PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

ABSTRACT. Keywords: Positive self-concept in learning, Role playing techniques

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENGGUNAAN TEHNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA DI SEKOLAH

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK. Tika Febriyani 1 Syaifuddin Latief 2 Diah Utaminingsih 3

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH

MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Yondariwati 1 Dibawah bimbingan Yusmansyah 2 dan Ratna Widiastuti 3

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA

Citra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENGURANGI KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VIII

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

PENGGUNAAN LAYANAN INFORMASI DALAM BIMBINGANDAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK ABSTRACT

PENINGKATAN KONSEP DIRI POSITIF DENGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Nurhalimah 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT

MENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR POSITIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XII

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMP

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE THERAPY

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH

PENINGKATAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 LIWA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuyun 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

UPAYA MENGURANGI KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM MENGGUNAKAN TEKNIK RELAKSASI ABSTRACT

PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIOR SISWA SMP KELAS VIII

BAYU ADHY TAMA K

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

SYSTEMATISC DESENSITIZATION TECHNIQUE USE TO REDUCE ANXIETY AT THE PRESENTATION OF STUDENTS FOR STUDENTS IN CLASS X SMK 1 METRO YEAR 2012/2013

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DENGAN MENGGUNAKAN TOKEN ECONOMY PADA 6 ANAK USIA DINI TAMAN KANAK-KANAK (TK)

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENINGKATAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA LAMPUNG DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

EFFORTS TO INCREASE STUDENT S CREATIVITY IN LEARNING BY USING GROUP COUNSELING SERVICES IN STUDENT CLASS XII SMK SPP LAMPUNG SCHOOL YEAR 2012/2013

MENGURANGI KONSEP DIRI NEGATIF MENGGUNAKAN ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS X SMA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Diskusi untuk Meningkatkan Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier Peserta Didik SMK

Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Self-Esteem Siswa

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 MATESIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK REALITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMK NEGERI 3 MAKASSAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

METODE PENELITIAN. ini adalah pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. eksperimental atau eksperimen semu. Penelitian quasi eksperimental dapat

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENURUNAN TINGKAH LAKU MENYIMPANG DENGAN MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA.

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KESEHATAN MENTAL SISWA KELAS X IIS SMA NEGERI 12 PEKANBARU

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017

PENGGUNAAN TOKEN ECONOMY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK USIA DINI. Irma Daniati 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN MASALAH BELAJAR SISWA YANG SERING ABSEN KELAS X SMA 2 SIAK HULU TAHUN AJARAN 2012/2013

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung yang

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL CS DAN MM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Kata kunci : Eksplorasi, Komitmen, Vokasional, Pemilihan jurusan di perguruan tinggi, Pelatihan Making Vocational Planning.

ABSTRAK. Kata kunci : Kemampuan dalam pengambilan keputusan karir, Pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

PENINGKATAN PERILAKU SELF ESTEEM DENGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII

PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII SMP

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN COPING ADAPTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING SISWA KELAS XII SMA

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Kata kunci : layanan bimbingan kelompok, penyesuaian diri.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA SMPN 3 KEBUMEN

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN MASALAH DIRI PRIBADI SISWA SMA NEGERI 6 PADANG

METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 3 KOTA BENGKULU

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Transkripsi:

