PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh NADIA APRINA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa

KEMAMPUAN MENARI BEDANA SISWI KELAS XI DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER. (Jurnal) Oleh. Nia Daniati

ABSTRAK PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SISWA DI SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG. Oleh Widya Tri Ningrum

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA SISWA SMP XAVERIUS METRO ELISABETH HESTI ARIYANTI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sardiman A.M. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, membahas

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMAN 10 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh FATIMAH AZZAHRAH

PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN DEMONTRASI PADA PEMBELAJARAN TARI BEDANA SISWA KELAS VIII.1 SMP NEGERI 1 MARGATIGA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR.

Penerapan Metode Group Investigasi Dalam Pembelajaran Tari Bedana Di SMP Wiratama Kotagajah. (Jurnal Penelitian) Oleh TANJUNG ASMARA

PENERAPAN EVALUASI FORMATIF PADA PEMBELAJARAN TARI BEDANA DI SMK WIYATA KARYA NATAR. (Jurnal Penelitian) Oleh FIVITA AYU

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMAN 9 BANDAR LAMPUNG. Oleh RAHMAWATI (Jurnal)

LAMPIRAN 1 PANDUAN OBSERVASI. 1. Tujuan

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MARAWIS PUTRI DI SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal) Oleh DEWI LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini sifat nya masih sederhana apabila diamati dari buku-buku serta hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini akan dipaparkan data-data dan menganalisis data. Istilah deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. atau jalan yang harus dilalui dalam pembelajaran. Ketepatan dan kesesuaian. pengembangan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

STUDI EVALUASI TENTANG EVALUASI PEMBELAJARAN TARI BEDANA SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh DEVIELIA VEBRIANA JUNETE.

PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA MENGGUNAKAN METODE IMITASI DI TK FRANSISKUS 01 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh: Geby Finka Rani

KEMAMPUAN SISWA MENARI BEDANA MELALUI METODE LATIHAN DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH MATARAM ABSTRACK

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2 DI SMAN 2 KOTA METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi(cita cita)

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013: 3) metode penelitian adalah cara

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG DENGAN KONSEP KOREOGRAFI NONLITERAL DI SMPN 1 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh NOVA DELYANTI

PENGARUH LATAR BELAKANG GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitan. Desain

PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian)

(Jurnal Penelitian) Oleh. Maria Regina Maharani Pembimbing: 1. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. 2. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn.

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan judul penelitian yaitu pembelajaran tari piring dua belas dengan

PEMBELAJARAN TARI KIPAS NYAMBAI BEBAI MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DI SDN 1 WAYSINDI. (Jurnal Penelitian) Oleh: INNA RAHMADONA

PEMBELAJARAN TARI BEDANA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DI SMA NEGERI 4 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh MARLINA ZULKARNAIN

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

Jurnal Seni dan Pembelajaran Februari 2017

PEMBELAJARAN TARI MENGGUNAKAN TAHAPAN KOREOGRAFI PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 1KALIREJO. (Jurnal Penelitian) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mencakup tingkat SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS X. (Jurnal Penelitian) Oleh FREDI TENANG

PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui media lagu anak-anak ditaman kanak islam Al-Amin Bandar Lampung.

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PEMBELAJARAN TARI MULI SIGER MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 8 METRO. (Jurnal Penelitian) Oleh RATNA JUWITA MZ

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh ARIYADI

Media Audio Visual dalam Pembelajaran Tari Melinting di MTs Negeri 2 Bandar Lampung

PEMBELAJARAN GERAK DASAR TARI LAMPUNG MENGGUNAKAN MODEL GERLACH DAN ELY DI SMA. (Jurnal Penelitian) Oleh: FERLITA RORA SUMETA

LAMPIRAN I RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) Pertemuan Pertama

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Jurnal Seni dan Pembelajaran TEKNIK PENILAIAN OBSERVASI PADA RAGAM GERAK TARI BEDANA DI SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DALAM KEGIATAN EKTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 2 SEPUTIH BANYAK. (Jurnal Penelitian) Oleh NI WAYAN PRAMI

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

BAB I PENDAHULUAN. mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut.

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PEMBELAJARAN TARI KREASI LAMPUNG MELALUI KOREOGRAFI DI SMAN 5 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh NABILLA KURNIA ADZAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN SMP NEGERI 1 BATANGHARI. (Jurnal Penelitian) Oleh

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN TARI MELINTING DI MTS MA ARIF NU 08 MATARAM BARU. (Jurnal) Oleh WINDA PRASTIKA NINGRUM

PENERAPAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DI SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR. (Jurnal Penelitian) Oleh Ardan Rahmat Senogala

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan,

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2012:6).

