ALAT MONITORING POWER BTS MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA Kukuh Susilo Prasojo ( ) Dr. Ir. Rusgianto, MM.

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN SISTEM MONITORING POWER BTS (Base Transceiver Station) MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN PEMANTAU BATERAI PADA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) MELALUI FASILITAS SMS PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI. Disusun Oleh:

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

MANAJEMEN CATU DAYA BERBASIS MIKROKONTROLER MELALUI MEDIA WEB DENGAN STUDI KASUS MANAJEMEN CATU DAYA ROUTER

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

RANCANG BANGUN SISTEM PERINGATAN KEAMANAN SERTA PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN SHELTER BTS MELALUI FASILITAS SMS

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

PERANCANGAN ALAT PENGONTROL BEBAN LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI SMS

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KEAMANAN RUANG BERBASIS SMS MENGGUNAKAN MODUL GSM DAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

APLIKASI TEKNOLOGI GSM/GPRS PADA SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 ABSTRAK

Monitoring Catu Cadangan 110V DC PMT dengan Menggunakan Media Modem GSM. Surya Mulia Rahman

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

RANCANG BANGUN PENGUKURAN TEMPERATUR JARAK JAUH VIA SMS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega8535

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Pada Sistem Rumah Tangga Berbasis Mikrokontroler

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi alat ukur berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan berbagai penemuan, pengembangan dan alih

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT

Realisasi dan Perancangan Perangkat Kontrol Sistem Catu Daya di SMKN 2 Kendal dengan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SISTEM INFORMASI TEGANGAN LISTRIK SATU FASA MENGGUNAKAN SMS BERBASIS MIKROKONTROLER AT MEGA 16

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

SISTEM INFORMASI REAL TIME PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MONITORING SUHU RUANGAN VIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III PERANCANGAN ALAT

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

KONTROL OTOMATIS AIR CONDITIONER SHELTER BTS BERBASIS MICROCONTROLLER JOURNAL

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN SISTEM PENGISIAN PULSA LISTRIK BERBASIS MOBILE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

DAFTAR ISI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST

BAB III PERANCANGAN SISTEM

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB IV PERANCANGAN ALAT. Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Ilustrasi aksi pencurian mobil

PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU GARASI MENGGUNAKAN SMS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa.

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT. hardware dan perancangan software. Pada perancangan hardware ini meliputi

ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER. Hasani

PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

TUGAS AKHIR SISTEM ALAT PENDETEKSI MALING JARAK JAUH MENGGUNKAN MODEM GSM DAN SENSOR PIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 DARWIN SAPUTRA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

Pemodelan Alat Monitoring Keseimbangan Arus Listrik Tiga Phasa Menggunakan Arduino dan SMS Gateway Dengan Berbasis Web. Abstrak

Pemodelan Alat Monitoring Keseimbangan Arus Listrik Tiga Phasa Menggunakan Arduino dan SMS Gateway Dengan Berbasis Web. Abstrak

SISTEM MONITORING LEVEL AIR TANDON MELALUI Short Message Service ( SMS )


BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Pada akhirnya, kesuksesan pengamanan ruang server juga akan sangat tergantung dari faktor manusia. Faktor manusia perlu diatasi dengan menggunakan met

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Monitor Dan Kendali Ruang Server Dengan Embedded Ethernet

Transkripsi:

