I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan melaluiaktivitas jasmani yang dijadikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ahmad Fajar, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk membentuk ciri khusus atau watak bangsa yang bersangkutan,

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. laku dalam diri siswa, dan menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, oleh karena itu pendidikan harus ditanamkan kepada individu

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Mengajar merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. THN 2008) sistem keolahragan nasional. Pengembangan motorik dan. jasmani sekolah, dimana pendidikan jasmani merupakan media untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Ki Hajar Dewantara dalam Hasbullah (2008:4). Sedangkan menurut Jhon Dewey Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh seseorang melalui proses pembelajaran agar

2 secara aktif dapat mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Menurut Undang-Undang RI No. 3 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2007 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional mengamanatkan bahwa Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui instrumen pembangunan nasional di bidang keolahragaan merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia secara jasmaniah, rohaniah, dan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, sejahtera, demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945. Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan dan penghayatan nilai-nilai moral yang bermuara pada pengembangan jiwa peserta didik secara utuh. Isi dari pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan memuat berbagai permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik untuk menjadi aktif dan kreatif sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Masa anak-anak merupakan masa dimana pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuhnya sedang berlangsung dan bersifat terpadu. Perkembangan yang satu berkaitan erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. Pada usia

3 sekolah dasar perkembangan fisik merupakan kepedulian guru. Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik akan amat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif. Melalui aktivitas fisik mereka mampu menghayati konsep- konsep yang belum dikenalnya. Disinilah pendidikan jasmani ikut andil bagian dalam perkembangan seorang anak. Menurut pakar pendidikan jasmani Amerika Serikat, Nixon dan Jewett, pendidikan jasmani adalah satu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan gerak yang sangat berguna untuk melakukan keterampilan gerak spesialisasi. Untuk merangsang peserta didik dalam melakukan kemampuan gerak tersebut diperlukan sebuah alat. Salah satunya adalah dengan menggunakan permainan. Permainan merupakan salah satu materi yang diberikan disekolah dasar. Permainan dapat dikelompokkan berdasarkan, jumlah pemainnya, sifat permainnya, berdasarkan alat yang dipakai, besarnya bola yang dipakai, dan berdasarkan alat selain bola. Permainan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi mereka yang memainkannya karena adanya pengaruh positif, baik terhadap individu maupun kelompok terutama terhadap aspek fisik, mental dan moral. Permainan sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama karena karakteristik permainannya yang mengutamakan

4 kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan kemampuan penalaran disamping dapat mengembangkan kemampuan gerak, sikap serta kesegaran jasmani. Permainan bagi anak-anak merupakan suatu kebutuhan hidup setiap hari sebagaimana kebutuhan terhadap makan dan minum. Pada saat bermain, semua fungi faal anak dilatih, baik fungsi-fungsi rohani dan fungsi jasmani. Semakin banyak kesempatan anak bermain makin sempurnalah penyesuaian anak terhadap keperluan hidup dalam masyarakat. Berdasarkan hasil observasi yang Penulis lakukan di SD Negeri 2 Tekad, penulis melihat pada saat pembelajaran gerak sebagian besar siswa belum optimal dalam pelaksanaannya. Guru mendemonstrasikan, kemudian siswa menirukan gerakan tersebut secara bergiliran. Pelaksanaan kegiatan memang teratur, tetapi terkesan kaku dan membosankan. Siswa hanya melakukan gerak pada saat giliran ia melakukan. Selebihnya mereka hanya duduk, berdiri, mengobrol dengan teman atau hal-hal lain diluar pembelajaran. Keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi kendala yang klasik dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Di sini dapat kita lihat bahwa kesempatan anak untuk bergerak menjadi terbatasi, padahal anak-anak memerlukan ruang gerak yang lebih luas untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan gerak yang sangat bermanfaat untuk melakukan keterampilan gerak spesialisasi. Dalam hal ini guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memberikan materi, sehingga siswa tidak bosan dalam belajar gerak. Dibutuhkan variasi-variasi permainan yang menyenangkan dan tentu saja menarik minat siswa sehingga mereka dapat bermain dengan gembira dan tentu saja dapat meningkatkan kemampuan gerak.

