III. METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. No. 1 Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung Tengah. agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar di bentengi dengan bukti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional,

III. METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Metode penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam

III. METODE PENELITIAN. diharapkan dapat tercapai. Sesuai dengan sasaran penelitian, maka penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan, tahun

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian sebagai salah satu cara untuk memecahkan suatu masalah

BAB III METODE PENELITIAN. karena dalam penelitian ini membahas tentang faktor-faktot penyebab. Negeri 4 Sekampung Lampung Timur.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, untuk menjelaskan hubungan antara konsep-konsep atau. Ilmiah Remaja Terhadap Pembentukan Sikap Ilmiah Siswa.

III. METODE PENELITITAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Lampung yaitu di Fakultas Keguruan. Dan Ilmu Pendidikan tahun ajaran 2009/2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo

III. METODOLOGI PENELITIAN. dimana suatu metode penelitian yang bertujuan mengungkapkan, menggambarkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data yang diperoleh sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dipergunakan metode deskriptif korelasional untuk deskripsikan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. perencanaan, prosedur hingga teknis pelaksanaan dilapangan. Hal ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh antara variabel x dan y yang dideskripsikan secara

METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian diperlukan suatu langkah-langkah pengkajian

BAB III METODELOGI PENELTIAN. khususnya mengenai Undang-Undang No.23 Tahun 2002 Tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang akan dipakai pakai, karena dengan hal itu akan mepermudah penelitian,

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka akan dijelaskan pengertian dari variabel-variabel tersebut sehingga

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

orang-orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturanperaturan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian korelasional, karena penelitian melibatkan tindakan pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain

III. METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara konsep-konsep atau nilai-nilai dari variabel yang satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode sangat

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan. ataupun karakteristik, serta objek yang akan diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Setyosari (2012:168) mengungkapkan bahwa: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni quasi

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Siswa-siswi SMP N 1 Besitang. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP

III. METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif ini penulis ingin memaparkan data-data dan menganalisis data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penggunaan metode penelitian harus sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistimatis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terjadi dengan menggunakan teknik pokok angket dan tehnik penunjang

III. METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, untuk menjelaskan hubungan antara konsep-konsep atau nilai-nilai

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada sebuah penelitian sangat diperlukan, yaitu suatu bentuk metode

BAB III METODE PENELITIAN. Tapa, Kabupaten Bone Bolango Kota Gorontalo. Waktu penelitian diadakan dalam jangka waktu paling kurang tiga bulan,

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Shot Case Study (Sugiono 2010: 110) menjelaskan bahwa terdapat suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan

pemahaman ideologi Pancasila terhadap sikap moral.

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Sesuai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, maka metode yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan nilai dalam keluarga terhadap sikap tanggung jawab siswa di kelas X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko. sekaligus pada suatu saat. (Notoatmojo 2010:37)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang bertujuan untuk. ekstrakurikuler terhadap budi pekerti siswa.

Transkripsi:

1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Pelajaran 2010/2011. B. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian seorang peneliti diharuskan menggunakan sebuah metode penelitian, adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bersifat korelasional. Metode penelitian Korelasional, menurut Suryabrata (1983:28) mengatakan bahwa: penelitian korelasional merupakan penelitian yang berusaha untuk melihat apakah antara dua atau lebih variabel ada hubungan atau tidak dan bila ada, berapa kekuatan hubungan itu. Selain itu, Gay (dalam Sukardi, 2003: 166) menyatakan pula bahwa: penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.

2 Dengan demikian, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel. C. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel merupakan salah satu hal yang tidak dapat terlepas dalam setiap jenis penelitian, seperti yang diungkapkan Kerlinger (dalam Arikunto, 2006:116) yang menyebutkan bahwa: variabel sebagai sebuah konsep jenis seperti halnya laki-laki atau prempuan dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran. Menurut Arikunto (2006: 118), variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. a. Variabel Bebas (X) Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah pola asuh orangtua yang otoriter. Untuk mengukur variabel pola asuh orangtua yang otoriter digunakan angket yang terdiri dari pernyataanpernyataan yang terdiri dari 3 butir alternatif jawaban. Bentuk pernyataan ada yang berupa pernyataan positif dan ada yang negatif.

