BAB II LANDASAN TEORITIS. terminologi, Ali Badri mengatakan bahwa syi ir adalah suatu kalimat yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah agama yang rohmatan lil alamin. Agama Islam

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

BAB III DATA DAN TEORY

SASTRA MELAYU HALAMAN SAMPUL SOAL MID SEMESTER JURUSAN SASTRA DAERAH/ MELAYU SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

ABSTRAK. Kata Kunci: kritik sosial, bentuk, masalah, syair.

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

ANALITIK (1) Analitik:

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB II KAJIAN TEORI. Lord John Russell. Pada usia empat tahun ibunya meninggal dunia, dan setelah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 PENERAPAN METODE HYPNO-NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI TEKS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. mengacu dan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku. Namun, hal ini. hal itu memerlukan pemahaman dan kemampuan yang mumpuni untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Bahasa puisi mempunyai arti yang tersimpan dan ingin diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah satu bentuk sistem tanda karya seni yang bermediakan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspresinya. Salah satu unsur yang turut membangun terciptanya sebuah syair

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga menimbulkan kesan yang menarik. Sastra sering kali tercipta

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinteraksi, bekerja sama, maupun untuk. mengidentifikasikan diri. Didalam tindak komunikasi itu, manusia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

Transkripsi:

15 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Syi ir Menurut etimologi kata syi ir berasal dari bahasa Arab, yaitu sya ara atau sya ura, yang artinya mengetahui dan merasakannya. Sedangkan secara terminologi, Ali Badri mengatakan bahwa syi ir adalah suatu kalimat yang sengaja disusun dengan menggunakan irama atau wazan Arab. 1 Dan menurut Ahmad Asy-Syayib, syi ír atau puisi Arab adalah ucapan atau tulisan yang memiliki wazan atau bahr (mengikuti prosodi atau ritme gaya lama) dan qafiyah (rima akhir atau kesesuaian akhir baris/satr) serta unsur ekspresi rasa dan imajinasi yang harus dominan disbanding prosa. Dalam kesusastraan Arab, syi ír adalah satu bentuk puisi yang telah muncul sejak zaman pra-islam yang kemudian berkembang menjadi satu bentuk puisi yang popular bagi orang Arab. Syi ir Arab mempunyai persamaan irama pada ujung tiap-tiap baris. Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam syi ir Arab ada lima macam yaitu ; kalimat / bahasa syi ir, irama / wazan syi ir, sajak / qafiyah syi ir, kesengajaan syi ir, dan khayalan atau Imajinasi. Syi ir mencatat berbagai hal tentang tata karma, adat istiadat, agama dan peribadatan serta keilmuan dan penampilannya itu dapat mempengaruhi perasaannya, serta keberadaan syi ir itu merupakan 1 Ali Badri, Muhaadlaraatun Fi Ilmai Al-Aruudl Wal-Qafiyah, (Cairo : Al-Jaami ah Al- Azhar, 1984), 4. 15

16 peninggalan dari peradaban yang erat pada kebiasaan yang ada dalam suatu masyarakat. 2 Puisi lama atau syi ir biasanya dibagi dan dikategorikan berdasarkan bentuk dan isi dari syi ir tersebut. Menurut bentuknya, puisi Arab dibagi menjadi empat bagian yaitu ; puisi tradisional, puisi mursal, muwasysyahat, dan puisi bebas (hurr). Dalam literature Arab, puisi tradisional sering disebut dengan puisi klasik (qadim), atau puisi lazim / multazim (biasa/konvensional atau terikat aturan lama). Puisi tradisional ini terikat prosodi / matra gaya lama atau arud (wazan / bahr) dan qafiyah, yang secara enjambemen (susunan baris) umunya dalam qasidah (dua baris sejajar). 3 Dalam hal ini arud adalah ilmu yang membahas benar dan tidaknya bahr (wazan) dan perubahannya (varian) yang dipakai dalam suatu syi ir (puisi Arab konvensional). Sedangkan bahr adalah prosodi atau ritme /matra gaya yang jumlahnya banyak. Yang terkenal di antaranya adalah matra atau bahr basit, tawil, rajz, kamil, madid, khafif, wafer, mutadarik, hazaj, mutaqarib, dan lain-lain. 4 Dan qafiyah adalah kesesuaian akhir baris dalm setiap bait puisi. Para ahli mendefisikan bahwa penggunaan puisi terbagi menjadi dua, yaitu ; menitik beratkan pada stuktur luar (bentuk) dan ada juga yang 2 Ridwan Nur Kholis, Nilai Nilai Karakter dalam Syi ir Tanpa Waton ( Studi terhadap teks Syi ir Tanpa Waton ), Skripsi : 2013, 28. 3 Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab : Klasik Dan Modern, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada : 2012), 12-13 4 Chatibul Umam, Al-Muyassar Fi ilm al-arud, (Jakarta, Hikmah Syahid : 1990), 4

