BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupanya tidak akan terlepas dari pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mengacu pada fase usia remaja di atas, siswa Sekolah Menengah Atas. seperti kebutuhan akan kepuasan dan kebutuhan akan pengawasan.

pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. kata lain, setiap individu ingin mengembangkan potensi-potensi atau kemampuankemampuan

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat diri mereka berbeda dari orang lain. Tingkat lanjutan dari proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memerankan peran yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pembaharuan di bidang pendidikan telah dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB V HASIL PENELITIAN. Berdasarkan data valid kepercayaan diri remaja dan prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN AKTUALISASI DIRI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 BAURENO-BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang didirikan oleh pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Dalam kegiatan pembelajaran inilah siswa menimba ilmu. menyelesaikan permasalahannya dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi, dengan komunikasi kita

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Integritas adalah salah satu kunci kesuksesan hidup siswa. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibentuk. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Hal ini berarti juga bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional adalah. pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia yang serba modern dan kehidupan yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan moral siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang-orang yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Suasana belajar yang terkondisikan dengan baik antarsiswa akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. solidaritas di antara individu maupun kelompok. dengan yang lain atau (give and take) melalui berbicara atau saling menukar tanda

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan serangkaian yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diajarkan di institusi-institusi pendidikan, baik ditingkat SD,

mungkin terjadi proses interaksi bila satu unsur yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam meningkatkan kualitas hidup kreativitas sangatlah penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Di tengah-tengah kehidupan moderen dan pesatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya manusia

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perilaku hidup bersih dan sehat yang selanjutnya dalam penilitian ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang diarahkan pada peningkatan intelektual dan emosional anak

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi mengenai hasilhasil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mencerna informasi dan mengadaptasi perubahan yang berlangsung sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada berbagai aspek diantaranya penegetahuan,sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari luar diri (eksternal) individu. Faktor internal sangat mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupanya tidak akan terlepas dari pendidikan. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dimulai sejak manusia dilahirkan sampai tutup usia, sepanjang ia mampu menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Bab I Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan masyarakat, bangsa dan Negara. Menurut Syafnuddin (2004:65), pendidikan dilaksanakan bukan hanya sekedar untuk mengejar nilai-nilai, melainkan memberikan pengarahan kepada setiap orang agar dapat bertindak dan bersikap dengan benar sesuai dengan kaidahkaidah dan spirit keilmuan yang dipelajari. Untuk mencapai tujuan pendidikan, sekolah sebagai lembaga formal merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam memberi pengaruh terhadap pembentukan karakter dan pengetahuan seseorang. Lingkungan sekolah juga merupakan tempat terjadinya interaksi sosial baik guru dengan siswa atau siswa dengan siswa dalam hal ini berkaitan dengan pembentukan karakter kepribadian siswa. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari interaksi sosial, 1

2 dalam suatu interaksi sosial individu tentunya ingin diterima oleh orang lain tanpa adanya suatu tekanan, ancaman maupun penolakan. Interaksi sosial yang dilakukan oleh individu tersebut merupakan salah satu bentuk dari aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengatur diri sendiri sehingga bebas dari berbagai tekanan, baik yang berasal dari dalam diri maupun di luar diri (Asmadi,2008). Kemampuan seseorang membebaskan diri dari tekanan internal dan eksternal dalam pengaktualisasian dirinya menunjukkan bahwa orang tersebut telah mencapai kematangan diri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa aktualisasi diri pada hakekatnya adalah hasil dari pematangan diri, dan tidak semua orang dapat mencapai aktualisasi diri tersebut secara penuh. Kemampuan aktualisasi diri sangat penting bagi perkembangan siswa karena dengan kemampuan aktualisasi diri, siswa dapat mengembangkan bakat serta potensinya secara optimal, maka ketika siswa memiliki kemampuan aktualisasi diri yang rendah, mereka akan mengalami hambatan dalam mengembangkan bakat serta potensinya secara optimal. Kurangnya kemampuan aktualisasi diri dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya kurang menyadari potensi diri, pengaruh lingkungan, maupun pola asuh orang tua. Keadaan tersebut tentu tidak sesuai dengan konsep dari aktualisasi diri, yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur diri sendiri sehingga bebas dari berbagai tekanan, baik yang berasal dari dalam diri maupun di luar diri. Kemampuan aktualisasi diri antara siswa yang satu dengan yang lain tentu berbeda, bergantung pada faktor-faktor pendukung maupun faktor yang menghambat siswa dalam mengaktualisasikan diri.

3 Untuk mengoptimalkan aktualisasi diri siswa itu sendiri maka pemahaman tentang kepercayaan diri itu diperlukan. Lauster (dalam Ghufron dan Risnawita, 2014:34) mendefenisikan kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab. proses aktualisasi diri seorang siswa akan terhambat karena kurang memiliki rasa percaya diri, ini ditunjukkan oleh perilaku siswa yang kurang mencerminkan bahwa ia memiliki rasa percaya diri, misalnya sering malu atau takut ketika ingin bertanya pada guru, mencontek karena tidak yakin atas kemampuannya, mudah dipengaruhi oleh orang lain, hal ini mempengaruhi proses aktualisasi diri siswa. Perlu diketahui bahwa kepercayaan diri bukanlah satusatunya hal yang harus dikuasi oleh individu dalam melakukan proses aktualisasi diri. Hal lain yang perlu dikuasai individu dalam melakukan aktualisasi diri adalah komunikasi interpersonal. Manusia dalam hubunganya dengan manusia lainya, selalu ingin mengetahui apa yang ada di lingkungan sekitarnya, dan apa yang ada dalam dirinya. Rasa ingin tahu inilah menuntut manusia untuk berkomunikasi agar mampu menggali apa yang ada dalam dirinya. Komunikasi interpersonal dilakukan untuk berbagai tujuan atau karena berbagai alasan, bisa juga dilakukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan juga menangani konflik, atau juga sekedar untuk saling bertukar informasi dan memenuhi kebutuhan sosial kita

