BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu laporan keuangan. keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan pasar bebas ASEAN, dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin tinggi. Informasi saat ini tidak hanya produk sampingan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Terlebih lagi dalam perusahaan go public

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah go

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. informasi sehubungan dengan transaksi-transaksi yang terjadi selama periode. tertentu (Prastiwi, Yuniarta, dan Darmawan, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir tahun 2015, negara-negara di Asia Tenggara sedang gencargencarnya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHUULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016 merupakan realisasi pasar bebas. di kawasan Asia Tenggara. Tujuan dibentuknya MEA adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan laporan keuangan adalah profitabilitas perusahaan. Para

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. datang akan semakin tumbuh dan bersaing secara ketat dimana masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (go public) Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan masyarakat umum.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public yang terdaftar di pasar modal untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan atau kepada pihak-pihak yang berkepentingan diluar

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang go public wajib menerbitkan laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat. Permintaan terhadap laporan keuangan yang meningkat ini menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. secara ekonomis serta pengelolaan sumberdaya secara kualitatif melalui kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan posisi, kinerja, dan arus kas keuangan perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB I 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan potret implementasi. mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu (timeliness) penyajian

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Era yang semakin maju mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PE DAHULUA. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan sebuah alat penting bagi para pelaku dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan masyarakat yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan. perusahaan (Widosari dan Rahardja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan informasi yang dihasilkan dengan sistem informasi. investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB I PENDAHULUAN. investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak informasi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 Peraturan Nomor X.K.2

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. informasi untuk membuat keputusan investasi dan kredit. modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ekonomi yang semakin berkembang saat ini, setiap perusahaan terutama perusahaan yang sudah go public dituntut untuk menyusun laporan keuangannya dalam setiap periode. Menurut Toding dan Wirakusuma (2013), laporan keuangan berperan sebagai alat komunikasi yang menyediakan informasi bagi para pelaku bisnis untuk mengambil keputusan. Sedangkan, menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan yaitu : Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan perusahaan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk memenuhi kebutuhan para penggunanya dalam mengambil keputusan. Pengguna laporan keuangan berasal dari dalam dan luar perusahaan. Seperti yang dinyatakan IAI (2015: 2), ada tujuh pengguna laporan keuangan yaitu, investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Para pengguna tersebut menggunakan laporan keuangan untuk kepentingan mereka masing-masing. 1

2 Laporan keuangan yang bermanfaat bagi penggunanya ialah laporan yang berisi informasi yang berkualitas. Acuan yang handal sebagai dasar pengambilan keputusan dapat diberikan jika laporan keuangan memiliki informasi yang berkualitas. Kualitas utama yang harus dimiliki oleh suatu informasi adalah relevansi dan reliabilitas, Dewi dan Wirakusuma (2014). Informasi akuntansi dikatakan relevan yaitu informasi tersebut harus mempunyai nilai prediktif dan umpan balik serta harus tersedia tepat waktu sebelum informasi kehilangan kemampuan untuk mempengaruhi keputusan. Menurut Kieso, dkk (2008 : 37), laporan keuangan yang disampaikan tidak tepat waktu akan membuat informasi yang terkandung didalamnya menjadi kurang bermanfaat dalam mengambil keputusan. Ini menunjukkan bahwa unsur ketepatan waktu menjadi sangat penting dalam mendukung pengambilan keputusan. Ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan menjadi hal penting karena dapat menjamin kualitas informasi akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan. Penyampaian informasi sedini mungkin sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan mencegah agar terlambatnya pembuatan keputusan tersebut dapat diartikan sebagai tepat waktu, Rachmawati (2008). Menurut Pratama dan Haryanto (2014), keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan akan berdampak pada reaksi pasar yaitu reaksi negatif dari pelaku pasar modal, karena laporan keuangan auditan berisi informasi yang dijadikan salah satu dasar dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor. Jadi, semakin cepat laporan

3 keuangan disampaikan maka semakin bermanfaat pula informasi keuangan dalam laporan tersebut. Kepatuhan dalam ketepatan waktu menyampaikan laporan keuangan telah diatur oleh Bapepam dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal yang menyatakan bahwa Perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada bapepam dan mengumumkan laporan tersebut pada masyarakat. Kemudian pada tanggal 5 Juli 2011, Bapepam menerbitkan Peraturan nomor X.K.2, lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten dan Perusahaan Publik, yang berisi bahwa Laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Penerbitan peraturan ini mencabut Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan dan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-40/BL/2007 tanggal 30 Maret 2007 tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya Tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan di Bursa Efek di Negara Lain. Untuk sanksi bagi perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dimaksud

