BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

IMPLEMENTASI KURIKULUM TAHUN 2013 DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

tentang Standar Nasional Pendidikan.

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

Kurikulum Berbasis TIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di dunia semakin maju dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan untuk menunjang efesiensi dan kemudahan dalam proses pembelajaran oleh guru dan siswa. Dengan kondisi tersebut, jika pendidikan di Indonesia tidak mengimbangi maka akan tertinggal dari negara lain. Kurikulum yang lama yaitu KTSP ternyata sudah tidak sesuai dengan pendidikan saat ini, sehingga perlu diganti dengan kurikulum baru yang dapat menyesuaikan pekembangan zaman. Kurikulum 2013 adalah kurikulum pengganti KTSP yang dicita-citakan mampu menjadikan pendidikan di Indonesia lebih baik dan sesuai dengan kondisi saat ini. Fungsi dan tujuan Pendidikan nasional sebagaimana telah dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 adalah sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujun untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Secara singkatnya, undang-undang tersebut berharap pendidikan dapat membuat peserta didik menjadi kompeten dalam bidangnya sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang telah disampaikan di atas, harus mencakup kompetensi 1

2 dalam ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sejalan dengan arahan undang-undang tersebut, telah ditetapkan visi pendidikan tahun 2025 yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Cerdas yang dimaksud adalah cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual dan cerdas sosial/emosional dalam ranah sikap, cerdas intelektual dalam ranah pengetahuan, serta cerdas kinestetis dalam ranah keterampilan. Dengan demikian Kurikulum 2013, dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia (Kemdikbud, 2013:82). Kurikulum 2013 SMP pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP kelas VII memuat beberapa materi, sepeti materi beriman dan betaqwa kepada Tuhan YME, berkomitmen terhadap Pancasila sebagai dasar negara, menumbuhkan kesadaran berkonstitusi, menumbuhkan kesadaran dan keterikatan terhadap norma, memaknai nilai sejarah NKRI, pentingnya daerah dalam bingkai NKRI, memelihara semangat persatuan Indonesia serta bertoleransi dalam keberagaman. Materi-materi di atas diharapkan sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional. Kurikulum 2013 mulai diujicobakan pada tahun pelajaran 2013/2014 dibeberapa sekolah negeri dan swasta yang diharapkan mampu menjadi pedoman bagi pelaksanaan pembelajaran di sekolah khususnya mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Target pemerintah menerapkan kurikulum 2013 disemua sekolah dan jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMK, dan SMA pada

3 tahun 2016/2017 ternyata menemui banyak kendala, karena tidak semua kalangan menyambut baik usulan penerapan kurikulum baru tersebut. Kenyataan terkait implementasi Kurikulum 2013 di sejumlah daerah masih bermasalah. Buku-buku belum terdistribusi dengan baik, guru-guru merasa pelatihan belum optimal, dan pemerintah kabupaten/kota mengambil kebijakan sendiri-sendiri. Selain itu para guru, kepala sekolah, dan pengurus yayasan belum banyak mengetahui desain induk kurikulum 2013, artinya sosialisasi kurikulum tersebut masih belum maksimal. Mereka hanya tahu kerangkanya saja, melalui jargon dalam bentuk powerpoint yang selalu dipaparkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketidaktahuan secara menyeluruh isi kurikulum tahun 2013 ironisnya disambut pemerintah daerah yang ingin melaksanakan kurikulum 2013 di semua jenjang sekolah seluruh wilayah Indonesia (Tribunnews, Juli 2013). Selanjutnya, sekolah kebingungan dengan perubahan struktur kurikulum. Masalah teknis berkaitan dengan perubahan struktur kurikulum ini menyebabkan ada beberapa mata pelajaran yang dihilangkan atau bertambah jam mengajar, pada akhirnya membingungkan sekolah karena semuanya berimplikasi pada nasib guru. Misalnya penghapusan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer di SMP dan SMA, berimplikasi besar terhadap eksistensi para pengampu bidang TIK yang latar belakang pendidikannya TIK dan penambahan jam pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang menguntungkan guru pengampu mata pelajaran tersebut. Sekolah jenjang SMA bingung melakukan peminatan atau penjurusan karena tidak ada pedoman khusus pelaksanaannya. Muncul masalah ketika

