BAB III PERCERAIAN DI KALANGAN EKS TKI DI DESA GENUK WATU KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

2015 DAMPAK IBU BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI TERHADAP BERUBAHNYA FUNGSI DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara

BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

I. PENDAHULUAN. kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula pada emosi masyarakat dan. kepada pengangguran yang meluas. Disamping itu harga-harga kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. rumah, mengurus, mendidik, dan mengasuh anak.

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar penduduk di negara-negara sedang berkembang berada di bawah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu melakukan tugas rumah tangga. Kepala keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut dapat bermacam-macam, berkembang dan berubah terkadang tanpa

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

PERUBAHAN FUNGSI KELUARGA TENAGA KERJA WANITA DI KECAMATAN WATULIMO, KABUPATEN TRENGGALEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN. pemahaman bahwa perempuan berada dalam posisi yang kuat. Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. ( kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai

BAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan.

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

I. PENDAHULUAN. 1937, Murdok menemukan tiga Tipe keluarga yaitu; keluarga inti (Nurclear

PENDEKATAN TEORETIS TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA. A. Beberapa Faktor yang Melatarbelakangi Perceraian di Kalangan. Tenaga Kerja Wanita (TKW) Hongkong dan Taiwan

BAB IV KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS ADAT ACEH (MAA) DAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA (MPU) KOTA LANGSA TERHADAP PENETAPAN EMAS SEBAGAI MAHAR

I. PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam kehidupannya sehari-hari selalu dihadapkan dengan

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

NUSHU<ZNYA ISTRI KARENA KURANGNYA NAFKAH DARI SUAMI DI

SUSI RACHMAWATI F

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan

PEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I

BAB III DATA HASIL PENELITIAN DI DESA ARJOWILANGUN KECAMATAN KALIPARE KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi suka duka hidup di dunia bersama sama. Setelah akad nikah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

TINJAUAN PUSTAKA. serta pendorong dan penarik tumbuhnya sektor sektor ekonomi, dapat. dan pengangguran serta dapat mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk selamanya. Tetapi adakalanya karena sebab-sebab tertentu bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. menegakkan rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. istri dan anak-anaknya, ini didasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 233. Yang

FF fk S 18/02 SKRIPSI PERCERAIAN DALAM PERSPEKTIF GENDER RINA DWI ASTUTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

I. PENDAHULUAN. dihasilkan dan paling banyak menyerap tenaga kerja. Devisa yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hubungan keluarga. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa setempat:

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perekonomian keluarga, mengisi waktu luang daripada menganggur,

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1. yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa dan agama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan, pekerjaan dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB III PERCERAIAN DI KALANGAN EKS TKI DI DESA GENUK WATU KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG A. Diskripsi Keluarga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Genuk Watu Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang 1. Keagamaan Sebenarnya kondisi keagamaan masyarakat di Desa Genuk Watu bisa dikatakan bulat sekali karena mayoritas beragama Islam yang taat, tetapi tidak semua masyarakat itu bisa menerapkan nilai-nilai agama. 40 Contohnya dalam kondisi keagamaan keluarga TKI yang kurang, terbukti yang menjadi kelemahan dalam menerapkan nilai-nilai keagamaan atau dengan kata lain keimanan yang kurang kuat, dari salah satu pasangan suami istri tidak bisa manjaga rumah tangganya dari hal-hal yang nantinya bisa menjadikan problem dalam rumah tangganya, hal ini sering kali terjadi pada salah satu pasangan suami istri yang menjadi TKI melakukan perselingkuhan atau yang dirumah melakukan perselingkuhan, bahkan ada yang hamil sampai melahirkan anak, padahal sudah jelas perbuatan itu membawa pengaruh yang jelek terhadap keharmonisan keluarganya, maka dari situ otomatis akan terjadi perceraian. 2. Ekonomi Keadaan ekonomi masyarakat di Desa Genuk Watu 60-70% atau bisa dikatakan menengah kebawah. Banyaknya toko-toko, perternakan 40 Mu ayyah, Wawancara, Jombang, 24 Maret 2014. 31

