BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek atau apapun

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terbukti dengan banyaknya sastrawan sastrawan yang terkenal di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. (keindahan bahasa) yang dominan.karya sastra merupakan ungkapan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Murywantobroto dkk, 2008:2). Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera artinya huruf atau karya tulis). Sedangkan secara luas, sastra memiliki arti sekumpulan alat untuk mengajar dan memberi petunjuk yang baik (Ratna, 2011:189). Suatu karya sastra dapat dijadikan sebagai sarana dalam mengembangkan jiwa humanitas, yaitu jiwa yang halus, berbudi dan manusiawi. Menurut Suharianto (1982:11) karya sastra adalah pengejawatan kehidupan sebagai hasil pengamatan sastrawan atas kehidupan buatan atau rekaan seorang pengarang yang biasanya mengisahkan kehidupan manusia dengan segala permasalahannya dan dengan apa yang melingkupinya. Sehubungan dengan hal itu, karya sastra mempunyai kemampuan yang dapat menyentuh pembaca agar dapat menjadi manusia yang responsif terhadap hal-hal yang luhur dalam hidup ini. Karena pada hakikatnya manusia selalu mencari nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Karya sastra yang baik adalah karya yang mengangkat masalah manusia dan kemanusian. Sesuatu yang mempunyai nilai moral, yaitu nilai yang berpangkal dari nilai-nilai kemanusiaan, serta nilai-nilai baik dan buruk yang universal. Salah satu bentuk karya sastra yang mengangkat masalah manusia dan kemanusiaan serta memiliki nilai moral adalah novel. 1

Novel adalah sebuah karya satra prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang namun juga tidak terlalu pendek yang menggambarkan dari kehidupan dan perilaku nyata dari zaman pada saat novel itu ditulis (Nurgiyantoro, 2010:10). Sebuah novel biasanya mengemukakan suatu hal yang mencakup unsurunsur cerita yang membangun novel itu sendiri. Unsur-unsur yang terdapat dalam novel adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Menurut Nurgiyantoro (1998:23) unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur yang dimaksud adalah peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. Pada penelitian ini, unsur yang akan di analisis penulis adalah unsur ekstrinsik, yaitu pesan moral yang terdapat dalam cerita sebuah novel. Dan dalam menganalisis pesan moral ini, penulis menggunakan prinsip moral Jepang. Moral merupakan istilah tentang perilaku atau akhlak yang diterapkan kepada manusia sebagai individu maupun sebagai sosial. Moral juga dapat diartikan sebagai ajaran tentang baik dan buruk. Sebuah pesan moral tidak dapat lepas dari sebuah karya sastra, karena karya sastra tidak hanya sebuah karya seni belaka yang menyimpan keindahan semata bagi para pembaca maupun pengarangnya sendiri, namun di dalamnya terdapat pesan-pesan sosial yang akan sangat berpengaruh bagi masyarakat. Menurut Nurgiyantoro (1998: 320) moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan dan pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang 2