4 dengan ketentuan bahwa jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Walaupun Bapepam sudah menetapkan peraturan dan sanksi yang jelas terhadap ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan, akan tetapi masih ada juga perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangan tepat waktu setiap tahunnya. Ini berarti regulasi bukan merupakan satu-satunya faktor yang mendorong perusahaan menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu. Untuk itu perlu diperhatikan lebih jauh faktor-faktor lain yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan dan beberapa diantaranya adalah profitabilitas, leverage, kualitas auditor, dan audit report lag. Faktor profitabiltas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Perusahaan yang mengalami laba cenderung melaporkan laporan keuangannya lebih awal, karena laba merupakan berita baik (good news) bagi perusahaan. Nurhujaima (2010) dan Sari (2012) menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sefria (2012), Sembiring (2010), Dwiyanti (2010) dan Martciesa (2012) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Pada faktor Leverage, bila tingkat leverage suatu perusahaan tinggi, berarti perusahaan sangat bergantung pada utang dan itu menunjukkan bahwa

5 perusahaan tersebut sedang dalam kesulitan keuangan. Pada kondisi tersebut, manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangannya karena membutuhkan waktu untuk memoles laporan keuangan tersebut sebelum disampaikan. Penelitian yang dilakukan oleh Sefria (2012) menemukan bahwa leverage berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ini bertentangan dengan penelitian Dwiyanti (2010) dan Nurhujaima (2010) yang menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Laporan keuangan harus diaudit terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada Bapepam. Audit laporan keuangan tersebut harus dilakukan oleh akuntan public yang berkualitas. Kualitas auditor dapat dilihat dari besar kecilnya ukuran KAP. Menurut Silaban (2014) Perusahaan yang diaudit oleh KAP anggota The Big Four akan lebih cepat mempublikasikan laporan keuangannya daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP Non The Big Four. Dalam penelitian Martciesa (2012) dan Situmorang (2010) yang menemukan bahwa kualitas auditor berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ini berbeda dengan penelitian Dwiyanti (2010) yang menemukan bahwa kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang berbedabeda tentang variabel yang sama, maka peneliti tertarik untuk menguji kembali faktor-faktor seperti profitabilitas, leverage, dan kualitas auditor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur, khususnya perusahaan industri barang konsumsi. Untuk membedakan penelitian

6 ini dengan penelitian terdahulu, peneliti menambah audit report lag sebagai variabel independen. Jangka waktu proses penyelesaian audit dari tanggal tutup buku laporan keuangan sampai tanggal yang tertera di laporan audit disebut audit report lag. Cepat atau lamanya laporan keuangan dilaporkan bergantung pada jangka waktu proses audit tersebut. Semakin cepat proses audit sebuah laporan keuangan, semakin cepat pula laporan keuangan tersebut disampaikan. Sebaliknya semakin lama laporan keuangan tersebut diaudit, semakin lama pula pelaporan keuangan tersebut. Dalam penelitian Situmorang (2010) dan Sembiring (2010) yang meneliti tentang pengaruh audit report lag terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, menemukan bahwa audit report lag berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ini bertentangan dengan hasil penelitian Sari (2012) yang menemukan bahwa audit report lag tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Karena perbedaan hasil penelitian ini, peneliti ingin menguji kembali apakah pengaruh audit report lag terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada objek dan tahun penelitian yang berbeda. Objek penelitian yang dipilih pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur khususnya sektor industri barang konsumsi. Saat ini perusahaan manufaktur di Indonesia tengah mengalami pertumbuhan. Dan laju pertumbuhan pada perusahaan industri manufaktur ini sebagian besar ditopang oleh perusahaan yang bergerak di sektor industri barang konsumsi. Perusahaan yang bergerak di industri barang konsumsi sebanyak 31 emiten memiliki bobot 44% dari pembentukan indeks manufaktur. Daya tahan sektor manufaktur terutama

7 ditopang sektor konsumer yang tumbuh 28%. Kenaikan ini merupakan kenaikan tertinggi kedua dari sepuluh sektor yang ada (www.kemenperin.go.id). Hal ini dilihat dari tingginya tingkat konsumsi masyarakat karena sektor industri barang konsumsi ini menawarkan kebutuhan mendasar konsumen. Periode penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah tahun 2011-2013. Alasan dipilihnya periode penelitian tersebut karena adanya penurunan jumlah perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya dalam tiga tahun tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan menurun. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Endah Sefria (2012) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2010. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penambahan variabel audit report lag, pemilihan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi sebagai objek penelitian dan periode penelitian 2011-2013. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul, Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

8 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Mengapa perusahaan yang go public wajib menyampaikan laporan keuangan berkala? 2. Bagaimana jika perusahaan telat menyampaikan laporan keuangannya kepada publik? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan? 4. Apakah leverage berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan? 5. Apakah kualitas auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan? 6. Apakah audit report lag berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan? 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh profitabilitas, leverage, kualitas auditor dan audit report lag terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013.

9 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu, Apakah profitabilitas, leverage, kualitas auditor dan audit report lag secara simultan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh profitabilitas, leverage, kualitas auditor dan audit report lag secara simultan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013. 1.6. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi manajemen dalam meningkatkan ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan

10 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan