BAB I PENDAHULUAN. Βαβ Ι Πενδαηυλυαν I TINJAUAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

ANALISIS DAMPAK LALULINTAS SAAT EKSISTING, KONSTRUKSI DAN PASKA KONSTRUKSI PADA PEMBANGUNAN UNDERPASS JATINGALEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN LAYANG (FLY OVER) JATINGALEH

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna

STUDI KELAYAKAN SIMPANG JATINGALEH SEMARANG

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Pengumpulan Data. Penyajian data. Analisis dan evaluasi

BAB III METODOLOGI. Kebijakan penataan lalu lintas. Penataan lalu lintas dan rambu, Pengaturan parkir dan angkutan umum, Sirkulasi lalu lintas,dll.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

3.1. METODOLOGI PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas perekonomian terus meningkat begitu pula dengan aktifitas kendaraan guna

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB. I. Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

BAB III METODOLOGI III-1

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi seperti kemacetan, polusi udara, kecelakaan, antrian maupun

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

3.1. IDENTIFIKASI MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi yang baik dan ideal antara komponen komponen transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum 1.2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAKSI... v. DAFTAR ISI...

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

BAB 1 PENDAHULUAN. diiringi dengan peningkatan mobilitas manusia dan kegiatan yang dilakukan. Jakarta

EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS LALU LINTAS PADA PERANCANGAN UNDERPASS JATINGALEH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. barang atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan daerah.

Dampak Pembangunan Mall Olimpic Garden (MOG) Terhadap Lalu Lintas Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kinerja bundaran tidak bersinyal

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa keuntungan dalam penghematan waktu bagi pelaku perjalanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

BAB I PENDAHULUAN. di sisi jalan. hal ini seringkali mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pemilikkan kendaraan, perluasan kota serta peningkatan aktivitas

BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI KAJIAN

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN RAYA MOJOPAHIT JL. HASANUDIN JL. ERLANGGA SIDOARJO TUGAS AKHIR. Disusun Oleh:

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB I PENDAHULUAN I-1

3.2 TAHAP PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI III-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dimulainya penelitian terlebih dahulu dibuat tahapan-tahapan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TUNDAAN PADA RUAS JALAN MAJAPAHIT KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan yang rendah, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemacetan adalah situasi keadaan tersendatnya atau terhentinya lalu lintas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan aktifitas suatu kota menyebabkan peningkatan pergerakan orang dan

BAB III METODOLOGI. moda, multi disiplin, multi sektoral,dan multi masalah, hal ini dikarenakan banyaknya

Transkripsi:

I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Pertambahan penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi seiring kegiatan didalamnya memicu terjadinya pengembangan wilayah secara keseluruhan dan merata di Kota Semarang. Dengan tumbuh dan berkembangnya Kota Semarang, keadaan ini mendorong timbulnya pusat-pusat kegiatan baru sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat Kota Semarang akan prasarana dan sarana kota yang lengkap yang menjadi pusat aktifitas dari masyarakatnya. Tingkat perkembangan masyarakat yang dipengaruhi pertumbuhan ekonomi akan berdampak kepada peningkatan kegiatan ekonomi. Peningkatan kegiatan ekonomi inilah yang akan mengikutsertakan peningkatan mobilitas guna menunjang aktifitas masyarakat. Semua aktifitas kota secara langsung dapat menimbulkan adanya mobilisasi/pergerakan baik manusia maupun barang dan jasa. Pergerakan tersebut akan membentuk lalu lintas, dimana kegiatan-kegiatan yang ada menunjukkan kontribusinya sebagai elemen transportasi dari pergerakan yang ada. Dengan gambaran tersebut, jelas kedudukan jalan sebagai salah satu media (prasarana) perhubungan darat mengikat semua kota dalam hubungan hirarki dan membentuk sistem jaringan jalan tertentu dalam suatu Satuan Wilayah Pengembangan. Untuk itu jalan diarahkan pada terwujudnya jaringan transportasi yang handal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara tertib, lancar, aman dan efisien dalam menunjang pergerakan dinamika pembangunan. 1.2 LATAR BELAKANG Peningkatan pergerakan lalu lintas yang sangat signifikan/tinggi dengan menggunakan sarana transportasi kendaraan, baik kendaraan berat maupun kendaraan ringan harus didukung oleh prasarana yang memadai yaitu kapasitas dan

