BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research). Menurut Wardhani (2007: 1.4), penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (1) analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan dengan dibantu oleh guru mitra yang bertugas sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

Transkripsi:

27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di kelas VA SD Negeri 1 Metro Barat tahun pelajaran 2011/2012 dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan bercerita siswa melalui metode inquiry berdasarkan teks cerita fiksi. 3.2 Setting Penelitian 3.2.1. Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri 1 Metro Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 24 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. 3.2.2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 1 Metro Barat, Desa Mulyosari, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro.

28 3.2.3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 selama kurang lebih lima bulan. Kegiatan penelitian dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi sampai penulisan laporan hasil penelitian (bulan Agustus sampai Desember 2011). 3.3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam penelitian ini digunakan teknik tes dan nontes. 3.3.1 Teknik tes merupakan prosedur atau cara pengumpulan data tentang hasil belajar siswa, tes yang digunakan adalah tes lisan. 3.3.2 Teknik nontes, merupakan prosedur atau cara pengumpulan data untuk mengumpulkan data aktivitas siswa dan kinerja guru. Teknik nontes berupa observasi kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. 3.4. Alat Pengumpulan Data 3.4.1 Lembar observasi, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode inquiry. 3.4.2 Tes digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam kegiatan bercerita.

29 3.5. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. 3.5.1 Analisis Kualitatif Digunakan untuk menganalisis aktivitas belajar siswa, serta menganalisis kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. a. Nilai aktivitas siswa diperoleh dengan rumus: NP = Keterangan: NP = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum dari tes yang ditentukan 100 = bilangan tetap Diadaptasi dari Purwanto (2008: 102). b. Analisis kinerja guru diperoleh dengan rumus: NP= Keterangan: NP = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh SM = skor maksimum ideal 100 = bilangan tetap Diadaptasi dari Purwanto (2008: 102). Kategori aktivitas siswa dan kinerja guru: 86% - 100% = Sangat Baik 71% - 85% = Baik 56% - 70% = Cukup

30 41% - 55% = Kurang 26% - 40% = Kurang Sekali. (Adaptasi dari Arikunto, 2007: 17). 3.5.2 Analisis Kuantitatif Digunakan untuk menghitung hasil tes keterampilan siswa dalam penguasaan materi yang diajarkan guru, yaitu keterampilan siswa dalam bercerita. Adapun aspek yang dinilai dalam tes bercerita antara lain: (1) keruntutan dalam menceritakan, (2) kejelasan penggunaan bahasa, (3) penggunaan bahasa nonverbal, dan (4) keberanian bercerita. Nilai tes keterampilan bercerita tiap siswa diperoleh dengan rumus: NP = Keterangan: NP = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum dari tes yang ditentukan 100 = bilangan tetap Diadaptasi dari Purwanto (2008: 102). Untuk menghitung persentase ketuntasan tes keterampilan bercerita siswa secara klasikal, digunakan rumus sebagai berikut: Diadaptasi dari Aqib, dkk (2009:41).

31 3.6. Indikator Keberhasilan Pembelajaran Pembelajaran dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila, aktivitas siswa dan kinerja guru mencapai persentase sebesar 75% dan keterampilan bercerita siswa secara klasikal mencapai minimal 75% siswa mendapatkan nilai 70 sesuai dengan KKM (diadaptasi dari Depdiknas, 2008:5). 3.7. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, di mana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali namun dilaksanakan beberapa kali hingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), mengobservasi tindakan (observing) dan melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (Hopkins dalam Arikunto, 2006: 105). Empat kegiatan utama pada setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut.

32 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Perencanaan Siklus I Pelaksanaan Siklus I Refleksi Siklus I Observasi Siklus I Siklus II Perencanaan Siklus II Pelaksanaan Siklus II Refleksi Siklus I Observasi Siklus II Siklus III Perencanaan Siklus III Pelaksanaan Siklus III Refleksi Siklus III Observasi Siklus II Pembuatan Laporan Gambar 3.1 Siklus penelitian tindakan kelas adaptasi dari Arikunto, 2006: 74.

