BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS DALAM TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA PENULISAN TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANGUNTAPAN, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RISKI EKA AFRIANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

menggunakan konjungsi pada karangan yang dibuatnya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari terlihat dalam empat aspek keterampilan berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu, rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

ANALISIS KESALAHAN STRUKTUR FRASA DALAM TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan yang lainnya. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembalajaran bahasa dilakukan agar seseorang itu mampu berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

ANALISIS KESALAHAN STRUKTUR KALIMAT PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANGUNTAPAN, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN KONSTRUKSI SINTAKSIS PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMK YPKK 2 SLEMAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

Oleh Rolina Santi Harianja Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah berisikan pengetahuan bahasa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

PROSIDING SEMNAS KBSP V

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN SISWA KELAS XI KEPERAWATAN 2 SMK N 1 BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Buku teks merupakan sumber belajar yang memiliki peran penting dalam proses

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu berbahasa dan bersastra. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa secara lisan maupun tulis dengan baik dan benar. Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam kurikulum 2013, tidak hanya menjadikan pelajaran bahasa Indonesia berada dalam daftar pelajaran di sekolah saja, melainkan telah dirancang ke dalam pembelajaran berbasis teks. Menurut Mahsun (2014:1) Teks merupakan satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara lisan maupun tulis dengan struktur berpikir yang lengkap. Definisi tersebut menuntun pada perincian teks yang diwujudkan dapat berupa bahasa yang dituturkan atau dituliskan, atau juga bentuk-bentuk sarana lain yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang dipikirkan. Makna kalimat 1

2 dalam suatu teks dapat dipahami oleh pembaca jika penulis mengetahui aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan norma masyarakat yang berlaku, sedangkan bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Salah satu pembahasan bahasa Indonesia berbasis teks dalam kurikulum 2013 yaitu teks eksplanasi yang terdapat pada materi pelajaran kelas XI SMA dengan kompetensi dasar 4.4 memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan. Siswa dituntut untuk mampu memproduksi atau menghasilkan teks eksplanasi baik secara lisan maupun tulis. Hal tersebut tentunya menuntut bahwa isi teks harus terdiri dari kalimat-kalimat yang sistematis sesuai dengan aturan tata bahasa Indonesia. Menurut Kosasih (2014:178) Eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan suatu proses atau peristiwa tentang asal-usul, proses, atau perkembangan suatu fenomena, mungkin berupa peristiwa alam, sosial, ataupun budaya. Kesalahan berbahasa masih banyak dilakukan oleh siswa, tidak hanya terdapat pada bahasa lisan tetapi juga terdapat pada bahasa tulis. Bahasa tulis terikat pada aturan-aturan kebahasaan, seperti ejaan, susunan, sistematika, dan teknik-teknik penulisan. Jika siswa tidak memenuhi aturan-aturan tersebut terjadilah kesalahan berbahasa. Salah satu kesalahan berbahasa yang sering dilakukan oleh siswa pada kegiatan menulis adalah pada frasa, klausa, dan kalimat.

3 Banyaknya kesalahan berbahasa terutama pada tata kalimat atau sintaksis ini telah dilakukan oleh peneliti terdahulu seperti Istinganah (2012:88) dengan judul Analisis Kesalahan Sintaksis pada Karangan Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut sebagai berikut pertama, kesalahan penggunaan struktur frasa meliputi enam kesalahan, yaitu: penggunaan preposisi yang tidak tepat, susunan kata yang tidak tepat, penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir, penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan, penjamakan ganda, dan penggunaan bentuk resiprokal yang tidak tepat. Kedua, kesalahan penggunaan struktur kalimat meliputi tujuh kesalahan, yaitu: kalimat tidak berpredikat, kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat tak lengkap), subjek ganda, penggunaan preposisi pada verba transitif, kalimat yang rancu, penghilangan konjungsi, dan penggunaan konjungsi yang berlebihan. Penelitian yang dilakukan Dazriiansyah (2014:6) dengan judul Analisis Kesalahan Struktur Kalimat pada Karangan Narasi Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut kesalahan unsur fungsional pengisi subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K) pada karangan narasi yang ditulis oleh siswa sering menggunakan bahasa yang tidak baku dan selalu menggunakan kosakata yang tidak sesuai dengan konteks kalimat. Hal tersebut menyebabkan penulisan kalimat menjadi tidak efektif serta dapat menimbulkan makna yang sulit dimengerti oleh pembaca.

4 Penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2016:11) dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Bidang Sintaksis dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMK Pelita Bangsa Boyolali. Hasil penelitiannya adalah bentuk kesalahan pada bidang sintaksis dalam menulis karangan deskripsi terbagi menjadi sembilan bentuk kesalahan yaitu, kalimat berstruktur tidak baku 10 kesalahan, kalimat ambigu 3 kesalahan, kalimat yang tidak jelas 4 kesalahan, diksi yang tidak tepat dalam membentuk kalimat 11 kesalahan, kontaminasi kalimat 4 kesalahan, koherensi 2 kesalahan, kata mubazir 17 kesalahan, penggunaan kata serapan 1 kesalahan, logika kalimat 8 kesalahan. Penelitian yang dilakukan oleh Afrianti (2016:4) dengan judul Analisis Kesalahan Frasa pada Karangan Narasi Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut jumlah keseluruhan penggunaan frasa yang ditemukan dari 25 karangan narasi yaitu sebanyak 419 dengan rincian penggunaan frasa eksosentris sebanyak 167, penggunaan frasa endosentris koordinatif sebanyak 60, penggunaan frasa endosentris atribut sebanyak 188, dan penggunaan frasa endosentris apositif sebanyak 4. Kesalahan frasa yang ditemukan pada karangan narasi mahasiswa yaitu 7 kesalahan dari 25 karangan. Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA Negeri 3 Medan yaitu ibu Natalia Simarmata, S.Pd menjelaskan bahwa masih banyak terdapat kesalahan berbahasa siswa dalam menulis terutama pada tata cara menulis. Contoh Aku menjadi petugas upacara di hari Senin.