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR Nelli Herlina 1 (nelliherlina@ymail.com) Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The purpose of this study to determine the increase in independent learning by using group counseling. The method used in this study with a quasi-experimental one-group pretest-posttest. Subject of this study were six students who have low self-reliance in learning. Data collection techniques in this study using independent learning scales and interviews. The results showed that the students' independence in learning can be enhanced by using groups counseling, evident from the analysis of the data using different test Wilcoxon, from the pretest and posttest results obtained Zhitung <Ztabel 0.05 (-2.207 <0) then Ha accepted, it means independence in learning be improved by using groups counseling. The conclusion is there is an increased independence in learning after being client centered approach in counseling groups in class XI. ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemandirian belajar dengan menggunakan layanan konseling kelompok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini eksperimen semu dengan one-group pretest-posttest. Subjek penelitian ini sebanyak enam siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar rendah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala kemandirian belajar dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian dalam belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan layanan konseling dalam konseling kelompok, terbukti dari hasil analisis data menggunakan uji beda wilcoxon, dari hasil pretest dan posttest yang diperoleh Z hitung < Z tabel 0,05 (-2,207 < 0) maka Ha diterima,artinya kemandirian dalam belajar dapat ditingkatan dengan layanan konseling kelompok dalam konseling kelompok. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat peningkatan kemandirian dalam belajar setelah diberi layanan konseling kelompok dalam konseling kelompok pada siswa kelas XI. Kata kunci : Bimbingan dan Konseling, Kemandirian belajar,konseling kelompok PENDAHULUAN Proses belajar-mengajar terjadilah interaksi antara berbagai komponen, masingmasing komponen diusahakan saling mempengaruhi dan membantu sedemikian hingga dapat tercapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Salah satu komponen utama adalah siswa (Slameto, 2010).

Sebagai peserta didik, siswa harus mampu berkembang karena siswa merupakan salah satu bagian yang mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan karenanya siswa yang harus belajar. Setiap siswa merupakan individu yang unik, masing-masing dari mereka mempunyai minat, kemampuan, sifat, dengan gaya belajar yang berbeda-beda, oleh karena itu perlu adanya berbagai kegiatan belajar yang dapat dipilih oleh siswa itu sendiri, dan salah satu kegiatan yang paling sesuai adalah kegiatan belajar secara mandiri. Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1999:10) adalah menciptakan hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial pria, dan wanita, menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif, mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya, mempersiapkan karier ekonomi, mempersiapkan perkawinan dan keluarga, memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berprilaku meningkatkan ideologi. Berdasarkan dari keseluruhan pengertian diatas maka kemandirian belajar adalah rangkaian aktivitas dalam belajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, atas dasar tanggung jawab, kesadaran serta kemampuan sendiri tanpa ketergantungan dengan orang lain. Masalah kemandirian belajar ini tidak dapat dibiarkan begitu saja, melihat dampak yang timbul sangat menghambat proses pendidikan dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Salah satu cara untuk mengatasi adalah dengan melakukan kegiatan layanan konseling kelompok dalam konseling kelompok. Layanan konseling kelompok sangat efisien digunakan mengingat layanan ini mampu menjangkau lebih banyak klien secara cepat dan tepat. Selain efisiensi, terdapat manfaat lain dari layanan konseling kelompok yaitu adanya interaksi antara individu melalui dinamika kelompok yang ada didalam kegiatan tersebut sehingga memungkinkan klien untuk belajar bersosialisasi, menjalin hubungan

dengan lebih akrab serta membangun suasana yang hangat dan mampu memahami permasalahan orang lain. Kemandirian dalam Belajar Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran (Tirtaraharja, 2005:50). Kemandirian belajar siswa diperlukaan agar mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya. Selain itu, dalam meningkatkan kemampuan belajar dan kemauan sendiri. sikap-sikap tersebut perlu dimiliki oleh siswa sebagai peserta didik karena hal tersebut merupakan ciri dari kedewasaan seorang terpelajar. Kemandirian belajar adalah belajar yang dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan dari pihak luar, Good (Kurniawan, 2011:11). Dalam pendapat ini kemandirian belajar siswa bertanggung jawab atas pembuatan keputusan yang berkaitan dengan proses belajarnya dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan keputusan yang diambilnya. Didalam perkembangannya kemandirian muncul sebagai hasil proses belajar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Berdasarkan dari keseluruhan pengertian diatas maka kemandirian belajar adalah rangkaian aktivitas dalam belajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, atas dasar tanggung jawab, kesadaran serta kemampuan sendiri tanpa ketergantungan dengan orang lain. Dengan kata lain, Belajar mandiri dapat dipandang sebagai metode belajar dan juga karakteristik pembelajar itu sendiri. Belajar mandiri sebagai tujuan mengandung makna bahwa setelah mengikuti suatu pembelajaran tertentu pembelajar diharapkan menjadi seorang pembelajar mandiri. Sedangkan belajar mandiri sebagai proses mengandung makna bahwa pembelajar mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa terlalu tergantung pada orang lain (mandiri).

