BAB IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Tikus wistar diadaptasi di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

Gambar 6. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. desain The Post Test-Only Control Group (rancangan eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Anatomi, Ilmu Jiwa, dan Ilmu Farmakologi. dengan desain penelitian Post Test Only Control Group Design dimana

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anatomi dan Patologi Anatomi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. dengan the post test only control group design karena pengukuran. dilakukan sesudah perlakuan pada hewan coba.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan pada hewan uji secara in vivo. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Uji dan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

Transkripsi:

23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negri Semarang dan Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 4.1.3 Ruang Lingkup Waktu Penelitian, pengumpulan dan analisa data dilakukan dari bulan Maret- Mei 2015 4.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan Post Test Only Control Group Design yang menggunakan tikus wistar sebagai objek penelitian.

24 Skema rancangan penelitian adalah sebagai berikut : P1 T1 R P2 P3 T2 T3 K TK Gambar 4. Skema Rancangan Penelitian Keterangan : R P1 : Randominasi. : Tikus diberi pakan yang dicampur dengan Tawas dengan dosis 2400mg/kgBB/hari. P2 : Tikus diberi pakan yang dicampur dengan Tawas dengan dosis 1600mg/kgBB/hari. P3 : Tikus diberi pakan yang dicampur dengan tawas dengan dosis 800mg/kgBB/hari. K : Kelompok kontrol, tidak mendapat perlakuan T1 : Tes Kelompok Perlakuan 1 T2 : Tes Kelompok Perlakuan 2 T3 : Tes Kelompok Perlakuan 3 TK : Tes Kelompok Kontrol

25 4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Target Populasi target adalah tikus wistar jantan. 4.3.2 Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah tikus wistar jantan yang diperoleh dari laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negri Semarang. 4.3.3 Sampel 4.3.3.1 Kereteria Inklusi a) Tikus wistar jantan b) Umur 2-3 bulan c) ±200 gram d) Tikus dalam keadaan sehat dan lincah 4.3.3.2 Kereteria Esklusi a) Mati pada saat perlakuan b) Perilaku berubah (tidak doyan makan, lemah dan tidak lincah) 4.3.4 Cara Pengambilan Sampel Untuk menghindari bias karena variasi faktor umum dan berat badan maka pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Randomisasi langsung dapat dilakukan karena sampel yang diambil dari tikus wistar sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

26 sehingga dianggap cukup homogen. Semuanya diambil secara acak dari kelompok tikus yang suda diadaptasi pakan selama 1 minggu. 4.3.5 Besar Sampel Besar sampel mengacu pada pedoman WHO mengenai penggunaan hewan coba untuk penelitian eksperimental. Jumlah sampel tiap kelompok perlakuan minimal 5 ekor, oleh karena terdapat 4 kelompok maka diperlukan minimal 20 ekor tikus. 4.4 Variabel Penelitian 4.4.1 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis bertingkat Tawas pada pakan. 4.4.2 Variabel Tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah gambaran histopatologis ginjal tikus wistar.

27 4.5 Definisi Oprasional Variabel Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Jenis Variabel Bebas Nama Variabel Dosis bertingkat tawas pada pakan Definisi Operasional Unit Skala Tawas yang diberikan dibeli dari miligram Ordinal toko bahan kimia yang ada di Semarang, diberikan bersama dengan pakan standart tikus dengan konsentrasi 4%,8% dan 12%. Kebutuhan pakan tikus adalah 10% dari berat badan tikus, sehingga jika berat badan tikus rata-rata 200 gram maka jumlah kebutuhan pakan per gram berat badan adalah 20 gram. Tawas yang diberikan dalam bentuk kristal adalah 4%, 8%, dan 12% dari 20 gram yaitu 0,8gram, 1,6gram, 2,4 gram yang dicampur dalam pakan tersebut. Tergantung Gambaran Gambaran histopatologis hepar rasio histopatol tikus wistar dinilai setelah ogis ginjal dilakukan pengecatan tikus wistar Hematoksilin Eosin (HE) dan diamati dengan mikroskop cahaya dengan pembesaran 400 kali pada lima lapangan pandang. Tabel. 3. Kriteria Pembacaan Derajat Histopatologi Ginjal Degenerasi Skor Nekrosis Skor 25% 1 25% 1 25-50% 2 26 49 % 2 50-75% 3 50 74 % 3 75-100% 4 75 100 % 4

28 4.6 Cara Pengumpulan Data 4.6.1 Bahan Penelitian 1) Tikus wistar 2) Tawas 3) Bahan-bahan untuk metode baku histologi pemeriksaan jaringan: a) Larutan buffer formalin 10% b) Hematoksilin Eosin c) Larutan xylol d) Alkohol bertingkat 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 96% e) aquades 4) Makanan dan Minuman Tikus 4.6.2 Alat Penelitian a) Kandang tikus wistar beserta tempat minumnya b) Satu set alat bedah minor (untuk mengambil organ tikust) c) Alat untuk proses mikroteknik pembuatan preparat histologi : deckglass, objekglass, mikrotom, oven, cetakan paraffin. d) Mikroskop cahaya. e) kamera digital

