III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

dokumen-dokumen yang mirip
III. MATERI DAN METODE. Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

III. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Perlakuan P 0 P 1 P 2 P 3 M 1 M 1 P 0 M 1 P 1 M 1 P 2 M 1 P 3 M 2 M 2 P 0 M 2 P 1 M 2 P 2 M 2 P 3

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu 1.2. Bahan dan Alat 1.3. Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

I. BAHAN DAN METODE. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan

I. MATERI DAN METODE

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. J 1 = 300 g J 2 = 600 g J 3 = 900 g

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Perternaka UIN Suska Riau. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari tanggal

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. MATERI DAN WAKTU

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

III. BAHAN DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H. R. Soebrantas No. 115 km 18 Kelurahan. Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan kampus Universitas Islam Negeri

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

I. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Soebrantas KM 15,5 Pekenbaru. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu tanah, Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

I. MATERI DAN METODE. OT1 = Tanpa Olah Tanah OT2 =Olah Tanah Maksimum Faktor kedua :Mulsa (M)

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

I. METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas KM 15

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun petani Desa Rimbo Panjang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada April sampai dengan Juni 2012 di Perum Polda 2

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS BOKASHI SAMPAH PASAR DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tata Cara penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di Desa

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

Transkripsi:

III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2013. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih sawi, sampah organik yang diambil dari Pasar Panam, pupuk kandang ayam, sekam padi, dedak padi, EM-4, larutan gula merah, dan tanah dari lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Alat yang digunakan adalah rak vertikultur, cangkul, parang, pisau, sendok, meteran, gembor, handsprayer, timbangan digital, gelas ukur, ember, tali rafia, kamera, dan alat tulis. 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dangan 2 faktor. Faktor yang pertama adalah dosis bokashi sampah pasar (B) yang terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu: 15

B 0 = Tanpa pemberian pupuk bokashi (kontrol) B 1 = 15 g/tanaman (15 ton/ha) B 2 = 30 g/tanaman (30 ton/ha) B 3 = 45 g/tanaman (45 ton/ha) B 4 = 60 g/tanaman (60 ton/ha) Faktor yang kedua adalah frekuensi penanaman (P) yang terdiri dari 2 taraf perlakuan yaitu: P 1 = Penanaman Pertama P 2 = Penanaman Kedua Diperoleh 10 kombinasi perlakuan dan dilakukan 5 kali pengulangan sehingga diperoleh 50 unit percobaan pada penelitian ini. Kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Kombinasi Perlakuan Perlakuan P 1 P 2 B 0 B 1 B 2 B 3 B 4 B 0 P 1 B 1 P 1 B 2 P 1 B 3 P 1 B 4 P 1 B 0 P 2 B 1 P 2 B 2 P 2 B 3 P 2 B 4 P 2 Masing-masing unit percobaan terdiri dari 10 tanaman sawi dalam satu talang, sehingga berjumlah 500 tanaman. Masing-masing unit percobaan ditanam pada rak vertikultur. Model linear menurut Mattjik dan Sumertajaya (2006), yaitu: Y ijk = µ + ρ k + α i + β j + (αβ) ij + ε ijk dimana: Y ijk : Hasil pengamatan pada faktor pertama taraf k-i dan faktor kedua taraf kej dan ulangan ke-k 16

µ : Nilai tengah ρ k α i β j (αβ) ij : Pengaruh kelompok pada taraf ke-k : Pengaruh faktor pertama pada taraf ke-i : Pengaruh faktor kedua pada taraf k-j : Pengaruh interaksi dari faktor pertama pada taraf ke-i dan faktor kedua pada taraf ke-j ε ijk : Pengaruh galat dari faktor pertama pada taraf ke-i dan faktor kedua pada taraf ke-j pada ulangan ke-k 3.4. Pelaksanaan Penelitian 3.4.1. Pembuatan Bokashi Sampah Pasar Larutan stok dibuat dengan mencampurkan larutan gula dan EM-4 kedalam air dengan perbandingan 50 ml larutan gula : 50 ml EM-4 : 1 liter air, kemudian diamkan satu kali 24 jam. Sampah organik (sisa sayuran) yang terdapat di pasar dicacah kecil dengan ukuran 2 cm, lalu dikeringanginkan, kemudian dicampur dengan kotoran ayam dan sekam padi (2:1:1), setelah itu siramkan larutan stok secara perlahan pada adonan (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air mencapai 30%. Selanjutnya adonan diletakkan di atas terpal yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm, kemudian adonan ditutup dengan terpal. Usahakan suhu tidak lebih dari 40 0 C. Bila suhu lebih dari 40 o C turunkan suhu dengan cara membolak-balik adonan tersebut (A nnisava, 2013). Menurut Sudibyo et al. (2012) bokashi akan siap digunakan setelah tujuh hari proses 17

