BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan tetapi lebih dari itu adalah transfer prilaku.

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang paling penting karena yang mampu memahami, meneladani, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia maupun di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi. dalam rangka mencerdaskan kahidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun non formal. Belajar adalah key term, istilah kunci yang

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembangunan nasional. Senada dengan isi undang-undang RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagian besar dari proses perkembangan manusia berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengambil peran sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang. tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kukaba, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamik. 1. Islam sebagai agama Rahmatan Lil Alamiin merupakan konsekuensi logis

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam pengertian secara umum, yakni proses transmisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan perkembangan yang cukup pesat. Dengan adanya kemajuan dan perkembangan dalam bidang pendidikan diharapkan dapat meningkatkan segala aspek kehidupan yang ada dalam suatu bangsa, sebab suatu bangsa akan mengalami kemajuan apabila dalam pendidikan rakyatnya berkembang pula. Pada dasarnya dalam pendidikan memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas manusia yang berlandaskan pada agama. Pendidikan mengubah semuanya, pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak baik menjadi baik.manusia dalam kehidupannya selalu melakukan kegiatan belajar.manusia belajar sejak lahir dan dilakukan secara terus-menerus selama dia merasa hidup, karena manusia di samping sebagai makhluk biologis manusia juga merupakan makhluk sosial dan budaya, yang selalu berusaha untuk berkembang ke arah lebih baik. Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari proses pendidikan itu merupakan bekal penting bagi setiap orang untuk menjalankan kehidupan. Dalam Al- Qur an Surat Al-Mujadilah ayat 11 Allah berfirman: 1

2 Artinya : Dan apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah niscaya Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Mujadilah : 11) 1. Tujuan pendidikan agama Islam adalah membentuk anak didik yang berjiwa muslim sejati, anak yang shaleh dan shalehah, serta berakhlak mulia, dan juga berguna bagi masyarakat, agama dan negara. Melihat tujuan pendidikan agama Islam tersebut, guru agama mempunyai peranan penting untuk ikut menentukan pertanggung jawaban moral bagi siswa. Selain itu, guru agama diharuskan memiliki kesiapan dan emosional yang mantap lahir batin serta mempunyai kesanggupan atas dirinya untuk menjalankan amanah terhadap siswa dan terhadap Allah SWT. 2 Begitu penting pendidikan dalam Islam untuk mencetak generasi penerus bangsa dan agama, sehingga umat Islam memiliki rasa kewajiban untuk menuntut ilmu. Pendidikan sebagai usaha membentuk pribadi manusia harus melalui proses yang panjang dengan resultat (hasil) yang tidak dapat diketahui dengan segera. Dalam proses pembentukan tersebut diperlukan suatu perhitungan yang matang dan hati-hati berdasarkan pandangan dan pikiran- 1 Al-Qur an dan Terjemahnya, (Semarang : Asy-Syifa, 1998), hlm. 134. 2 Zuhairini,Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Ramadani, 1993),hal. 45

3 pikiran atau teori yang tepat, sehingga kegagalan atau kesalahan-kesalahan langkah pembentukan terhadap siswa dapat dihindarkan 3. Pendidik merupakan pihak yang memberikan bantuan.seperti halnya dengan siswa, maka masing-masing pendidik dalam memberikan bantuannya terdapat perbedaan-perbedaan. Baik perbedaan dalam hal cara dan gayanya. Masing-masing pendidik mempunyai cara dan gayanya sendiri-sendiri dalam mendidik atau mengajar. 4 Sedangkan dalam buku yang dikutip Binti Maunah, menurut Marimba pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik, yang memberikan anjuran-anjuran, norma-norma, dan berbagai macam pengetahuan dan kecakapan, pihak yang cukup membantu menghumanisasikan anak. Pendidik disebut juga sebagai orang yang memikul pertanggung jawab untuk mendidik. 5 Menurut Al-Ghozali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawakan hati manusia untuk bertaqorrub kepada Allah SWT, karena pendidikan adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan yang dikutip Muhaimin dan Abdul Mujib menurut Hasan Langgulung dalam paradigma Jawa, pendidik diidentikkan dengan guru yang artinya digugu dan ditiru. Namun, dalam paradigma baru, pendidik tidak hanya bertugas sebagai pengajar, tetapi juga sebagai motivator dan 3 M. Arifin, Ilmu pendidikan Islam tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan interliner (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), hlm. 12-13. 4 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), hal. 31 5 Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 169

