BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi

BAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw

BAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran bunga secara periodik. Menurut Abdul Halim (2015 : 9) obligasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang

BAB I PENDAHULUAN. diminati investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. instrumen keuangan yang diminati. Minat yang cukup tinggi dari para investor

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan disegala bidang terutama dalam bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Obligasi merupakan surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia saat ini semakin berkembang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan tetap bagi pemegangnya. Salah satu bentuk informasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti.

Repositori STIE Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terhadap produk-produk syariah, pada bulan oktober 2014 jumlah Bank

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk pembiayaan yang berasal dari eksternal salah satunya yaitu dana dari

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

(Setyapurnama dan Norpratiwi, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan keuangan perusahaan adalah melalui obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menggunakan rasio keuangan, rasio non keuangan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di suatu negara seringkali dijadikan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi), ekuitas (saham), instrumen derivative maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lainnya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji,et al.2001:1). Pasar modal di Indonesia memiliki berbagai macam pilihan sekuritas untuk berinvestasi,salah satu sekuritas yang diperdagangkan tersebut adalah obligasi. Obligasi adalah surat berharga dalam bentuk sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Obligasi merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada emiten dengan janji membayar bunga secara periodik selama periode tertentu. Padahal dalam Islam bunga merupakan riba yang jelas diharamkan. Untuk itu, dalam perkembangannya ada alternatif pengganti obligasi yang berbasis bunga (riba) yaitu obligasi syariah atau dikenal dengan nama sukuk. 12

ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan emiten untuk membayar kepada pemegang sukuk sejumlah pendapatan bagi hasil dan membayar kembali pokok dana sukuk pada tanggal pembayaran kembali namun akadnya bukan utang-piutang melainkan investasi. Sebelum ditawarkan, sukuk harus diperingkatkan oleh suatu lembaga atau agen pemeringkat obligasi (rating agency). Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya adalah sekuritas sukuk sebagai petunjuk sejauh mana keamanan suatu sukuk bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi pokok pinjaman.sehingga pemodal bisa menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai peringkat sukuk. Proses peringkatan ini dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan, sehingga rating agency dapat menyatakan layak atau tidaknya sukuk tersebut diinvestasikan. Kualitas suatu sukuk dapat dimonitor dari informasi peringkatnya (rating). Sejak tahun 1995, surat utang khususnya yang diterbitkan melalui penawaran umum wajib untuk diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar di Bapepam. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat sekuritas utang, yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT Kasnic Credit Rating Indonesia. Namun dalam penelitian sekarang lebih mengacu pada PT. PEFINDO. Aspek penilaian obligasi yang dilakukan PT. PEFINDO berdasarkan pada 3 aspek yaitu aspek keuangan, aspek industri dan aspek bisnis. Namun belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai aspek mana yang lebih diutamakan dalam 13

pemeringkatan. Tujuan penelitian ini adalah menguji salah satu aspek tersebut yaitu aspek keuangan. Aspek keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan variabel leverage, profitabilitas dan likuiditas. Alasan dipilihnya variabel-variabel tersebut adalah karena variabel tersebut sering digunakan investor dalam mengukur atau menilai kinerja perusahaan. Investor harus melihat banyaknya penggunaan hutang oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Untuk pengukuran hutang perusahaan menggunakan Leverage. Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Proksi rasio hutang yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio(der) yaitu rasio yang digunakan untuk perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (hutang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut (Fahmi, 2014:75). Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar sumber pendanaan perusahaan yang didanai oleh utang sehingga kondisi tersebut menyebabkan perusahaan dihadapkan pada kemungkinan default risk atau peringkat sukuk yang rendah (Herwidi, 2005). Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Profitabilitas di ukur dengan ROA (Return on Asset) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan aset yang dipergunakan (Hanafi dan Halim, 14

