BUPATI POLEWALI MANDAR KEPUTUSAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR: KPTS/540/152/HUK TENTANG PERSETUJUAN PERPANJANGAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI TAHAP III KEPADA PT. BUMI PERTIWI MAKMUR Menimbang BUPATI POLEWALI MANDAR, : a. bahwa berdasarkan hasil evaluasi teknis kegiatan eksplorasi terhadap PT. BUMI PERTIWI MAKMUR masih ada beberapa tahapan dalam kegiatan eksplorasi pada tahap II yang belum dilaksanakan, maka dipandang perlu untuk Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Tahap III; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4374); 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4027); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Propinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111); 12. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Usaha Pertambangan Rakyat (Lembaran Daerah Kabupaten Polewali mandar Tahun 2013 Nomor 5); Memperhatikan : 1. Surat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara Nomor: 3594/30/DEM/2010, tanggal 25 Oktober 2010 Perihal Penerbitan IUP Eksplorasi; 2. Surat Direktur Utama PT. BUMI PERTIWI MAKMUR Nomor: 15/BPM/I/2014, tanggal 16 Januari 2014 Perihal Permohonan Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi;
Menetapkan : MEMUTUSKAN: KESATU : Memberikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Tahap III kepada : Nama Nama Komisaris : PT. BUMI PERTIWI MAKMUR : RUDY TANAIR Pemegang saham perusahaan dengan mencantumkan : Nilai / persentasi saham : 1. 000.000.000 / 100% Nama pemegang saham : RUDY TANAIR Pekerjaan Pemegang saham : Wiraswasta (untuk perseroan) Alamat : Jl. Mulawarman No. 11 Balikpapan Kalimantan Timur Kewarganegaraan : Indonesia Pemegang Saham/Negara Perusahaan : Indonesia Alamat : Jl. Mulawarman No. 11 Balikpapan Kalimantan Timur Nomor Telepon : ( 0542 ) 743616 Nomor Fax : ( 0542 ) 743621 Komoditas : Mineral logam (Bijih Besi) DMP Lokasi Penambangan Desa/Kelurahan : Tapango, Tapango Barat Palatta, Landikanusuan dan Tapua Kecamatan : Tapango, Matangnga dan Mapilli Kabupaten : Polewali Mandar Provinsi : Sulawesi Barat Kode Wilayah : 001/DP&E/BPM-IUP/III/2014 Luas : 4.475 (Ha) Dengan Peta dan daftar koordinat WIUP yang diterbitkan oleh Kepala Dinas Pertambangan dan Energi an. Bupati Polewali Mandar sebagaimana tercantum dalam lampiran I dan II Keputusan ini. Jangka Waktu Berlaku IUP Eksplorasi : 1 Tahun Jangka Waktu Tahap Kegiatan ( sesuai komoditas tambang ). KEDUA : Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi mempunyai hak untuk melakukan kegiatan, Eksplorasi dan study kelayakan dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) untuk jangka waktu 1 tahun terhitung mulai tanggal ditetapkannya Keputusan ini sampai dengan tanggal 4 Maret Tahun 2015. KETIGA : Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Tahap III ini dilarang dipindahtangankan kepada pihak lain tanpa Persetujuan Bupati, dan apabila dilakukan pemindahtanganan tanpa persetujuan Bupati maka Izin Usaha Pertambangannya akan dicabut.