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 13.1 Mengidentifikasi jenis karya seni tari berpasangan/ kelompok tari bedana

PENGGUNAAN INSTRUMEN TES UNJUK KERJA PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK NASIONAL 2x11 KAYUTANAM ARTIKEL DEWI FIOLINDA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

ABSTRACT THE USE OF AUDIO VISUAL MEDIA ON LEARNING SIGEH PENGUTEN DANCE AT IV B CLASS OF SD NEGERI 1 BANDAR AGUNG NOVITA HENDRA TRISNA WATI

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimilikinya. Pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI 3 BUKITTINGGI

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM DALAM KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SMK. (Jurnal Penelitian) Oleh GITA SHERVINA

BAB III METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Mahmud, 2011: 23). Metode penelitian juga digunakan

PENERAPAN VISUAL- AUDITORY- KINESTETIK DALAM TARI MELINTING PADA EKSTRAKURIKULER SMPN 1 SEKAMPUNG UDIK. (Jurnal Penelitian) Oleh

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DI SMA NEGERI 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH.

TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI

MOTIVASI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS VIII SMP. (Jurnal) Oleh THOMAS WAHYU WIDYA SANJAYA

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:

PENERAPAN MOTODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT BENDA KONSTRUKSI SISWA KELAS IV SD NEGERI 145 PEKANBARU

PERSETUJUAN PEMBIMBING

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh SANDI EKA PUTRA SUPRIYADI RAPANI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS. (Jurnal Skripsi)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL. Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MELODI MENGGUNAKAN ALAT MUSIK REKORDER SOPRAN PADA SISWA KELAS VIII

KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG. Oleh

TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya menuju pendewasaan jasmani maupun rohani. Pendidikan

Motivasi Siswa Terhadap Kegiatan Pengembangan Diri Seni Tari di SMP Negeri 28 Kecamatan Kuranji Padang

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA SISWA TUNARUNGU TINGKAT SMP DI SLB NEGERI METRO. (Jurnal) : Dr. I Wayan Mustika, M.Hum. : Dr. Nuhammad Fuad, M.Hum.

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. yakni bimbingan pengajaran, dan atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan

Transkripsi:

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG (Jurnal) Oleh NADIA APRINA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013

LEARNING BEDANA DANCE IN EXTRACURRICULAR ACTIVITIES AT JUNIOR HIGH SCHOOL 25 BANDAR LAMPUNG CITY By: Nadia Aprina Prodi Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. FKIP Universitas Lampung Abstract Issues discussed in this study is learning bedana dance in extracurricular activities at Junior High School 25, Bandar Lampung. This study aimed to describe the learning bedana dance in extracurricular activities at Junior High School 25, Bandar Lampung. The method used in this research is descriptive qualitative, which describes the activities of teachers and students in learning dance bedana dance in extracurricular activities from the first meeting until the fifth meeting. Sources of data in this study were teachers and 22 female students who take extracurricular activities. Data collection techniques in this study is observation, documentation, none test and practice. Learning dance bedana in extracurricular activities at Junior High School 25 Bandar Lampung showed good results. Keywords: dance bedana, extracurricular, learning

PEMBELAJARAN TARI BEDANA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 25 BANDAR LAMPUNG Oleh: Nadia Aprina Prodi Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. FKIP Universitas Lampung Abstrak Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah Pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan kegiatan guru dan siswa pada pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan 22 siswa perempuan yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, dokumentasi, non tes dan tes praktik. Pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung menunjukan hasil yang baik. Kata kunci : ekstrakurikuler, pembelajaran, tari bedana

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu wahana dalam membentuk perkembangan manusia. Melalui pendidikan, kepribadian manusia bisa dibentuk dengan suatu pembelajaran yang dapat membantunya menjadi lebih maju. Beragam ilmu pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan kelangsungan hidup, sehingga berpengaruh terhadap pengembangan potensi dan peningkatan kreativitas siswa. Pendidikan Nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab. Penuturan di atas mengandung arti bahwa yang dimaksud pendidikan adalah usaha pendidik memimpin anak didik secara umum untuk mencapai perkembangannya menuju kedewasaan jasmani maupun rohani dan memberi bimbingan pada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan yang ada di dalam dirinya (Sadirman, 2012: 141) Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok pada proses pendidikan. Ini berarti bahwa tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar mengarah pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya yang sistematik dan disengaja untuk menciptakan agar terjadinya kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara guru dan siswa yang melakukan kegiatan membelajarkan (Sudjana, 1995: 5). Pemilihan metode, materi, yang dikemas dalam proses pembelajaran yang terarah akan sangat membantu dalam proses mencapai keberhasilan dari tujuan pembelajaran secara optimal. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran pada kegiatan ekstrakurikuler harus dilakukan secara bertahap sesuai alur dan kapasitasnya, seorang guru tidak bisa memberikan materi secara acak, tidak tersusun dan

terarah, pedoman pembelajaran yang baik, metode penyampaian dan media yang baik dapat menciptakan hasil yang efektif dan efisien sesuai dengan pembelajaran yang dicapai. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tercantum kegiatan pengembangan diri yang merupakan kegiatan di luar jam pelajaran sebagai bagian dari kurikulum. Pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir siswa mencakup bimbingan konseling dan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler seni tari di sekolah merupakan wadah untuk menumbuhkan, melatih dan mengembangkan bakat siswa di bidang tari yang dilakukan di luar jam pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan tinggi dan kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisahkan dari mata pelajaran lainnya, dapat dilaksanakan disela-sela materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari kurikulum sekolah (Permendiknas No 22 Tahun 2006). SMP Negeri 25 Bandar Lampung terletak di Jl. Amir Hamzah No 58 Gotong Royong Bandar Lampung. Pemilihan SMP Negeri 25 Bandar Lampung sebagai tempat penelitian karena terdapat pembelajaran seni budaya yang di dalamnya terdapat mata pelajaran seni musik, seni rupa dan seni tari. Proses pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 25 Bandar Lampung diajarkan di dalam dan di luar jam pelajaran. Pembelajaran seni musik dan seni rupa untuk teori dan praktik dilakukan di dalam kelas yang diajarkan oleh guru seni budaya yaitu Ibu Dra Heldawati dan Ibu Dra Tarmiati. Pembelajaran seni tari untuk teori diajarkan di dalam kelas sedangkan praktik diajarkan di luar jam pelajaran dalam kegiatan ekstrakurikuler, karena untuk teori seni tari hanya sedikit dan lebih banyak praktik. Seni tari masuk dalam mata pelajaran pengembangan diri yaitu pada kegiatan ekstrakurikuler yang diajarkan oleh guru seni tari yaitu Ibu Indah Afriyani Widyastuti. Kegiatan ekstrakurikuler diajarkan setiap hari sabtu, pukul 11.30 dengan materi tari tradisi, tari kreasi dan tari modern. Metode yang digunakan dalam pembelajaran tari bedana di SMP Negeri 25 Bandar Lampung adalah metode demonstrasi yaitu metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan menunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Tari bedana merupakan tari tradisional kerakyatan yang berakar dalam masyarakat, serta sebagai suatu hasil budaya bernafaskan Islam yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya, sebagai suatu simbolis tradisi yang luas tentang pandangan hidup serta alam lingkungan yang ramah dan terbuka. Tarian ini merupakan jenis tarian berpasangan namun dapat ditarikan secara kelompok. Tari bedana merupakan

tarian hiburan untuk muda-mudi, karena mengandung makna pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh pewaris dari generasi ke generasi (Firmansyah, Junaidi, dan kawan-kawan, 1996: 1-3). Kegiatan ekstrakurikuler tari bedana menjadi sarana bagi siswa untuk mengembangkan dan melatih keterampilan dan kreativitas siswa dalam mempelajari tarian yang ada di daerah Lampung. Meskipun pembelajaran tari bedana masuk dalam mata pelajaran pengembangan dalam kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ini tetap diberikan penilaian kepada siswa yang mengikuti sebagai hasil dari keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran pengembangan diri yang akan dimasukan ke nilai raport siswa. Pada penelitian ini, siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah siswa perempuan. Karena pada umumnya siswa perempuan memiliki minat yang lebih besar di bidang seni tari dibandingkan siswa laki-laki. Berdasarkan latar belakang yang telah terurai di atas, maka perlu diteliti bagaimana proses pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung, maka judul penelitian ini adalah Pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung. Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu Bagaimana pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung? Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung. METODE PENELITIAN Metode Deskriptif adalah penelitian yang hanya benar-benar memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah lapangan atau wilayah tertentu yang bertujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan, menjelaskan masalah yang akan diteliti secara sistematis (Arikunto, 2010: 3). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini, dapat di paparkan data-data dan menganalisis secara objektif serta menggambarkan pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, dokumentasi, nontes dan tes praktik. Data yuang didapat dianalisis dengan cara sebagai berikut. 1. Mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung; 2. Mendeskripsikan hasil aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung; 3. Menganalisis hasil tes tari bedana yang di analisis menggunakan

lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar; 4. Memberi nilai hasil tes praktik siswa dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut: 5. Menentukan hasil tes praktik tingkat kemampuan menari berdasarkan tolok ukur sebagai berikut: Tabel 5. Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menari Tari Bedana Interval Persentase Keterangan 85%-100% Baik sekali 75%-84% Baik 60%-74% Cukup 40%-59% Kurang 0%-39% Kurang sekali (Modifikasi dari Nurgiantoro, 2001: 399) HASIL DAN PEMBAHASAN Observasi dilakukan Hari Senin Tanggal 30 Maret 2013 penelitian dilakukan dengan mendatangi SMP Negeri 25 Bandar Lampung untuk mengamati proses pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler seni tari diadakan setiap hari sabtu pukul 11.30, yang diajarkan oleh Ibu Indah. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berjumlah 22 siswa perempuan. Adapun materi yang diberikan adalah tari bedana. Guru memberikan materi tentang ragam gerak tari bedana, guru mendemonstrasikan ragam gerak tari bedana yang diajarkan pada pertemuan pertama yaitu gerak tahtim, khesek gantung, khesek injing dan humbak moloh. Pertemuan kedua guru memberikan materi tentang ragam gerak tari bedana dan mendemonstrasikan ragam gerak tari bedana yaitu gerak ayun, ayun gantung jimpang, gelek dan belitut. Pertemuan ketiga guru memberikan materi tentang ragam gerak tari bedana dan mendemonstrasikan ragam gerak tari bedana dari gerakan awal hingga gerakan terakhir dengan menggunakan iringan musik guru memberikan aba-aba sebagai gerak pertama yaitu gerak tahtim, gerak khesek gantung, khesek injing, humbak moloh, ayun, ayun gantung jimpang, gelek dan belitut Pertemuan keempat siswa hanya melaukan pengulangan ragam gerak tari bedana dengan iringan musik. Pada pertemuan keempat guru mengadakan evaluasi dan hasilnya siswa cukup mampu karena siswa sudah dapat menyamakan antara gerak kaki, tangan dan iringan musik. Pada pertemuan keempat ini guru memberitahukan kepada siswa bahwa minggu depan akan diadakan pengambilan nilai ujian praktik tari bedana. Pada pertemuan kelima diadakan proses pengambilan nilai dengan memperhatikan indikator wiraga, wirama, dan wirasa. Siswa dipanggil

perkelompok untuk menarikan bedana. tari Dari hasil penilaian kemampuan menari tari bedana siswa SMP Negeri 25 Bandar Lampung dapat di peroleh hasil berdasarkan aspek wiraga, wirama, dan wirasa, yaitu sebagai berikut. Hasil kemampuan menari bedana yang dilihat dari aspek teknik kaki tegolong dalam kriteria baik. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 85-100 dengan kategori baik sekali mencapai 27% dengan jumlah 6 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 75-84 dengan kategori baik mencapai 27% dengan jumlah 6 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 60-74 dengan kategori cukup mencapai 37% dengan jumlah 8 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 40-59 dengan kategori kurang mencapai 9% dengan jumlah 2 siswa. kemampuan menari bedana yang dilihat dari aspek teknik tangan tegolong dalam kriteria baik sekali. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 85-100 dengan kategori baik sekali mencapai 41% dengan jumlah 9 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 75-84 dengan kategori baik mencapai 41% dengan jumlah 9 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 60-74 dengan kategori cukup mencapai 14% dengan jumlah 3 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 40-59 dengan kategori kurang mencapai 4% dengan jumlah 1 siswa. kemampuan menari bedana yang dilihat dari aspek teknik kepala tegolong dalam kriteria baik. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 85-100 dengan kategori baik sekali mencapai 27% dengan jumlah 6 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 75-84 dengan kategori baik mencapai 45% dengan jumlah 10 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 60-74 dengan kategori cukup mencapai 14% dengan jumlah 3 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 40-59 dengan kategori kurang mencapai 14% dengan jumlah 3 siswa. Kemampuan menari bedana dilihat dari kesesuaian gerak tari bedana dengan iringan musik tegolong dalam kriteria baik. Siswa yang memiliki tingkat memiliki tingkat kemampuan menari 85-100 dengan kategori baik sekali mencapai 37% dengan jumlah 8 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 75-84 dengan kategori baik mencapai 41% dengan jumlah 9 siswa. Siswa yang memiliki tingkat memiliki tingkat kemampuan menari 60-74 dengan kategori cukup mencapai 18% dengan jumlah 4 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 40-59 dengan kategori kurang mencapai 4% dengan jumlah 1 siswa. Kemampuan menari bedana yang dilihat dari aspek ekspresi wajah tegolong dalam kriteria baik. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 85-100 dengan kategori baik sekali mencapai 27% dengan jumlah 6 siswa. Siswa yang memiliki tingkat

kemampuan menari 75-84 dengan kategori baik mencapai 55% dengan jumlah 12 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 60-74 dengan kategori cukup mencapai 9% dengan jumlah 2 siswa. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan menari 40-59 dengan kategori kurang mencapai 9% dengan jumlah 2 siswa. Hasil pengamatan aktivitas dalam proses pembelajaran tari bedana, dalam praktik menari tari bedana yang dilihat lembar aktivitas siswa dari indikator visual activities, listening activities dan motor activities. Aktivitas belajar siswa dilihat dari indikator aspek visual activities tegolong dalam kriteria baik. Siswa yang memiliki aktivitas belajar (visual activities) 85-100 dengan kategori baik sekali mencapai 14% dengan jumlah 3 siswa. Siswa yang memiliki aktivitas belajar (visual activities) 75-84 dengan kategori baik mencapai 64% dengan jumlah 14 siswa. Siswa yang memiliki aktivitas belajar (visual activities) 60-74 dengan kategori cukup mencapai 18% dengan jumlah 4 siswa. Siswa yang memiliki aktivitas belajar (visual activities) 40-59 dengan kategori kurang mencapai 4% dengan jumlah 1 siswa. Aktivitas belajar siswa dilihat dari indikator aspek Listening activities tegolong dalam kriteria baik. Siswa yang memiliki aktivitas belajar (listening activities) 85-100 dengan kategori baik sekali mencapai 18% dengan jumlah 4 siswa. Siswa yang memiliki aktivitas belajar (listening activities) 75-84 dengan kategori baik mencapai 45% dengan jumlah 10 siswa. Siswa yang memiliki aktivitas belajar (listening activities) 60-74 dengan kategori cukup mencapai 32% dengan jumlah 7 siswa. Siswa yang memiliki aktivitas belajar (listening activities) 40-59 dengan kategori kurang mencapai 4% dengan jumlah 1 siswa. Aktivitas belajar siswa dilihat dari indikator aspek motor activities tegolong dalam kriteria baik sekali. Siswa yang memiliki aktivitas belajar (motor activities) 85-100 dengan kategori baik sekali mencapai 37% dengan jumlah 8 siswa. Siswa yang memiliki aktivitas belajar (motor activities) 75-84 dengan kategori baik mencapai 45% dengan jumlah 10 siswa. Siswa yang memiliki aktivitas belajar (motor activities) 60-74 dengan kategori cukup mencapai 14% dengan jumlah 3 siswa. Siswa yang memiliki aktivitas belajar (motor activities) 40-59 dengan kategori kurang mencapai 4% dengan jumlah 1 siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran tari bedana pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kelima menunjukan bahwa siswa ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran tari bedana. Aktivitas belajar siswa menunjukan hasil yang baik untuk kegiatan visual activities, listening activities dan motor

activities. Kegiatan visual activities tergolong dalam kriteria baik dengan persentasenya adalah 77%. Kegiatan listening tergolong dalam kriteria baik dengan persentasenya adalah 75%. Kegiatan motor activities tergolong baik dengan persentasenya adalah 82%. Pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung menunjukan hasil yang baik. Hasil tes kemampuan menari siswa yang ditinjau dari indikator wiraga, wirama dan wirasa. Kemampuan menari siswa ditinjau dari indikator wiraga pada aspek teknik kaki tergolong kriteria baik dengan persentase 75%, aspek teknik tangan tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 84%, aspek teknik kepala tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 77%. Kemampuan menari siswa ditinjau dari Indikator wirama pada aspek kesesuaian gerak tari bedana dengan iringan musik tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 82%. Kemampuan menari siswa ditinjau dari Indikator wirasa pada aspek ekspresi wajah tergolong dalam kriteria baik dengan persentase 80%. DARTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. A.M, Sardirman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Firmansyah Junaidi, Hafizi Hasan, dan M. Kamsadi. 1996. Mengenal Tari Bedana. Halaman 2. Gunung Pesagi: Bandar Lampung. Permendiknas No 22 Tahun 2006. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Saran Pembelajaran tari bedana pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 25 Bandar Lampung sebaiknya tidak hanya diadakan di hari sabtu, namun kegiatan ekstrakurikuler dapat diadakan di hari lain juga setelah jam pembelajaran wajib selesai.