5 Oleh karena itu, penulis memiliki keinginan untuk membuat suatu pembelajaran yang menyenangkan dan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam bergerak. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dunia anak-anak adalah dunia bermain. Oleh sebab itu, penulis ingin mencoba memberikan pembelajaran dengan aktivitas bermain, bermain disini dilakukan dengan mengadopsi dari beberapa permainan anak tradisional yang menggunakan alat dan permainan tanpa alat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa macam permainan anak yang didalamnya mengembangkan aspek kemampuan gerak seperti, kelincahan, keseimbangan, kecepatan dan ketepatan (koordinasi mata dan tangan). Dengan memberikan latihan menggunakan permainan-permainan tersebut, penulis mengharapkan kemampuan gerak siswa dapat meningkat. Selain itu, bermain juga merupakan dasar di dalam pembentukan perilaku sehingga sangat dibutuhkan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai kehidupan sosial dan perkembangan fisik bagi anak. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Latihan Permainan Anak Dengan Alat dan Tanpa Alat Terhadap Peningkatan Kemampuan Gerak Siswa Kelas 3 SD Negeri 2 Tekad Kabupaten Tanggamus Tahun Ajaran 2010/2011. B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Siswa belum optimal di dalam belajar gerak, sehingga kemampuan

6 geraknya tidak dapat berkembang dengan baik. 2. Siswa merasa jenuh dan bosan dengan materi dan metode pembelajaran yang diberikan oleh guru. C. Pembatasan Masalah Agar tidak terjadi perluasan pembahasan dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada, Pengaruh Latihan Permainan Anak Dengan Alat dan Tanpa Alat Terhadap Peningkatan Kemampuan Gerak Siswa Kelas 3 SD Negeri 2 Tekad Kabupaten Tanggamus Tahun Ajaran 2010/2011. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah permainan anak dengan alat dan tanpa alat dapat meningkatan kemampuan gerak siswa kelas 3 SD Negeri 2 Tekad? 2. Manakah yang lebih berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan gerak siswa kelas 3 SD Negeri 2 Tekad? 3. Seberapa besar pengaruh permainan anak dengan alat dan tanpa alat terhadap peningkatan kemampuan gerak siswa kelas 3 SD Negeri 2 Tekad? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui manakah latihan yang lebih berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan gerak siswa kelas 3 SD Negeri 2 Tekad.

7 2. Untuk mengetahui seberapa besar konstribusi yang diperoleh dari latihan permainan anak dengan alat dan tanpa alat terhadap peningkatan kemampuan gerak siswa kelas 3 SD Negeri 2 Tekad. F. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pihak-pihak dibawah ini, antara lain: 1. Bagi Peneliti Sebagai sarana pembelajaran bagi peneliti dalam membuat karya ilmiah dan mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program latihan permainan anak dengan alat dan tanpa alat terhadap peningkatan kemampuan gerak siswa kelas 3 SD Negeri 2 Tekad. 2. Bagi Siswa Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar pendidikan jasmani dan meningkatkan kemampuan gerak yang telah dimiliki olehnya. 3. Bagi Guru Pendidikan Jasmani Memberikan masukan yang dapat memotivasi dalam memberikan pembelajaran pendidikan jasmani dan sebagai bahan evaluasi serta rujukan dalam meningkatkan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani. G. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:

8 1. Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Tekad; 2. Objek latihan yang diamati adalah permainan anak tanpa alat dan permainan anak dengan alat; dan 3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas 3 SD Negeri 2 Tekad yang berjumlah 26 siswa, terdiri dari 14 siswa putera dan 12 siswa puteri. H. Definisi Operasional Variabel 1. Permainan Anak tanpa Alat Menurut Azis (1999:4.12), permainan anak tanpa alat adalah permainan yang pada umumnya dilaksanakan hanya dengan kegiatan berjalan, lari dan mengejar. 2. Permainan Anak dengan Alat Menurut Azis (1999:4.12), permainan anak dengan alat adalah suatu permainan menarik bagi anak-anak yang pada umumnya dilaksanakan dengan menggunakan alat seperti bola dan bukan bola. 3. Kemampuan Gerak (Motor Ability) Kemampuan gerak (motor ability) adalah kemampuan yang umum seseorang untuk bergerak. Secara lebih spesifik mengenai pengertian motor ability adalah kapasitas seseorang untuk dapat melakukan bermacam-macam gerakan yang diperlukan dalam olahraga. Nurhasan (1986: 2.13) 4. Kecepatan Kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

9 5. Kelincahan Kelincahan adalah kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Harsono (2004:12). 6. Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap tubuh yang tepat saat melakukan gerakan atau pada saat berdiri. Harsono (2004 : 9). 7. Koordinasi Koordinasi adalah perpaduan antara beberapa unsur gerak dengan cara memperoleh resiko guna memperoleh hasil maksimal dan efisien.