17 menitikberatkan pada struktur dalam (isi). Namun struktur luar puisi harus memperhatikan diksi (pemilihan kata) untuk dapat melahirkan efek estetika bahasa dan makna.sedangkan yang dimaksud dengan struktur dalam puisi adalah pesan atau makna imajinatif, maka emosional (perasaan), dan makna logisnya.dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab modern, puisi pada umumnya menggunakan kata konotatif dan simbolik. Banyak perbedaan pendapat yang mengemukakan tentang asal-usul syair Indonesia.Ini dikarenakan kekurangan bahan untuk dijadikan referensi dalam membuktikan asal-usul syair Indonesia. Ada kemiripan pendapat antara Hooykaas dan Marrison, bahwa asal-usul syair Indonesia berasal dari satu tulisan tua, yang terpahat pada batu nisan karya Minye Tujuh di Aceh pada tahun 1380 M. Tulisan dalam batu nisan tersebut menggunakan bahasa sansekerta yang sudah dikenali dalam kesusastraan Jawa. Namun berbeda dengan Teeuw, Winsted, Brakel dan S. M. Naguib, bahwa asal-usul syair Indonesia berasal dari puisi yang dikarang oleh Hamzah Fansuri pada abad ke enam belas Masehi, dan beliau adalah seorang penulis syair yang pertama dalam kesusastraan Indonesia. Melalui tulisan Hamzah Fansuri, unsur-unsur pemikiran dan seni sastra dari Arab dan Persia telah diperkenalkan dalam kesusastraan Indonesia. Dari kesusastraan sufi Arab dan Parsi inilah yang membantu Hamzah Fansuri dalam mengubah puisi ke dalam bahasa

18 Indonesia yang kemudian disebut dengan syair. 5 Syair dalam kesustraan Indonesia memiliki ciri ciri sebagai berikut : 1. Satu bait terdiri dari empat baris 2. Setiap baris terdiri dari empat kata dan mempunyai 8 sampai 12 suku kata 3. Memiliki kesamaan huruf di akhir masing masing bait atau bersajak a-a-a-a. 6 diantaranya : Syair dalam kesusastraan Indonesia memiliki beberapa jenis 1. Syair Agama Syair agama merupakan syair yang mengandung tema ajaran ilmu tasawuf seperti yang telah diciptakan oleh Hamzah Fasuri pada abad ke enam belas. 2. Syair Romantis Syair ini berbentuk naratif yang mengisahkan tentang cerita percintaan biasanya syair ini sering dibacakan dengan berlagu sehingga dapat memberi kesan yang menarik kepada pendengarnya. 3. Syair Sejarah Syair ini banyak mengandung unsur-unsur cerita sejarah dan berisi tentang peperangan. 5 IKAPI, Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam, (Jakarta,Pustaka Al-Husna : 1989), 150 6 IKAPI, Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam, 148

19 4. Syair Kiasan Syair kiasan adalah sejenis puisi yang mengandung kiasan bercorak simbolik yang menggunakan perwatakan binatang yang bertujuan sebagai sindiran atau kritikan dalam suatu peristiwa tertentu. B. Language Game Dalam hal ini, bahasa telah menjadi pusat perhatian para filsuf, karena adanya pengaruh perkembangan masalah masalah filsafat pada zaman tertentu. Para ahli filsafat juga sependapat bahwa antara bahasa dan filsafat memiliki hubungan yang sangat erat. Yang mana tugas filsafat adalah membuat konsep-konsep, yang kemudian konsep tersebut dianalisa dan dijelaskan oleh bahasa yang sesuai dengan makna tertentu. 7 Sebuah bahasa dapat dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Wittgeinstein menekankan pada aspek pragmatik bahasa yaitu sebagai alat komunikasi dalam hidup manusia. Bahasa tidak hanya memiliki satu struktur logis saja, melainkan segi penggunaannya dalam hidup manusia yang bersifat komplek dalam berbagai kehidupan. Dan bahasa bukan hanya sebagai alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap. Namun sebuah bahasa akan memiliki makna tertentu, apabila bahasa digunakan sesuai dengan penggunaannya. Ludwig Wittgenstein lahir pada tanggal 26 April 1889 di Wina, Austria. 8 Dan istilah language game mulai dikenalkan oleh Ludwig 7 Kaelan, Pembahasan Filsafat Bahasa, (Yogyakarta : Paradigma, 2013), 1. 8 Samuel Enoch Stumpf, Socrates Socrates to Sartre and Beyond: A History of Philosophy, ( New York, McGraw-Hill Higher Education : 1998), 103

20 Wittgenstein, pada karya keduanya yang berjudul Philosophical Invesetigation. Wittgenstein pada periode ini lebih memperhatikan bahasa biasa (Ordinary Language) yang dipakai manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang tentusaja bersifat beraneka ragam, dan bukan lagi pada bahasa logika. Sebelumnya Wittgeinstein telah sukses dengan karya pertamanya yang berjudul Tractacus Logico-Philosophicus, namun ia menyadari bahwa logika ternyata mengandung kelemahan, yaitu tidak mampu menyentuh seluruh realitas yang tampak jelas dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ia mengalihkan perhatian pada keanekaragaman bahasa biasa dan cara penggunaannya. 9 Kedua karya ini adalah disertasi Wittgeinstein pada saat beliau menyelesaikan gelar doktornya di Inggris, yaitu di Akademi Trinity dan Universitas Cambridge. 10 Karya keduanya ini diterbitkan pada tahun 1953 setelah kematiannya, dalam teks bahasa Inggris, dan teks aslinya bahasa Jerman, Philosophiesce Untersuhungen. Banyak perbedaan antara karya pertama dan kedua Wittgeinstein, namun karya yang kedua menggambarkan kontinuitas dengan karya pertamanya. 11 Dalam Tractatus, Wittgeinstein mendasarkan setiap hal pada gagasan bahwa hubungan formal dimana sebuah proposisi menghadapi realitas. Namun apabila Investigations, makna dipahami dengan sebuah fungsi 9 Rizal Mustansyir, Filsafat Analitik (Sejarah perkembangan dan Peranan para Tokohnya), (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada : 1995), 80 10 Wahyu Wibowo, Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta, PT. Bumi Aksara : 2010), 4 11 Rizal Mustansyir, Filsafat Analitik (Sejarah perkembangan dan Peranan para Tokohnya),81