ALAT MONITORING POWER BTS MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 1 Kukuh Susilo Prasojo (111 062 1015) 2 Dr. Ir. Rusgianto, MM. 3 M. Aan Auliq, ST. MT. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember Email : kukuh.susilo99@gmail.com ABSTRAK Power system pada BTS (Base Transceiver Station) berperan penting dalam mensuplai tenaga terhadap seluruh perangkat perangkat pendukung dalam pemrosesan sinyal. Akan tetapi power system perlu pengawasan tersendiri terutama saat terjadinya pemadaman listrik khususnya listrik PLN. Permasalahan itu sering dialami oleh BTS BTS terutama di wilayah yang tingkat pemadaman listriknya tinggi. Hal inilah yang mendasari ide desain untuk membuat suatu alat monitoring power BTS menggunakan SMS gateway berbasis mikrokontroler Atmega 8535. Sistem ini bertujuan untuk mengawasi/memonitoring kondisi power system pada BTS ketika terjadinya gangguan, sistem ini menggunakan sensor tegangan sebagai indikator gangguan dan sensor SHT11 sebagai parameter pengukuran suhu dan kelembaban ruangan. Alat ini dikoneksikan terhadap SMS Gateway menggunakan komunikasi RS-232 dan dikontrol menggunakan Mikrokontroller Atmega8535. Kata kunci : BTS, SMS Gateway, Sensor, RS-232, Mikrokontroller Atmega 8535. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi yang selama ini berkembang di masyarakat sudah semakin pesat serta sangat berhubungan pula dengan tingkat kemajuan sarana dan prasarana komunikasi. Jaringan telekomunikasi saat ini sangat luas, dari sekedar komunikasi menggunakan telephone maupun handphone hingga media internet. Penggunaan telekomunikasi pada kehidupan manusia sangat penting guna memudahkan hubungan antar sesama dalam jarak dekat maupun jauh dalam waktu singkat tanpa bertatap muka. Dalam penerapan ilmu telekomunikasi terdapat istilah sinyal yang merupakan faktor penting dalam proses telekomunikasi yang terdiri dari sinyal analog maupun digital yaitu sebagai jalur transmisi data berupa gelombang elektromagnetik, sedangkan dalam penyebaran sinyal telekomunikasi dibutuhkan sebuah pemancar untuk menghubungkan antara alat komunikasi yang satu dengan yang lain. Pemancar sinyal yang ada sering disebut sebagai BTS (Base Transceiver Station) sebagai perangkat yang menjembatani pengguna jaringan dengan jaringan lain. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubung menggunakan sinyal radio. Setiap BTS membutuhkan catu daya agar dapat bekerja atau beroperasi sesuai fungsi yang diinginkan. Saat ini setiap BTS untuk sumber listrik menggunakan supply dari PLN, sedangkan listrik dari PLN terkadang akan mati sehingga setiap pemancar menggunakan sumber listrik tambahan yaitu berupa baterai maupun genset.

Berdasarkan studi lapangan yang telah dilakukan penulis sebelumnya, yaitu disalah satu perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi serta telah menyebar luas hampir diseluruh Indonesia. Telkomsel merupakan perusahaan telekomunikasi yang telah menggunakan suatu alat guna untuk memonitor kondisi yang terjadi pada BTS. Alat tersebut merupakan produk jadi yang dibeli dari perusahaan China yaitu Huawei. Produk tersebut bekerja untuk memonitor kondisi BTS berbasis website yang telah terkoneksi oleh perusahaan pusat di Jakarta. Penggunaan alat tersebut yang berbasis web memungkinkan adanya kelemahan karena proses monitoring yang hanya dapat dilakukan pada komputer kantor yang telah terdapat aplikasi program monitor tersebut. Berdasarkan masalah tersebut diperlukan sebuah alat yang dapat membantu manusia dalam melakukan tugas pengawasan/monitoring sehingga mengetahui kondisi pada seluruh pemancar yang ada. Alat Monitoring Power BTS Menggunakan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535 memiliki kelebihan dibanding alat yang sudah ada, yaitu informasi hasil monitoring dari alat ini berupa kondisi BTS yang terjadi dapat langsung tersampaikan kepada user sebagai teknisi melalui SMS Gateway. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana merancang dan membuat alat monitoring kondisi sumber tenaga listrik dan kondisi lingkungan ruang kabinet BTS menggunakan mikrokontrol Atmega 8535? 2. Bagaimana merancang komunikasi antara sistem dengan SMS Gateway menggunakan Modem Wavecom? 1.3 Batasan Masalah Sesuai dengan rumusan masalah yang ada penulis memberi batasan permasalahan yaitu: 1. Alat ini merupakan prototype dan desain alat dikontrol menggunakan mikrokontroller Atmega 8535 yang diterapkan pada box dengan pendingin di dalamnya. 2. Interfacing data menggunakan Modem Wavecom Fastrack M1306B, serta sensor suhu kelembaban menggunakan SHT11. 3. Alat ini digunakan untuk memonitor kondisi sumber listrik yang aktif berdasarkan nilai tegangan yang masuk. 4. SMS Gateway digunakan saat adanya perubahan kondisi dari sumber listrik. 1.4 Tujuan Sistem ini bertujuan untuk memonitoring kondisi sumber tenaga listrik pada BTS (Base Transceiver Station) dan memonitor kondisi lingkungan di dalam ruang kabinet agar perangkat dapat bekerja secara optimal. 1.5 Manfaat Penggunaan alat ini diharapkan dapat memiliki manfaat berupa kemudahan dalam memonitoring sumber tenaga listrik pada BTS, dengan penggunaan sensor SHT11 dapat mengoptimalkan kerja dari perangkat BTS dengan memonitor suhu dan kelembaban ruang kabinet. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Monitoring Monitoring adalah pengawasan yang berarti proses pengamatan, pemeriksaan, pengendalian dan