4 fasilitator dalam proses belajar mengajar, yaitu relasi dan aktualisasi sifatsifat ilahi manusia, dengan cara aktualisasi potensi-potensi manusia untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. 6 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidik itu adalah seorang yang memiliki tujuan dalam bentuk tanggung jawab untuk mengajarkan seseorang (siswa) agar mengerti dan bisa. Akan tetapi dalam kegiatan pembelajarannya tidak terlepas untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Agar dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dibutuhkan proses pembelajaran yang mendukung. Pembelajaran yang akan melibatkan beberapa komponen, antara lain pendidik, siswa, materi, sarana pra-sarana, dan media guna mencapai tujuan pendidikan. Semua komponen dalam pendidikan saling berkaitan dan saling melengkapi. Jika salah satu dari komponen tersebut tidak ada, maka fungsi komponen tersebut tidak akan didapat secara optimal. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan diperlukan adanya sebuah kerjasama, terutama kerjasama antara pendidik, dan siswa, anggota lembaga pendidikan dan orang tua siswa atau wali dari siswa. Semua pihak yang terkait dengan pendidikan turut serta mempengaruhi berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan yang dapat dicapai. Motivasi dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Bila dia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau 6 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: (Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya), (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hal. 169

5 mengelakkan perasaan ketidak sukaan itu. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar dan dapat mengakibatkan pengaruh rangsangan yang akan tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehandaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. 7 Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik. 8 Pada umunya motivasi tidak akan timbul begitu saja, tetapi motivasi akan bangkit bila ada keinginan atau minat yang besar pada diri siswa. Dalam proses pembelajaran akan dapat berhasil dengan baik apabila semua siswa mempunyai keinginan atau minat yang besar dalam mengikuti proses 7 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 75 8 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 23

6 pembelajaran tersebut. Sehingga sebagai seorang pendidik harus dapat membekali dirinya dengan teladan yang baik, agar bisa dijadikan contoh oleh siswa dan terjadilah motivasi internal yang akan muncul pada diri siswa tersebut. Peranan guru dalam proses belajar mengajar dirasakan sangatlah besar pengaruhnya terhadap tingkah laku siswa. Untuk dapat mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan yang diharapkan maka perlu seorang guru yang professional yaitu guru yang mampu menggunakan seluruh komponen pendidikan sehingga proses belajar mengajar tersebut berjalan dengan baik. Disamping itu juga dibutuhkannya motivasi dari seorang guru untuk mempermudah siswa mempelajari suatu ilmu. Nabi Muhammad SAW juga menegaskan dalam sebuah haditsnya : Artinya : Barang siapa menginginkan kebahagiaan di dunia maka haruslah berilmu dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat maka wajiblah ia berilmu dan apabila menginginkan keduanya maka haruslah dengan ilmu. (HR. Imam Amad) 9. Ayat dan hadits tersebut dapat diketahui bahwa dalam menjalankan kehidupan yang penuh dengan permasalahan yang beraneka ragam ini orang membutuhkan ilmu pengetahuan.ilmu pengetahuan yang dimiliki dapat dijadikan sebagai kunci bagi permasalahan-permasalahan yang dihadapi 9 Zakiah Drajat, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm.7-8.

7 selain sebagai bekal dalam menjalankan kehidupan di dunia ilmu pengetahuan juga dapat mengantarkan seseorang untuk mencapai kebahagiaan hidup di akhirat. Dan ilmu pengetahuan itu dapat diperoleh dengan melalui proses belajar yang akan di sampaikan oleh guru. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru disini didefinisikan sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memulai dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajarmengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu,guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. 10 Sebagaimana dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 10 Sardiman A.M,interaksi dan Motivasi belajar mengajar,(jakarta :Raja Grafindo persada,1986),hlm. 125

8 Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penamilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subyek belajar mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. 11 Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis disini akan mengadakan penelitian tentang motivasi belajar pendidikan agama Islam di MTs Negeri Bandung. Pada penelitian ini lebih menekankan pada upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar pendidikan agama Islam. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian pendidikan yang mengangkat suatu topik sebagai berikut : "Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MTs Negeri Bandung Tulungagung Tahun Pelajaran 2014 / 2015" B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana perencanaan guru pendidikan agama islam dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Bandung? 11 Ibid, hlm.20

9 2. Bagaimana guru pendidikan agama islam memberikan motivasi intrinsik dan extrinsik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Bandung? 3. Apa faktor-faktor penghambat dan pendukung guru pendidikan agama islam dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Bandung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian yang telah dipaparkan diatas, perlu adanya tujuan yang dimaksudkan seperti dibawah ini: 1. Untuk mengetahui perencanaanguru pendidikan agama islam yang digunakan dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Bandung. 2. Untuk mengetahui upaya guru pendidikan agama islam dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Bandung. 3. Untuk mengetahui faktor- faktor penghambatdan pendukung yang dapat menimbulkan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Bandung. D. Batasan Penelitian Pembahasan penelitian ini agar tidak meluas pembahasannya akan penulis batasi sebagai berikut : 1. Motivasi belajar pendidikan agama islam di MTs Negeri Bandung.

