalah: 1) Menurut letak Geografis a. Pariwisata Lokal ( Local Tourism) Yang dimaksud dengan jenis pariwisata semacam ini adalah pariwisata setempat, yang mempunyai ruang lingkup relative sempit dan terbatas dalam tempat-tempat tertentu saja. b. Pariwisata Regional ( Regional Tourism) Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di suatu tempat atau daerah yang ruang lingkupnya lebih luas bila dibandingkan dengan Lokal Tourism, tetapi lebih sempit jika dibandingkan dengan kepariwisataan nasional (National Tourism).

c. Kepariwisataan Nasional (National Tourism) Kepariwisataan dalam arti sempit Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang dalam wilayah suatu Negara. Kepariwisataan nasional dalam arti luas Yaitu kegiatan pariwisata yang berkembang dalam suatu wilayah suatu daerah, selain kegiatan domestic tourism juga dikembangkan foreign tourism dimana didalamnya termasuk in bound tourism dan out going Tourism. d. Regional-international Tourism Yaitu kegiatan pariwisata yang berkembang di suati wilayah internasional yang terbatas, tetapi melewati batas-batas lebih dari dua atau tiga Negara dalam wilayah tersebut. e. International Tourism Pengertian ini sinonim dengan kepariwisataan dunia (world tourism), yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di seluruh Negara di dunia, termasuk di dalamnya, selai regional international tourism juga kegiatan national tourism. 2) Menurut pengaruhnya terhadap neraca pembayaran a. In Coming Tourism ( Pariwisata Aktif) Masuknya wisatawan asing di suatu negara tertentu dimana Negara yang dikunjungi akan mendapatkan devisa.

b. Out going Tourism (Pariwisata Pasif ) Keluarnya warga Negara sendiri berpergian ke luar negri sebagai wisatawan danini akan menghabiskan devisa. 3) Menurut alasan/ Tujuan Perjalanan a. Bussines Tourism Pengunjung dating untuk tujuan dinas, usaha dagang, kongres, seminar, convention, atau yang berhubungan dengan pekerjaannya. b. Vocation Tourism Pengunjungnya terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur, cuti atau pakansi. c. Educational Tourism Perjalanan wisata untuk tujuan studi atau mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan. 4) Menurut Objeknya a. Cultural Tourism Pariwisata karena adanya daya tarik seni-budaya suatu daerah maupun untuk mengambil bagian dalam suatu kegiatan kebudaaan itu sendiri. b. Recuperational Tourism Pariwisata kesehatan yang tujuannya untuk menyembuhkan suatu penyakit, misalnya : mandi sumber air panas. c. Commercial Tourism Pariwisata yang dikaitkan dengan kegiatan perdagangan internasional atau nasional, seperti : Fair Exibition.

d. Sport Tourism Perjalanan orang-orang yang bertujuan untuk melihat atau menyaksikan suatu pesta olah raga di suatu tempat atau Negara tertentu. e. Political Tourism Suatu perjalanan yang tujuannya untuk melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang brhubungan dengan kegiatan suatu Negara, seperti Hari Angkatan Perang di Indonesia. f. Social tourism Pengrtian ini hanya dilihat dari segi penyelenggaraannya saja yang tidak menekankan untuk mencari keuntungan. Misalnya : Study Tour. g. Region Tourism Yaitu jenis pariwisata dimana tujuan perjalanan yang dilakukan adalah untuk melihat atau menyaksikan upacara keagamaan. Seperti : naik Haji / Umroh bagi orang Islam. 5) Menurut saat atau waktu berkunjung a. Seasional Tourism Pariwisata musiman. Seperti musim panas, dingin, dan lainnya. b. Occasional Tourism Pariwisata yang berkaitan dengan adanya suatu peristiwa atau suatu event. Misalnya : Galungan dan kuningan di Bali.

6) Menurut Umur yang melakukan perjalanan a. Youth Tourism Pariwisata yang dikembangkan bagi remaja yang suka melakukan perjalanan wisata dengan harga yang relative murah. b. Adult Tourism Pariwisata yang diikuti oleh orang-orang yang berusia lanjut. 2.3. Pengertian Objek dan Atraksi Wisata 2.3.1.Pengertian Objek Wisata Objek wisata merupakan suatu kawasan yang dipilih oleh seorang pengunjung dimana dia dapat tinggal dan menikmati liburannya selama waktu tertentu. Objek wisata adalah kawasan terencana yang dilengkapi dengan pelayanan produk wisata,fasilitas rekreasi,restoran,hotel,atraksi hiburan serta jalur transportasi yang memadai,dan berbagai fasilitas lainnya yang di butuhkan oleh penggunjung. Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata, diantaranya adalah : 1. benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang dalam isilah pariwisata disebut dengan istilah Natural Amenities. Yang termasuk kelompok ini adalah : a. Iklim, misalnya : cuaca cerah ( clean air), banyak cahaya matahari (sunny day), sejuk (mild), kering (dry), panas (hot), hujan (wet), dan sebagainya.

b. Bentuk tanah dan pemandangan (Land configuration and landscape). Tanah yang datar (plains), lembah pegunungan (scenic mountain), danau (lakes), sungai (river), pantai (beaches), air terjun (water-fall), gunung berapi (volcano), dan pemandangan yang menarik (panoramic views). c. Hutan belukar (The Sylvan Elements). Misalnya hutan yang luas, banyak pepohonan. d. Flora dan Fauna. e. Pusat-pusat kesehatan (Health Center). 2. Hasil ciptaan manusia (man-made supply). Kelompok ini dapat dibagi dalam empat bagian, yaitu : Benda-benda yang bersejarah (histirical), kebudayaan (cultural) dan keagamaan (religious). 3. Tata cara hidup masyarakat (the way of life). Tata cara hidup tradisional dari suatu masyarakat merupakan salah satu sumber yang sangat penting untuk ditawarkan kepada para wisatawan. Yang penting diperhatikan dalam pengembangn suatu daerah untuk menjadi suatu daerah tujuan wisata, agar ia dapat menarik dikunjungi oleh wisatawan potensial dalam macam-macam pasar, ia harus memenuhi tiga syarat yaitu :

1) Daerah itu harus mempunyai apa yang disebut sebagai something to see. Artinya di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata, yang berbeda apa yang dimiliki oleh daerah lain. 2) Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah something to do. Artinya, di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihatdan disaksikan, harus pula disediakan fasilitas rekreasi atau amusements yang dapat membuat mereka betah tinggal lebih lama di tempat itu. 3) Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah something to buy. Artinya, ditempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja (shopping), terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleholeh untuk dibawa ke tempat asal masing-masing. 2.3.2Pengertian Atraksi Wisata Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di suatu dareah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang semakin memiliki minat yang lebih besar untuk berkunjung ke suatu DTW. Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik maka suatu DTW juga harus mempunyai beberapa syarat yang harus dimiliki yaitu: 1. Adanya sesuatu yang dapat di lihat 2. Adanya suatu aktifitas yang akan di lakukan 3. Adanya sesuatu yang dapat di beli 2.4. Pengertian Produk Industri Pariwisata

a. Pengertian Produk Industri Pariwisata. Burkart dan Medlik memberikan rumusan tourist product atau hasil industri pariwisata sebagai berikut : Produk industri pariwisata dapat merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi (jasa angkutan), akomodasi dan hiburan, dimana tiap unsur dipersiapkan oleh masing-masing perusahaan dan ditawarkan secara terpisah. Menurut Medlik dan Middleton dalam tulisannya, The Product Formulation in tourism yang diterbitkan oleh Assosiation Internationale d Experts du Tourism (AIEST) pada tahun 1973, yang dimaksud dengan produk industri pariwisata diuraikan sebagai berikut : Semua jasa-jasa (service) yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan rumah sampai di daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya, sampai ia kembali kerumah dimana biasanya ia tinggal. Mereka berpendapat ada tiga unsur yang membentuk produk tersebut, yaitu : 1. Attractions of the destination including is image in the tourist s mind. 2. Facilities at the destination which include accommodation, catering, entertainment and recreation. 3. Accessability of the destination. Bila ketiga unsur tersebut diatas dikembangkan sesuai dengan urutannya, yaitu semenjak seorang wisatawan meninggalkan tempat kediamannya, sampai ke tempat tujuan dan kembali lagi ke rumah dimana ia biasanya tinggal, maka ada delapan macam unsur pokok yang membentuk produk tersebut sehingga merupakan suatu paket, yaitu :

1) Jasa-jasa travel agent atau tour operator, yang memberikan informasi, advis, pengurusan dokumen perjalanan, perencanaan perjalan itu sendiri pada waktu akan berangkat. 2) Jasa-jasa perusahaan angkutan (darat, laut dan udara) yang akan membawa wisatan dari dan ke daerah tujuan wisata yang telah ditentukan. 3) Jasa-jasa pelayanan dari perusahaan : akomodasi perhotelan, bar dan restoran, fasilitas rekreasi, entertainment dan hiburan lainnya. 4) Jasa-jasaRentail Travel Agent atau Tour Operator local yang menyelenggarakan City Sightseeing, tours atau excursion tersebut, berikut jasa pramuwisatanya. 5) Jasa-jasa transport lokal. 6) Objek wisata dan atraksi wisata, yang terdapat di daerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang untuk dating berkunjung ke daerah tersebut. 7) Jasa-jasa souvenirshop dan Handicraft serta shopping center dimana wisatawan dapat berbelanja untuk membeli oleh-oleh dan barang-barang lainnya. 8) Jasa-jasa perusahaan pendukung, seperti penjual postcart, perangko, penjualan kamera dan film, penukaran uang. b. Ciri-ciri Produk Industri Pariwisata dibawah ini dikemukakan beberapa ciri hasil atau produk industri pariwisata yang terpenting, diantaranya ialah : Hasil atau Produk industri pariwisata itu tidak dapat dipindahkan, karena itu dalam penjualannya tidak mungkin produk itu sendiri dibawa kepada konsumen,

sebaliknya konsumen ( dalam hal ini wisatawan) yang harus dibawa ketempat produk tersebut dihasilkan. Pada umumnya peranan perantara (middlemen) tidak diperlukan, karena proses produksi terjadi pada saat bersamaan dengan konsumsi. Hasil atau produk industri pariwisata tidak dapat ditimbun, seperti halnya terjadi pada industri barang lainnya, dimana penimbunan hanya merupakan kebiasaan untuk meningkatkan permintaan. Permintaan (demand) terhadap hasil atau produk industri pariwisata tidak tepat dan sangat dipengaruhi oleh factor-faktor ekonomis. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang akan dibelinya. Hasil atau produk industri pariwisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin. Dari segi pemilikan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan membangun sarana kepariwisataan yang memakan biaya besar, mempunyai tingkat resiko yang tinggi, karena perubahan elastis permintaan sangat peka sekali. 2.5. Manfaat Pariwisata Dalam pengembangannya pariwisata akan membawa manfaat yang terbagi dalam beberapa bidang, yaitu : 1) Ekonomi

Pariwisata akan menanbah pendapatan Negara dan memperkuat neraca pembayaran, bertambahnya pendapatan dari sector pajak, merangsang pertumbuhan sector-sektor ekonomi lain, seperti pertanian, peternakan, industri ringan, dekorasi, kerajinan dan kreasi seni yang semuanya saling menunjang dan saling terkait. 2) Memperluas nilai-nilai pergaulan hidup dan pengetahuan. Media pariwisata dimana terjalinnya hubungan antara para wisatawan dengan masyarakat, baik dalam hubungan pariwisata dalam negri maupun pariwisata internasional akan membawa pandangan hidup baru dan memupuk nila-nilai pribadi sendiri. Dengan demikian akan tumbuh rasa persahabatan, toleransi, saling menghargai, persatuan dan kesatuan sehingga kea rah pergaulan nasional yang penuh kedamaian dan ketertiban. 3) Seni Budaya. Umumnya para wisatawan yang akan dating mengunjungi daerah atau wilayah dengan maksud untuk menikmati, mengagumi suatu kreasi budaya yang asli, maka pariwisata mendorong pengembangan kreasi, penggalian, pemeliharaan atau pagelaran seni yang baik. Disamping hal ini ada kaitannya dengan bertambahnya pencaharian rakyat setempat, namun kemudian timbulnya usaha-usaha untuk meningkatkan mutu dari hasil budaya tersebut. 4) Pariwisata turut menunjang politik Negara. Pariwisata dalam negri menumbuhkan persatuan dan kesatuan nasional karena tumbuhnya rasa cinta pada tanah air dan bangsa sendiri. Dan pengenalan terhadap

budaya bangsa akan menumbuhkan rasa kebanggaan pribadi terhadap bangsa sendiri. 5) Pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan hidup. Wisatawan senantiasa ingin mengunjungi tempat-tempat yang mereka anggap nyaman, sejuk, pemandangan yang indah dan asli. Hal ini mendorong pemeliharaan lingkungan alam yang sekitarnya dapat memenuhi selera para wisatawan itu. Selain itu, pada akhirnya kita harus berusaha membangun kembali lingkungan alam yang selama ini terlantar dan kemudian dimanfaatkan sebagai tourist object. 6) Memperluas kesempatan kerja. Konsekuensi ligis dari pengembangn pariwisata ialah berkembangnya kebutuhan sarana pariwisata dan industri pariwisata. Industri pariwisata ini berintikan pada pemberian pelayanan sebaik mungkin. Karena itu berkembangnya industri pariwisata akan menyerap banyak tenaga kerja dalam semua tingkatan untuk mengisi kesempatan-kesempatan kerja yang tersedia dalam industri itu. 7) Menunjang perbaikan kesehatan dan prestasi kerja. Kegiatan pariwisata akan melepaskan ketegangan bagi jasmani dan rohani. Dengan demikian akan menumbuhkan kesehatan yang baik bagi seseorang. Pelepasan ketegangan ini akan memberikan pengaruh dalam bentuk menghimpun kembali tenaga dan sekaligus turut meningkatkan prestasi kerja dan kehidupan yang baik dalam masyarakat.