pengoreksian dari seluruh kegiatan organisasi. Pengertian monitoring (pengawasan) menurut para ahli: (WHO) Monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat/ditemui dapat diatasi. Webster s New Collegiate Dictionary (1981) Monitoring menurut adalah: a device for observing or giving admonition or warning. yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengecek penampilan dari aktivitas yang sedang dikerjakan. Webstern s New World Dictionary, maka pengertian monitoring adalah something that reminds or warns or any of various devices for checking or regular the performance. Monitoring adalah bagian dari kegiatan pengawasan, dalam pengawasan ada aktivitas memantau (monitoring). Pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa apakah program yang telah berjalan itu sesuai dengan sasaran atau sesuai dengan tujuan dari program. Dalam hal ini sistem monitoring digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja perangkat-perangkat yang ada di dalam BTS (Base Transceiver Station) terhadap perubahan kondisi lingkungan maupun terhadap gangguan listrik. 2.2 BTS (Base Transceiver Station) BTS merupakan perangkat yang digunakan untuk memfasilitasi komunikasi nirkabel antara mobile station dengan jaringan yang akan dihubungkan dengan jaringan lain dalam komunikasi. BTS merupakan perangkat yang mendukung komuniasi GSM, sedangkan untuk komunikasi 3G perangkat pendukung komunikasinya disebut Node B, serta pada sistem komunikasi terbaru 4G/LTE menggunakan perangkat yang disebut ENB. Secara fisik BTS berupa tower serta beberapa antena yang digunakan sebagai transceiver serta perangkat pendukungnya. Komunikasi antara BTS dengan mobile station mengunakan air-interface, sedangkan antara BTS dengan BSC menggunakan A-bis interface. Meskipun istilah BTS dapat diterapkan ke salah satu standar komunikasi nirkabel, biasanya dan umumnya terkait dengan teknologi komunikasi mobile seperti GSM dan CDMA. Dalam hal ini, BTS merupakan bagian dari base station subsystem (BSS) perkembangan untuk sistem manajemen. Ini juga mungkin memiliki peralatan untuk mengenkripsi dan mendeskripsi komunikasi, spektrum penyaringan alat (band pass filter), dll antena juga dapat dipertimbangkan sebagai komponen dari BTS dalam arti umum sebagai mereka memfasilitasi fungsi BTS. Biasanya BTS akan memiliki beberapa transceiver (TRXs) yang memungkinkan untuk melayani beberapa frekuensi yang berbeda dan berbagai sektor sel (dalam kasus BTS sectorised). Sebuah BTS dikendalikan oleh stasiun kontrol melalui fungsi base station control (BSC). BSC ini dilaksanakan sebagai unit diskrit atau bahkan tergabung dalam TRX di BTS. Para BSC menyediakan operasi dan pemeliharaan (O & M) koneksi dengan sistem manajemen jaringan (NMS), dan mengelola kondisi operasi dari TRX masing-masing, serta penanganan perangkat lunak dan koleksi alarm. Struktur dasar dan fungsi dari BTS tetap sama tanpa teknologi nirkabel. Berikut merupakan jalur komunikasi pada BTS :