ingin disampaikannya kepada pembaca. Pesan moral yang telah dijelaskan sebelumnya banyak terdapat dalam novel Tokyo Tower. Novel Tokyo Tower adalah novel karya Lily Franky yang memiliki nama asli Nakagawa Masaya. Novel ini bercerita tentang perjuangan seorang ibu dalam membesarkan anaknya, serta perjuangan pemuda untuk menemukan makna hidup dan bangkit dari keterpurukan untuk membahagiakan sang Ibu. Di dalam novel Tokyo Tower karya Lily Franky ini terdapat banyak nilai moral yang ingin disampaikan kepada pembaca. Terutama nilai moral Jepang, yaitu on (hutang budi), gimu (kewajiban), dan giri (kewajiban). Berikut salah satu contoh cuplikan teks yang mengandung nilai moral yang terdapat dalam novel Tokyo Tower. [... Saat perpisahan dengan orangtua pun tiba. Aku tidak tahu perasaan orangtua yang akan ditinggalkan. Tapi, melihat ekspresi Ibu yang membuatkan makanan enak sambil berkata, Kau harus makan yang banyak sekarang, juga memerhatikan punggung ibuku yang sedang menyiapkan makanan di dapur, serta wajahnya saat menghamparkan kasur futon di kamar yang dulunya diisi tempat tidur itu, aku mendapati senyuman senantiasa menghiasi wajahnya. Namun, tetap saja bisa kulihat kesepian menggantung di sana....] (hal 110). Dari cuplikan di atas terlihat jelas kasih sayang orang tua kepada anaknya. Hal itu ditunjukkan dari perhatian tokoh Ibu, dalam keadaan sedih karena akan ditinggal oleh anaknya yang hendak melanjutkan sekolah ke luar kota, tokoh Ibu masih tetap memperhatikan kesehatan anaknya, membuatkan makanan dan berkata Kau harus makan yang banyak sekarang,. Dari tindakan tokoh Ibu terdapat nilai on yaitu dari orang tua yang melakukan segala kerepotan dalam memelihara anak (Benedict, 1982:108). 3

Berdasarkan alasan tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis pesan moral yang terdapat dalam novel Tokyo Tower yang selanjutnya akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul Analisis Pesan Moral On, Gimu, dan Giri dalam Novel Tokyo Tower Karya Lily Franky. 1.2 Perumusan Masalah Novel Tokyo Tower karya Lily Franky adalah novel bercerita tentang perjuangan seorang ibu dalam membesarkan anaknya. Dan perjuangan pemuda untuk menemukan makna hidup dan bangkit dari keterpurukan untuk membahagiakan sang Ibu. Novel Tokyo Tower ini terdapat banyak nilai moral. Nilai-nilai moral yang ditunjukkan dalam novel ini adalah mengenai moral hidup, yaitu moral yang menunjukkan sikap-sikap kepribadian moral yang kuat. Sikap-sikap kepribadian yang kuat tersebut meliputi sikap on (hutang budi), gimu (kewajiban), dan giri (kewajiban), nilai moral tersebut merupakan nilai moral Jepang. Namun yang dominan dalam novel ini adalah nilai on dan gimu. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana konsep moral dalam kehidupan masyarakat Jepang? 2. Bagaimana pesan moral berupa on, gimu, dan giri yang diungkapkan oleh Lily Franky dalam novel Tokyo Tower melalui para tokoh cerita? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Dalam melakukan sebuah penelitian, sangatlah dibutuhkan pembatasan masalah. Hal ini bertujuan agar pembahasan masalah tidak meluas dan lari dari 4

topik yang seharusnya diteliti. Penulis membatasi ruang lingkup pembahasan pada analisis pesan moral yang terdapat pada novel Tokyo Tower karya Lily Franky, cetakan pertama Desember 2013 dengan tebal 396 halaman. Analisis pesan moral tersebut menggunakan pendekatan semiotik, yaitu dengan cara mengambil cuplikan teks yang berhubungan dengan pesan moral yang akan dianalisis. Pesan moral yang akan dianalisis adalah pesan moral Jepang, yaitu on (hutang budi), gimu (kewajiban), dan giri (kewajiban). Dalam novel Tokyo Tower terdapat 15 buah on, 9 buah gimu, dan 3 buah giri. Namun penulis hanya akan menganalisis 7 buah on, 5 buah gimu, dan 3 buah giri. Sebelum menganalisis pesan moral yang ada dalam novel Tokyo Tower, penulis akan menjelaskan juga mengenai pengertian moral, prinsip-prinsip dasar moral, sikap-sikap kepribadian moral, konsep moral Jepang, setting cerita Tokyo Tower, serta menceritakan sekilas tentang biografi pengarang novel Tokyo Tower. 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka Menurut Suwondo (2003:5) karya sastra merupakan hasil kegiatan kreatif manusia yang berkaitan dengan imajinasi, intuisi, abstraksi kehidupan. Karya sastra ada yang bersifat fiksi dan non fiksi. Salah satu bentuk karya sastra yang bersifat fiksi adalah novel. Nurgiyantoro (1998:11) mengemukakan bahwa sebuah novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang 5