32 lele dan lain-lain, sebagai penghasilan memenuhi kebutuhan rumah tangga. 41 Tetapi tidak dalam perekonomian keluarga pasangan suami istri TKI, bisa dibilang serba kekurangan atau dari keluarga miskin, terbukti karena dari hasil pengamatan hampir semua dari keluarga TKI, yang suaminya bekerja sebagai TKI maupun istrinya bekerja sebagai TKW berasal dari keluarga miskin. Sebelum suami atau istri memutuskan untuk menjadi TKI mereka tinggal bersama orang tua dari pihak suami maupun dari pihak istri. 3. Pendidikan Pendidikan di Desa Genuk Watu sebenarnya sudah mengalami kemajuan karena agama juga mengajarkan kewajiban menuntut ilmu. 42 Bahkan ada yang lulusan sampai perguruan tinggi atau sarjana, sehingga kesempatan dalam mencari pekerjaan dikantoran atau berprofesi menjadi guru sangat terbuka. Tapi lain lagi bagi TKI, keadaan pendidikan dalam keluarga TKI rata-rata lulusan SD,SMP dan SMA. Dari lulusan tersebut sebelum menjadi TKI di Malaysia, mereka tidak lain hanya bekerja di pertanian sawah, itu pun kalau punya sawah atau yang menjadi buruh tani diladang orang lain. Sudah jelas bahwa keadaan pendidikan ini menjadi penentu dari keberhasilan mencari ekonomi atau nafkah yang layak. Masalah ekonomi ini ada hubungannya dengan pendidikan yang tinggi, logikanya yang pintar atau yang berpendidikan tinggi akan bekerja di 41 Subanul, Wawancara, Jombang, 25 Maret 2014. 42 Mu ayyah, Wawancara, Jombang, 24 Maret 2014.

33 perkantoran, menjadi guru, atau membuka lahan pekerjaan untuk orang lain dan lain sebagainya. 4. Sosial Budaya Dari segi sosial dan budaya di Desa Genuk Watu sebagian besar tergolong rendah, hal ini terjadi pada keluarga TKI mungkin kerena terpicu kebutuhan ekonomi dan kebutuhan biologis. Maka dari hal itu akan mempengaruhi ketidak terciptanya sosial dan budaya yang baik. 43 B. Latar Belakang Keberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Genuk Watu Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang Desa Genuk Watu Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang merupakan Desa yang terus berkembang, terbukti desa ini banyak mepunyai kegiatan ekonomi yang rutin, banyak dilalui kendaraan pribadi maupun truk-truk yang mengankut pasir dan batu, di sepanjang jalan utama banyak berderet tokotoko, selanjutnya sektor pertanian dianggap kurang menguntungkan. Sebagian mereka pergi ke luar desa untuk mencari pekerjaan yang dianggap cepat mendatangkan hasil. Kebanyakan mereka berasal dari keluarga yang tidak mempunyai lahan yang luas atau sama sekali tidak mempunyai lahan. Hal terbesar yang menjadi alasan bagi seorang suami maupun istri bertekat untuk merantau yaitu faktor kemiskinan, karena dari hasil pengamatan hampir semua dari keluarga yang suaminya bekerja sebagai TKI maupun istrinya bekerja sebagai TKW berasal dari keluarga miskin. Sebelum suami atau istri memutuskan untuk menjadi TKI mereka tinggal bersama 43 Abdul Haris, Wawancara, Jombang, 26 Maret 2014.

34 orang tua dari pihak suami maupun dari pihak istri. Jadi bisa dikatakan mereka tinggal di dalam keluarga besar dengan penghasilan yang sangat minim atau serba kekurangan. Dengan adanya kekurang-kekurangan yang tidak akan bisa tertutupi, maka setiap hari tidak dapat dihindarkan dari yang namanya percekcokan antar anggota keluarga. Karena permasalahan tersebut, maka istri bertekat untuk membatu menambah penghasilan suami yang hanya bekerja sebagai buruh tani pada lahan pertanian orang lain yaitu dengan menjadi TKW/TKI. Secara lahiriah kebutuhan keluarga perantau cukup terpenuhi. Hal ini terlihat adanya perubahan pada keadaan rumah antara sebelum Suami bekerja sebagai TKI maupun istri menjadi TKW di Luar Negeri. Hampir keseluruhan dari keluarga TKI sebelum mereka bekerja, mereka belum mempunyai rumah sendiri, selama ini mereka tinggal bersama orang tua, ada juga yang sudah punya rumah sendiri tetapi mereka rumahnya tidak mewah hanya cukup buat tempat tinggal ala kadarnya. Tetapi setelah bekerja rumah yang asalnya biasa menjadi lebih bagus dan mewah, bahkan rumah orang tuanya bedah jauh sekali karena lebih besar. Perubahan dapat dilihat pada pola hidup keluarga mereka, jika dahulu para suami hanya sebagai buruh tani di lahan pertanian orang lain, sekarang justru suami sudah mempunyai lahan pertanian sendiri. Kondisi Desa Genuk Watu Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang sebagian besar masyarakatnya hidup dari hasil pertanian, dan alternative pekerjaan lain tidak didapatkan. Suami selama ini hanya menggantungkan hidup keluarga dari hasil bekerja sebagai buruh tani pada lahan pertanian

