REKAYASA GEOTEKNIK DAYADUKUNG TANAH FONDASI DANGKAL (KONDISI LOCAL SHEAR) MELALUI STABILISASI TANAH DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERBAIKAN TANAH EKSPANSIV MELALUI PENAMBAHAN CaO DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAYADUKUNG TANAH UNTUK PONDASI DANGKAL

PERILAKU AKTIVITAS TANAH UNTUK MENDUKUNG INFRASTRUKTUR DI MAJALENGKA DAN SEKITARNYA

DAYADUKUNG TANAH UNTUK BERBAGAI TIPE FONDASI TAPAK PADA LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI DI BEBERAPA LOKASI, KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 15, Nomor 1, April 2017 :

GEOLOGI TEKNIK JATINANGOR: STUDI DAYADUKUNG TANAH BERDASARKAN PREDIKSI KADAR AIRTANAH UNTUK MENUNJANG ECO-CAMPUSS DI JATINANGOR

POTENSI TANAH MENGEMBANG DI KABUPATEN PURWAKARTA, JAWA BARAT

Peran Ilmu Dasar dalam Geoteknik untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan

AKTIVITAS TANAH LAPUKAN BREKSI VULKANIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEKUATAN FONDASI DI JATINANGOR

SOAL DIKERJAKAN DALAM 100 MENIT. TULIS NAMA, NPM & PARAF/TTD PADA LEMBAR SOAL LEMBAR SOAL DIKUMPULKAN BESERTA LEMBAR JAWABAN.

DAYA DUKUNG TANAH UNTUK DISPOSAL DI TAMBANG BATUABARA DAERAH PURWAJAYA, KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN...

Zufialdi Zakaria. Laboratorium Geologi Teknik Jurusan Geologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

ABSTRACT ABSTRAK. akey words : Soil activity, slope stability, soil bearing capacity, environmental management

ASPEK GEOTEKNIK DI KAWASAN PENDIDIKAN - JATINANGOR, SUMEDANG, JAWA BARAT OLEH : Zufialdi Zakaria. Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

BAB II TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DAN SILICA FUME

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

REKAYASA LERENG STABIL DI KAWASAN TAMBANG TIMAH TERBUKA PEMALI, KABUPATEN BANGKA UTARA, KEPULAUAN BANGKA

Potensi Tanah Mengembang Wilayah Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER 5CM PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR

EVALUASI LINGKUNGAN UNTUK FONDASI DI DAERAH LAPUKAN BREKSI VULKANIK, JATINANGOR, SUMEDANG, JAWA BARAT

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB III LANDASAN TEORI

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

PEMAKAIAN GARAM DAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH GEOTEKSTIL PADA KUAT DUKUNG PONDASI TELAPAK DI ATAS TANAH GAMBUT

STABILISASI TANAH EKSPANSIF DENGAN PENAMBAHAN KAPUR (LIME): APLIKASI PADA PEKERJAAN TIMBUNAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR

Hubungan Batas Cair dan Plastisitas Indeks Tanah Lempung yang Disubstitusi Pasir Terhadap Nilai Kohesi Tanah pada Uji Direct Shear

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN SOIL CEMENT MIXING SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 0 DAN 0.

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF GODONG- PURWODADI KM 50 MENGGUNAKAN PROSES ELEKTROKINETIK DENGAN STABILISATOR ACCU ZUUR DAN KAPUR

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I

STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR GAMBAR Nilai-nilai batas Atterberg untuk subkelompok tanah Batas Konsistensi... 16

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG LAPUKAN FORMASI BALIKPAPAN DI SAMBOJA, KALIMANTAN TIMUR

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

TINJAUAN VARIASI DIAMETER KOLOM KAPUR TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG LUNAK

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

TUGAS AKHIR KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG

Pengaruh Subtitusi Pasir Pada Tanah Organik Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Geser. Rizky Dwi Putra 1) Iswan 2) Lusmeilia Afriani 2)

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

Pengaruh Siklus Basah Kering terhadap Kekuatan Geser dan Ekspansivitas Campuran Kaolin Montmorillonit - Pasir

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

DAFTAR ISI... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT...