3 b. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel terpengaruh. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah perilaku agresif. Untuk mengukur variabel perilaku agresif digunakan angket yang terdiri dari pernyataan-pernyataan yang terdiri dari 3 butir alternatif jawaban. Bentuk pernyataan ada yang berupa pernyataan positif dan ada yang negatif. 2. Definisi Operasional a. Pola Asuh Orangtua Yang Otoriter Pola asuh orangtua yang otoriter merupakan tipe pengasuhan yang sangat mempertahankan kendali kekuasaan, mengintrupsi dan mengenyampingkan pendapat anaknya. b. Perilaku Agresif Perilaku agresif merupakan suatu bentuk perilaku menyimpang yang sifatnya merugikan orang lain. Seperti: berkelahi, menghina, bicara kasar, melanggar peraturan, dll. D. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

4 Menurut Riduwan (2005: 10): populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas VII SMP Negeri I Sukadana Lampung Timur tahun pelajaran 2010/2011. Alasan mengapa peneliti hanya mengambil siswa kelas VII adalah karena pada kelas delapan dan kelas sembilan konflik tidak lagi terjadi antara orangtua dan anak tetapi lebih banyak terjadi dengan teman sebayanya. Seperti yang diungkapkan oleh Bernadt dan Perry (dalam Santrock, 2002: 46) bahwa dari hasil penelitian yang telah dilakukan menemukan bahwa pada kelas delapan dan kelas sembilan, konformitas dengan teman-teman sebaya khususnya standar-standar antisosial mereka akan memuncak. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 6 kelas dan berjumlah 212 siswa. Adapun jumlah keseluruhan siswa kelas VII dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah seluruh siswa kelas VII. No Kelas Jumlah Siswa 1 2 3 4 5 6 VII1 VII2 VII3 VII4 VII5 VII6 32 orang 36 orang 36 orang 36 orang 36 orang 36 orang Sumber: data guru BK SMP NI Sukadana.

5 2. Sampel Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang memiliki karakteristik untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VII yang akan diambil secara acak dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Menurut Arikunto (2002: 112): Apabila subjek penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitisnnys merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Setidaknya tergantung dari: a. kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu dan biaya. b. sempit luasnya penelitian dari setiap subyek karena hal itu menyangkut banyak sedikitnya data. c. besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti yang resikonya besar dan hasilnya akan lebih baik. Berdasarkan pendapat diatas, jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 212 siswa (lebih dari 100 orang), sehingga sampel yang akan peneliti gunakan yaitu sebanyak 15% dari jumlah seluruh siswa kelas VII yang diambil berdasarkan teknik sampling yaitu 37 orang siswa. Adapun jumlah siswa tiap kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini seperti yang tertera dalam tabel dibawah ini: Tabel 2. Jumlah sampel tiap kelas. No Kelas Jumlah Siswa 1 2 3 4 5 6 VII1 VII2 VII3 VII4 VII5 VII6 5 orang 7 orang 7 orang 4 orang 7 orang 7 orang Sumber: Pengolahan data.

6 3. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini adalah teknik Simple Random Sampling. Menurut Riduwan (2005: 58): Teknik Simple Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan cara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Dalam menentukan ukuran sampel, peneliti menggunakan rumus dari Taro Yamane (dalam Riduwan, 2005:65), yaitu: n= N Nxd² +1 Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi d² = presisi yang ditetapkan yaitu 15%. Dari hasil perhitungan, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebesar 37 responden. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Menurut Riduwan (2005: 69): teknik pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulakan data.

7 Metode yang digunakan untuk mengumpulan data pada penelitian ini adalah angket. Angket yaitu teknik dengan menyebarkan angket kepada responden dengan daftar pertanyaan mengenai pola asuh orangtua yang otoriter dan angket mengenai perilaku agresif kepada siswa. Pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang telah memiliki pilihan jawaban yang telah disediakan dan responden hanya tinggal memilih jawaban yang sesuai. Dalam hal ini peneliti telah menyediakan jawaban dengan 3 pilihan (a). selalu, (b). kadang-kadang, (c). tidak pernah. F. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Validitas dan reliabilitas merupakan alat ukur atau alat uji suatu instrument penelitian yang memegang peran penting dalam suatu penelitian ilmiah, karena kedua hal tersebut merupakan karakter utama yang menunjukkan apakah suatu alat ukur itu baik atau tidak. Sebab keberhasilan suatu penelitian ditentutan oleh baik tidaknya instrumen yang digunakan. Maka untuk menguji suatu instrumen digunakan uji validitas dan uji reliabilitas agar dapat dibuktikan baik atau tidaknya hasil yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan.

8 1. Validitas Validitas merupakan suatu struktur yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Menurut Azwar (2009): Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Untuk menguji instrumen penelitian ini, digunakan construct validity dengan cara meminta judgement atau pendapat dari para ahli, seperti yang diungkapkan oleh Sugiono (2008; 129) sebagai berikut: Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts), dalam hal ini instrumen dikonsruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya untuk melakukan judgement terhadap indikator dan deskriptor penelitian, apakah sudah tepat atau masih perlu diperbaiki lagi. Peneliti telah melaksanakan uji validitas instrumen dengan tiga orang ahli. Semua indikator dan deskriptor dinyatakan tepat dan sangat tepat kecuali pada deskriptor poin 1.7 yaitu pernyataan: melukai perasaan orang lain dengan kata-kata sadis, diperbaiki atau dilakukan revisi menjadi: berkata-kata kasar pada orang lain. Pernyataan selanjutnya adalah poin 1.9 yaitu menyombongkan diri, diperbaiki menjadi: merendahkan orang lain.

9 Dengan demikian, deskriptor dan indikator dalam instrumen ini dapat digunakan untuk menyusun instrumen angket berupa pertanyaan tentang pola asuh orangtua dan perilaku agresif sebelum dilakukan uji coba. Adapun data mengenai hasil uji ahli yang peneliti laksanakan dapat dilihat pada lampiran 1. Untuk lebih meyakinkan bahwa angket yang dipergunakan layak untuk disebarkan pada responden, maka penulis melakukan pengujian kevalidan data. validitas yang digunakan adalah validitas konstrak dengan analisis butir, menurut Arikunto (2002: 138) untuk menguji setiap butir maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y, dengan diperolehnya nilai validitas setiap butir dapat diketahui dengan pasti butir-butir manakah yang tidak memberikan kontribusi terhadap variabel penelitian. Untuk menganalisis tiap butir item rumus yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson, sebagai berikut: rxy = N xy ( x)( y) 2 2 2 N x x N y y 2 Keterangan : rxy : koefisien Korelasi antara x dan y

10 x : jumlah skor butir, masing-masing item y : jumlah skor total N : jumlah responden x 2 : jumlah kuadrat butir y 2 : jumlah kuadrat total. Setelah instrumen diujicobakan, hasil yang didapat dari 40 item pernyataan angket perilaku agresif terdapat 11 item yang tidak valid, karena rtabel lebih besar dari rhitung. Dari hasil yang diperoleh tersebut, jumlah 11 item yang tidak valid tersebut dihilangkan karena dianggap sudah mewakili indikator. Sehingga jumlah item yang dipakai dalam penelitian adalah sebanyak 29 item tentang perilaku agresif. Sedangkan hasil uji coba angket pola asuh orangtua yang otoriter, hasil yang diperoleh dari 40 item terdapat 12 item pertanyaan yang tidak valid, karena rtabel lebih besar dari rhitung. Dari hasil yang diperoleh tersebut, jumlah 12 item yang tidak valid tersebut dihilangkan karena dianggap sudah mewakili indikator. Sehingga item yang dipakai dalam penelitian adalah sebanyak 28 item tentang pola asuh orangtua yang otoriter. Dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 6. Dengan demikian jumlah keseluruhan item yang disebar kepada responden adalah sebanyak 57 item, yaitu 28 item tentang perilaku agresif dan 29 item tentang pola asuh orangtua yang otoriter.

11 2. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Arikunto (2002: 154) menyatakan bahwa instrumen yang dapat dipercaya dan reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila data yang diambil memang sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap sama. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dianalisis dengan menggunakan rumus Spearman Brown (dalam Sugiyono, 2008:131), yaitu sebagai berikut: r i = 2. rb 1 rb Keterangan: r i r b = reliabilitas internal seluruh instrumen. = koefisien product moment antara belahan pertama dan kedua (ganjil genap). Menurut Nuryana (dalam Ruseffendi, 1994:144), indeks pengujian reliabilitas, sebagai berikut: Diatas 1,00 = sempurna 0,80-1,00 = tinggi sekali 0,60-0,80 = tinggi 0,40-0,60 = sedang 0,20-0,40 = rendah 0,00-0,20 = tak berkorelasi.

12 Dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen pada lampiran 8, menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen sangat tinggi/baik yaitu 0,846 dan hasil instrumen angket perilaku agresif dapat dipercaya. Sedangkan dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen angket pola asuh orangtua yang otoriter, menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen sangat tinggi/baik yaitu 0,88 dan hasil instrumen angket pola asuh orangtua yang otoriter pun dapat dipercaya. G. Teknik Analisis Data Analisis data akan dilakukan dengan pengujian hipotesis assosiatif dengan teknik korelasi menggunakan rumus product moment. Namun sebelumnya perlu dilakukan pengujian normalitas agar diketahui apakah data yang diperoleh bersifat normal atau tidak. 1. Pengujian Normalitas Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang didistribusi normal atau tidak. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain dengan kertas peluang dan Chi Kuadrat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Chi Kuadrat untuk menguji normalitas data (Sugiono, 2008: 172).

13 Menurut Sudjana (2005) langkah-langkah dalam pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat adalah sebagai berikut: Langkah 1. menentukan batas kelas interval. Langkah 2. menentukan titik tengah kelas interval. Langkah 3. menentukan frekuensi (f) bagi tiap-tiap kelas interval yang bersangkutan. Langkah 4. menentukan fx hasil kali frekuensi dengan titik tengah. Berdasarkam jumlah fx dapat dihitung rata-rata dan standar deviasi. Langkah 5. dengan menggunakan rata-rata dan standar diviasi yang telah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menghitung angka standar atau z-score batas nyata kelas interval. Langkah 6. menentukan batas daerah dengan menggunakan tabel luas daerah dibawah lengkung normal standar dari 0 ke Z. Langkah 7. dengan diketahuinya batas daerah dapat diketahui luas daerah untuk tiap-tiap kelas interval, yaitu selisih dari kedua batasnya. Langkah 8. luas daerah menggambarkan persentase bagian dalam bandingannya dengan luas seluruh kurva berjumlah 100%. Langkah 9. dalam menggunakan rumus Chi-Kuadrat diperlukan biaya bilangan yang menunjukan frekuensi yang diobservasi (fo) dan frekuensi yang diharapkan (fh).

14 2. Pengujian Hipotesis Setelah uji persyaratan terpenuhi maka langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis hubungan antara dua variabel, digunakan teknik korelasi koefisien kontingensi dengan rumus sebagai berikut: 2 X N X Keterangan: C = 2 C : koefisien kontingensi X² : hasil perhitungan Chi Kuadrat N : jumlah sampel. Untuk membuktikan keeratan hubungan kedua variabel, maka nilai C yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai derajat assosiasi antar faktor, maka nilai C perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum yang biasa terjadi, dengan rumus: Cmaks= m 1 m Keterangan: m : nilai minimum antara banyaknya baris dan kolom. Dengan kriteria uji hubungan: semakin dekat harga C kepada Cmaks makin besar derajat assosiasi antar faktor. (Sudjana, 2005)

15 Menurut Hadi (1984), untuk mengetahui derajat keeratan hubungan dapat dilihat pada kriteria keeratan hubungan sebagai berikut: 0,90 1,00 : hubungan sangat tinggi 0,50 0,89 : hubungan tinggi 0,21 0,49 : hubungan sedang 0,00 0,20 : hubungan rendah.