fermentasi. Menurut Soplanit (2012) Bokashi yang sudah jadi ditandai dengan warna hitam, gembur, tidak panas dan beraroma khas fermentasi. 3.4.2. Persiapan Rak Vertikultur Rak vertikultur terbuat dari talang yang disusun bertingkat dengan penopang terbuat dari kayu dengan model seperti anak tangga. Panjang talang 100 cm, lebar 13 cm, dan tinggi 11 cm. Talang kemudian disusun pada kayu tersebut secara vertikal menyerupai tangga sebanyak 5 talang untuk satu rak vertikultur dengan jarak antar talang yaitu 30 cm. Setiap tingkatan talang dijadikan sebagai ulangan. Jumlah rak vertikultur dalam penelitian ini sebanyak 5 rak. 3.4.3. Persiapan Media Semai Tanah yang digunakan untuk media persemaian diambil dari lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Kemudian tanah dicampurkan dengan pupuk kandang ayam dengan perbandingan 1:1. Setelah tanah dan pupuk kandang teraduk rata, letakkan pada wadah persemaian dan diamkan selama 1 minggu. 3.4.4. Persemaian Persemaian dilakukan pada wadah persemaian dengan cara benih disebar secara merata. Perawatan terus dilakukan sampai menjadi bibit yang siap dipindahkan pada rak vertikultur (dua minggu setelah semai). Perawatan pada persemaian meliputi penyiraman yang dilakukan setiap hari, hal ini dilakukan untuk memastikan benih dapat tumbuh dengan baik dan tidak mengalami 18

kekurangan air. Penanaman dilakukan sebanyak dua kali, maka persemaian juga dilakukan sebanyak dua kali yaitu persemaian pertama dilakukan dua minggu sebelum bibit dipindahkan pada rak vertikultur dan persemaian kedua dilakukan dua minggu sebelum sawi pada penanaman pertama dipanen. 3.4.5. Pemberian Label Pemberian label pada rak vertikultur dilakukan sebelum pemindahan bibit tanaman sawi atau satu hari sebelum pemberian perlakuan. Pemberian label bertujuan untuk membedakan perlakuan yang diberikan pada masing-masing tanaman sawi. 3.4.6. Pemberian Perlakuan Pemberian perlakuan dilakukan setelah pemberian label. Pemberian perlakuan dosis bokashi hanya dilakukan satu kali yaitu pada penanaman pertama, pemberian perlakuan dilakukan pada saat pengisian media tanam pada rak vertikultur atau seminggu sebelum tanaman sawi ditanam pada rak vertikultur. Dosis bokashi yang diberikan pada tanaman sawi yaitu tanpa pemberian bokashi (kontrol), 15 g/tanaman, 30 g/tanaman, 45 g/tanaman, dan 60 g/tanaman. 3.4.7. Pemindahan dan Penanaman Ke I (Pertama) Tanaman Sawi ke Rak Vertikultur Pemindahan dan penanaman tanaman sawi dilakukan apabila bibit sudah memiliki 4 helai daun atau 2 minggu setelah semai (Syahputra, 2007). Bibit yang digunakan dipilih yang seragam. Sebelum bibit dipindahkan sebaiknya dilakukan 19

penyiraman terlebih dahulu pada wadah pembibitan agar tanaman sawi mudah dicabut. Pemindahan dilakukan dengan memindahkan bibit menggunakan sendok makan dari tempat pembibitan dengan tujuan tidak merusak akarnya kemudian langsung ditanam pada rak vertikultur dengan jarak 10 cm. Penanaman dilakukan sebanyak dua kali, maka penanaman kedua dilakukan segera setelah tanaman periode pertama dipanen. 3.4.8. Pemindahan dan Penanaman Ke II (Kedua) Tanaman Sawi ke Rak Vertikultur Pemindahan dan penanaman kedua tanaman sawi dilakukan sama seperti penanaman pertama. Penanaman kedua dilakukan pada hari yang sama saat panen pertama (pagi panen pertama dan sore penanaman kedua). 3.4.9. Pemeliharaan 1. Penyiraman Penyiraman dilakukan untuk mencukupi ketersediaan air bagi tanaman sawi. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari, sesuai dengan kondisi tanaman dan media tanam sawi tersebut. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. 2. Pemberantasan gulma Pemberantasan gulma dilakukan sebanyak 4 kali selama penelitian (dua kali pada penanaman pertama dan dua kali pada penanaman kedua) pada umur 10 hari setelah tanam dan 20 hari setelah tanam. Pemberantasan gulma dilakukan 20