Puspita Anggraeni )1, Machfud Ridwan )2. Abstrak

ANALISIS PENGARUH STABILISASI TANAH DENGAN PASIR SUNGAI SANGATTA TERHADAP UJI GESER DAN CBR ANALYSIS OF INFLUENCE OF SOIL STABILIZATION WITH RIVER

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

STUDI VERIFIKASI METODE PENENTUAN BATAS SUSUT TANAH

EFEK CAMPURAN SOIL BINDER DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTK KUAT GESER TANAH LEMPUNG

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

Arif Rahman Putranto, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata kunci: Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Stabilitas Tanah Ekspansif dengan Penambahan Pasir untuk Tanah Dasar Konstruksi Jalan

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

NlLAI KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS (Studi Kasus Tanah Lempung, Desa Troketon, Pedan, Klaten)

STUDI EKSPERIMENTAL PEMAMPATAN DAN KEKUATAN GESER TANAH GAMBUT JAMBI SETELAH MENGALAMI PEMAMPATAN AWAL

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN AWAL BAHAYA GEOTEKNIK PONDASI PLTN: STUDI KASUS PADA CALON TAPAK DI PULAU BANGKA

KORELASI NILAI KUAT TEKAN DAN CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU BATU DAN SEMEN

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BATA MERAH TERHADAP STABILITAS TANAH LEMPUNG SEBAGAI TANAH DASAR JALAN

PEMANFAATAN MILL SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA NAMBUHAN, PURWODADI, GROBOGAN

PERILAKU TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN TANAH GADONG DAN KAPUR (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

STABILITAS TANAH LEMPUNG PERBAUNGAN DENGAN CORNICE ADHESIVE

Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi 1

Transkripsi:

REKAYASA GEOTEKNIK DAYADUKUNG TANAH FONDASI DANGKAL (KONDISI LOCAL SHEAR) MELALUI STABILISASI TANAH DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN Zufialdi Zakaria 1), Dicky Muslim 1), Agung Mulyo 1), Luthfan H. Jihadi 2) 1) Laboratorium Geologi Teknik, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran 2) Asisten Laboratorium Geologi Teknik, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran ABSTRACT Soil bearing capacity for shallow foundations usually have problem on expansive soil. Value of soil bearing capacity is low because soil variable have low value. To increase the value of soil bearing capacity, the soil quality to be improved, namely the stabilization of the soil through the addition of CaO. The Soil bearing capacity for shallow foundation with Saftey Factor = 2 and depth 1 M on the local shear conditions have increased due to the addition of CaO with the following equation: 1) Footing square shape: qa = 2,6631CaO 0,6057 (R² = 0,937; R= 0,97); 2) Footing circular shape: qa = 2,7611CaO 0,5933 (R² = 0,9369; R= 0,97); 3) Footing continuous shape: qa = 1,702 CaO 0,6764 (R² = 0,9393; R= 0,97). Environmental management for shallow foundations are required to avoid the numbers are still high activity (A> 1) and the change of CaO by acidic rain water. Environmental management for the foundation starts with selecting Safety Factor, and building load should not exceed the allowable soil bearing capacity accordance with Safety Factor chosen. The addition of CaO should not be excessive, it is recommended ratio 15% CaO of the native soil to do optimal mixing. Key words: soil bearing capacity, soil improvement, environmental management ABSTRAK Dayadukung tanah untuk fondasi dangkal biasanya menemui kendala pada tanah ekspansif, yaitu dengan nilai dayadukungnya yang rendah akibat variabel tanah mempunyai nilai kecil. Untuk meningkatkan nilai dayadukung tanah, maka kualitas tanah perlu ditingkatkan yaitu dengan perbaikan tanah melalui penambahan CaO. Nilai dayadukung tanah dengan Faktor Keamanan = 2 untuk fondasi dangkal dengan kedalaman 1 M pada kondisi local shear mengalami peningkatan akibat penambahan CaO dengan persamaan sebagai berikut: 1) Bentuk tapak Square : qa = 2,6631CaO 0,6057 (R² = 0,937; R= 0,97); 2) Bentuk tapak Circular: qa = 2,7611CaO 0,5933 (R² = 0,9369; R= 0,97); 3) Bentuk tapak Continous: qa = 1,702 CaO 0,6764 (R² = 0,9393; R= 0,97). Pengelolaan lingkungan untuk fondasi dangkal tersebut diperlukan untuk menghindari angka aktivitas yang masih tinggi (A>1) serta perubahan CaO oleh air hujan yang bersifat asam. Pengelolaan lingkungan untuk fondasi dimulai dengan pemilihan angka Faktor Keamanan, dan beban bangunan tidak boleh melebihi nilai dayadukung yang diijinkan sesuai dengan Faktor Keamanan dipilih. Penambahan CaO tidak boleh berlebihan, disarankan cukup dengan perbandingan 15% CaO dari tanah asli untuk dilakukan pencampuran. Kata kunci: dayadukung tanah, perbaikan tanah, pengelolaan lingkungan PENDAHULUAN Lokasi penelitian dilakukan di Majalengka. Daerah ini merupakan wilayah yang akan berkembang pesat dengan akan dibuatnya Bandara Internasional Kertajati di salah satu kecamatan wilayah Majalengka. Dengan adanya bandara tersebut, maka pengembangan wilayah akan berkembang pesat karena akan dibutuhkan fasilitas-fasilitas penunjang, misalnya dibutuhkannya jalan-jalan baru, bangunan-bangunan baru perkantoran dan fasilitas umumnya lainnya, ruang terbuka hijau, taman-taman kota, jembatan, restoran, rumahsakit, dan lain-lain. Infrastruktur membutuhkan kajian fondasi. Fondasi adalah bagian terbawah dari suatu bangunan yang langsung berhubungan dengan tanah atau batuan penopangnya (Zakaria, 2009). Kekuatan fondasi dapat dihitung melalui kajian analisis dayadukung tanah. Formasi batuan dan tanah lapukan mempunyai sifat keteknikan tanah masing-masing. Sebagian tanah halus mempunyai sifat ekspansif, yaitu mengembang bila basah dan mengerut bila kering. Untuk tanah yang bersifat 123