KEEMPAT : PT. BUMI PERTIWI MAKMUR pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Tahap III dalam melaksanakan kegiatannya mempunyai hak dan kewajiban, sebagaimana tercantum dalam lampiran III Keputusan ini. KELIMA : Selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kerja setelah diterbitkannya Keputusan ini sudah harus menyampaikan Rencana Kerja Anggaran dan Biaya (RKAB) kepada Bupati untuk mendapat persetujuan. KEENAM : Terhitung sejak 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak persetujuan Rencana Kerja Anggaran dan Biaya (RKAB) sebagaimana dimaksud dalam diktum kelima Pemegang IUP Eksplorasi Tahap III sudah harus memulai aktifitas di lapangan. KETUJUH : Tanpa mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan maka IUP Eksplorasi Tahap III dapat diberhentikan sementara, dicabut, atau dibatalkan, apabila pemegang IUP eksplorasi Tahap III tidak memenuhi kewajiban dan larangan sebagaimana dimaksud dalam diktum ketiga, keempat, dan kelima dalam Keputusan ini. KEDELAPAN : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Polewali pada tanggal 4 Maret 2014 BUPATI POLEWALI MANDAR, ANDI IBRAHIM MASDAR
LAMPIRAN I KEPUTUSAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : KPTS/540/152/HUK TANGGAL : 4 MARET 2014 PETA LOKASI
LAMPIRAN II KEPUTUSAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : KPTS/540/152/HUK TANGGAL : 4 MARET 2014 TITIK KOORDINAT WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP EKSPLORASI TAHAP III). LOKASI PROVINSI KABUPATEN KOMODITAS LUAS WILAYAH KODE WILAYAH : Sulawesi Barat : Polewali Mandar : Mineral Logam (Biji Besi) : 4.475 Ha : 001/DP&E/BPM-IUP/III/2014 NO GARIS BUJUR, BUJUR TIMUR (BT) BUJUR BARAT (BB) GARIS LINTANG, LINTANG UTARA (LU) / LINTANG SELATAN (LS) BT/BB LU/LS 1 119 10 26,40 BT 03 16 18,12 LS 2 119 14 42,36 BT 03 16 18,12 LS 3 119 14 42,36 BT 03 19 00,12 LS 4 119 13 38,92 BT 03 19 00,12 LS 3 119 13 38,92 BT 03 19 30,00 LS 4 119 10 26,40 BT 03 19 30,00 LS BUPATI POLEWALI MANDAR, ANDI IBRAHIM MASDAR
LAMPIRAN III KEPUTUSAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : KPTS/540/152/HUK TANGGAL : 4 MARET 2014 Hak dan Kewajiban A. Hak 1. memasuki WIUP sesuai dengan peta dan daftar koordinat; 2. melaksanakan kegiatan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Tahap III (Penyelidikan Umum, eksplorasi, study kelayakan dan AMDAL), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. membangun fasilitas penunjang kegiatan IUP Eksplorasi Tahap III (Penyelidikan Umum, eksplorasi, study kelayakan dan AMDAL), di dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP); 4. dapat mengajukan permohonan untuk sewaktu-waktu menghentikan kegiatan IUP Eksplorasi Tahap III disetiap bagian atau beberapa bagian Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dengan alasan bahwa kelanjutan dari kegiatan IUP Eksplorasi Tahap III tersebut tidak layak atau praktis secara komersial maupun karena keadaan kahar, keadaan yang menghalangi sehingga menimbulkan penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan; 5. mengajukan permohonan pengusahaan mineral lain yang bukan merupakan asosiasi mineral utama yang diketemukan dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP); 6. mengajukan pernyataan tidak berminat terhadap pengusahaan mineral lain yang bukan merupakan asosiasi mineral utama yang diketemukan dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP); 7. memanfaatkan sarana dan prasrana umum untuk keperluan kegiatan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Tahap III (Penyelidikan Umum, eksplorasi, study kelayakan dan AMDAL) setelah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan; 8. mengajukan permohonan izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan atas mineral atau batubara yang tergali; 9. mengajukan permohonan tertulis untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan ketahap kegiatan IUP Operasi Produksi pada sebagian atau beberapa wilayah dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP). B. Kewajiban 1. memilih yurisdiksi pada Pengadilan Negeri tempat dimana lokasi Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) berada; 2. mendirikan kantor perwakilan di lokasi tempat dimana Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) berada; 3. melaporkan rencana investasi; 4. menyampaikan Rencana Kerja Anggaran dan Belanja (RKAB) selambatlambatnya pada bulan November yang meliputi rencana tahun depan dan realisasi kegiatan setiap tahun berjalan kepada Bupati dengan tembusan kepada menteri dan gubernur; 5. menyampaikan laporan Kegiatan Triwulanan yang harus diserahkan dan jangka waktu 30 (Tiga Puluh) hari setelah akhir dari triwulan takwin secara berkala kepada Bupati dengan tembusan kepada Menteri dan Gubernur; 6. apabila ketentuan batas waktu penyampaian Rencana Kerja Anggaran dan Belanja (RKAB) dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada angka 5 (lima) dan 6 (enam) tersebut di atas terlampaui, maka pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi akan diberikan peringatan tertulis;
7. menyampaikan Rencana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (RPPM) sekitar wilayah pertambangan sebagai bagian dari RKAB kepada Bupati Polewali Mandar; 8. memenuhi ketentuan perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 9. membayar iuran tetap setiap tahun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 10. menyusun AMDAL atau UKL/UPL sesuai ketentuan peraturan perundangundangan dan merupakan bagian dari dokumen studi kelayakan; 11. menyusun dokumen reklamasi dan dokumen pasca tambang berdasarkan pada dokumen studi kelayakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 12. menyusun dokumen Rencana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (RPPM) setempat; 13. menempatkan dana jaminan reklamasi dan pasca tambang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 14. mengangkat seorang kepala teknik tambang yang bertanggung jawab atas kegiatan IUP Eksplorasi Tahap III, keselamatan dan kesehatan Kerja pertambangan serta pengelolaan lingkungan pertambangan; 15. permohonan Peningkatan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Tahap III untuk Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasional produksi harus diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa izin ini dengan dilengkapi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 16. kelalaian atas ketentuan tersebut pada butir 16, mengakibatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Tahap III berakhir menurut hukum dan segala usaha pertambangan dihentikan. Dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak berakhirnya Keputusan ini pemegang IUP harus mengangkat keluar segala sesuatu yang menjadi miliknya, kecuali benda-benda/ bangunan-bangunan yang dipergunakan untuk kepentingan umum; 17. menerapkan kaidah pertambangan yang baik; 18. mengelola keuangan sesuai dengan sistem akutansi Indonesia; 19. melaporkan pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat secara berkala; 20. melaporkan dan menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung sumber daya air yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 21. mengutamakan pemamfaatan tenaga kerja setempat barang dan jasa dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 22. mengikutsertakan seoptimal mungkin pengusaha lokal yang ada di daerah tersebut; 23. mengutamakan penggunaan perusahaan jasa pertambangan lokal dan/atau nasional serta menyampaikan data dan pelaksanaan penggunaan usaha jasa penunjang secara berkala atau sewaktu-waktu apabila diperlukan; 24. dilarang melibatkan anak perusahaan dan/atau apiliansinya dalam bidang usaha pertambangan di WIUP yang di usahakannya, kecuali dengan izin Menteri; 25. menyerahkan seluruh data hasil kegiatan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Tahap III kepada Bupati dan ditembuskan kepada menteri dan Gubernur; 26. melaporkan pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai bagian laporan berkala; 27. memberikan ganti rugi kepada pemegang hak atas tanah dan tegakan yang terganggu akibat kegiatan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Tahap III; 28. mengajukan permohonan penghentian kegiatan IUP eksplorasi dan pengembalian WIUP; 29. melaporkan mineral atau batubara yang tergali pada saat pelaksanaan kegiatan IUP eksplorasi Tahap III;