I-2 struktur jalan. Salah satunya adalah jalan yang menghubungkan antara Semarang Selatan dan Semarang Utara, Semarang Barat, Semarang Timur, dan Pusat Kota yaitu dengan melewati persimpangan Jatingaleh. Pesatnya pertumbuhan volume lalu lintas pada simpang Jatingaleh ini dipengaruhi oleh kondisi perkembangan wilayah yang dilayani oleh jalur tesebut, seperti tata guna lahan, laju pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan perkapita dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), juga karena banyak tumbuh dan berkembangnya pasat-pusat kegiatan baru di wilayah selatan Kota Semarang. Penyebab utama buruknya kondisi lalu lintas pada simpang Jatingaleh adalah karena banyaknya pergerakan yang terjadi pada simpang Jatingaleh. Simpang Jatingaleh merupakan titik pertemuan arus lalu lintas dari berbagai arah yang sangat padat. Arus lalu lintas tersebut antara lain, arus utama dari utara (Jl. Teuku Umar) ke selatan (Jl. Setiabudi) menuju luar kota dan sebaliknya menuju pusat kota dengan jalan disekitarnya (Jl. Karang Rejo, Jl. Jatingaleh I, Jl. Jatingaleh II, Jl. Jatingaleh dan Jl. Taman Teuku Umar) serta adanya pintu masuk dan keluar jalan bebas hambatan yaitu jalan tol Seksi A (Jatingaleh-Srondol), Seksi B (Jatingleh-Krapyak) dan Seksi C (Jatingaleh-Kaligawe) dan ditambah dengan perilaku pengguna jalan yang kurang disiplin dalam berlalu lintas hal ini terbukti dengan banyaknya angkutan kota yang berhenti bebas/sembarangan di sepanjang simpang Jatingaleh (di depan pasar Jatingaleh khususnya) mengakibatkan kondisi lalu lintas semakin padat terutama pada jam-jam puncak, yaitu pagi dan sore hari. Kemacetan semakin bertambah disebabkan oleh keberadaan pasar Jatingaleh dengan bebagai aktifitas didalamnya. Karakteristik pergerakan pada simpang Jatingaleh dengan volume lalu lintas yang sangat tinggi terjadi pada pagi hari dimana kendaraan banyak didominasi dari arah Semarang selatan menuju Semarang utara dan pusat kota, sedangkan pada sore hari kendaraan dari arah utara dan pusat kota Semarang lebih mendominasi lalu lintas pada simpang Jatingaleh. Dari kondisi lalu lintas seperti tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas simpang Jatingaleh sudah tidak memenuhi syarat sehingga perlu dicarikan solusi alternatif terbaik dan paling layak untuk memecahkan permasalahan yang ada. Dari beberapa studi yang pernah dilakukan sebelumnya pada simpang Jatingaleh dihasilkan beberapa alternatif solusi terbaik untuk memecahkan

I-3 permasalahan lalu lintas pada simpang Jatingaleh, antara lain dengan pelebaran ruas jalan juga dengan pembangunan overpass atau dengan pembangunan interchange. Sebagai tindak lanjut dari evaluasi simpang Jatingaleh di atas terlebih dahulu perlu dilakukan analisa/studi kelayakan simpang Jatingaleh terhadap alternatifalternatif solusi yang ada, yaitu dengan pelebaran ruas jalan dan pemasangan median juga dengan pembangunan overpass dan pembangunan interchange, agar didapat alternatif pemecahan masalah lalu lintas simpang Jatingaleh yang paling baik dan paling layak baik dari segi teknis dan ekonomi. Dari ketiga solusi tersebut ada keterkaitannya dengan RDTRK Semarang. RDTRK merupakan rencana pemanfaatan ruang kota yang secara terinci, yang disusun untuk menyiapkan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan programprogram pembangunan. Maksud dan tujuan RDTRK adalah : 1. Sebagai penjabaran kebijaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah yang lebih rinci dalam pemanfaatan ruang kota yang lebih terarah 2. Untuk mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan masyarakat di wilayah perencanaan. 3. Meningkatkan peranan kota dalam pelayanan yang lebih luas agar mampu berfungsi sebagai pusat pembangunan dalam suatu sistem pengembangan wilayah 4. Memberikan kejelasan pemanfaatan ruang yang lebih akurat dan berkualitas 5. Mempercepat pembangunan secara lebih tertib dan terkendali. (Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Semarang Nomor 02 Tahun 1999 Tentang RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK)) Dalam pengembangan lahan/wilayah khususnya untuk proyek transportasi harus merujuk pada RDTRK yang ada, hal ini berhubungan dengan peruntukan wilayah dan dampak yang mungkin timbul dari pengembangan wilayah tersebut. Pada laporan Tugas Akhir ini alternatif solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kemacetan pada Simpang Jatingaleh adalah Pelebaran Ruas Jalan, Pembangunan Overpass dan Pembangunan Interchange. Kemudian dari ketiga alternatif solusi tersebut akan dipilih yang terbaik untuk mengatasi kemacetan pada Simpang Jatingaleh yang kemudian direncanakan pembangunan dari alternatif solusi terpilih tersebut, seperti yang telah dijelaskan di atas sebelum memulai perencanaan