ekspansif, diperlukan perkuatan tanah agar dayadukung tanah menjadi lebih besar. BAHAN & METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan utnuk mendapatkan nilai perkuatan dayadukung tanah setelah dilakukan perbaikan tanah melalui pencampuran tanah dengan kapur. Tanah sampel pada kondisi awal, diuji mekanika tanah dan dihitung nilai dayadukung tanahnya untuk fondasi dangkal dengan kedalaman 1 Meter. Kemudian tanah dicampur dengan kapur dengan bertahap setiap berta kapur 5% dari berat tanah asli, yaitu 20%, 25%, 30%, 35%, dan 40%. Kemudian diuji kembali mekanika tanahnya, nilai dayadukung tanah dihitung kembali. Nilai dayadukung tanah ini adalah untuk fondasi dangkal dengan kedalaman 1 Meter, dan melibatkan variabel tanah yang sudah dicampur dengan kapur. Penelitian mengikuti tahap pekerjaan sebagai berikut: 1. Studi pustaka, terutama kajian batuan dan tanah di lokasi penelitian dan sekitarnya. 2. Pengambilan sampel tanah tak terganggu. 3. Uji mekanika tanah untuk mendapatkan variabel tanah (sudut geser dalam, kohesi, bobot isi tanah, analisis besar butir, batas-batas Atterberg: Indeks plastis, batas plastis, batas cair) 4. Perhitungan Angka Aktivitas (A) dengan metoda Skempton (1958, dalam Hunt, 2007) 5. Perhitungan dayadukung tanah (kondisi local shear) dengan kedalaman 1 Meter dan Faktor Keamanan = 2 pada kondisi sebelum stabilisasi tanah. 6. Pencampuran kapur (CaO) dengan tanah sampel, dibuat remolded sample, dan variabel tanahnya diuji kembali. 7. Perhitungan dayadukung tanah (kondisi local shear) setelah pencampuran dengan CaO. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis uji sampel tanah Uji tanah di Laboratorium Mekanika Tanah terhadap sampel tanah tak terganggu, didapatkan hasil sebagai berikut: kohesi, c = 1,110 T/M 2 s.d. 1,280 T/M 2 ; kadar air tanah, = 47,69% s.d. 48.83%; sudut-geser dalam, = 2,010 o s.d. 2,214 o, bobot isi tanah basah, wet = 1,651 T/M 3 s.d. 1,701 T/M 3, dengan jumlah ukuran halus sebesar 50% s.d. 53% dan Plasticity Index (PI) = 51.08 % s.d. 67.16 %. Perhitungan Angka Aktivitas (A) menggunakan cara Skempton (1958, dalam Hunt, 2007). Dayadukung tanah kondisi awal Untuk perhitungan dayadukung tanah pada kondisi awal, diambil variabel tanah terendah, yaitu merupakan kondisi terlemah bagi dayadukung tanah. Kondisi variabel tanah terlemah berada pada kondisi sebagai berikut: kohesi, c = 1,110 T/M 2 ; kadar air tanah, = 48.83 %; sudutgeser dalam, = 2,010 o, bobot isi tanah basah, wet = 1,651 T/M 3, dengan jumlah ukuran halus sebesar 53% dan Plasticity Index (PI) = 67.16 %. Pada kondisi ini dihitung nilai dayadukung tanah dengan dimensi lebar atau diameter fondasi 1 Meter, kedalaman fondasi 1 M. Faktor Keamanan = 2. Didapatkan hasil dayadukung tanah yang diijinkan (qa) pada kondisi local (local shear), adalah sebagai berikut: Bentuk tapak square, dayadukung tanah yang diijinkan (qa) = 3.918 T/M; Bentuk tapak circular, dayadukung tanah yang diijinkan (qa) =3.911 T/M 2 ; Bentuk tapak continous, dayadukung tanah yang diijinkan (qa) 3.248 T/M 2 (Tabel 1). Pencampuran tanah dengan CaO Pencampuran tanah sampel di atas dengan kapur (CaO) dilakukan untuk mengetahui peningkatan variabel tanah dan perkuatan dayadukung tanah pada kondisi tanah yang sudah diperbaiki. Pencampuran CaO (mixing) 125