5 Kalimat tersebut merupakan kalimat yang salah karena penggunaan kata depan yang tidak sesuai, hal itu termasuk kesalahan berbahasa. Salah satu faktor penyebabnya adalah siswa kurang memahami pemakaian preposisi atau kata depan yang tepat dalam suatu kalimat, sehingga terjadi kesalahan berbahasa. Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki menjadi Aku menjadi petugas upacara pada hari Senin. Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada proses belajar mengajar. Siswa ditugaskan untuk menulis teks dengan diberikan tema tertentu, namun pada kemampuan menulis siswa tidak ditekankan pada tata cara penyusunan kalimat yang benar. Banyak siswa kurang memahami penulisan kalimat yang benar. Hal tersebut dapat mempengaruhi nilai mereka terutama pada menulis teks. Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan untuk kelas XI di SMA Negeri 3 Medan yaitu 70. Namun pada kemampuan menulis dari 438 siswa sebanyak 232 siswa memperoleh nilai di bawah 70. Hal ini menunjukkan bahwa persentase ketidaktuntasan mencapai 52,9 %. Kesalahan berbahasa dalam menulis teks atau karangan masih banyak terjadi di sekolah ini. Penelitian mengenai kesalahan berbahasa pada bidang sintaksis dalam teks siswa perlu dilakukan agar siswa mengetahui aturan atau cara penulisan kalimat yang benar, sehingga kesalahan siswa dalam menulis sebuah teks dapat berkurang. Kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya siswa memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan berbahasa biasanya terjadi secara konsisten dan sistematis. Kesalahan

6 berbahasa yang dibuat siswa merupakan suatu bagian belajar yang tidak dihindarkan. Dengan kata lain, guru dan orang tua tidak perlu menghindar dari kesalahan, tetapi justru harus menghadapi serta memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh murid dan anak mereka. Semakin tinggi tingkat kesalahan belajar siswa, maka semakin rendah tingkat pencapaian tujuan pengajaran bahasanya. Kita hendaklah benar-benar menyadarkan bahwa orang tidak dapat belajar bahasa tanpa sama sekali berbuat kesalahan-kesalahan secara sistematis. Kesalahan berbahasa ini dapat dikurangi oleh para guru dengan membuat latihan-latihan remedial untuk para pelajarnya yang memusatkan perhatian pada kesalahankesalahan umum para pelajar, baik dalam hal struktur dan kosakata maupun unsur-unsur nonstruktural. Permasalahan yang dijelaskan di atas akhirnya membuat peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Sintaksis dalam Teks Eksplanasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dipaparkan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu sebagai berikut. 1. Kurangnya pengetahuan siswa tentang aturan tata cara menulis yang baik dan benar 2. Ketidaktahuan siswa akan kesalahan berbahasa yang dilakukannya. 3. Kesalahan dalam menulis suatu teks atau karangan masih sering terjadi

7 C. Batasan Masalah Dalam suatu penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas. Berkenaan dengan hal tersebut, maka peneliti memfokuskan penelitian sebagai berikut: kesalahan sintaksis berupa penggunaan frasa dan kalimat berdasarkan faktor penyebabnya dalam teks eksplanasi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kesalahan sintaksis berupa penggunaan frasa berdasarkan faktor penyebabnya dalam teks eksplanasi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017? 2. Bagaimanakah kesalahan sintaksis berupa penggunaan kalimat berdasarkan faktor penyebabnya dalam teks eksplanasi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk: 1. kesalahan sintaksis berupa penggunaan frasa berdasarkan faktor penyebabnya dalam teks eksplanasi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017.

8 2. kesalahan sintaksis berupa penggunaan kalimat berdasarkan faktor penyebabnya dalam teks eksplanasi siswa kelas XI SMA Negeri 3 Medan Tahun Pembelajaran 2016/2017. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis, yaitu sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan pengetahuan dalam bidang linguistik khususnya dalam aspek kebahasaan yaitu menulis dengan memperhatikan unsurunsur fungsional kalimat yaitu sintaksis berdasarkan jenis kesalahan yang dilakukan siswa. Selain itu, untuk menambah informasi bagi peneliti selanjutnya yang meneliti tentang kesalahan sintaksis. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bagi guru maupun siswa yang menjadi sasaran utama dalam pembelajaran bahasa. Bagi guru maupun siswa, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kebahasaan dalam aspek menulis khususnya tentang ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan sintaksis sebagai unsur dalam kalimat. Dengan demikian siswa diharapkan dapat menghindari kesalahan sintaksis dalam menulis.