I-4 harus menyimak terlebih dahulu rencana tata ruang kota, berkenaan dengan peruntukan lahan pada wilayah tersebut. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan pembangunan dari alternatif solusi terpilih untuk mengatasi kemacetan pada Simpang Jatingaleh tidak bertentangan atau sudah sesuai dengan RDTRK. Sehingga diharapkan nantinya tidak terjadi kesalahan penggunaan lahan dalam pola tata ruang kota yang dapat berdampak negatif terhadap aspek-aspek di dalam masyarakat pada wilayah tersebut. Namun perlu ditekankan bahwa pada laporan Tugas Akhir ini mengenai RTRW dan RDTRK kaitannya dengan pengembangan lahan/wilayah untuk proyek transportasi tidak dibahas secara lebih mendalam dikarenakan cakupan topik ini yang sangat luas. Wacana ini diberikan sebagai suatu alternatif solusi selain dari ketiga alternatif solusi yang ada, karena dengan meninjau RTRW dan RDTRK diharapkan akan diperoleh alternatif solusi guna mengatasi permasalahan pada Simpang Jatingaleh Semarang. Dengan didasarkan pada semua hal tersebut di atas maka Laporan Tugas Akhir ini disusun dengan topik penyusunan Studi Kelayakan Simpang Jatingaleh Semarang. 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN Sesuai dengan topik penyusunan Tugas Akhir Studi Kelayakan Simpang Jatingaleh Semarang dimaksudkan untuk meninjau dan manganalisa permasalahan lalu lintas yang terjadi pada simpang Jatingaleh agar dapat ditentukan alternatif pemecahan paling baik yang dapat dilakukan, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi pada simpang Jatingaleh. Analisa yang dilakukan adalah analisa kelayakan dari alternatif-alternatif solusi yang ditawarkan oleh studi-studi yang pernah dilakukan sebelumnya pada simpang Jatingaleh. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari penyusunan Tugas Akhir dengan topik Studi Kelayakan Simpang Jatingaleh Semarang adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi kondisi existing jalan termasuk di dalamnya adalah tingkat pelayanan ruas jalan dan fasilitas pendukung yang ada. 2. Melakukan analisa/studi kelayakan terhadap alternatif-alternatif solusi yang ada.

I-5 3. Mengkaji kelayakan dari alternatif solusi yang dihasilkan oleh studi-studi sebelumnya ditinjau dari beberapa aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, dan lingkungan. 4. Meningkatkan kapasitas simpang yang ada, sehingga jumlah pergerakan yang terlayani prasarana jalan menjadi optimal. 5. Meningkatkan pelayanan simpang meliputi aspek geometri, dan pemanfaatan lahan. 6. Memperlancar arus pergerakan lalu lintas pada Simpang Jatingaleh. 7. Memperoleh alternatif terbaik dan paling layak sebagai solusi pemecahan masalah simpang Jatingaleh. 1.4 PEMBATASAN MASALAH Sesuai dengan judul Tugas Akhir Studi Kelayakan Simpang Jatingaleh Semarang maka untuk memperoleh hasil yang optimal, dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibatasi dengan penekanan meliputi : 1. Pada laporan Tugas Akhir ini tidak dibahas mengenai keterkaitan RDTRK dengan ketiga alternatif solusi yang ditawarkan karena cakupan topik ini yang sangat luas. 2. Penentuan segmen jalan, yaitu panjang jalan diantara dan yang tidak dipengaruhi oleh simpang bersinyal maupun tak bersinyal utama serta mempunyai karakteristik hampir sama. Untuk mempermudah dalam menganalisa, ruas jalan dibagi menjadi 5 segmen yaitu : a) Ruas jalan Kesatrian, dengan panjang jalan 200 m. b) Ruas jalan antara simpang Kesatrian sampai dengan persimpangan antara jembatan toll Jl. Teuku Umar, dengan panjang jalan 200 m. c) Ruas jalan antara persimpangan jembatan Toll Jl. Teuku Umar dengan jalan pintu keluar Toll Seksi B / Jl. Karangrejo; persimpangan antara jembatan Toll Jl. Teuku Umar dengan jalan pintu masuk Toll Seksi C / Jl. Jatingaleh II; persimpangan antara jembatan Toll Jl. Teuku Umar sampai dengan persimpangan antara Jl. Setiabudi jembatan Toll, dengan panjang jalan 200 m.