Konseling Kelompok Menurut Sukardi (2000) konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Ini berarti bahwa dalam konseling kelompok para siswa dapat mengungkapkan berbagai masalah yang terjadi pada dirinya dan memungkinkan mencari pemecahan masalah dengan bantuan anggota kelompok. Layanan konseling kelompok sangat efisien digunakan mengingat layanan ini mampu menjangkau lebih banyak klien secara cepat dan tepat. Selain efisiensi, terdapat manfaat lain dari layanan konseling kelompok yaitu adanya interaksi antara individu melalui dinamika kelompok yang ada didalam kegiatan tersebut sehingga memungkinkan klien untuk belajar bersosialisasi, menjalin hubungan dengan lebih akrab serta membangun suasana yang hangat dan mampu memahami permasalahan orang lain. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat di gambarkan seperti berikut: Kemandiri Belajar Siswa Rendah Konseling Kelompok Kemandiri Belajar Siswa Meningkat Gambar 1Kerangka Pikir Penelitian Gambar 1 tersebut memperlihatkan bahwa pada awalnya siswa memiliki kemandirian belajar rendah kemudian peneliti mengatasi masalah kemandirian belajar siswa yang rendah tersebut dengan penggunaan konseling kelompok yang memiliki tujuan meningkatnya kemandirian belajar siswa yang rendah.layanan konseling kelompok dalam konseling kelompok berpusat pada manusia ini merupakan pendekatan yang dikemukana oleh Carl Rogers. Pendekatan ini yang berpusat pada manusia yang memandang konseli sebagai partner dan perlu adanya keserasian pengalaman baik pada konseli maupun konselor dan keduanya perlu mengemukakan pengalamannya pada saat hubungan konseling berlangsung (Latipun, 2001: 78). Corey (Mulyarto, 2009:306) menerangkan bahwa layanan konseling kelompok dalam konseling kelompok didasarkan pada filsafah sifat naluri manusia yang menegaskan adanya usaha untuk beraktualisasi diri

Teori ini menekankan pada partisipasi yang lebih aktif di pihak terapis atau fasilitator dari pada masalah sebelumnya. Diberikan rentangan kepada mereka untuk mengungkapkan nilai, reaksi, dan perasaan yang dianggap cocok dengan apa yang sedang terjadi pada saat kegiatan terapi. Konselor bisa seperti terlibat secara penuh sebagai pribadi dalam hubungan itu. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mempercayai orang lain, memberikan kesempatan kepada siswa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu lingkup sosial budaya yang luas, menumbuhkan suatu keyakinan pada siswa bahwa dirinya terus tumbuh dan berkembang (Sukardi, 2002:80). Layanan konseling kelompok dapat digunakan karena dengan masalah yang dialami siswa yaitu kemandirian belajar rendah. Oleh karena itu, dengan layanan konseling kelompok diharapkan mampu membantu siswa dalam meningkatkan kemandirian belajarnya. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen dengan desain One-Group Pretest-Posttest. (Pretest) Perlakuan (Posttest) O 1 X O 2 Gambar 3.1. One group pretest-posttest design Keterangan : O 1 : pretest (sebelum diberikan perlakuan) X : tindakan/ perlakuan : posttest (setelah diberikan perlakuan O 2 Prosedur Penenlitian Proses penjaringan subjek menggunakan skala kemandirian belajar, ini dilakukan setelah melakukan penelitian pendahuluan. Penjaringan subjek tersebut mendapatkan 6 subjek penelitian yang memiliki kemandirian dibawah rata-rata. Setelah mendapat subjek peneliti menjelaskan tentang kemandirian belajar dan konseling kelompok yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan konseling kelompok dilakukan sebanyak empat kali pertemuan. Setelah 4 kali pertemuan konseling

