HARGA DIRI DAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN DAN REMAJA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI KABUPATEN PURBALINGGA

dokumen-dokumen yang mirip
EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DENGAN REGULASI EMOSI PADA SISWA KELAS XI MAN KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha


HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG)

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTUS SEKOLAH

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DUKUNGAN SOSIAL AYAH DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA LAKI-LAKI

HUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN AMAN TERHADAP IBU DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO.

HUBUNGAN ANTARA PENGASUHAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA SMA

Hubungan Antara Konsep Diri Dan Interaksi Sosial Teman Sebaya Dengan Kemandirian Belajar Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Surabaya

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

Hubungan Terpaan Iklan Produk Rokok di Media Massa dan Interaksi Peer Group dengan Minat Merokok pada Remaja

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMK KESATRIAN PURWOKERTO TAHUN 2011/2012

KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN DAN YANG TINGGAL DENGAN KELUARGA SKRIPSI ZULFADILAH NASUTION

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SALES PROMOTION GIRL (SPG) LAPANGAN

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH:

KONSEP DIRI DAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA SISWA SMK SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA PANTI ASUHAN DI KABUPATEN BADUNG, BALI

HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN AKTUALISASI DIRI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 BAURENO-BOJONEGORO

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

INTUISI 8 (3) (2016) INTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI.

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP TINGKAH LAKU SOSIAL REMAJA DI NAGARI SUNGAI JANIAH KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK.

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI JUDI PADA KOMUNITAS FANS CLUB X INDONESIA REGIONAL SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH DAN PUTRA MUHAMMADIYAH TUNTANG DAN SALATIGA

EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA SANTRI MADRASAH ALIYAH PONDOK PESANTREN AL BURHAN HIDAYATULLAH

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA SISWA KELAS XI SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

HUBUNGAN ANTARA PEER ATTACHMENT DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA SISWA-SISWI AKSELERASI. Abstrak

Peran Penerimaan Diri dan Dukungan Sosial Terhadap Konsep Diri Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan di Bali

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DENGAN SELF REGULATED LEARNING SISWA: Studi Korelasi Pada Siswa Kelas VII

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TATA RUANG TOKO DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SWALAYAN ADA BARU SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERAN AYAH DAN DISIPLIN DIRI DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA RSBI KELAS VII SMP NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

POLA ASUH OTORITATIF ORANG TUA DAN EFIKASI DIRI DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA

Okta Setiani, Hastaning Sakti. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. ABSTRAK

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

PENGARUH RELASI SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS 3 SEWON BANTUL

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK

KEHARMONISAN KELUARGA DAN KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF PADA SISWA SMK

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KOMUNIKASI INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 LUBUK SIKAPING ABSTRACT

STATUS SOSIAL EKONOMI DAN INTENSITAS KOMUNIKASI KELUARGA PADA IBU RUMAH TANGGA DI PANGGUNG KIDUL SEMARANG UTARA. Endang Sri Indrawati.

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN REKAN KERJA DENGAN

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TREADMILL METODE BRUCE DAN TES BANGKU METODE TINGGI TETAP 25 CM

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

Hubungan Antara Self-efficacy Akademik Dengan Hasil Belajar Siswa

KECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR

DAFTAR PUSTAKA. Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu.

PERBEDAAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN INTERAKSI SOSIAL ANTARA SISWA SEKOLAH DENGAN ANAK JALANAN PADA USIA REMAJA AWAL DI WILAYAH SURABAYA TIMUR

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

ADOLESCENT MISBEHAVIOUR DITINJAU DARI KUALITAS KOMUNIKASI DALAM KELUARGA PADA SISWA YANG MENGALAMI KONFLIK INTRAPERSONAL DI SMKN 1 BUKATEJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PERILAKU SEKSUAL PADA SMP NEGERI X

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI

BIMBINGAN SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI DENGAN TEMAN SEBAYA

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MOTIVASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TATA HIDANG DI JURUSAN PKK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MANADO

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENGARUH KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA ANAK JURNAL. Oleh