30. menyampaikan laporan akhir kegiatan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Tahap III berupa laporan akhir kegiatan,laporan akhir kegiatan eksplorasi, laporan akhir studi kelayakan, termasuk laporan pemetaan untuk seluruh WIUP yan antara lain meliputi : a. peta-peta yang menunjukan semua tempat dalam wilayah kegiatan eksplorasi dimana pemegan IUP talah mengadakan pemboran atau menggali sumur-sumur; b. salinan daftar dari lubang bor (Drilling log) dan sumur-sumur tersebut serta hasil pemeriksaan dari contoh yang telah diambil dan dianalisa; c. salinan dari setiap peta geologi denagan skala 1: 50.000 dan geofisika, serta geokimia dari wilayah kegiatan eksplorasi; dan d. peta topografi dengan skala 1 : 50.000. 32. menyampaikan laporan studi kelayakan mencakup: a. suatu penyelidikan geologi yang mendalam dan pembuktian endapanendapan bijih dalam WIUP termasuk cadangan-cadangan bijih/batubara yang terukur, terunjuk dan terkira sepanjang diperlukan bagi kelayakan ekonomis daripada pengusahaan untuk dipertimbangkan dan pengujianpengujian serta pengambilan contoh endapan-endapan yang bernilai tersebut sesuai dengan rencana kerja yang telah disetujui; b. suatu pengamatan dan informasi yang terinci mengenai lokasi untuk kegiatan operasi yang termasuk dalam pengusahaan berikut penyiapan peta-peta dan gambar-gambar yang berhubungan dengan mengenai lokasi lokasi tersebut; c. suatu study kelayakan teknis dan ekonomis mengenai penambangan, pengangkutan, pemuatan dan pengapalan bijih/batubara, konsentratkonsentrat dan hasil dalam bentuk lain dari WIUP, termasuk penyelidikan teknis tentang kemungkinan lokasi pelabuhan, jalan-jalan penghubung dari tambang ke pelabuhan sungai dan cara pengangkutan lain yang cocok; d. suatu penyelidikan tentang setiap kemungkinan pengaruh pengangkutan dengan menggunakan tongkan atau kapal; e. suatu penyelidikan tentang lokasi dan rancang bangun lapangan terbang dan termasuk fasilitas pelabuhan dan pendaratan, apabila dianggap perlu; f. penyelidikan dan perencanaan bagi pengembangan yang berhubungan dengan kemungkinan tetap sesuai, termasuk rancang bangun fasilitas perumahan dan fasilitas sosial, kebudayaan dan kemasyarakatan sejauh diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mungkin berkembang akibat kegiatan-kegiatan perusahaan dalam waktu 5 (lima) tahun setelah dimulainya periode operasi; g. suatu studi tentang kebutuhan tenaga kerja dikemudian hari untuk pengusahaan dengan memperkirakan jenis dan lamanya pelatihan yang diperlukan untuk menjamin penggantian tenaga kerja asing oleh tenaga kerja Indonesia dan penggunaan tenaga kerja setempat semaksimal mungkin sejalan dengan operasi yang aman dan efisien dari pengusahaan; h. studi dampak fisik mengenai pengaruh yang akan timbul terhadap lingkungan hidup sebagai akibat kegiatan pengusahaan, studi tersebut akan dilakukan dengan berkonsultasi dengan konsultan independen yang memenuhi persyaratan; i. suatu penyelidikan tentang jumlah dan jenis usaha setempat yang mungkin diperlukan untuk melayani kebutuhan pengusahaan dan pemukiman tetap yang mungkin berkembang dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah dimulainya operasi produksi; j. penelitian metalurgi dan pemasaran untuk menentukan perolehan hasil mineral dan penjualannya, serta kontrak penjualannya; k. penelitian pemasaran untuk menetukan kemampuan hasil batubara dan kemungklinan penjualan batubara yang telah ditingkatkan mutunya serta persyaratan kontrak yang sesuai terhadap produk yang dapat dijual;
l. suatu penyelidikan pendahuluan tentang kelayakan mendirikan fasilitas peleburan dan pemurnian, yang cukup untuk memperkirakan modal dan biaya operasi serta kemungkinan sumber tenaga listrik yang diperlukan dikemudian hari; m. suatu analisa keuangan yang menyeluruh, berdasarkan kriteria yang tepat untuk suatu usaha pertambangan, atas aliran kas (cash flow) yang prospek dan tingkat pengembalian (rate of return) dari pengusahaan; n. suatu penyelidikan tentang fasilitas penyediaan air yang sesuai untuk keperluan usaha pertambangan, industri dan pemukiman tetap; o. study dan penyelidikan yang lengkap sehubungan dengan hal-hal berikut: 1) kelayakan dan biaya untuk membangun fasilitas telekomonikasi yang sesuai; 2) kelayakan dan biaya peembangunan serta fasilitas pengoperasian untuk penyediaan tenaga listrik yang diperlukan bagi konstruksi, penambangan, industri, dan pemukiman tetap sehubungan dengan pengusahaan. 33. rencana pengolahan dan pemurnian di dalam negeri; 34. wajib melakukan penciutan wilayah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 35. memelihara, menjaga dan membiayai apabila terjadi kerusakan sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas umum, yang digunakan selama pelaksanaan eksplorasi; 36. apabila terdapat mineral pengikut lainnya diluar mineral Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Tahap III yang diterbitkan, maka wajib mendapat izin baru yang tidak berasosiasi dengan mineral induknya atau mineral yang mendapat izin. BUPATI POLEWALI MANDAR, ANDI IBRAHIM MASDAR