kelompok, peneliti mengadakan follow up yang berupa posttes untuk melihat peningkatan kemandirian belajar siswa setelah dilaksasnakan konseling kelompok. Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah 6 siswa kelas XI IPS 4 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Ajaran 2012/2013 yang memiliki kemandirian belajar rendah dengan menggunakan skala kemandirian belajar untuk menjaring subjeknya. Alasan peneliti menggunakan subyek penelitian adalah karena penelitian ini merupakan aplikasi konseling dalam menangani kemandirian belajar siswa rendah saat belajar dari proses konseling ini tidak dapat digeneralisasikan antara subjek yang satu tidak dapat mewakili subjek yang lain karena setiap individu berbeda dan unik. Teknik Pengumpulan Data Kemandirian belajar adalah belajar yang dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan dari pihak luar, Good (Kurniawan, 2011:11). Skala kemandirian belajar digunakan untuk mendapat hasil pretest dan posttest. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur atau terbuka. Wawancara digunakan dalam penelitian pendukung untuk permasalahan dalam kemandirian belajar yang terjadi pada siswa. Wawancara ini dilakukan pada guru bimbingan dan konseling dan pada siswa-siswa disekolah. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas atau Independen Variabel bebas dalam penelitian ini adalah layanan konseling kelompok dalam konseling kelompok. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemandririan belajar rendah Definisi operasional

1. Kemandirian dalam Belajar Kemandirian dalam belajar adalah rangkaian aktivitas dalam belajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, atas dasar tanggung jawab, kesadaran serta kemampuan sendiri tanpa ketergantungan dengan orang lain. Siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri, siswa berinisiatif dan memacu diri untuk belajar terus menerus, siswa dituntut tanggung jawab dalam belajar, siswa belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan, siswa belajar dengan penuh percaya diri. 2. Konseling Kelompok Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada sekelompok individu. Layanan konseling kelompok mengikutkan sejumlah peserta yaitu siswa sebagai klien dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Terdapat hubungan konseling yang terjadi dalam suasana yang diusahakan baik, yakni hangat, terbuka dan penuh keakraban. Terdapat juga pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah (jika perlu dengan menerapkan metode-metode Khusus), kegiatan evaluasi dan tindak lanjut. Pengujian Instrumen Penelitian Validitas Instrumen Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen seperti skala kemandirian belajar, wawancara semi terstruktur maka instrumen yang memerlukan uji validitas dan reabilitas hanya skala kemandirian belajar. Validitas dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Cara mengukur validitas ini dengan mengkonsultasikan dengan ahli yang dikenal dengan istilah judgment expert. Realibilitas Instrumen Untuk menguji reliabilitas instrument dan mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus alpha menggunakan

program SPSS 17.0. Hasil analisi relibilitas yang dilakukan adalah skala yang dibuat memiliki tingkat realibilitas tinggi yakni 0,969. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Wilxocon Match Pairs Test menggunakan penghitungan komputerisasi program SPSS.17.0. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berikut ini adalah tabel data hasil keenam subjek sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Tabel 4.2. Data hasil sebelum dan sesudah clien centered dalam konseling kelompok No. Nama Siswa Skor Skor Kategori Pretest Posttest Kategori 1. Guslin Suciati 103 Rendah 159 Tinggi 2. Intan Utari Devyanti 105 Rendah 142 Sedang 3. Melani 100 Rendah 145 Sedang 4. Nila Rosana 100 Rendah 154 Tinggi 5. Sri Wahyuni 103 Rendah 165 Tinggi 6. Winda Safitri 103 Rendah 159 Tinggi Hasil yang diperoleh dalam penenlitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkata kemandirian dalam belajar siswa menggunakan layanan konseling kelompok dalam konseling kelompok. Hal ini ditunjukkn dari hasil analisis data dengan menggunaka uji wicoxon. Hasil pretest dan posttest yang diperoleh Z hitung > Z tebel (-2,207 > 0) maka, Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya kemandirian belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian di atas memperkuat bahwa layanan konseling kelompok dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa. Siswa yang semula memiliki kemandirian belajar rendah diberikan layanan konseling kelompok menjadi siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi. Layanan konseling kelompok merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan

pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya, apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya. Konseling kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Maksudnya, semua peserta kegiatan kelompok saling berinteraksi, bekerjasama, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain serta apa yang dibicarakan akan bermanfaat bagi setiap anggota kelompok. Konseling kelompok terlaksana apabila topik yang dibicarakan adalah berupa topik umum (Prayitno, 1995). Melalui dinamika kelompok akan tercipta suasana yang akrab, hangat dan menyatu satu sama lain, hal ini tentu sangat memudahkan siswa dalam membantu mereka menyesuaikan diri dengan teman sebaya. Mereka belajar untuk saling mendengarkan dan menghargai oarang lain, menerima orang lain sebagai individu yang unik dan mampu menyadari dan menerima diri mereka apa adanya dengan semua kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Kegiatan konseling kelompok yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah konseling kelompok yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar, karena kegiatan ini melibatkan pada semua aspek merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri, berinisiatif dan memacu diri untuk belajar terus menerus, tanggung jawab dalam belajar, belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan, belajar dengan penuh percaya diri. Hal serupa sejalan dengan teori yang diungkapkan Winkel (1997) bahwa konseling kelompok dapat bermanfaat sekali karena melalui interaksi dengan semua anggota kelompok mereka memenuhi beberapa kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya dan diterima oleh mereka, kebutuhan untuk bertukar pikiran dan berbagai perasaan, kebutuhan menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan, dan kebutuhan untuk menjadi lebih independen dan mandiri.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemandirian belajar rendah pada siswa mengalami pengembangan menjadi kemandirian belajar lebih meningkat setelah pemberian layanan konseling kelompok. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis menggunakan uji wilcoxon diperoleh Z hitung = -2,207 dan Z tabel 0,05 =0, Z hitung < Z tabel maka, Ha diterima. Dimana kemandirian belajar rendah pada siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan layanan konseling kelompok. Dapat diartikan bahwa tedapat peningkatan yang signifikan antara skor kemandirian belajar siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan berupa layanan konseling kelompok. 2. Kesimpulan Penelitian Kemandirian belajar belajar siswa mengalami peningkatan dari rendah menjadi sedang atau tinggi melalui layanan konseling kelompok. Hal ini ditunjukkan dari perubahan sikap dan perilaku keenam subyek penelitian yang sebelum diberikan perlakuan memiliki kemandirian belajar rendah, tetapi setelah diberi perlakuan dengan layanan konseling kelompok keenam subyek tersebut kemandirian belajar rendah menjadi lebih meningkat. SARAN Setelah peneliti menyelesaikan penelitian, membahas dan mengambil kesimpulan, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1. Kepada siswa SMA Negeri 1 Natar Kepada siswa hendaknya mengikuti layanan bimbingan dan konseling jika mengalami kesulitan dalam meningkatkan kemandirian dalam belajar yang rendah. 2. Kepada Guru Bimbingan dan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling hendaknya melakukan kegiatan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kemandirian dalam belajar siswa yang rendah. 3. Kepada Peneliti Lain Kepada para peneliti hendaknya dapat melakukan penelitian mengenai masalah yang sama tetapi dengan subjek yang usianya berbeda.

DAFTAR PUSTAKA Hurlock, Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan) Jakarta: Erlangga Kurniawan, Romi. 2011. Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi Belajar Mahasiswa Terhadap Kemandirian Belajar Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. From http://blogpdf.com/pengaruh-self-efficacy-dan-motivasi-belajar mahasiswa-terhadap-...-45992891, 29 oktober 2012 Latipun. 2001. Psikologi Konseling. Universitas Muhammadian Malang 2005 Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Padang: Ghali Indonesia Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sukardi, Dewa, Ketut. 2000. Pengantar Teori Konseling. Jakarta: Ghalia Indonesia Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D).Alfabeta: Bandung. Titahardja, Umar & La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta. Winkel,W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : Grasindo