35 orang lain, sebab selama ini belum memiliki lahan sendiri, Struktur penduduk yang sebagian besar bertumpu pada sektor pertanian tradisonal dan pertenakan, kondisi sosial ekonominya bisa dikatakan cukup lumayan hanya untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja, sebab hasil panen mereka hanya cukup biaya hidup sampai masa panen berikutnya. Selain berprofesi sebagai petani, sebagian lagi melakukan usaha sebagai pedagang biasa dan pedagang keliling, dan jasa pertukangan. Sedangkan mereka yang tidak termasuk dalam golongan itu sebagian besar berprofesi sebagai perantau, baik itu laki-laki maupun perempuan, yang masih gadis atau masih perjaka atau sudah berumah tangga dan mereka ini lah yang menginginkan perubahan sosial ekonomi pada keluarganya. 44 Berdasarkan pemaparan di atas dapat di ketahui bahwa kondisi kemiskinan penduduk, sebagian akibat langsung maupun tidak langsung dari perubahan sosial dan ekonomi seperti yang terjadi di Desa Genuk Watu Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang, membawa dampak sangat besar pada perubahan struktur hubungan antara laki-laki dan wanita, yang dilihat dari peran dan beban kerja para wanita dalam keluarga petani di perdesaan. Dalam kondisi miskin seperti itu, kaum wanita dalam rumah tangga tani di perdesaan Genuk Watu, mereka juga harus rela berbagi tambahan pekerjaan di luar rumah dengan suaminya, termasuk mencari sumber pengahasilan tambahan di luar tanggung jawab domestiknya. Hal tersebut terjadi karena pendapatan suami tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari keluarga. Di 44 Sudirman, Wawancara, Jombang, 24 Maret 2014.

36 pihak lain, ketidakberdayaan suami dalam perekonomian keluarga, sebagai pencari nafkah utama keluarga karena menganggur. Akhirnya, banyak diantara mereka memutuskan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) baik itu pihak wanita maupun laki-laki. Hal ini juga diperburuk lagi oleh rayuan dan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh para calo, yang menawarkan kesempatan kerja dan upah yang relative lebih besar serta kemudahan berangkat ke Luar Negeri. C. Perceraian di Kalangan Eks Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Desa Genuk Watu Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang Di Desa Genuk Watu dalam dua tahun terakhir ini perceraian lebih banyak disebabkan perginya salah satu pasangan suami istri keluar negeri menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Jika perempuan yang berangkat kerja, perceraian bisa terjadi karena suami yang ditinggalkan melakukan perselingkuhan atau sebaliknya perceraian bisa terjadi karena istri yang ditinggalkan melakukan gugat cerai, ini karena sepasang merasa tidak terpenuhi kebutuhan batinnya, sehingga melakukan perselingkuhan. Salah satu faktor perubahan terbesar yang menyebabkan pasangan suami istri salah satu dari mereka memutuskan untuk bekerja sebagai TKI yaitu merubah taraf hidup yang tadinya miskin menjadi baik. Hampir keseluruhan dari keluarga TKI adalah berasal dari keluarga yang tidak mampu atau miskin, dan hal itulah mengapa mereka memutuskan untuk