21 bagaimana menggunakan kata, maksud-maksud manusia dan bentuk-bentuk kehidupan yang manusia terlibat di dalamnya adalah sesuatu yang memberikan makna pada bahasa. 12 Tidak ada analisa final mengenai proposisi ke dalam nama-nama yang secara logis tepat yaitu nama-nama obyek sederhana di dunia. Sebaliknya, bahasa dilihat sebagai fenomena manusia alamiah dan tugas filsafat yaitu tugas untuk menggabungkan sejumlah surat peringatan atau tanda mata penggunaan aktual terhadap bahasa untuk menghilangkan teka-teki yang terkadang diciptakan. Bahasa tidak memiliki satu struktur yang logis saja namun bahasa akan berkembang secara terus menerus hingga mempunyai jenis-jenis bahasa baru. Dan bahasa juga melambangkan sesuatu yang memiliki sebuah makna atau konsep tertentu. Maka dari itu Wittgenstein, mengemukakan sebuah istilah language game (tata permainan bahasa), yang mana bahasa merupakan sebagian dari suatu kegiatan atau suatu bentuk kehidupan. Kata language game (tata permainan bahasa) dipakai oleh Wittgeinstein, karena dalam kenyataan penggunaannya, bahasa merupakan sebagian dari suatu kegiatan atau merupakan suatu bentuk kehidupan. Jadi dapat dilihat jamak atau majemuknya permainan bahasa itu dalam kehidupan sehari-hari. 13 Setiap bentuk permainan bahasa akan memiliki aturan permainan sendiri dan tidak dapat dicampuradukkan. Karena kekacauan dalam pemakaian bahasa, menurut Wittgenstein, disebabkan oleh 12 Diane Collinson, Lima Puluh Filosof Dunia yang Menggerakkan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada : 2001), 219 13 Kaelan, Pembahasan Filsafat Bahasa, 145

22 ketidaktepatan (kekeliruan) penerapan aturan (tata permainan bahasa) dalam sebuah konteks tertentu. Hal ini dapat dianalogikan dengan berbagai bentuk permainan (game) yang masing-masing memiliki aturan (rule) masingmasing. Dari sinilah kekacauan bahasa itu muncul, ketika seseorang menerapkan aturan bahasa yang tidak pada tempat dan kegunaannya. Seperti halnya penggunaan bahasa ilmiah, hanya dapat dimengerti oleh orang-orang ilmiah. Begitupun dengan penggunaan bahasa santai, hanya dapat digunakan pada kehidupan sehari-hari dan tidak dapat diterapkan di bahasa ilmiah. Dalam sebuah bahasa terkadang terdapat ungkapan yang sama namun maknanya tetap sangat tergantung pada penggunaan dalam situasi atau konteks yang bersangkutan yang memiliki aturan masing-masing. Contohnya dalam penggunaan kata deiksis yaitu kata aku, yang dalam bahasa Indonesia menyatakan diri sendiri. Tetapi kata aku dalam ruang lingkup pembicaraan dengan orang yang lebih tua umurnya ataupun tingkatannya, terkesan kurang sopan. Namun apabila kata aku digunakan untuk percakapan dengan teman sebaya tidak menimbulkan kurang sopan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa sebuah pembicaraan atau percakapan terdapat pula permainan bahasa, yaitu dengan orang yang lebih tua dan dengan teman sendiri. Permainan ini yang disebut juga serupa tapi tidak sama, artinya bahwa kata aku memiliki sifat umum yang serupa yang menyatakan diri sendiri, tapi makna kata tidak sama, tergantung pada ruang lingkup penggunaannya. Maka dari itu tidak bisa seseorang menentukan suatu aturan permainan bahasa yang bersifat umum, yang dapat berlaku dalam

23 konteks kehidupan manusia. Sebagaimana yang dikatakan Wittgeinstein sebagai berikut : 14 Makna sebuah kata adalah tergantung penggunaannya dalam suatu kalimat, adapun makna kalimat tergantung penggunaannya dalam bahasa.sedangkan makna bahasa adalah tergantung penggunaannya dalam hidup. Kekacauan dalam proses penerjemahan adalah kurang menguasai tata permainan bahasa, baik yang terdapat di dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran. Jadi apabila terdapat ungkapan yang sama namun maknanya tetap sangat tergantung pada penggunaan dalam situasi atau konteks yang bersangkutan yang memiliki aturan masing-masing. 14 Kaelan, Pembahasan Filsafat Bahasa, 146