4 peminatan di SMA diberlakukan begitu murid masuk kelas I. Masalah yang akan timbul adalah persoalan manajerial baru tentang persyaratan peminatan. Terutama bila para murid baru memilih jurusan atau peminatan di kelompok tertentu, misalnya kelompok matematika dan IPA saja. Terakhir, soal penambahan jam pelajaran di semua jenjang pendidikan diprediksi membebankan sekolah swasta. Kurikulum baru bagi sekolah swasta, mengharuskan pihak sekolah harus menambah pembayaran jam mengajar dan sekolah harus memfasilitasi peningkatan kualitas gurunya lewat pelatihan (Tribunnews, Juli 2013). Menurut Sukmadinata dalam Khaeruddin, dkk (2007:4), kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan pada segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuantujuan pendidikan. Kurikulum 2013 hadir sebagai kurikulum terbaru yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional, namun dalam implementasinya yang telah diujicobakan dibeberapa sekolah ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kurangnya kesiapan pemerintah seperti materi kurikulum tahun 2013 yang belum matang, anggaran untuk pelaksanaan kurikulum 2013 yang belum sepenuhnya siap, pengadaan serta pendistribusian buku kurang maksimal, minimnya sosialisasi, dan pelatihan bagi guru masih minim yaitu hanya pemberian teori melalui powerpoint oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berakibat kurangnya pemahaman guru mengenai kurikulum tahun 2013. Berkaitan dengan salah satu fungsi kurikulum sebagai pedoman guru dalam melaksanakan proses pembelajaran maka dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan

5 Pembelajaran (RPP) harus sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh kurikulum tahun 2013. Tanpa adanya rencana maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal. Rencana pembelajaran yang dibuat dengan baik akan menentukan proses dan hasil yang baik pula. Dengan implementasi kurikulum 2013 yang belum maksimal sesuai penjelasan paragraf sebelumnya maka penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga mengalami kendalakendala karena kurangnya pemahaman guru mengenai tata cara pembuatannya. Hasil wawancara awal dengan guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII SMP Negeri 3 Colomadu yaitu ibu Supanti pada tanggal 8 Januari 2014 dapat disimpulkan bahwa terkait penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum tahun 2013 masih terdapat kesulitan seperti harus menggunakan pendekatan sientifik yang sebelumnya belum pernah digunakan. Format RPP tidak jelas karena tidak ada contoh pasti dari pemerintah dan penilaian yang sedikit rumit. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap implementasi kurikulum tahun 2013 dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan studi kasus di SMP Negeri 3 Colomadu Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat mengkaji implementasi kurikulum tahun 2013 khususnya penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta dapat memberikan solusi dari permasalahan yang ditemukan di lapangan.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi kurikulum tahun 2013 dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Colomadu Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014? 2. Apa kendala implementasi kurikulum tahun 2013 dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarga-negaraan di SMP Negeri 3 Colomadu Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014? 3. Apa solusi untuk mengatasi kendala implementasi kurikulum tahun 2013 dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Colomadu Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014? C. Tujuan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan implementasi kurikulum tahun 2013 dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Colomadu Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014?

7 2. Untuk mendeskripsikan kendala implementasi kurikulum tahun 2013 dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Colomadu Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014? 3. Untuk mendeskripsikan solusi mengatasi kendala implementasi kurikulum tahun 2013 dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP Negeri 3 Colomadu Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014? D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis yang akan diuraikan sebagai berikut ini. 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. b. Penelitian ini sebagai suatu karya ilmiah diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai kurikulum tahun 2013.

8 b. Manfaat bagi guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum tahun 2013. c. Manfaat bagi siswa, dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum tahun 2013 oleh guru maka proses pembelajaran akan lebih maksimal. E. Daftar Istilah 1. Kurikulum : Alat untuk mencapai tujuan pendidikan, perencanaan yang disiapkan sebagai pedoman belajar dalam sekolah yang pada umumnya dimunculkan dokumen dan diterapkan dalam kelas. 2. RPP : Rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar 3. PPKn : Nama dari suatu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah, untuk membina perkembangan moral anak didik sesuai dengan nilai-nilai pancasila agar dapat mencapai perkembangan secara optimal dan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari