BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI DASAR TERHADAP STANDART PELAYANAN MINIMAL IMUNISASI (SPM) DI PUSKESMAS HELVETIA DAN PUSKESMAS PADANG BULAN MEDAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup 1,4 juta anak balita yang meninggal. Program Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu tindakan memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Imunisasi sebagai salah satu pencegahan upaya preventif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun walaupun. tidak sebanyak kematian yang disebabkan oleh malnutrisi dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

5 Imunisasi Dasar Lengkap Terbaru Untuk Bayi Beserta Jadwal Pemberiannya

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab utama kematian anak-anak di dunia. Pada negara berkembang hampir

BAB I PENDAHULUAN. agar terhindar dari penyakit sehingga tercapai kekebalan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian target Millenium Development Goals (MDG s) merupakan

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

1 BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

BAB I PENDAHULUAN. kelompok bayi dari difteri, pertusis, tetanus dan campak. Cakupan imunisasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

KERANGKA ACUAN PELAYANAN IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI

HUBUNGAN KUALITAS VAKSIN DAN STATUS IMUN PENJAMU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 56

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit campak menjadi salah satu penyakit infeksi masih menjadi masalah bukan

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

Zakiyah,et al, Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan Cakupan Imunisasi per Antigen...

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan hal terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak. Imunisasi merupakan suatu cara efektif untuk memberikan kekebalan khususnya terhadap seseorang yang sehat,dengan tujuan utama untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. salah satunya penyakit campak yang sering kali menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007). Berbagai upaya akan dilakukan agar anak tumbuh sehat. Salah satunya dengan memberikan imunisasi atau vaksinasi sesuai jadwal. Program imunisasi bertujuan melindungi bayi sejak baru lahir hingga usia anak-anak dari berbagai serangan penyakit berbahaya. Vaksin yang diberikan dalam bentuk suntikan atau sirup yang merangsang tubuh untuk menghasilkan antibody yang berguna untuk melawan penyakit (Indriarti, 2007). Menurut kepmenkes RI No. 828, cakupan desa atau kelurahan Universal Child Immunization (UCI) merupakan desa atau kelurahan dimana 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun dengan target imunisasi 2010 mencapai 100 %. Untuk mempercepat eliminasi penyakit polio diseluruh dunia,who membuat rekomendasi untuk melakukan Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Indonesia melakukan PIN dengan memberikan satu dosis polio pada bulan September 1995, 1996, dan 1997. Pada tahun 2002, PIN dilaksanakan kembali dengan menambahkan imunisasi campak di beberapa daerah. Setelah adanya 1

2 kejadian luar biasa (KLB) acute flaccid paralysis (AFP) pada tahun 2005. Dengan adanya PIN tersebut, frekuensi imunisasi polio bisa lebih dari seharusnya. Tetapi WHO menyatakan bahwa polio sebanyak tiga kali cukup memadai untuk imunisasi dasar polio. Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, kita telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Tetapi kita masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014, yang berarti cakupan imunisasi di seluruh desa dan kelurahan di Indonesia telah mencapai 80% atau lebih (www.depkes.go.id, 2011). Departemen kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit pada anak Program Imunisasi untuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak yang dicakup PPI untuk satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT, empat kali imunisasi polio, satu kali imunisasi campak dan tiga kali imunisasi HepatitisB (Riskesdas, 2007). Untuk imunisasi campak variasi cakupan juga terjadi menurut provinsi, terendah di Banten (62,5%) dan tertinggi di DI Yogyakarta (99,2%). Bila cakupan imunisasi campak digunakan sebagai indicator imunisasi lengkap, secara keseluruhan Indonesia sudah mencapai Uiversal Child Immunization (UCI). Walaupun demikian, bila dilihat menurut provinsi masih terdapat 12 provinsi yang belum mencapai UCI (Riskesdas, 2007). Dapat dilihat secara keseluruhan, persentase imunisasi menurut jenisnya yang tertinggi dan terrendah BCG (77,9%), campak (77,9%), polio (66,7%) dan

3 terendah DPT-HB3 (61,9%). Bila dilihat masing-masing imunisasi menurut provinsi, Papua mempunyai cakupan terendah untuk semua jenis imunisasi yang meliputi BCG (53,6%),campak (47,1%) dan polio (40,5%),sedangkan persentase DPT_HB3 terendah terdapat di Sulawesi Barat (35,7%). Provinsi di Yogyakarta mempunyai cakupan imunisasi tertinggi untuk semua jenis imunisasi dasar yang meliputi BCG (100,0%), Campak (96,4%) dan polio (96,4%). Persentase imunisasi lengkap, semua jenis imunisasi dasar yang sudah didapatkan anak umur 12-23 bulan. Terlihat bahwa secara keseluruhan cakupan imunisasi lengkap sebesar 53,8% dan tidak lengkap sebesar 33,5%. Persentase imunisasi lengkap antar provinsi terdapat variasi yang besar, persentase imunisasi lengkap terendah di Papua (28,2%) dan tertinggi di Yogyakarta (91,1%) (Riskesdas, 2010). Tidak terdapat perbedaan cakupan tiap jenis imunisasi menurut jenis kelamin, tetapi perbedaan menurut daerah. Cakupan untuk tiap jenis imunisasi selalu lebih tinggi antara 7,2 13,7 % di daerah perkotaan di bandingkan daerah perdesaan. Makin tinggi tingkat pendidikan makin tinggi tingkat pengeluaran per kapita perbulan, makin tinggi cakupan tiap jenis imunisasi.perbedaan cakupan imunisasi anak menurut pendidikan antara kepala keluarga yang tidak sekolah dan dengan pendidikan perguruan tinggi antara 17,1 25,4 % (Riskesdas, 2007). Imunisasi yang dianjurkan merupakan program imunisasi non-ppi, anjuran ini berdasarkan rekomendasi dari organisasi profesi kedokteran anakyakni Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jenis imunisasi ini merupakan pelengkap dari program imunisasi yang dianjurkan pemerintah bagi anak-anak Indonesia (Djamaludin,dkk, 2010).

4 Riesnawiati, (2005), dalam Indriarti, (2007) bayi dan anak-anak pada umumnya diberi imunisasi aktif karena imunisasi jenis itu mampu memberikan kekebalan lebih lama. Disisi lain, imunisasi pasif hanya diberikan dalam keadaan sangat mendesak, bila tubuh anak diduga belum memiliki kekebalan ketika terinfeksi oleh kuman penyakit ganas seperti tetanus. Usahakan melakukan imunisasi untuk setiap anak. Setiap kunjungan kerumah sakit harus digunakan sebagai kesempatan untuk mencek dan memperbaharui status imunisasi anak. Jangan sampai status imunisasinya terabaikan. Dan harus dipikirkan dengan serius akibat-akibat bagi si anak dan komunitas (Darinawan, Juffrie, 2008). Puskesmas Helvetia dan puskesmas Padang Bulan merupakan unit pelaksanan teknis pusat pelayanan masyarakat (Puskesmas) penulis memperoleh data cakupan standart pelayanan minimal imunisasi dasar di puskesmas Helvetia dan di puskesmas Padang bulan. Sebaiknya pemberian imunisasi dasar bayi usia 1-2 tahun sudah lengkap. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : Cakupan Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Terhadap Standart Pelayanan Minimal 2012.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimana hasil cakupan program imunisasi dasar terhadap standart pelayanan minimal imunisasi di Puskesmas Helvetia dan Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hasil cakupan program Imunisasi dasar terhadap Standart pelayanan minimal imunisasi di Puskesmas Helvetia dan di Puskesmas Padang Bulan Medan tahun 2021. 2. Tujuan khusus a. Untuk Mengidentifikasi hasil pencapaian cakupan program imunisasi dasar terhadap Standart Pelayanan Minimal imunisasi di Puskesmas Helvetia Medan 2012. b. Untuk Mengidentifikasi hasil pencapaian cakupan program imunisasi dasar terhadap Standart Pelayanan Minimal imunisasi di Puskesmas Padang bulan Medan 2012. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi masyarakat dalam pemberian imunisasi anak.

6 2. Bagi Instansi Kesehatan. Sebagai bahan untuk penyuluhan dan Informasi dalam meningkatkan pelayanan khususnya tentang Imunisasi. 3. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan peneliti, sudah sejauh mana pencapaian target pemberian imunisasi.