lebih kompleks, serta novel juga mampu menyampaikan permasalahan yang kompleks tersebut secara penuh yang membuat novel lebih mudah untuk dibaca. Novel juga merupakan salah satu karya sastra yang mengangkat masalah manusia dan kemanusiaan serta memiliki nilai moral. Moral adalah sesuatu yang ingin disampaikan pengarang oleh pembaca melalui sebuah karya sastra. Moral merupakan petunjuk yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan (Nurgiyantoro, 1998: 321). Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan semiotik, semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda (Taum dalam Endraswara, 2013:41). Tanda-tanda yang dimaksudkan dapat berupa suatu pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, dan lain-lain. Kritik secara semiotik ini menggunakan modal interpretasi kritis yang menghubungkan satu sama lain tanda-tanda yang terdapat dalam karya tersebut. 2. Kerangka Teori Dalam menganalisis sebuah karya sastra sangat dibutuhkan sebuah pendekatan sebagai acuan bagi penulis. Penulis menggunakan pendekatan moral dan pendekatan semiotik dalam penelitian ini. Di dalam sebuah karya sastra biasanya selalu terdapat pesan moral yang disampaikan pengarang melalui cerita yang ada di dalam karya sastra tersebut, dimana pesan moral yang disampaikan merupakan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. 6

Moral dapat diartikan ajaran kesusilaan. Moralitas berarti hal mengenai kesusilaan. Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia (Simanjuntak, 2011:18). Moral yang digunakan penulis sebagai landasan dalam penelitian ini adalah moral Jepang yang dikemukakan oleh Benedict (1982:105-156), yaitu : 1. On (utang budi) mengandung arti suatu beban, suatu utang, sesuatu yang harus dipikul seseorang sebaik mungkin (Benedict, 1982:105). 2. Gimu (kewajiban) adalah salah satu jenis kewajiban dalam pembayaran sebuah on. Gimu merupakan pembayaran tanpa batas atas utang (Benedict, 1982:122). 3. Giri (kewajiban) merupakan pembayaran yang tepat sama besar jumlahnya (Benedict, 1982:148). Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan semiotik, semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda (Taum dalam Endraswara, 2013:41). Penelitian semiotik meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada (sifat-sifat) yang menyebabkan bermacam-macam cara (modus) wacana mempunyai makna (Preminger, dkk dalam Jabrohim, 2001:71). Lambang atau tanda di dalam karya sastra adalah lambang bahasa yang mencerminkan sebuah nilai budaya. Sehingga kata-kata atau bahasa yang terdapat dalam novel Tokyo Tower tersebut disimbolkan sebagai tanda yang akan diinterpretasikan sebagai wujud refleksi dari adanya perilaku on, gimu, dan giri dari para tokoh cerita. 7

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui konsep moral dalam kehidupan masyarakat Jepang. 2. Untuk mengetahui pesan moral berupa on, gimu, dan giri yang diungkapkan oleh Lily Franky dalam novel Tokyo Tower melalui para tokoh cerita. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah : 1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca tentang bagaimana pesan moral dari novel Tokyo Tower ini. 2. Menambah wawasan tentang kebudayaan masyarakat Jepang khususnya bagi mahasiswa sastra Jepang. 1.6 Metodelogi Penelitian Metode penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu pengetahuan atau upaya untuk menerangkan suatu fenomena yang terjadi (Ruseffendi, 1994:4). Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Nazir (1988:63) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Selain itu, dalam pengumpulan data penulis juga menggunakan metode pendukung, yakni studi kepustakaan, dengan dua teknik pengumpulan data yaitu: 8

survey book, menghimpun data dari berbagai macam literatur buku yang berhubungan dengan masalah penelitian. Documentary research, dilakukan dengan menghimpun data yang bersumber dari internet. 9