secara manual dengan menggunakan tangan. Pemberantasan gulma bertujuan agar tidak ada persaingan dalam penyerapan unsur hara pada tanaman sawi. 3. Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman (OPT) Pengendalian organisme pengganggu tanaman dilakukan dengan cara preventif, yaitu dengan menjaga sanitasi lingkungan tanaman, baik dari gulma maupun dari bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Pada penelitian ini pengendalian OPT tidak menggunakan zat-zat kimia, melainkan menggunakan Ekstrak Tanaman Terfermentasi (ETT) dengan menggunakan daun sirsak (125 g) + daun sala m (125 g). Daun sirsak dan daun sa lam dipotong-potong kemudian diblender dan dimasukkan ke dalam botol plastik yang memiliki ukuran 1,5 liter. Setelah itu ditambahkan 1 liter air, 50 ml larutan gula, dan 50 ml EM-4, aduk perlahan kemudian diamkan selama 10-14 hari pada tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung. Lakukan pengecekkan gas secara rutin, apabila gas terbentuk, maka keluarkan secara perlahan. ETT sudah dapat digunakan apabila gas tidak lagi terbentuk. Penyiraman ETT mulai dilakukan 3 hari setelah tanam dengan konsentrasi ETT yang diberikan adalah 2,50 ml/liter air dengan frekuensi penyiraman 3 hari sekali sampai menjelang panen (Annisava, 2013). 3.4.10. Panen Pemanenan dilakukan pada umur 25 hari setelah tanam. Penanaman dilakukan dua kali maka panen juga dilakukan dua kali, yaitu pada umur 25 hari setelah tanam pada masing-masing periode tanam. Sawi dipanen dengan cara tanaman dicabut seluruhnya secara hati-hati. 21

3.5. Pengamatan Pengamatan terhadap semua peubah yang diamati dilakukan pada saat panen. 1. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar sampai ujung daun tertinggi. 2. Jumlah Daun (helai) Pengamatan jumlah daun dihitung pada daun yang telah membuka sempurna. 3. Panjang Daun Terpanjang (cm) Pengukuran panjang daun terpanjang dilakukan dengan cara mengukur daun tanaman sawi yang terpanjang yaitu mulai dari pangkal tangkai daun sampai ujung daun melalui ibu tulang daun. 4. Lebar Daun Terlebar (cm) Pengamatan lebar daun terlebar dilakukan pengukuran dari kedua pinggir daun dan tegak lurus pada ibu tulang daun dibagian yang terlebar. 5. Bobot Basah Tajuk (g) Penimbangan bobot basah tajuk dilakukan setelah panen yaitu dengan mencabut tanaman secara hati-hati agar tanaman tidak rusak. Tanaman dibersihkan dengan air dari tanah-tanah yang menempel, setelah itu tanaman dikering anginkan lebih kurang 15 menit. Tanaman dipisahkan antara tajuk dan akar, selanjutnya masing-masing tajuk ditimbang. 22

6. Bobot Kering Tajuk (g) Penimbangan bobot kering tajuk dilakukan setelah tanaman dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 70 o C 2 x 24 jam. Sampel tanaman sawi yang akan dilakukan pengeringan dimasukkan kedalam amplop dan diberi label, kemudian dilakukan pengeringan. 3.6. Analisis Data Data hasil pengamatan dari setiap perlakuan akan diolah secara statistika dengan menggunakan Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok (Tabel 3.2). Uji lanjut yang digunakan adalah Uji Jarak Duncan pada taraf 5%. Tabel 3.2. Sidik Ragam. Sumber Keragaman (SK) Kelompok P B P X B Galat Derajat Bebas (DB) r-1 p-1 b-1 (p-1)(b-1) (pb-1) (r-1) Jumlah Kuadrat (JK) JKK JKP JKB JK(PB) JKG Total br-1 JKT Kuadrat Tengah (KT) KTK KTP KTB KT(PB) KTG F Hitung KTK/KTG KTP/KTG KTB/KTG KT(PB)/KTG F Tabel(%) 0.05 0.01 - - - - - - - - Keterangan: Faktor Koreksi (FK) = Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK) =. FK Jumlah Kuadrat Total (JKT) = Y ijk 2 FK Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) =. Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKB) =. FK FK 23

Jumlah Kuadrat Perlakuan JK(P x B) =. FK JKP JKB Jumlah Kuadrat Galat = JKT JKK JKP JKB JK(P xb) Uji lanjut yang digunakan apabila terjadi interaksi yang berbeda nyata adalah Uji Jarak Duncan (UJD) pada taraf 5%. UJD α = Rα (ρ, DB Galat) x KTG/Ulangan Keterangan: α ρ R = Taraf uji nyata = Banyaknya perlakuan = Nilai dari tabel Uji Jarak Duncan KTG = Kuadrat Tengah Galat 24