10 2. Upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar pendidikan agama islam siswa di MTs Negeri Bandung. 3. Faktor pendukung dan penghambat guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Bandung. E. Kegunaan Hasil Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau nilai yang dapat digunakan, baik manfaat dalam bidang teoritis maupun dalam bidang praktis. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan sesuai dengan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Hasil dari penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmiah, khususnya dalam penerapan upaya guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs Negeri Bandung. 2. Secara Praktis 1. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang ada di MTs Negeri Bandung.

11 2. Bagi Guru Bagi guru dari sekolah yang bersangkutan dapat dijadikan umpan balik untuk menilai profesional yang dimiliki guru dalam kegiatan belajar mengajar dan melaksanakan tugas kependidikan.disamping itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menigkatkan professional yang telah dimiliki oleh guru-guru pendidikan sekolah yang bersangkutan. 3. Bagi Perpustakaan IAIN Tulungagung Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan koleksi dan referensi supaya dapat digunakan untuk sumber belajar atau bacaan bagi mahasiswa lain. 4. Bagi Peneliti yang Akan Datang Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian penunjang dan bahan pengembangan dalam menyusun rancangan penelitian yang relevan. F. Definisi Istilah 1. Penegasan Konseptual Untuk memudahkan memahami dalam pembahasan ini sekiranya perlu terlebih dahulu dijelaskan mengenai istilah yang akan dipakai untuk skripsi yang berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MTs Negeri Bandung Tulungagung Tahun Pelajaran 2014 / 2015, sebagai berikut :

12 a. Upaya Upaya adalah usaha atau ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar) dari suatu permasalahan yang dihadapi oleh manusia sehingga manusia tersebut bisa terbebas dari segala tekanan permasalahan yang dihadapinya. 12 b. Guru Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membentuk anak didik mencapai kedewasaan. 13 Dalam khasanah pemikiran Islam, istilah guru memiliki beberapa istilah seperti ustadz, mualim, muaddib, murabbi. Beberapa istilah untuk menyebutkan guru itu terkait dengan beberapa istilah untuk pendidikan. Sedangkan istilah umum yang dipakai dan memiliki cakupan makna yang luas dan netral adalah ustad yang dalam bahasa indonesia diterjemahkan sebagai guru. 14 c. Motivasi Motivasi berawal dari kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.motif menjadi aktif pada saat- 12 Sulistyowati, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Buana Raya, 2005), hal. 756 13 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), hal. 7 14 Marno dan Idris, Strategi dan Metode Pengajaran Menciptakan Ketrampilan Mengajar Yang Efektif dan Edukatif, (Yogyakarta: Ar Ruaa Media, 2008), hal. 15

13 saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak. 15 d. Belajar Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penamilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subyek belajar mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. 16 2. Penegasan Operasional Sesuai dengan penelitian ini, maka yang dimaksud dengan Upaya Guru pendidikan Agama IslamDalam Meningkatkan Motivasi BelajarSiswa di MTs Negeri Bandung Tulungagung Tahun Pelajaran 2014 / 2015 adalah segala bentuk upaya yang dilakukan guru pendidikan agama islam untuk meningkatkan motivasi belajar siswa MTs Negeri Bandung. Bagaimana perencanaan yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, dengan upaya memberi dorongan, memberi pujian dan memberi hadiah pada siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, agar tercapai tujuan pendidikan secara maksimal dan optimal. 15 Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi, hal. 73 16 Ibid, hlm.20

14 G. Sistematika Penulisan Skripsi Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab yang disusun secara sistematis sebagai berikut: Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, moto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi dan abstrak. Bab I pendahuluan, terdiri dari: (a) Latar belakang masalah, (b) fokus penelitian, (c) tujuan penelitian, (d) batasan masalah, (e) kegunaan hasil penelitian, (f) penegasan istilah, dan (g) sistematika penulisan skripsi. Bab II kajian pustaka, terdiri dari: Kajian mengenai guru pendidikan agama islam, kajian mengenai motivasi belajar, kajian mengenai upaya guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, kajian mengenai faktor pendukung dan penghambat guru pendidikan islam dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, kajian mengenai solusi faktor penghambat guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Bab III metode penelitian, terdiri dari: (a) pendekatan dan jenis penelitian, (b) lokasi penelitian, (c) kehadiran peneliti, (d) data dan sumber data, (e) teknik pengumpulan data, (f) teknik analisis data, (g) pengecekan keabsahan temuan, dan (h) tahap-tahap penelitian. Bab IV paparan hasil penelitian, terdiri dari: (a) paparan data, (b) temuan penelitian, dan (c) pembahasan temuan penelitian.

15 Bab V penutup, terdiri dari: (a) kesimpulan dan (b) saran (c) daftar rujukan, (d) lampiran-lampiran, (e) surat pernyataan keaslian tulisan, dan (f) daftar riwayat hidup penulis.