Rekayasa geoteknik dayadukung tanah fondasi dangkal melalui stabilisasi tanah dan pengelolaan lingkungan (Zufialdi Zakaria, Dicky Muslim, Agung Mulyo, & Luthfan H. Jihadi) dengan tanah asli tersebut dilakukan dengan cara membuat remolded sampel kemudian ditimbang beratnya, kemudian ditambahkan CaO setiap 5% dari berat tanah tadi. Percobaan dilakukan untuk penambahan CaO sebanyak 5 kali, yaitu pada kondisi 20%, 25%, 30%, 35%, dan 40%. Masing-masing variabel tanah berubah. Terjadi penurunan nilai kohesi (c, T/M 2 ), kadar air tanah (w, %), Batas Plastis (PL, %), Indeks Plastis (IP, %), Batas Cair (LL, %), dan angka aktivitas (A, %), namun terjadi peningkatan nilai sudut-geser dalam (, o ) dan bobot isi tanah basah ( wet, T/M 3 ). Hasil uji beberapa variabel diperlihatkan pada Tabel 2. Hubungan antara penurunan nilai aktivitas (A) dan penambahan CaO (Gambar 1) diperlihatkan dalam persamaan: A = 4.7291CaO -0.588 (R²= 0.9093, R=0.95). Dayadukung tanah dan penambahan CaO Pencampuran CaO pada lempung telah menurunkan Angka Aktivitas (A) dan meningkatkan dayadukung tanah (qa) untuk fondasi dangkal. Hubungan antara penambahan kapur (CaO) dengan kenaikan dayadukung tanah (qa) untuk fondasi dangkal kedalaman 1 M dengan F = 2 pada kondisi local shear diperlihatkan pada Tabel 3. Grafik hubungan penambahan CaO dengan dayadukung tanah (qa) untuk bentuk tapak square, circular, dan continuous diperlihatkan pada Gambar 2 dan Gambar 3. Untuk bentuk tapak square, didapatkan persamaan sebagai berikut: qa = 2,6631CaO 0,6057 (R² = 0,937; R= 0,97). Untuk bentuk tapak circular, persamaan sebagai berikut: qa = 2,7611CaO 0,5933 (R² = 0,9369; R= 0,97). Untuk bentuk tapak continous, didapatkan persamaan sebagai berikut: qa = 1,702 CaO 0,6764 (R² = 0,9393; R= 0,97) Arahan Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan lingkungan untuk fondasi dimulai dengan pemilihan angka Faktor Keamanan. Beban bangunan tidak boleh melebihi nilai dayadukung yang diijinkan sesuai dengan Faktor Keamanan dipilih. Penambahan CaO tidak boleh berlebihan. Untuk menghindari angka aktivitas yang masih tinggi (A>1) serta perubahan CaO oleh air hujan yang bersifat asam, disarankan cukup dengan perbandingan sedikitnya 15% CaO dari tanah asli untuk dilakukan pencampuran. Pada kondisi pencampuran 15%, angka aktivitas turun menjadi < 1. Pada kondisi tersebut pula, dayadukung tanah meningkat. Pada kondisi pencampuran CaO 15 % tersebut, jika ada sifat ekspansif tanah, maka sifat aktivitasnya dapat dikurangi. KESIMPULAN Dayadukung tanah lempung dengan Faktor Keamanan = 2 untuk fondasi dangkal dengan kedalaman 1 M pada kondisi local shear, dapat mengalami peningkatan kekuatan dayadukungnya melalui pencampuran dengan CaO. Pada kondisi awal (tanpa pencampuran CaO), dayadukung tanahnya antara 3,248 sampai 3,918 T/M 2. Melalui pencampuran tanah lempung dengan CaO 15%, dayadukung tanah menjadi lebih besar, antara 10,63 sampai 13,77 T/M 2. Untuk menghindari perubahan CaO oleh air hujan yang bersifat asam, disarankan cukup dengan perbandingan 15% CaO. Pencampuran CaO 15 % cukup menurunkan angka aktivitas tanah menjadi <1 untuk mengurangi sifat aktivitasnya. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ketua LPPM dan Rektor Universitas Padjadjaran atas terselenggaranya penelitian ini. Penelitian ini merupakan sebagian dari penelitian lain yang didanai oleh Dana DIPA Unpad, sesuai dengan Keputus- 126