33 3.8 Urutan Tindakan Penelitian 1. Siklus I a. Perencanaan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran bercerita melalui metode inquiry pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VA SD Negeri 1 Metro Barat, maka peneliti melakukan persiapan sebagai berikut: a. Menganalisis pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan dalam pembelajaran bercerita. b. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS), sumber belajar (buku paket), dan teks cerita rakyat. c. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung serta instrumen penilaian keterampilan bercerita. b. Pelaksanaan Pada siklus I, kompetensi dasar yang akan disampaikan adalah Mengidentifikasi Unsur-unsur Cerita Tentang Cerita Rakyat dengan materi pembelajarannya adalah Mengidentifikasi Alur, Amanat dan Tema cerita. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran bercerita melalui metode inquiry terdapat beberapa langkah, antara lain: 1. Diawali dengan membuka pelajaran dan memotivasi siswa untuk semangat belajar.

34 2. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Siswa mendengarkan guru bercerita, judul ceritanya yaitu Asal Usul Beras Ketan. 4. Guru menjelaskan tentang peristiwa cerita (alur), tema dan amanat cerita berdasarkan cerita yang telah dibacakan oleh guru. 5. Siswa dibagi menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari empat siswa. 6. Guru menyediakan dua judul cerita yaitu, Asal Usul Danau Toba dan Asal Usul Candi Prambanan. Kemudian perwakilan tiap kelompok mengambil amplop yang di dalamnya berisi salah satu dari cerita tersebut. 7. Siswa diberi waktu selama lima menit untuk membaca cerita dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru (pertanyaan ada di LKS), kemudian siswa menuliskan jawaban sementara dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS. 8. Siswa secara kelompok mencari jawaban yang sebenarnya dengan membaca cerita secara seksama. 9. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok. 10. Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menyimpulkan jawaban dan menuliskan jawaban di LKS. 11. Siswa menyampaikan diskusi kelompok, kelompok yang memiliki cerita yang sama memberikan tanggapan. 12. Guru menanggapi dan membahas hasil diskusi siswa.

35 13. Setelah siswa menyampaikan dan membahas hasil diskusi, siswa diberi waktu untuk memahami kembali cerita yang telah dibaca. 14. Secara bergantian siswa menceritakan kembali cerita yang telah dibaca dengan cara mengembangkan peristiwa-peristiwa penting dalam cerita sesuai dengan jalan cerita/alur yang telah didiskusikan bersama kelompok. 15. Guru memeriksa jalan cerita apakah sistematis, logis atau padu sesuai dengan alur cerita. 16. Siswa yang lainnya diminta untuk menanggapi penampilan dari temannya yang maju. 17. Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 18. Siswa diberi penguatan dan pesan-pesan moral. c. Observasi Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa serta observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. d. Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. Kemudian berdasarkan

36 analisis hasil aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil keterampilan bercerita dari siklus I, guru bersama peneliti merumuskan keunggulan dan kelemahan yang ada pada siklus I yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan siklus II. 2. Siklus II a. Perencanaan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran bercerita melalui metode inquiry pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VA SD Negeri 1 Metro Barat, maka peneliti melakukan persiapan sebagai berikut: 1. Menganalisis pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan dalam pembelajaran bercerita. 2. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, LKS, sumber belajar (buku paket), dan teks cerita rakyat. 3. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung serta instrumen penilaian keterampilan bercerita. b. Pelaksanaan Pada siklus II, kompetensi dasar yang akan disampaikan adalah Mengidentifikasi Unsur-unsur Cerita Tentang Cerita Rakyat dengan materi pembelajarannya adalah Mengidentifikasi Penokohan Cerita. Model bercerita yang digunakan pada siklus II yaitu menceritakan kembali. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran bercerita melalui metode inquiry terdapat beberapa langkah, antara lain:

37 1. Diawali dengan membuka pelajaran dan memotivasi siswa untuk semangat belajar. 2. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Siswa mendengarkan guru bercerita, dengan judul Asal Usul Beras Ketan. 4. Guru mengajak siswa untuk menemukan nama-nama tokoh, peran tokoh, dan watak tokoh dalam cerita Asal Usul Beras Ketan. 5. Siswa dibagi menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari empat siswa. 6. Guru menyediakan dua judul cerita yaitu, Legenda Gunung Batu Bangkai dan Bawang Merah dan Bawang Putih. Kemudian perwakilan tiap kelompok mengambil amplop yang di dalamnya berisi salah satu dari cerita tersebut. 7. Siswa diberi waktu selama lima menit untuk membaca cerita dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru (pertanyaan ada di LKS), kemudian siswa menuliskan jawaban sementara dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS. 8. Siswa secara kelompok mencari jawaban yang sebenarnya dengan membaca cerita secara seksama. 9. Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok. 10. Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menyimpulkan jawaban dan menuliskan jawaban di LKS.