29 4.6.3 Jenis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer hasil pengamatan gambaran histopatologis ginjal tikus wistar dari kelompok perlakuan yang dibandingkan dengan kelompok kontrol. 4.6.4 Cara Kerja a) Dua puluh ekor tikus wistar yang memenuhi keriteria inklusi dan eksklusi diadaptasi selama 7 hari di labortaorium dalam kandang tunggal dan diberi pakan standart dan minum ad libitum. b) Pada hari ke-8, tikus wistar dibagi menjadi 4 kelompok yang masingmasing terdiri dari 5 ekor tikus wistar yang dipilih secara acak. c) Menimbang berat badan masing-masing tikus. d) Mulai hari ke-8 selama 30 hari pada kelompok 1 diberi tawas dengan dosis 2400 mg/kgbb/hari yang dicampur dalam pakan standar dan minum ad libitum. Kelompok 2 diberikan tawas dengan dosis 1600 mg/kgbb/hari yang diberikan dalam pakan standar dan minum ad libitum. Kelompok 3 diberikan tawas dengan dosis 800mg/kgBB/hari yang dicampur dalam pakan standar dan diberi minum ad libitum, kelompok terakhir adalah kelompok kontrol yang diberi pakan dan minuman ad libitum tanpa pemberian tawas. e) Setelah 30 hari masing-masing tikus ditimbang berat badanya.

30 f) Tikus wistar dimatikan (dekapitasi) dengan cara dislokasi leher g) Mengambil organ ginjal. Sampel ginjal tersebut kemudian diukur dan ditimbang, diamati secara makroskopik selanjutnya diletakkan pada tabung berisi cairan pengawet buffer formalin 10% dengan perbandingan 1 bagian ginjal dan bagian bufer formalin 10% h) Meletakkan tabung yang berisi sampel ginjal Tikus wistar ke rak tabung, kemudian diserahkan ke analis untuk diolah mengikuti metode buku histologi dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin(lampiran2). Dari setiap sampel ginjal dibuat preparat dan akan dibaca dalam lima lapangan pandang yaitu dari keempat sudut dan bagian tengah preparat dengan perbesaran 400x. Pembacaan preparat dari 10 lapangan pandang untuk sepasang ginjal dicari rerata skor untuk penilaian satu tikus. Sasaran yang dibaca adalah perubahan abnormal gambaran histologi pada ginjal yaitu degenerasi dan nekrosis.

31 4.7 Alur Penelitian 20 ekor tikus Adaptasi 1 minggu K : 5 ekor P1 : 5 ekor P2 : 5 ekor P3: 5 ekor Pelet+ air putih Pelet+ tawas (12%) 2400mg/hari Pelet+ tawas (8%) 1600mg/hari pelet + tawas (4%) 800mg/hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari Diterminasi tikus Pengambilan sampel jaringan ginjal Mengamati histologi ginjal tikus wistar Gambar 5. Alur penelitian

32 4.8 Analisis Data Jenis rancangan hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis komparatif numerik dengan lebih dari dua kelompok yang tidak berpasangan. Data yang diperoleh akan diolah dengan program komputer SPSS 21.0 dan dilihat distribusi datanya normal atau tidak dengan uji Shapiro-Wilk. Bila distribusi datanya normal, varians datanya sama, diuji beda dengan menggunakan statistik parametrik One Way Anova, Jika p 0,05 dilanjutkan dengan uji Post Hoc. Bila distribusi datanya tidak normal, atau varians data tidak sama, maka ditransformasi. Jika setelah ditransformasi tetap didapatkan distribusi data yang tidak normal atau tidak sama, maka dilakukan uji beda menggunakan statistik non parametrik Kruskal-Wallis, jika didapat p 0,05 dilanjutkan dengan uji Post Hoc (Mann Whitney test). a. Jika p 0,05; maka ada perbedaan yang bermakna b. Jika p > 0,005; maka tidak ada perbedaan yang bermakna Jika didapatkan hasil yang berbeda bermakna, maka ada perbedaan yang bermakna gambaran histopatologis ginjal tikus wistar pada pemberian Tawas dosis bertingkat selama 30 hari. Jika didapatkan hasil yang tidak berbeda bermakna, maka tidak ada perbedaan bermakna, maka tidak ada perbedaan yang bermakna gambaran histopatologis ginjal tikus wistar pada pemberian tawas dosis bertingkat selama 30 hari.

33 4.9 Etika Penelitian Ethical Clearence dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro telah diajukan sebelum penelitian dilakukan. Tikus wistar dipelihara di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negri Semarang (FMIPA UNNES). Hewan diberi makan dan minuman ad libitum. Untuk perlakuan, Tawas dosis bertingkat dicampur dengan tawas dengan kosentrasi 4%,8%, dan 12%. Hewan diterminasi dengan cara dislokasi leher (dekapitasi). Pembuatan preparat sesuai dengan metode baku histopatologis pemeriksaan jaringan (lampiran 2) seluru biaya yang berkaitan dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti.