BAB IV. Hasil dan Pembahasan. positif (Positive Predictive Value/PPV), nilai duga negatif (Negative Predictive

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

4. HASIL PENELITIAN. 35 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

TES DIAGNOSTIK (DIAGNOSTIC TEST)

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

30/10/2015. Penemuan Penyakit secara Screening - 2. Penemuan Penyakit secara Screening - 3. Penemuan Penyakit secara Screening - 4

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan studi

BAB I PENDAHULUAN diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut (Lester, 2004 ;

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks

BAB IV HASIL PENELITIAN. bidang penggilingan padi. Penggilingan Padi Karto terletak di Desa Bangun

BAB IV HASIL PENELITIAN. Senam Kegel pada primigravida trimester III, kemudian melakukan pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu kegawatdaruratan paling umum di bidang bedah. Di Indonesia, penyakit. kesembilan pada tahun 2009 (Marisa, dkk., 2012).

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular. Salah satu

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan prevalensi penyakit kronik degeneratif yang. berhubungan dengan usia merupakan outcome utama akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaginosis bakterial (VB) adalah suatu keadaan abnormal pada ekosistem

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah dibidang ilmu kesehatan anak,

BAB I PENDAHULUAN. berusia 37 minggu penuh. Persalinan preterm dan komplikasi yang mengiringi

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Mikrobiologi klinik dan infeksi.

Diagnostic & Screening

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam

(Maria Haryanti Butarbutar) ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh

Oleh : Duwi Basuki, Ayu Agustina Puspitasari STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (potong lintang) dengan menggunakan data sekunder berupa rekam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI TES PAP DAN IVA. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WUS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI KELURAHAN KOTABARU WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Anemia juga masih

B A B I PENDAHULUAN. pembangunan dalam segala bidang. Pertumbuhan ekonomi yang baik,

MEDIA MEDIKA INDONESIANA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA

ABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

No. Responden: B. Data Khusus Responden

NILAI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS SPUTUM BTA PADA PASIEN KLINIS TUBERKULOSIS PARU DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

LAMPIRAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 75 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 21

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

RINGKASAN. Penyakit hati kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat, tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Kemudian melakukan analisis komparasi (comparative study) dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang

1 Universitas Kristen Maranatha

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

Transkripsi:

BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian Penelitian ini meliputi penentuan sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif (Positive Predictive Value/PPV), nilai duga negatif (Negative Predictive Value/NPV), dan akurasi dari metode penapisan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) pada Primipara dan Multipara dengan baku emas (gold standard) Pap Smear. Penelitian ini dilakukan dalam upaya mengetahui akurasi IVA pada primipara dan multipara yang dibandingkan dengan akurasi diagnostik pap smear. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan suatu uji diagnostik. Uji ini mempunyai 2 variabel, yaitu variabel prediktor dan varibel hasil atau outcome. Variabel prediktor adalah hasil IVA pada primipara dan multipara, sedangkan variabel outcome adalah hasil Papsmear pada primipara dan multipara. Pemeriksaan dengan Pap smear ini akan membuktikan ada tidaknya lesi prekanker pada hasil pemeriksaan dengan menggunakan metode IVA. Hasil uji yang diteliti dengan menggunakan IVA maupun dengan baku emasnya (Pap smear) harus dapat memisahkan subyek menjadi subyek dengan positif terdapat lesi prekanker dan subyek dengan negatif terdapat lesi prekanker. Untuk itu diperlukan titik potong (cut off point) untuk menentukan 37

38 batasan antara hasil positif dan hasil negatif. Titik potong disini ditentukan oleh ada tidaknya lesi displasia pada pemeriksaan dengan IVA maupun Pap smear. Pada penelitian ini IVA dikatakan positif jika didapatkan hasil IVA positif sebagai hasil pemeriksaan dengan metode IVA, dan IVA dikatakan negatif jika didapatkan hasil IVA negatif sebagai hasil pemeriksaan dengan metode IVA. Sedangkan Pap smear dikatakan positif jika didapatkan hasil Papanicolaou klas III, IV dan V, dan dikatakan negatif jika didapatkan hasil Papanicolaou klas I dan II sebagai hasil pemeriksaan dengan menggunakan metode Pap smear. Hasil Uji diagnostik disajikan dalam bentuk tabel 2x2 seperti pada tabel 4 berikut : Tabel 1. Tabel 2 x 2 Hasil Uji Diagnostik Pap Smear IVA TOTAL POSITIF NEGATIF IVA POSITIF A c a + c IVA NEGATIF B d b + d TOTAL a + b c + d a + b + c + d Keterangan : Sel a = jumlah subyek dengan positif benar sel b = jumlah subyek dengan positif semu sel c = jumlah subyek dengan negatif semu sel d = jumlah subyek dengan negatif benar Setelah diberi batasan positif dan negatif diperoleh data pasien yang melakukan IVA dan Papsmear dengan hasil sebagai berikut :

39 Tabel 2. Uji Diagnostik Kelompok Primipara Pap Smear IVA TOTAL POSITIF NEGATIF IVA POSITIF 1 0 1 IVA NEGATIF 1 28 29 TOTAL 2 28 30 Dari 30 subjek kelompok Primipara diperoleh, 1 dinyatakan positif IVA dan 29 dinyatakan negatif IVA. Setelah dilakukan Pap Smear, ditemukan sebanyak 2 subjek yang positif Pap Smear. Sedangkan 29 subjek dinyatakan negatif IVA, setelah dilakukan Pap smear sebanyak 28 subjek dinyatakan negatif. Dari tabel 5 dapat dilakukan uji diagnostik IVA pada kelompok primipara terhadap baku emasnya meliputi : Sensitivitas : [a : (a + c)] x 100% : [1 : (1 + 1)] x 100% : 50% Spesifisitas : [d : (b + d)] x 100% : [28 : (0 + 28)] x 100% : 100% Positive Predictive Value/PPV : [a : (a + b)] x 100% : [1 : (1 + 0)] x 100% : 100%