38 11. Siswa menyampaikan diskusi kelompok, kelompok yang memiliki cerita yang sama memberikan tanggapan. 12. Guru menanggapi dan membahas hasil diskusi siswa. 13. Setelah siswa menyampaikan dan membahas hasil diskusi, siswa diberi waktu untuk memahami kembali cerita yang telah dibaca. 14. Secara bergantian, siswa menceritakan kembali cerita yang telah dibaca di depan kelas sesuai dengan teks cerita yang telah dibaca. 15. Siswa yang lainnya diminta untuk menanggapi penampilan dari temannya yang maju. 16. Guru memberikan penguatan kepada siswa, dan membahas bagaimana cara bercerita yang baik. 17. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 18. Siswa diberi penguatan dan pesan-pesan moral. 19. Di akhir pembelajaran guru memberikan tes evaluasi hasil belajar. c. Observasi Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa serta observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. d. Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. Hasil

39 analisis yang dilakukan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. Kemudian berdasarkan analisis hasil aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil keterampilan bercerita dari siklus II, guru bersama peneliti merumuskan keunggulan dan kelemahan yang ada pada siklus II yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan siklus III. 3. Siklus III a. Perencanaan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran bercerita melalui metode inquiry pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VA SD Negeri 1 Metro Barat, maka peneliti melakukan persiapan sebagai berikut: a. Menganalisis pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan dalam pembelajaran bercerita. b. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, LKS, sumber belajar (buku paket), dan teks cerita rakyat. c. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung serta instrumen penilaian keterampilan bercerita. b. Pelaksanaan Tindakan Pada siklus II, kompetensi dasar yang akan disampaikan adalah Mengidentifikasi Unsur-unsur Cerita Tentang Cerita Rakyat dengan materi pembelajarannya adalah Mengidentifikasi Latar

40 Cerita. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran bercerita melalui metode inquiry terdapat beberapa langkah, antara lain: 1. Diawali dengan membuka pelajaran dan memotivasi siswa untuk semangat belajar. 2. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Siswa mendengarkan guru bercerita, dengan judul Bawang Merah dan Bawang Putih. 4. Guru mengajak siswa untuk menemukan latar dalam cerita Bawang Merah dan Bawang Putih. 5. Siswa dibagi menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari empat siswa. 6. Guru menyediakan dua judul cerita yaitu, Lutung Kasarung dan Malin Kundang. Kemudian perwakilan tiap kelompok mengambil amplop yang di dalamnya berisi salah satu dari cerita tersebut. 7. Siswa diberi waktu selama lima menit untuk membaca cerita dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru (pertanyaan ada di LKS), kemudian siswa menuliskan jawaban sementara dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS. 8. Siswa secara kelompok mencari jawaban yang sebenarnya dengan membaca cerita secara seksama. 9. Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok.

41 10. Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menyimpulkan jawaban dan menuliskan jawaban di LKS. 11. Siswa menyampaikan diskusi kelompok, kelompok yang memiliki cerita yang sama memberikan tanggapan. 12. Guru menanggapi dan membahas hasil diskusi siswa. 13. Setelah siswa menyampaikan dan membahas hasil diskusi, siswa diberi waktu untuk memahami kembali cerita yang telah dibaca. 14. Secara bergantian, siswa menceritakan kembali cerita yang telah dibaca di depan kelas sesuai dengan teks cerita yang telah dibaca. 15. Siswa yang lainnya diminta untuk menanggapi penampilan dari temannya yang maju. 16. Guru memberikan penguatan kepada siswa, dan membahas bagaimana cara bercerita yang baik. 17. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 18. Siswa diberi penguatan dan pesan-pesan moral. c. Observasi Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa serta observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

42 d. Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis sehingga hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. Untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan digunakan data yang berasal dari data observasi, setelah selesai selanjutnya dianalisis sesuai teknik yang ditentukan untuk diolah, digeneralisasikan agar diperoleh simpulan yang akurat.