BAB I PENDAHULUAN juta orang saat ini diseluruh dunia. Serta diperkirakan sekitar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: DIAH NIA HERASWATI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko tinggi tertular Demam Dengue (DD). Setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya ini cenderung menurun bersamaan dengan terus membaiknya

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB l PENDAHULUAN. manusia. Nyamuk yang memiliki kemampuan menularkan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

Penyakit DBD merupakan masalah serius di Provinsi Jawa Tengah, daerah yang sudah pernah terjangkit penyakit DBD yaitu 35 Kabupaten/Kota.

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dan dalam waktu yang relatif singkat. Penyakit jenis ini masih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) bertujuan untuk mewujudkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional karena upaya memajukan bangsa tidak akan efektif apabila tidak memiliki

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

Fajarina Lathu INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, ditularkan

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB I PENDAHULUAN. dan tantangan yang muncul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial ekonomi dan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Haemorraghic Fever

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. yaitu Den-1, Den-2, Den-3, Den-4 dan yang terbaru adalah Den-5.

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I PENDAHULUAN. virus dari golongan Arbovirosis group A dan B. Di Indonesia penyakit akibat

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR)

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Aedes,misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat

GAMBARAN FAKTOR KEBERHASILAN KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG DALAM PROGRAM KAWASAN BEBAS JENTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, dengan ciri

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, setiap tahun virus dengue menginfeksi kurang lebih 50-100 juta orang saat ini diseluruh dunia. Serta diperkirakan sekitar 500.000 orang dengan penyakit DBD parah memerlukan perawatan inap setiap tahunya. Sekitar 2,5 miliyar orang serta lebih dari 40% dari populasi di dunia sekarang beresiko terkena penyakit DBD.(1) Di Indonesia penyakit DBD merupakan penyakit berbahaya selama 50 tahun ini kasus penyakit semakin bertambah, dilihat dari sisi jumlah maupun penyebaranya. Dilihat secara menyeluruh terjadi penurunan angka kematian yang disebabkan oleh virus Dengue yaitu mencapai 1%, tetapi angka penyebaran penyakit masih sangat tinggi 27,6 kasus / 100.000 penduduk.(2) Penyakit Demam Berdarah adalah termasuk kategori masalah serius bagi Provinsi Jawa Tengah, karena terdapat 35 kabupaten/kota sudah pernah terjangkit penyakit Demam Berdarah. Angka kesakitan/ Incidence Rate (IR) DBD di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebanyak 36,2/100.000 penduduk, lebih rendah disbanding tahun 2013 (45,53/100.000 penduduk). Hal demikian berarti bahwa IR DBD di Jawa Tengah lebih rendah dari target nasional (<51/100.000 penduduk), namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan target RPJMD (<20/100.000). Angka kesakitan tertinggi di kota semarang sebesar 97,31/100.000 penduduk, terendah di kota salatiga sebesar 4,97/100.000 penduduk. Pihak kesehatan akan 1

2 melakukan penyelidikan epidemilogi di daerah yang terjadi kasus Demam Berdarah, perawatan terhadap pasien dan melakukan pencegahan..(3) Penyebab banyaknya kasus penyebaran demam berdarah di kota Semarang dikarenakan iklim yang tidak stabil dan curah hujan yang tinggi pada musim penghujan merupakan tempat bertelurnya nyamuk Aedes Aegepty, selain itu juga di karena tidak maksimalnya kegiatan PSN di masyarakat yang akan menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit DBD di beberapa kabupaten/kota. Angka kematian/ Case Fatality Rate (CFR) DBD tahun 2014 sebesar 1,7%, lebih tinggi dibanding tahun 2013 (1,2%), dan masih lebih tinggi dibandingkan dengan target nasional maupun RPJMD (<1%). Angka kematian lebih dari 1% sebanyak 23 kabupaten/kota. Kabupaten Wonogiri mempunyai angka kematian tertinggi yaitu sebesar 9,3% dan ada 4 kabupaten/kota dengan angka kematian 0% yaitu Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kota Magelang, dan Kota Salatiga. Pada bulan Januari November 2013 terdapat 16.401 orang yang menderita Demam Berdarah, 279 orang meninggal dunia dan 4,95 per 10.000 penduduk menderita Demam Berdarah, kasus ini lebih banyak daripada tahun 2006 hanya sebanyak 3,37 per 10.000 penduduk. (3) Pada tahun 2014 hanya terdapat 17 kelurahan yang tidak mengalami Demam Berdarah. Kelurahan tersebut adalah Polaman, Wates, Ngadirgo, Purwosari (Mijen), Trimulyo, Pindrikan Kidul, Mangkang Kulon, Cabean, Karang Malang, Karanganyar, Kandri, Pakintelan, Terboyo Wetan, Randugarut, jatirejo, Wonoplumbon, Kaliwiru. Terdapat 5 kelurahan yang

3 mempunyai kasus Demam Berdarah terbanyak yaitu terdapat di kecamatan Mijen. Incidence Rate Kecamatan Tembalang DBD 166,89/100.000 penduduk menduduki peringkat IR DBD Kecamatan Tertinggi Kota Semarang. Pada urutan kedua Kecamatan Genuk 126,12/100.000 dan Kecamatan Ngaliyan diurutan ketiga dengan IR DBD 106,10/100.000. Kecamatan dengan IR terendah adalah Kecamatan Tugu dengan IR 43,37/100.000. Target incidence rate (IR) DBD nasional Tahun 2014 adalah 51 per 100.000 penduduk, sedangkan semarang 220 (berdasarkan renstra Dinas Kesehatan Kota Semarang). Empat kelurahan atau 2,3% kelurahan tidak mencapai target IR DBD Kota Semarang yaitu Banjardowo, Ngaliyan, Bangunharjo, dan Bulusan. Untuk target IR DBD nasional ada 118 kelurahan atau 66,7 kelurahan di Kota Semarang yang tidak memenuhi target nasional. Puskesmas Rowosari berada di wilayah Kecamatan Tembalang Kabupaten Semarang. Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari terdiri dari 5 kelurahan meliputi : Kelurahan Rowosari, Kelurahan Meteseh, Kelurahan Tembalang, Kelurahan Kramas dan Kelurahan Bulusan. Jumlah kasus DBD 69 penderita pada tahun 2013. Pada tahun 2014 jumlah kasus DBD 68 penderita mengalami penurunan dan pada tahun 2015 jumlah kasus DBD 101 penderita mengalami peningkatan.(4) Perlunya kegiatan PSN yang berkesinambungan, dan PSN ini merupakan program pemerintah yang paling diandalkan berupa pengasapan (fogging) dengan Malathion dan penaburan Abate Temephos. Sebab kedua cara penanggulangan dengan menggunakan zat kimia ini belum memberikan hasil yang optimal, dalam arti tidak dapat menaikkan angka

4 bebas jentik (ABJ) atau lebih besar dari 95. Padahal nilai angka bebas jentik (ABJ) yang kurang dari 95 berarti Virus Dengue masih mempunyai peluang menular. Berdasarkan data awal yang didapatkan peneliti pada bulan April tahun 2016 di puskesmas Rowosari terdapat 5 kelurahan yang masih memiliki nilai angka bebas jentik (ABJ) yang rendah yaitu, Kelurahan Meteseh angka bebas jentiknya 75% belum mencapai target dengan jumlah sebesar 29 kasus pada tahun 2015. Kelurahan yang kedua adalah Kelurahan Bulusan angka bebas jentiknya 80% dengan jumlah sebesar 29 kasus. Kelurahan selanjutnya adalah Kelurahan Kramas angka bebas jentiknya 83% dengan jumlah 25 kasus. Kelurahan Rowosari angka bebas jentiknya 85% dengan jumlah 17 kasus, dan Kelurahan yang terakhir yaitu Kelurahan Tembalang angka bebas jentiknya 88% dengan jumlah 18 kasus. Berdasarkan data diatas, Kelurahan Meteseh memiliki Angka Bebas Jentik Terendah yaitu sebesar 75%. Padahal nilai angka bebas jentik (ABJ) yang kurang dari 95% berarti Virus Dengue masih mempunyai peluang menular. Di Kelurahan Mateseh sendiri terdapat 30 RW (rukun warga) yang tersebar di wilayahnya. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada bulan Mei tahun 2016 di Kelurahan Meteseh terhadap 20 orang pada saat melakukan wawancara dan observasi tentang pemberantasan sarang nyamuk dan didapat 8 responden pengetahuanya kurang mengenai pemberantasan sarang nyamuk dan 12 responden pengetahuannya bagus tentang pemberantasan sarang nyamuk. Dari 8 responden yang pengetahuannya kurang mengenai pemberantasan sarang nyamuk, 5 diantaranya tinggal di RW III. Di RW III masih memiliki nilai angka bebas

5 jentik (ABJ) yang rendah yaitu 66,67%. Dapat dilihat dari hasil pemantauan jentik dan perilaku 3M Plus di RW III Kelurahan Mateseh masih belum diterapkan dengan optimal. Terbukti masih banyaknya botol bekas yang disimpan di dalam rumah, bak mandi yang kotor, dan tempayan yang tidak bersih di lingkungan RW III. Walaupun upaya selama ini yang dilakukan oleh petugas puskesmas dalam mencegah penyakit demam berdarah dengue sudah cukup optimal dengan penyuluhan, pemberantasan sarang nyamuk dan pencegahan lainnya di masyarakat, tetapi kejadian demam berdarah dengue selalu berulang setiap tahun. Hal tersebut disebabkan kebiasaan masyarakat Kelurahan Mateseh khususnya yang tinggal di lingkungan RW III yang masih sering menumpuk sampah di dalam rumah menjadi tempat bersarangnya jentik nyamuk. Serta kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan yang masih sangat rendah. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan komitmen dengan praktik masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian yang di rumuskan sebagai berikut : Bagaimana Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Praktik Masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016?

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan komitmen dengan praktik masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan tentang pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016. b. Mendeskripsikan sikap terhadap pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016. c. Mendeskripsikan praktik pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di RW IIII Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016. d. Mendiskripsikan komitmen masyarakat terhadap pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016. e. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan praktik pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016. f. Menganalisis hubungan antara sikap dengan praktik pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016.

7 g. Menganalisis hubungan antara komitmen masyarakat dengan praktik pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai bahan informasi mengenai pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue. 2. Bagi Keilmuan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi ilmu pengetahuan di bidang kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue. 3. Bagi Masyarakat Menambah informasi kepada masyarakat tentang pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue

8 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Nama Judul Penelitian / lokasi / tahun 1. Anton Sitio Hubungan perilaku tentang pemberantasan sarang nyamuk dan kebiasaan keluarga dengan kejadian demam berdarah dengue di kecamatan medan perjuangan kota medan tahun 2008 2. Lukman Waris, Windy Tri Yuana Pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap demam berdarah dengue di kecamatan batulicin kabupaten tanah bumbu provinsi Kalimantan Selatan tahun 2013 Metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah analytic explanatory research dengan pendekatan case control study Jenis penelitian ini cross sectional. Hasil Penelitian Ada hubungan antara perilaku tentang pemberantasan sarang nyamuk dan kebiasaan keluarga dengan kejadian demam berdarah dengue. Ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku dengan demam berdarah dengue. 3.Raflin Abdullah Gambaran perilaku masyarakat dalam mencegah DBD di Desa Labanu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo Penelitian Observasion al Deskriftif Desain penelitian yang diambil adalah survey Cross Sectional Kesimpulan penelitian ini pengetahuan responden dalam tingkat pengetahuan baik, sedangkan untuk kategori sikap dan tindakan responden dalam tingkat kurang baik.

9 Berdasarkan penelitian diatas makan ada beberapa perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel bebas yaitu perilaku dan kebiasaan, variabel terikatnya yaitu kejadian demam berdarah dengue. Data dikumpulkan melalui menggunakan kuesioner sedangkan pada penelitian ini data yang dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Tempat dan tahun penelitiannya juga berbeda dimana penelitian pertama di kecamatan medan perjuangan kota medan, sedangkan pada penelitian ini di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016. `Pada penelitian yang kedua perbedaanya terletak pada variabel bebas yaitu pengetahuan dan perilaku, variabel terikatnya yaitu demam berdarah dengue sedangkan penelitian yang saya gunakan menggunakan variabel bebas ialah pengetahuan, sikap, komitmen dan variabel terikatnya ialah praktik masyarakat di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016. Tempat penelitiannya juga berbeda dimana penelitian kedua di kecamatan batulicin kabupaten tanah bumbu provinsi Kalimantan Selatan, sedangkan pada penelitian ini di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016. Pada penelitian yang ketiga perbedaanya terletak pada variabel bebas yaitu perilaku masyarakat dan variabel terikatnya yaitu mencegah DBD sedangkan penelitian yang saya gunakan menggunakan variabel bebas ialah pengetahuan, sikap, komitmen dan variabel terikatnya ialah praktik masyarakat dalam melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue. Tempat penelitiannya juga berbeda dimana penelitian ketiga di Desa Labanu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo.Sedangkan yang saya teliti di RW III Kelurahan Meteseh di dapatkan ABJ nya masih rendah dikarenakan masih kurangnya pengetahuan, sikap, komitmen dan perilaku masyarakat terhadap pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue.

10 F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Lingkup penelitian ini adalah di Bidang Kesehatan Masyarakat, khususnya Manajemen Kesehatan. 2. Lingkup Materi Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan Praktik Masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. 3. Lingkup Lokasi Lokasi yang digunakan penelitian ini di RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang Tahun 2016. 4. Lingkup Metode Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif. 5. Lingkup Sasaran Sasaran penelitian ini adalah Kepala Keluarga RW III Kelurahan Meteseh Kota Semarang. 6. Lingkup Waktu Penelitian ini akan diambil bulan Januari 2017