KONSEP DIRI DITINJAU DARI DUKUNGAN TEMAN SEBAYA PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN QOSIM AL-HADI SEMARANG

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA KETAKUTAN AKAN KEGAGALAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA UKM RESEARCH AND BUSINESS (R nb) UNIVERSITAS DIPONEGORO

BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2017, Volume 10 No 1, ISSN:

Transkripsi:

HARGA DIRI DAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN DAN REMAJA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI KABUPATEN PURBALINGGA Melia Fortunela, Prasetyo Budi Widodo* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro meliafortunela@gmail.com pbundip@yahoo.com ABSTRAK Remaja memiliki kebutuhan yang tinggi untuk dapat diterima oleh kawan sebayanya, melalui kebutuhan tersebut terciptalah interaksi sosial. Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial, individu yang memiliki harga diri rendah akan mengalami kesulitan untuk mengomunikasikan gagasanya kepada orangorang disekitar sehingga berpengaruh pada kemampuan interaksi sosial individu. Lingkungan dapat mempengaruhi tingkah laku individu termasuk salah satunya adalah interaksi sosial. Penelitian ini memiliki dua tujuan. Penelitian ini menggunakan harga diri sebagai variabel predictor dan interaksi sosial sebagai variabel kriterium. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara harga diri dan interaksi sosial pada remaja. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang tinggal di panti asuhan dan tinggal bersama keluarga dengan kisaran usia 11-24 tahun. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 349 remaja yang dipilih menggunakan teknik sampling cluster sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linear sederhana dan uji beda independent t-test. Berdasarkan analisis statistik menggunakan uji regresi linear sederhana diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,656 dengan p=0,000 (p < 0,05). Nilai koefisien korelasi menunjukan adanya hubungan antara harga diri dan interaksi sosial pada remaja. Kata Kunci: Interaksi Sosial, Harga Diri, Remaja Panti Asuhan, Remaja yang Tinggal Bersama Keluarga *Penulis Penanggung Jawab

SELF ESTEEM AND SOCIAL INTERACTION AMONG ORPHANAGE ADOLESCENTS AND ADOLESCENTS LIVE WITH FAMILY IN PURBALINGGA DISTRICT Melia Fortunela, Prasetyo Budi Widodo* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro meliafortunela@gmail.com pbundip@yahoo.com ABSTRACT Adolescent had a high need to be accepted by their peers, which the needs created by social interaction. Communication was necessary for a social interaction, individual who had a low self esteem will have difficulty to communicate his idea to the people around and affect the ability of social interaction. Ecological could affect the behavior of individual, included one of which was social interaction. This study had two objectives. This study used self esteem as predictor variable and social interaction as criterium variable. The aim of this study was to find the relationship between self esteem and social interaction in adolescent. Subject in this study was adolescents who lived in orphanage and lived with family around the age of 11-24 years old. The number of samples in this study were 349 adolescents and selected using cluster technique sampling. The analysis used in this study was simple linear regression and different test independent t-test. Based on statistical analysis used simple linear regression obtained correlation coefficient 0,656 with p = 0,000 (p<0,05). The number of correlation coefficient showed that there were a association between self esteem and social interaction in adolescents. Keywords: social Interaction, Self Esteem, Orphanage Adolescents, AdolescentsLive With Family *Responsible Author

PENDAHULUAN Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Gerungan (2010, h.26) berpendapat bahwa kebutuhan individu untuk mengadakan interaksi dengan orang lain muncul semenjak individu dilahirkan, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia, dengan adanya interaksi antara individu dengan orang lain disekitarnya menimbulkan adanya interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan antara individu yang satu dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok (dalam Sarwono, 2013, h.185). Interaksi sosial memiliki peran yang penting untuk perkembangan sosial remaja, dengan memiliki kemampuan interaksi sosial yang baik maka remaja akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya (dalam Santrock, 2007, h.57). Interaksi sosial dapat terjadi apabila memenuhi dua syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi (dalam Soekanto, 2006, h.58). Kesulitan untuk melakukan kontak sosial dan komunikasi memicu munculnya harga diri rendah yang dapat mempengaruhi individu untuk melakukan interaksi sosial dengan orang lain (dalam Soekanto, 2006, h.63). Harga diri menurut Maslow (dalam Alwisol, 2011, h.206) merupakan evaluasi diri yang diperoleh melalui penilaian diri sendiri dan penilaian dari orang lain. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa harga diri dapat mempengaruhi keterampilan komunikasi yang dimiliki oleh individu.

William D.Brook dan Philip Emmert (dalam Rakhmat, 2007, h.100-104) menunjukkan bahwa harga diri berpengaruh pada kemampuan komunikasi individu, individu yang merasa rendah diri akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain, tidak mampu berbicara didepan umum, dan ragu-ragu untuk mengungkapkan gagasan yang dimiliki. Semakin memiliki kemampuan komunikasi yang baik maka informasi yang disampaikan akan mudah dipahami oleh orang lain sehingga tercipta interaksi sosial yang baik (dalam Sarwono, 2013, h. 187). Interaksi sosial tidak hanya mencakup hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok, namun interaksi sosial juga mencakup hubungan antara individu dengan lingkungan (dalam Gerungan, 2010, h.61). Bandura (dalam Santrock, 2007, h.57) menjelaskan bahwa perilaku, lingkungan, dan kognisi memiliki hubungan yang timbal balik dan dapat saling mempengaruhi satu sama lain, dengan demikian apabila perilaku dan kognisi dapat mempengaruhi lingkungan maka lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku dan kognisi individu. Lusiana (2014) menemukan bahwa terdapat perbedaan interaksi sosial pada remaja yang tinggal di lingkungan yang berbeda, yaitu remaja yang tinggal di panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama orang tua, namun penelitian lain yang dilakukan oleh Afrianto dan Budiani (2013) menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya perbedaan interaksi sosial pada remaja yang tinggal pada dua lingkungan yang berbeda.

Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu kabupaten yang di kategorikan sebagai kabupaten berkembang dengan komposisi penduduk saat ini di dominasi oleh remaja. Kabupaten Purbalinga memiliki 18 kecamatan dan di setiap kecamatan di bangun sekolah-sekolah yang berfungsi untuk menunjang kebutuhan pendidikan masyarakatnya, namun adanya fasilitas pendidikan tersebut belum menunjang perkembangan perekonomian di Kabupaten Purbalingga sehingga kesejahteraan masyarakat belum terpenuhi secara optimal. Sebagian besar remaja di Kabupaten Purbalingga tinggal bersama keluarga masing-masing, namun tidak semua remaja memiliki keberuntungan untuk tinggal bersama keluarga yang diinginkan. Kabupaten Purbalingga memiliki 11 panti asuhan yang berfungsi untuk menampung anak-anak yang ditinggalkan oleh keluarga dengan tingkat ekonomi rendah dan anak-anak yang ditampung karena tidak memiliki keluarga sama sekali. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang korelasi antara harga diri dan interaksi sosial pada remaja yang tinggal di lingkungan yang berbeda yaitu panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga di daerah yang sebelumnya belum pernah dilakukan penelitian mengenai kedua variabel tersebut yaitu Kabupaten Purbalingga.

METODE Variabel Prediktor Variabel Kriterium : Harga diri : Interaksi sosial Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di wilayah Purbalingga yang tinggal di panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga, jumlah remaja di wilayah Purbalingga kurang lebih mencapai 150.000. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 349 remaja, dengan karakteristik bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat, dan tinggal di panti asuhan atau tinggal bersama keluarga. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling. Penelitian ini menggunakan cluster sampling dengan pertimbangan banyaknya jumlah populasi dan wilayah yang luas yaitu satu kabupaten. Cluster sampling memiliki dua tahapan, yaitu tahap pertama adalah menentukan sampel daerah dan tahap kedua menentukan orang-orang yanga ada pada daerah tersebut untuk dijadikan sampel. Penelitian ini menggunakan skala harga diri dan interaksi sosial yang terdiri dari pernyataan favorabel maupun unfavorabel dengan empat pilihan jawaban. Skala harga diri tersusun atas dua aspek harga diri menurut Maslow, yaitu Self Respect dan Respect from Others (dalam Alwisol, 2011, h.206), sedangkan untuk skala interaksi sosial tersusun atas empat aspek interaksi sosial menurut Sarwono, yaitu komunikasi, sikap, tingkah laku kelompok, dan norma