40 Negative Predictive Value/NPV : [d : (c + d)] x 100% : [28 : (1 + 28)] x 100% : 96.6% Akurasi : [(a + d) : (a + b + c + d)] x 100% : [(1 + 28) : (1 + 0 + 1 + 28)] x 100% : 96.7% Dari hasil analisis menggunakan uji diagnostik dengan baku emas Pap smear diperoleh sensitivitas IVA pada primipara sebesar 50%, spesifisitasnya 100%, nilai duga positif sebesar 100%, nilai duga negatif 96.6%, dan akurasi sebesar 96.7%. Tabel 3. Uji Diagnostik Kelompok Multipara Pap Smear IVA TOTAL POSITIF NEGATIF IVA POSITIF 4 1 5 IVA NEGATIF 14 11 25 TOTAL 18 12 30 Dari 30 subjek kelompok multipara diperoleh, 5 dinyatakan positif IVA dan 25 dinyatakan negatif IVA. Setelah dilakukan Pap Smear, ditemukan sebanyak 18 subjek positif Pap Smear. Sedangkan 25 subjek dinyatakan negatif IVA, setelah dilakukan Pap smear sebanyak 12 subjek dinyatakan negatif. Dari tabel 6 dapat dilakukan uji diagnostik IVA pada kelompok primipara terhadap baku emasnya meliputi :

41 Sensitivitas : [a : (a + c)] x 100% : [4 : (4 +14)] x 100% : 22% Spesifisitas : [d : (b + d)] x 100% : [11 : 1 + 11)] x 100% : 91.7% Positive Predictive Value/PPV : [a : (a + b)] x 100% : [4 : (4 + 1)] x 100% : 80% Negative Predictive Value/NPV : [d : (c + d)] x 100% : [11 : (14 + 11)] x 100% : 44% Akurasi : [(a + d) : (a + b + c + d)] x 100% : [(4 + 11) : (4 + 1 + 14 + 11)] x 100% : 50% Dari hasil analisis menggunakan uji diagnostik dengan baku emas Pap smear diperoleh sensitivitas IVA pada multipara sebesar 22%, spesifisitasnya 91.7%, nilai duga positif sebesar 80%, nilai duga negatif 44%, dan akurasi sebesar 50%. Analisis untuk mengetahui hubungan antara variabel IVA dan Pap smear pada kelompok primipara dan multipara dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square. Perhitungan analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20 for windows pada komputer.

42 Tabel 4. Uji Chi Square Kelompok Pearson chi square Fisher exact test Primipara 0,000 0,067 Multipara 0,317 0,622 Dari data di tabel 7 dilakukan uji fisher exact sebagai alternatif pengganti uji Chi-Square karena nilai expected count dari sel pada tabel 5 dan tabel 6 kurang dari 5. Dari hasil uji fisher didapatkan nilai significancy pada kelompok primipara adalah 0,067 untuk 2-sided dan 0,067 untuk 1-sided sedangkan pada kelompok mutipara adalah 0,622 untuk 2-sided dan 0,318 untuk 1-sided. Karena nilai p >0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa antara variabel IVA pada kelompok primipara dan multipara dengan Pap smear tidak ada hubungan, sehingga jika didapatkan hasil positif pada IVA belum tentu memberikan hasil positif pada Papsmear, dan begitu juga sebaliknya.

43 B. Pembahasan Berdasarkan hasil uji diagnostik pada penelitian ini, didapatkan sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, dan akurasi IVA pada primipara lebih tinggi jika dibandingkan IVA pada kelompok multipara dengan gold standart Pap smear, sehingga dalam mendeteksi hasil positif lesi prekanker lebih akurat pada kelompok primipara. Perbedaan hasil deteksi IVA pada kelompok primipara dan multipara dengan baku emas Pap smear yang didapat dari penelitian ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Dari faktor Pap smear sebagai baku emas dalam penelitian ini, perbedaan hasil dapat disebabkan karena kesalahan pengambilan bahan (tidak mengenai sambungan skuamo-kolumnar), kesalahan cara pengambilan, sedian terlalu tipis atau tebal, sediaan mengandung darah atau kotoran, fiksasi terlambat atau difiksasi dengan dengan kadar kurang dari 95% serta kesalahan pada proses pengecatan. Selain itu dari faktor IVA, perbedaan hasil dapat disebabkan karena keterbatasan dan variasi kemampuan mata pemeriksa dalam mendeteksi adanya aceto white dan juga dari faktor konsentrasi asam asetat yang menurun akibat penyimpanan yang lama (Iswara, 2004). Selain itu hasil positif palsu IVA dapat juga disebabkan oleh sumber cahaya, pelatihan terhadap observer, kehadiran infeksi yang bersamaan, inflamasi dan metaplasia (Pothisuwan, et al 2011). Dinamika baru epitel metaplastik ini salah satunya disebabkan perempuan dengan paritas tinggi (multipara) terkait dengan terjadinya eversi epitel kolumner serviks selama kehamilan (Setyarini, 2009).

44 Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini, yaitu didapatkan angka kejadian positif palsu dan negatif palsu pada kelompok multipara lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok primipara. C. Kesulitan Penelitian Kesulitan mendapatkan sampel yang sesuai kriteria inklusi dan ekslusi, sehingga didapatkan jumlah yang digunakan adalah jumlah minimal sampel.