2003:27). Semakin tinggi profitabilitas yang diukur dengan ROA maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki dan penerbit obligasi dikelompokkan pada ketegori peringkat investasi (investment grade) (Manurung, etal.2009). Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan utang lancarnya juga bisa mempengaruhi peringkat obligasi yang diperoleh. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset untuk memenuhi kewajibannya atau membayar utang jangka pendeknya (Kasmir, 2008). Likuiditas diukur dengan menggunakan current ratio (rasio lancar). Current ratio digunakan karena merupakan indikator terbaik untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan aktiva-aktivanya dapatdiubah menjadi kas dengan cepat untuk melunasi utang perusahaan. Menurut Gitman (629:2006), semakin tinggi tingkat current rasio di suatu perusahaan, maka semakin tinggi likuiditasnya dan semakin baik pula peringkat obligasi yang diberikan kepada perusahaan tersebut. Brigham, et al.(2006) menyatakan umur obligasi berpengaruh pada peringkat sukuk. Waktu jatuh tempo (maturitas) adalah jangka waktu sejak diterbitkannya obligasi sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi dan mewajibkan emiten untuk membayar kembali dana sukuk tersebut. Semakin lama sukuk tersebut jatuh tempo maka semakin banyak resiko yang akan dialami oleh investor dan melemahkan peringkat sukuk suatu perusahaan, maka karena itu banyak investor yang memilih sukuk yang singkat jatuh temponya. 15

Selain kejadian tersebut, berikut ini dapat dilihat gambaran suatu data empiris mengenai hubungan variabel-variabel independen dengan peringkat sukuk di Bursa Efek Indonesia. Tabel 1.1 Data Debt to Equity Ratio dan Peringkat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan BBMI Nama Obligasi Syariah () I Tahap II Bank 2008 Berkelanjutan I Tahap II Bank 2012 DER (%) Peringkat 2012 2013 2014 2012 2013 2014 4.48 4.97 4.35 A+ (sy) A (sy) A (sy) 4.48 4.97 4.35 A+ (sy) A (sy) A (sy) Ijarah PLN IV Tahu 2.50 2.92 2.66 AA+ (sy) AAA (sy) AAA (sy) PPLN 2010 Seri A Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri B 2.50 2.92 2.66 AA+ (sy) AAA (sy) AAA (sy) Sumber: www.idx.co.id(data diolah) Berdasarkan Tabel 1.1 yang menjelaskan data debt to equity ratio tersebut dapat dilihat indikasi perbedaan. Pada tahun 2012 PT Bank Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah memilki DER sebesar 4,48 dan mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 4,97 dan peringkat sukuknya mengalami penurunan dari A+ (sy) menjadi A (sy). Sedangkan pada PT PLN yang menerbitkan sukuk ijarah juga mengalami kenaikan pada tahun 2013 yaitu sebesar 2,92 yang sebelumnya pada tahun 2012 sebesar 2,50 terjadi kenaikan peringkat yang dari AA+ (sy) menjadi AAA (sy). Hal yang terjadi pada PT PLN ini tidak sesuai 16

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Herwidy (2006) yang menyatakan semakin tinggi DER pada suatu perusahaan seharusnya makin rendah peringkat sukuk pada perusahaan tersebut. Tabel 1.2 Data Return on Asset dan Peringkat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan BBMI Nama Obligasi Syariah () I Tahap II Bank 2008 Berkelanjutan I Tahap II Bank 2012 ROA (%) Peringkat 2012 2013 2014 2012 2013 2014 8.80 5.50 12.10 A+ (sy) A (sy) A (sy) 8.80 5.50 12.10 A+ (sy) A (sy) A (sy) Ijarah PLN IV Tahu 5.53 4.44 2.94 AA+ (sy) AAA (sy) AAA (sy) PPLN 2010 Seri A Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri B 5.53 4.44 2.94 AA+ (sy) AAA (sy) AAA (sy) Sumber: www.idx.co.id (Data diolah) Pada Tabel 1.2 yang menjelaskan data return on asset, terlihat PT Bank Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah mengalami penurunan pada tahun 2013 dimana pada tahun 2012 sebesar 8,80 menjadi 5,50. Peristiwa ini mengakibatkan peringkat sukukperusahaan menjadi turun yaitu A+ (sy) ke A (sy). Pada PT PLN yang menerbitkan sukuk ijarah mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu 4,44 menjadi 5,53 dan terjadi kenaikan pada 17