37 meninggalkan keluarganya dan mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai ibu. Jadi mau tidak mau ia harus bertukar tugas dan tanggung jawabnya sebagai suami, yang seharusnya menyandang gelar sebagai kepala keluarga yang berkewajiban untuk menafkahi keluarga. Sedangkan para suami yang harus menggantikan posisi seorang istri tentu dengan tugastugasnya sebagai ibu rumah tangga seperti memasak, mengasuh anak, mengurus rumah dan lain sebagainya. 45 Seorang wanita menikah yang seharusnya menjadi ibu rumah tangga dan menjaga harta suaminya serta anak-anaknya justru memutuskan untuk bekerja, peran yang dipikulnya pasti semakin bertambah, yaitu peran sebagai istri, ibu dan peran sebagai pekerja. Bagi seorang wanita yang bekerja tentunya sulit menjalankan dua peran yang bertentangan antara pekerjaan dan keluarga. Namun ketika istri bekerja sebagai peran suami juga semakin bertambah dikarenakan adanya pembagian tugas dalam rumah tangga, tidak lagi hanya sebagai pria yang mencari nafkah untuk keluarganya sesuai dengan harapan masyarakat, namun ia juga ikut dalam membantu urusan rumah tangga. Sehingga pada akhirnya peran-peran tersebut menjadi tidak jelas dan menimbulkan konflik. Pengaruh kepergian seorang istri atau suami menjadi TKI memberikan dampak terhadap keharmonisan keluarga TKI dimana dengan adanya perubahan fungsi seperti fungsi biologis, fungsi ekonomi serta fungsi keharmonisan menjadi pemicu ketidak terbentuknya Mu asyarah bil al- 45 Sudirman, Wawancara, Jombang, 24 Maret 2014.

38 ma ruf (bergaul dengan baik), sehingga sampai terjadinya perceraian di kalangan keluarga TKI. Jika sang istri atau suami menjadi TKI, maka potensi perceraian semakin besar terjadi karena suami atau istri yang ditinggalkan melakukan perselingkuhan. 46 Sebenarnya kurang setuju apa lagi itu kaitannya dengan perempuan atau istri bekerja di Luar Negeri. Padahal disini yang mempunyai tanggung jawab yang besar untuk perekonomian keluarga adalah suami, tapi mengapa istri yang dikorban untuk mencari nafkah menjadi TKW di Luar Negeri kenapa tidak suami yang mencari nafkah karena suami yang bertanggung jawab penuh dalam mencari nafkah baik secara fisik maupun non fisik. Pengaruhnya pula disitu ketika salah satu diantaranya itu mencari nafkah atau sebagai TKI otomatis akan sangat rentang terjadi perbuatan-perbuatan di luar keharmonisan dalam rumah tangga, kalau tidak suami yang berbuat serong melainkan juga seorang istri yang berbuat selingkuh karena ditinggal pasangnya kerja di Luar Negeri menjadi TKI dengan waktu yang lama dan tidak dibekali niat yang kuat sama-sama menjaga komitmen dalam mencari perekonomian, maka disitu akan terjadi perceraian. 47 Faktor perceraian yang terjadi itu karena adanya sebuah tingkah laku seorang suami maupun istri tidak berada posisinya yang nyaman. Selayaknya sepasang suami istri harusnya sering ketemu saling komunikasi bicarain tentang keluarga, anak-anaknya dan yang penting adalah menjaga keharmonisan keluarga supaya tidak terjadi perceraian. 46 Bapak Hasannudin, Wawancara, Jombang, 17 Maret 2014. 47 Abdul Haris, Wawancara, Jombang, 23 Maret 2014.

39 Wanita sering mengalami konflik antara pekerjaan dan rumah tangga yang lebih tinggi dibandingkan pria, namun pria juga mengalami kesukaran dalam membagi waktu untuk keluarga dan pekerjaan. Pria lebih mengutamakan waktu mereka untuk bekerja dibandingkan untuk keluarga, mereka merasa kurang terlibat dalam urusan keluarga karena adanya harapan tradisional yang mengatakan bahwa pekerjaan adalah hal pertama untuk pria. Hal inilah yang menimbulkan konflik peran ganda pada pria. Bagi seorang pria waktu bekerja mereka akan berkurang jika mereka harus ikut terlibat urusan keluarga, sehingga mereka merasa kurang bertanggung jawab pada pekerjaan mereka. Saat ini kebutuhan rumah tangga yang begitu besar dan mendesak membuat suami dan istri harus bekerja untuk bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dalam keluarga di mana suami istri bekerja keteganganketegangan akan lebih sering muncul dibandingkan keluarga tradisional di mana hanya suami saja yang bekerja dan istri menjaga keluarga di rumah. Ketegangan-ketegangan umumnya berasal dari peran-peran yang sering menjadi tidak jelas serta adanya tuntutan peran lingkungan. Dengan sebabsebab di atas, kondisi keluarga akan terjadi konflik yang akhirnya akan menyebabkan adanya ketidaksepahaman, perselisihan, silang pendapat di antara kerduanya yang pada akhirnya berujung perceraian. Seperti yang terjadi di desa Genuk Watu.