sosial (dalam Sarwono, 2013, h185-239). Penelitian ini menggunakan uji regresi linear sederhana sebagai uji hipotesis yang digunakan untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara harga diri dengan interaksi sosial pada remaja yang tinggal di panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dan interaksi sosial pada remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga di Kabupaten Purbalingga. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara harga diri dan interaksi sosial pada remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama di Kabupaten Purbalingga. Hasil uji hipotesis didapatkan angka koefisien korelasi sebesar 0,656 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif antara harga diri dan interaksi sosial pada remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga di Kabupaten Purbalingga. Nilai signifikansi sebesar p = 0,000 atau dapat dikatakan bahwa nilai p < 0,005 menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan interaksi sosial pada remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga di Kabupaten Purbalingga. Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggi harga diri maka semakin tinggi pula interaksi sosial remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga di Kabupaten Purbalingga, begitu juga

sebaliknya semakin rendah harga diri maka semakin rendah pula interaksi sosial remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara harga diri dan interaksi sosial pada remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga dapat diterima. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Widodo dan Pratitis (2013) mengenai harga diri dan interaksi sosial ditinjau dari status ekonomi orangtua, yang menunjukkan hasil bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan pada variabel harga diri dan interaksi sosial. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian Denissen, Penke, Schmitt, van Aken (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kualitas interaksi sosial dengan harga diri, orangorang dengan harga diri yang tinggi umumnya memiliki kualitas interaksi sosial yang tinggi pula. Penelitian ini menemukan bahwa berdasarkan kategorisasi interaksi sosial, remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga mayoritas memiliki skor interaksi sosial yang berada pada kategori tinggi, sedangkan sisanya berada pada kategori sangat tinggi. Tingginya kemampuan interaksi sosial remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga di Kabupaten Purbalingga dapat terlihat melalui perilaku tidak sungkan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar serta tidak malu untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Keadaan tersebut sesuai dengan pendapat Maryati dan Suryawati (2001, h.72) bahwa kemampuan interaksi sosial yang tinggi ditunjukkan melalui perilaku sering bergaul dengan orang lain, makin sering individu bergaul dengan orang lain maka individu akan terhidar dari isolasi sosial. Hasil lain yang didapatkan melalui penelitian ini adalah ditemukannya skor harga diri remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga melalui kategorisasi. Berdasarkan kategorisasi mayoritas remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga memiliki skor harga diri yang berada pada kategori tinggi, sedangkan sisanya berada pada kategori sangat tinggi. Khusus untuk remaja yang tinggal bersama keluarga, ditemukan terdapat dua remaja yang memiliki skor harga diri pada kategori rendah. Penampilan fisik merupakan suatu hal yang penting pada masa remaja, sebagian besar remaja di Kabupaten Purbalingga sangat memperhatikan penampilannya meskipun berada di lingkungan sekolah. Semakin menarik penampilan fisik maka individu akan lebih mudah diterima oleh lingkungan sekitarnya. Kondisi tersebut sesuai dengan pendapat Baron dan Byrne (2004, h.278) yang menyatakan bahwa penampilan fisik yang menarik dapat mempengaruhi ketertarikan seseorang untuk menjalin suatu hubungan. Semakin penampilan fisik dinilai menarik maka harga diri individu akan semakin tinggi. Remaja panti asuhan di Kabupaten Purbalingga dituntut untuk hidup secara mandiri, karena setiap panti asuhan hanya memiliki satu atau dua orang asuh yang tidak memungkinkan untuk mengurus semua keperluan penghuni panti

asuhan satu persatu. Kemandirian dan harga diri dapat berkorelasi satu sama lain melalui perantara kepercayaan diri. Kepercayaan diri akan muncul apabila individu memiliki harga diri yang tinggi (dalam Alwisol, 2011, h.206). Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Amyani (2010) menunjukkan bahwa kemandirian remaja berkorelasi positif dengan kepercayaan diri, hal tersebut menandakan bahwa semakin positif individu menilai dirinya maka kepercayaan diri akan meningkat sehingga kemandirian individu ikut meningkat. Hasil lain yang diperoleh melalui penelitian ini melalui uji regresi linear sederhana adalah seberapa besar sumbangan efektif variabel harga diri terhadap interaksi sosial. Sumbangan efektif harga diri terhadap interaksi sosial sebesar 43% artinya harga diri mempengaruhi interaksi sosial sebanyak 43% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan uji tambahan dengan menggunakan uji beda independent t- test, diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan interaksi sosial pada remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga. KESIMPULAN DAN SARAN Melalui analisis statistik dengan uji regresi linear sederhana diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang positif antara harga diri dan interaksi sosial pada remaja, artinya semakin tinggi skor harga diri maka semakin tinggi juga skor interaksi sosial pada remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal bersama keluarga di Kabupaten Purbalingga.

Bagi subjek yang memiliki skor harga diri dalam kategori rendah, perlu meningkatkan kemampuan dalam menghargai dirinya dengan cara lebih percaya akan kemampuannya, tidak takut untuk mencoba hal-hal yang baru, tidak raguragu untuk berkomunikasi atau mengatakan apa yang dirasakan, dan tidak menyalahkan diri atas suatu kegagalan. Interaksi sosial akan meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan individu untuk lebih menghargai dirinya. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki dan melengkapi kekurangan yang ada dalam penelitian ini, yaitu untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan jumlah sampel yang sama untuk kedua populasi agar hasilnya menjadi lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Afriantono,D.T.,& Budiani,M.S.(2013). Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri dan Interaksi Sosial Antara Siswa Sekolah Dengan Anak Jalanan Pada Usia Remaja Awal Di Wilayah Surabaya Timur. Jurnal Psikologi Universitas Negeri Surabaya, vol.1(3). Alwisol.(2011). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press. Amyani,S. (2010). Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kemandirian Santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur an Internasional Bandung. Skripsi. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Baron,R,A. Byrne,D.(2004).Psikologi Sosial.Jakarta:Erlangga. Denissen,J.J.A.,Penke,L.,Schmitt,D.P., &van Aken,M.A.G. (2008).Self-Esteem Reaction to Social Interactions: Evidence for Sociometer Mechanisms Across Days, People, and Nations. Journal of Personality and Social Psychology, vol 95(1) : 181-188.

Gerungan, W.A. (2010). Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama. Rakhmat,J. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Rosdakarya Lusiana,I. (2014). Interaksi Sosial Antara Remaja Yang Tinggal Bersama Orang Tua dan Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan. Jurnal Online Psikologi, vol.2(1) : 81-92. Maryati, K. & Suryati, J. (2001). Sosiologi Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Erlangga. Santrock.,J.W.(2007). Remaja. Jilid 1 Edisi 11. Jakarta : Erlangga. Santrock.,J.W.(2007). Remaja. Jilid 2 Edisi 11. Jakarta : Erlangga. Santrock,J.W.(2002). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup. Jilid 1 Edisi 5. Jakarta : Erlangga.. Sarwono,W.S.(2013). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Setiawati, E.,Suparno. (2010). Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya Pada Anak Soekanto,S.(2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Gafindo Persada. Widodo,A.S.,& Pratitis,N.T. (2013). Harga Diri dan Interaksi Sosial Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua. Jurnal Psikologi Indonesia, vol.2 (2) : 131-138.