4 untuk berinteraksi dengan orang lain, dalam artian bahwa komunikasi interpersonal dilakukan untuk memperbaiki persepsi kita terhadap diri kita sendiri. Berdasarkan pengalaman peneliti dengan mengamati tindakan siswa ketika melaksanakan PPLT, masih ada siswa yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya. Banyak siswa yang kurang semangat saat mengikuti pelajaran, malas untuk hadir ke sekolah, bolos, bersikap semena-sema dikelas, tidak menghargai guru, tidak menghargai teman sekelas, terjerumus dalam kenalan remaja. Hal ini dipengaruhi siswa belum memiliki rasa percaya diri, dan komunikasi interpersonal siswa yang kurang baik, sehingga siswa cenderung menutup diri dan kurang yakin akan kemampuanya. Selain itu, hasil observasi melalui wawancara dengan guru yang dilakukan oleh peneliti di sekolah SMA Budi Murni 2 Medan masih ada siswa yang belum mampu mengaktualisasikan dirinya, siswa sering melakukan perkelahian, tidak menghargai teman sekelas, tidak berani mengungkapkan pendapat atau sanggahan dalam diskusi, masih ada siswa yang kurang beretika ketika berbicara dengan guru dan teman sekelas, bolos pada jam pelajaran berlangsung. Hal-hal tersebut dipengaruhi karna siswa kurang memiliki rasa percaya diri, dan komunikasi interpersonal yang tidak baik. Karena seharusnya sebagai seorang siswa remaja atau siswa SMA sudah lebih menyadari akan keberadaan dirinya baik di lingkungan sekolah ataupun diluar sekolah sehingga bisa mengoptimalkan kemampuannya sebagai seorang siswa, akan tetapi hal tersebut tidak sesuai dengan hal yang semestinya.

5 Hal ini sesuai dengan hal penelitian yang telah dilakukan oleh Puspitaningsih dan Nursalim mengenai Hubungan Rasa Percaya Diri dan Komunikasi Interpersonal dengan Aktualisasi Diri pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Baureno-Bojonegoro. Bahwasanya diperoleh hasil penelitian dimana kepercayaan diri dan komunikasi interpersonal memiliki hubungan pada aktualisasi diri. Sehingga siswa dengan memiliki rasa percaya diri dan komunikasi interpersonal yang baik mampu meningkatkan aktualisasi dirinya dalam lingkungan sekolah dan dalam mengikuti proses pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan serangkaian penelitian yang berjudul : Pengaruh Kepercayaan Diri dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Aktualisasi Diri Siswa SMA Budi Murni 2 Medan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka yang menjadi identifikasikasi masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Siswa kurang mampu mengaktualisasikan kemampuannya dalam proses pembelajaran. 2. Siswa kurang memiliki kepercayaan diri ketika berhubungan dengan orang lain. 3. Kurangnya kemampuan siswa dalam berkomunikasi interpersonal yang baik antar siswa di lingkungan sekolah.

6 4. Kurangnya kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan kemampuannya dalam proses pembelajaran. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis membatasi masalah yang diteliti agar penelitian tidak terlalu luas. Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Kepercayaan diri yang diteliti adalah kepercayaan diri dalam mengikuti proses pembelajaran pada siswa/i kelas XI IPS SMA Katolik Budi Murni 2 Medan T.A.2016/2017. 2. Komunikasi interpersonal yang diteliti adalah komunikasi interpersonal antarsiswa di lingkungan sekolah dan dalam proses pembelajaran pada siswa/i kelas XI IPS SMA Katolik Budi Murni 2 Medan T.A.2016/2017. 3. Aktualisasi diri yang diteliti adalah kesadaran akan peranya sebagai siswa/i kelas XI IPS SMA Katolik Budi Murni 2 Medan T.A.2016/2017. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh kepercayaan diri terhadap aktualisasi diri pada siswa kelas XI IPS SMA BUDI MURNI 2 MEDAN Tahun ajaran 2016/2017? 2. Apakah terdapat pengaruh komunikasi interpersonal terhadap aktualisasi diri pada siswa kelas XI IPS SMA BUDI MURNI 2 MEDAN Tahun ajaran 2016/2017?

7 3. Apakah terdapat pengaruh kepercayaan diri dan komunikasi interpersonal terhadap aktualisasi diri pada siswa kelas XI IPS SMA BUDI MURNI 2 MEDAN Tahun ajaran 2016/2017? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan judul dan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap aktualisasi diri siswa kelas XI IPS SMA BUDI MURNI 2 MEDAN Tahun ajaran 2016/2017. 2. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap aktualisasi diri siswa kelas XI IPS SMA BUDI MURNI 2 MEDAN Tahun ajaran 2016/2017. 3. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri dan komunikasi interpersonal terhadap aktualisasi diri siswa kelas XI IPS SMA BUDI MURNI 2 MEDAN Tahun ajaran 2016/2017. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh kepercayaan diri dan komunikasi interpersonal terhadap aktualisasi diri siswa. 2. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk lebih memperhatikan kepercayaan diri dan komunikasi interpersonal siswa dalam mengaktualisasikan dirinya didalam kelas XI IPS SMA BUDI MURNI 2 MEDAN Tahun ajaran 2016/2017 3. Sebagai sumber informasi bagi pembaca ataupun yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh kepercayaan diri dan komunikasi

8 interpersonal terhadap aktualisasi diri dan Sebagai bahan referensi bagi akademi Fakultas Ekonomi UNIMED