peringkat sukuk. Hal yang terjadi pada PT Indonesia tbk ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Manurung, etal.2009), karena semakin rendahnya return on asset pada perusahaan PT Indonesia Tbk semakin rendah juga peringkat obligasinya. Tabel 1.3 Data Current Ratio dan Peringkat sukuk di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Kode Perusahaan BBMI PPLN Nama Obligasi Syariah () I Tahap II Bank 2008 Berkelanjutan I Tahap II Bank 2012 Ijarah PLN IV Tahu 2010 Seri A Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri B Sumber: www.idx.co.id (Data diolah) CR(%) Peringkat 2012 2013 2014 2012 2013 2014 89.70 69.60 270.30 A+ (sy) A (sy) A (sy) 89.70 69.60 270.30 A+ (sy) A (sy) A (sy) 92.10 94.40 97.81 92.10 94.40 97.81 AA+ (sy) AAA (sy) AAA (sy) AA+ (sy) AAA (sy) AAA (sy) Pada Tabel 1.3 yang menjelaskan data current ratio terlihat PT Bank Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi 270,30 yang sebelumnya 69,60 pada tahun 2013 namun peringkat sukuk tidak berubah. PT PLN mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 94,40 yang sebelumnya 92,10 pada tahun 2013 dan mengakibatkan peringkat naik dari AA+ (sy) menjadi AAA (sy). Hal ini sesuai 18

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gitman (629:2006), karena jika current ratio pada perusahaan PT PLN mengalami kenaikan seharusnya peringkat sukuknya juga harus naik. Menurut teori Bringham, etal.(2009 : 373), peringkat sukuk dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, yaitu faktor keuangan dan faktor non keuangan. Faktor keuangan terdiri dari rasio-rasio yaitu debt to equity ratio, return on asset dan current ratio. Semakin baik rasio-rasio keuangan tersebut semakin tinggi peringkat sukuk di suatu perusahaan.ada pula faktor non keuangan yang mempengaruhi peringkat sukuk, yaitu maturitas (masa jatuh tempo), jaminan aset dan ukuran perusahaan. Namun pada penelitian ini dipilihlah variabel maturitas, agar mengetahui sejauh mana variabel tersebut mempengaruhi peringkat sukuk di suatu perusahaan.berikut data empiris maturitas: Kode Perusahaan BBMI PPLN Tabel 1.4 Data Maturitas dan Peringkat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Nama Obligasi Syariah () I Tahap II Bank 2008 Berkelanjutan I Tahap II Bank 2012 Ijarah PLN IV Tahu 2010 Seri A Maturitas (Tahun) Peringkat 2012 2013 2014 2012 2013 2014 6 5 4 A+ (sy) A (sy) A (sy) 9 8 7 A+ (sy) A (sy) A (sy) 6 5 4 AA+ (sy) AAA (sy) AAA (sy) 19

Ijarah PLN IV Tahun 2010 Seri B 9 8 7 AA+ (sy) AAA (sy) AAA (sy) Sumber: www.idx.co.id (Data diolah) Pada Tabel 1.4 terlihat PT Bank Indonesia Tbk yang menerbitkan sukuk mudharabah memiliki maturitas yang masih panjang yaitu 10 tahun pada 2012 dan semakin dekat masa jatuh temponya terjadi penurunan peringkat menjadi A (sy) yang sebelumnya pada tahun 2012 peringkat A+ (sy). Namun PT PLN yang menerbitan sukuk ijarah juga memiliki maturitas selama 6 tahun lagi pada tahun 2013 dan semakin hari semakin dekat dengan waktu jatuh temponya terjadi kenaikan peringkat menjadi AAA (sy) yang 2012 peringkatnya AA+ (sy). Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Brigham, et al.(2009). Fenomena ini menunjukan beberapa penelitian yang tidak sesuai dengan pendapat ahli sehingga penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah mengenai Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Current Ratio dan Maturitas terhadap peringkat pada Perusahaan Penerbit di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap peringkat Pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia? 20

2. Apakah return on asset berpengaruh positifterhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah current ratio berngaruh positifterhadap peringkat sukukpada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah maturitas berpengaruh negatif terhadap peringkat sukuk Pada Perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh debt to equity ratio terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh return on asset terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh current ratio terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh maturitas terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Investor 21

Sebagai informasi tambahan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan jika ingin berinvestasi di instrumen obligasi syariah () perusahaan. 2. Bagi Peneliti Sebagai wadah pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh debt to equity ratio, return on asset, current ratio dan maturita sterhadap peringkat sukuk pada Perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagi Pihak Lain Sebagai sumbangan pikiran dan informasi bagi pihak yang ingi melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai debt to equity ratio, return on asset, current ratio dan maturitas terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk di Bursa Efek Indonesia. 22