an a.n. Rektor Unpad, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat tentang Penetapan Pelaksanaan Penugasan Skema Unggulan Perguruan Tinggi, Nomor: 19/UN6.R/ PL/2014, Tgl. 17 Januari 2014. DAFTAR PUSTAKA Bowles, J. E., 1984, Physical and geotechnical properties of soils, McGraw-Hill, Inc., 2nd ed., International student ed., 578 p. Bowles, J. E., 1997, Foundation Analysis and Design, McGraw-Hill. 624 p. Brotodihardjo, A.P.P.,,1990, Masalah Geoteknik di Sekitar Rencana Terowong-an/Saluran irigasi Karedok Kanan, DAS Cimanuk, Proceedings Pertemuan Ilmiah Tahunan IAGI XIX, 11-13 Desember 1990, hal. 132-142. Mudjihardjo, D., Sucipto, & Cindarto, 1997, Karakteristik Tanah Ekspansif Studi Kasus Rencana Pabrik Glukose Cimalaya- Cikampek, Bulletin Pusair, No. 25, Th. VII, September 1997, ISSN: 0852-5919. hal. 16-24. Hardiyati, S., 2003, Studi potensi mengembang dan kekuatan tanah lempung ekspansif dengan dan tanpa kapur akibat siklus berulang basah-kering, Thesis Magister, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, unpublish, 118 hal. Hunt, R.E., 2007, Geologic Hazards, a field guide for geotechnical engineers, CRC Press, p. 184-196 Tabel 1. Hasil perhitungan awal dayadukung tanah pada kondisi local shear dengan F = 2 Footing : SQUARE CIRCULAR CONTINOUS depth(m) q(a) q(a) q(a) 0.100 3.056 3.050 2.386 0.200 3.152 3.145 2.482 0.300 3.248 3.241 2.577 0.400 3.344 3.337 2.673 0.500 3.439 3.433 2.769 0.600 3.535 3.528 2.865 0.700 3.631 3.624 2.960 0.800 3.727 3.720 3.056 0.900 3.822 3.816 3.152 1.000 3.918 3.911 3.248 1.100 4.014 4.007 3.343 127

Rekayasa geoteknik dayadukung tanah fondasi dangkal melalui stabilisasi tanah dan pengelolaan lingkungan (Zufialdi Zakaria, Dicky Muslim, Agung Mulyo, & Luthfan H. Jihadi) Tabel 2. Hasil uji beberapa variabel tanah pada setiap penambahan CaO Cao % c, T/M 2 derajat wet, T/M 3 A 20 4.210 10.243 1.498 0.86 25 4.060 15.037 1.531 0.66 30 3.890 16.373 1.534 0.63 35 3.210 21.556 1.624 0.60 40 3.020 25.723 1.702 0.55 Gambar 1. Hubungan angka aktivtas A versus penambahan CaO 128

Tabel 3. Hubungan antara penambahan kapur (CaO) dengan kenaikan dayadukung tanah (qa) untuk fondasi dangkal kedalaman 1 M dengan F = 2 pada kondisi local shear No Percobaan Berat lempung gr Berat kapur % / Gr Angka Aktivitas Dayadukung tanah (T/M 2 ) pada kondisi local shear SQUARE CIRCULAR CONTINOUS Cao A q(a) q(a) q(a) P1 20 0.86 16.34 9 16.311 12.987 P2 25 0.66 19.45 4 19.384 15.577 P3 100 30 0.63 19.99 6 19.91 16.083 P4 35 0.60 22.00 9 21.833 18.099 P5 40 0.55 26.07 4 25.782 21.765 Gambar 2. Grafik hubungan penambahan CaO dengan dayadukung tanah (qa) untuk bentuk tapak square pada kondisi local-shear 129

Rekayasa geoteknik dayadukung tanah fondasi dangkal melalui stabilisasi tanah dan pengelolaan lingkungan (Zufialdi Zakaria, Dicky Muslim, Agung Mulyo, & Luthfan H. Jihadi) Gambar 3. Grafik hubungan penambahan CaO dengan dayadukung tanah (qa) untuk bentuk tapak circular dan continuous kondisi local-shear 130