BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

SISTEM KERJA. Nurjannah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. terpapar bising melebihi 90 db di tempat kerjanya. Diperkirakan lebih dari 20 juta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk beradaptasi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik maupun psikis terhadap tenaga kerja. Secara umum, faktor bahaya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEJARAH & PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja. manusia. Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan tenaga yang berlebih karena adanya hubungan dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan. di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

BAB I PENDAHULUAN. International Labour Organization (ILO) (ILO, 2003) diperkirakan di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki AFTA,WTO dan menghadapi era globalisasi seperti saat

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

IV-138 DAFTAR ISTILAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

TUGAS INDIVIDU HIGIENE LINGKUNGAN KERJA ANALISIS HIGIENE LINGKUNGAN KERJA DI BATIK EL-DYNA. Oleh : ELVI DINA YUNIATI D

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999 T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

Lingkungan Kerja. Dosen Pengampu : Ratih Setyaningrum,MT.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi manusia. Salah satu faktor penting di antaranya adalah cahaya dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat tertentu.temperature kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar matahari (AM.Sugeng Budiono, 2003: 37). Produksi panas tubuh tergantung dari kegiatan fisik tubuh. Panas sebenarnya merupakan energi kinetik gerak molekul yang secara terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar. Kondisi temperature kerja yang kurang sesuai, seperti suhu lingkungan kerja yang terlalu panas atau dingin, dapat menimbulkan masalah kesehatan pekerja. Temperature kerja panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin, terlebih bagi negara tropis seperti Indonesia di mana suhu dan kelembaban udara sehari-hari relatif tinggi. Temperature kerja panas apabila dihubungkan dengan panas metabolisme tubuh maka terjadilah tekanan panas. Apabila tekanan panas ini dibiarkan maka akan menyebabkan kelelahan (Erwi, 2004). Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. 1

Penelitian lain di Amerika menunjukkan terjadi 400 kematian setiap tahun diakibatkan oleh temperature panas (Moreau dan Daater, 2005). Di Jepang dari tahun 2001-2003 dilaporkan 483 orang tidak masuk kerja selama lebih dari 4 hari karena penyakit akibat temperature panas. Dari 483 tersebut 63 orang meninggal(kamijodannose, 2006). Di Indonesia angka keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan secara umum ternyata masih rendah.berdasarkan data organisasi buruh international di bawah PBB (ILO), Indonesia menduduki peringkat ke 26 dari 27 negara. Aktivitas fisik yang mempunyai kontribusi terhadap temperature panas adalah aktivitas yang menyebabkan terjadinya peningkatan panas metabolik dalam tubuh sesuai dengan intensitas pekerjaan. Terjadinya tekanan panas adalah melalui kombinasi dari beberapa faktor (lingkungan, pekerjaan dan pakaian) dan cenderung untuk meningkatkan suhu inti tubuh, detak jantung/denyut nadi, dan keringat(bernard, 2002). Sedangkan menurut pengertian yang dikeluarkan oleh OSHA, tekanan panas adalah ketika terdapat suatu pekerjaan yang berhubungan dengan temperatur udara yang tinggi, radiasi dari sumber panas, kelembaban udara yang tinggi, pajanan langsung dengan benda yang mengeluarkan panas, atau aktifitas fisik secara terus menerus yang mempunyai potensi tinggi untuk menimbulkan tekanan panas. Nilai Ambang Batas (NAB) untuk temperature kerja adalah situasi kerja yang masih dapat dihadapi oleh tenaga kerja dalam pekerjaan sehari-hari yang tidak mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus menerus tidak melebihi dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.nab terendah untuk ruang kerja adalah 27,5 o C dan NAB tertinggi untuk ruang kerja adalah 32 o C, tergantung pada beban kerja dan pengaturan waktu kerja.temperature panas lebih dari nilai ambang batas akan mengakibatkan kelelahan karena tubuh berusaha 2

menyeimbangkan kondisi panas antara tubuh dan lingkungannya sedangkan temperature panas kurang dari nilai ambang batas tidak mengakibatkan kelelahan dikarenakan suhu iklim kerja yang nyaman. Menurut Rida Farastiawati (2013) tentang hubungan tekanan panas dengan kelelahan tenaga kerja secara subyektif pada unit spinning di PT Argo Pantesmenunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tekanan panas di tempat kerja dan kelelahan pada tenaga kerja di unit spinning PT. Argo Pantes, Tbk Tangerang. Demikian juga Bassarudin (2008) yang menyebutkan hubungan tekanan panas dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian produksi di PT. Hok Tong memiliki hubungan yang bermakna. Kelelahan adalahsuatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.kelelahan diatur secara sentral oleh otak.pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat parasimpatis).istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh.kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan fisik dan kelelahan mental (Tarwaka 2011).Ciri-ciri kelelahan adalah penurunan kesiagaan dan perhatian, penurunan dan hambatan persepsi, depresi, sakit kepala, vertigo, gangguan fungsi paru dan jantung, kecemasan, kesulitan tidur (Gilmer dan Cameron 2010). PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia merupakan anak perusahaan dari PT. Garuda Indonesia. PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia merupakan perusahaan yang berfokus pada perawatan dan perbaikan pesawat terbang beserta komponen-komponennya. Dalam melakukan perawatan dan perbaikan pada pesawat terbang PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia memiliki 5 fasilitas gedung yaitu Hangar 1,2,3, Workshop 1,2, Engineshop, dan GSE. 3

Dimana pada setiap masing-masing unit produksi tersebut tidak lepas dari faktor resiko kecelakaan pada pekerja. Area kerja workshop 1 merupakan ruangan yang digunakan untuk membongkar pasang ban pesawat, perbaikan alat-alat lain dengan menggunakan mesin-mesin bubut, pres, bor, dll.unit Laundry merupakan ruangan yang digunakan untuk mencuci, menyetrika, dan packanging sarung bangku pesawat.berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara awal para pekerja mengeluhkan bahwa lingkungan kerja di bagian Laundry panas.kemudian berdasarkan pengukuran tekanan panas yang dilakukan oleh pihak K3 di PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia melebihi nilai ambang batas (NAB).Hasil pengukuran dilakukan di 2 tempat yaitu lokasi laundry A sebesar 27 o C dan lokasi laundry B sebesar 33 o C. Temperature panas yang melebihi NAB dengan timbulnya kelelahan kerja disebabkan karena tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi panas antara tubuh dan lingkungannya, sehingga pengeluaran energi lebih besar, mengakibatkan cepat lelah, menurunnya prestasi kerja, dan memperpanjang waktu reaksi dan pengambilan keputusan. PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia pada pekerja yang bekerja pada lingkungan suhu sejuk mengalami kelelahan kerja karena beban kerja walaupun suhu lingkungan kerja tidak panas. Berdasarkan masalah diatas maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai pengaruh tekanan panas terhadap kelelahan pada pekerja di unit laundry PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia. 4

1.2 Identifikasi Masalah Kelelahan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh temperature panas saja, melainkan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1) Getaran Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya (Kepmenaker = 13/MEN/2011). Getaran yang melebihi nilai ambang batas akan mengakibatkan kelelahan. PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia pada pekerja forklift mengalami getaran seluruh tubuh namun tidak mengalami kelelahan kerja karena pekerja forklift tersebut tidak terpapar getaran secara terus menerus. 2) Iklim Kerja Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya (Kepmenaker = 51/MEN/1999). Suhu yang terlalu rendah dapat menimbulkan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi sistem tubuh, sedangkan suhu terlalu tinggi akan menyebabkan kelelahan dengan akibat menurunnya efisiensi kerja, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, aktivitas organ-organ pencernaan menurun, suhu tubuh meningkat, dan produksi keringat meningkat (Rasjid et al. 1989: 14). PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia pada pekerja yang bekerja pada lingkungan suhu sejuk mengalami kelelahan kerja karena beban kerja walaupun suhu lingkungan kerja tidak panas. 5

3) Kebisingan Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang tidak dikehendaki karena pada tingkat atau intensitas tertentu dapat menimbulkan gangguan, terutama merusak alat pendengaran. Kebisingan akan mempengaruhi faal tubuh seperti gangguan pada saraf otonom yang ditandai dengan bertambahnya metabolisme, bertambahnya tegangan otot sehingga mempercepat kelelahan (Setiarto, 2002: 14). PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia pada pekerja yang bekerja di lingkungan kebisingan tidak mengalami kelelahan kerja karena tidak terpapar kebisingan secara terus-menerus. 4) Pencahayaan Pencahayaan ditempat kerja merupakan salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-benda ditempat kerja. Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang memungkinkan tenaga kerja melihat pekerjaan dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan. Pencahayaan tempat kerja memiliki nilai ambang batas 200 lux (Kepmenkes RI = 1405/MENKES/SK/X1/2002). PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia memiliki setiap ruangan dimana pencahayaannya <NAB namun para pekerja tidak mengalami kelelahan kerja. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan teori yang ditemukan bahwa banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan. Oleh karena itu, peneliti membatasi variabel yang mempengaruhi kelelahan berdasarkan kemampuan peneliti yang ditinjau dari berbagai 6

aspek, faktor yang akan diteliti adalah tekanan panas saja yang mempengaruhi kelelahan pada pekerja di unit Laundry.Alasan peniliti memilih tekanan panas adalah pada saat dilakukan safety patrol ke unit laundry peneliti merasakan bahwa di unit tersebut memiliki temperature panas yang cukup tinggi dikarenakan oleh mesin serta ventilasi udara yang kurang baik.kemudian para pekerja yang mengaku bahwa selama bekerja merasakan ketidaknyamanan karena tekanan panas di unit tersebut, serta belum pernah ada penelitian sebelumnya mengenai temperature panas di unit laundry. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian adalah Apakah ada pengaruh temperature panas terhadap kelelahan pada pekerja di unit laundry PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia? 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui pengaruh temperature panas terhadap kelelahan pada pekerja di unit laundry PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia 1.5.2 Tujuan Khusus 1. Mengukur temperature panas di unit laundry PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia 7

2. Menggambarkan kelelahan pada pekerja di unit laundry PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia 3. Menganalisis pengaruh temperature panas terhadap kelelahan pada pekerja di unit laundry PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Mahasiswa Dapat memperoleh pengetahuan mengenai pengaruh temperature panas terhadap kelelahan pada pekerja di perusahaan industry. 1.6.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat Dapat memberikan masukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengetahui pengaruh tekanan panas terhadap kelelahan pada pekerja di perusahaan industry. 1.6.3 Bagi PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Dapat menjadi bahan masukan dan informasi demi meningkatkan kualitas kinerja, serta sebagai pertimbangan dalam menentukan langkah apa yang paling tepat untuk mengurangi temperature panas. 8