I-6 d) Ruas jalan antara persimpangan Jl. Setiabudi jembatan Toll dengan jalan pintu masuk Tol Seksi B / Jl. Taman Teuku Umar; persimpangan antara Jl. Setiabudi jembatan Toll dengan jalan pintu keluar Tol Seksi C / Jl. Jatingaleh I, dengan panjang jalan 200 m. e) Ruas jalan antara persimpangan Jl. Setiabudi jembatan Toll dengan Jl. Setia Budi, dengan panjang jalan 200 m. 3. Kondisi geometrik jalan 4. Kondisi lalu lintas ( analisa arus dan komposisi lalu lintas ) 5. Aktifitas samping jalan ( hambatan samping / SF) 6. Analisa kecepatan arus bebas 7. Analisa pertumbuhan Lalu lintas Harian Rata-rata ( LHR ) 8. Analisa kapasitas 9. Analisa perilaku lalu lintas 10. Analisa kecepatan dan waktu tempuh 11. Derajat kejenuhan ( arus/kapasitas ) 12. Panjang antrean dan tundaan 13. Penilaian perilaku lalu lintas 14. Analisa BOK 15. Evaluasi kelayakan 1.5 KARAKTERISTIK PERGERAKAN Dikarenakan simpang Jatingaleh merupakan titik pertemuan arus lalu lintas dari berbagai arah yang sangat padat, yaitu arus utama dari utara (Jl. Teuku Umar) ke selatan (Jl. Setiabudi) menuju luar kota dan sebaliknya menuju pusat kota dengan jalan disekitarnya (Jl. Karang Rejo, Jl. Jatingaleh I, Jl. Jatingaleh II, Jl. Jatingaleh dan Jl. Taman Teuku Umar) serta adanya pintu masuk dan keluar jalan bebas hambatan yaitu jalan tol Seksi A (Jatingaleh-Srondol), Seksi B (Jatingleh-Krapyak) dan Seksi C (Jatingaleh-Kaligawe). Keadaan ini menyebabkan banyaknya pergerakan kendaraan yang terjadi di simpang Jatingaleh. Adapun pergerakanpergerakan yang terjadi pada simpang Jatingaleh dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut :

I-7 Gambar 1.1 Sketsa Pergerakan Kendaraan Pada Simpang Jatingaleh

I-8 1.6 LOKASI STUDI Lokasi studi ini terletak pada persimpangan Jatingaleh, Semarang dimana seperti terlihat pada Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 di bawah : Simpang Jatingaleh Gambar 1.2 Lokasi Simpang Jatingaleh Tol Gambar 1.3 Situasi Simpang Jatingaleh

I-9 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri atas tujuh bab yang terbagi menjadi sub-sub bab yang dikelompokkan menurut jenis materi yang diuraikan. Adapun pokok bahasan dari tiap-tiap bab tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Dalam bab ini dibahas mengenai tinjauan umum, latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pembatasan masalah dan sistematika penulisan. Bab II Studi Pustaka Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang digunakan untuk analisa dan pemecahan masalah lalu lintas yang ada. Bab III Metodologi Menerangkan secara garis besar tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir. Hal ini dapat digambarkan dalam skema bagan alir dari kegiatannya. Dalam bab ini juga diuraikan mengenai metode atau langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data dan perumusan masalah sampai dengan pemecahan masalah lalu lintas yang ada. Kemudian diterangkan juga bagaimana caranya dan dimana kita akan mendapatkan data tersebut. Bab IV PresentasiData Berisikan data-data yang telah dikumpulkan melalui survei lapangan, survei literatur atau wawancara langsung terhadap instansi yang terkait. Bab V Analisa Data Berisikan data tentang kondisi persimpangan Jatingaleh ( yang akan dievaluasi ) dan data hasil survey yang sudah dikelompokkan menurut jenisnya serta menerangkan evaluasinya menggunakan landasan teori dan peraturan yang berlaku.

I-10 Bab VI Pembahasan Hasil Analisa Bab ini berisi tentang solusi alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan lalu lintas yang ada berdasarkan hasil analisa data yang ada kemudian direncanakan sesuai dengan hasil analisa diatas. Bab VII Penutup Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil kajian kelayakan terhadap alternatif solusi yang ada untuk menangani permasalahan simpang Jatingaleh.