PLN GENSET RECTIFIER BATERAI Gambar 2.1 Komunikasi BTS. (Sumber: PT. Telkomsel) 2.2.1 Komponen BTS BTS terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: Tower, Shelter, dan Feeder. Tower adalah sebuah tiang pemancar dari sebuah BTS. Fungsi tower adalah memancarkan dan menerima sinyal, baik dari MS (Mobile Station) maupun menuju ke BSC (Base Station Control). Feeder adalah kabel yang menghubungkan antara antena dengan shelter. Pada bagian tower biasanya terdapat sebuah bangunan yang biasanya berukuran 3x3 meter, inilah yang disebut shelter. Shelter BTS adalah suatu tempat penyimpanan perangkat-perangkat telekomunikasi. Shelter BTS berfungsi sebagai media penyimpanan perangkat yang akan terhubung ke sebuah sentral atau pusat perangkat (Anggriawan, 2014). Perangkat-perangkat BTS tersebut tersimpan di dalam ruang kabinet/shelter yang tersusun rapi dan berada tidak jauh dari menara pemancar, seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 berikut. Gambar 2.2 BTS (Base Transceiver Station) Berikut merupakan alur sistem tenaga listrik yang digunakan dalam BTS : PERANGKAT PENDUKUNG PERANGKAT BTS Gambar 2.3 Skema Power System BTS (Sumber: User s Guide Smartpack Controller, 2009) Dari Gambar 2.3 dapat dijelaskan bahwa tenaga listrik yang digunakan untuk BTS bersumber dari PLN dan genset saat listrik PLN padam, listrik dari sumber masuk melalui Rectifier untuk dirubah dari tegangan AC ke tegangan DC sesuai kebutuhan perangkat BTS. Keluaran tegangan DC sebagian disimpan kedalam baterai dan lainnya sebagai sumber tenaga untuk perangkat. 2.3 Mikrokontroller Atmega 8535 Mikrokontroller sebagai sebuah one chip solution pada dasarnya adalah rangkaian terintregrasi (Integrated Circuit-IC) yang telah mengandung secara lengkap berbagai komponen pembentuk sebuah komputer. Berbeda dengan penggunaan mikroprosesor yang masih memerlukan komponen luar tambahan seperti RAM, ROM, timer, dan sebagainya untuk sistem mikrokontroler, tambahan komponen diatas secara praktis hampir tidak dibutuhkan lagi. Hal ini disebabkan semua komponen penting tersebut telah ditanam bersama dengan sistem prosesor ke dalam IC tunggal mikrokontroler bersangkutan. Dengan alasan itu sistem mikrokontroler dikenal juga dengan istilah populer the real Computer On a Chip atau komputer utuh dalam keping tunggal, sedangkan sistem mikroprosesor dikenal dengan istilah yang lebih terbatas yaitu Computer On a Chip atau komputer dalam keping tunggal (Wardhana,2006). Berikut ini Gambar 2.4 merupakan penampakan dari IC Mikrokontroler Atmega 8535.

Gambar 2.5 Sensor SHT 11 Gambar 2.4 Mikrokontroler Atmega 8535 (Sumber: Datsheet ATMEGA 8535,2001) 2.4 Sensor SHT 11 Sensor suhu SHT11 merupakan sensor yang termasuk dalam keluarga Sensirion dengan memiliki fungsi untuk melakukan pengukuran terhadap perubahan suhu dan kelembaban. Modul sensor SHT11 merupakan sensor dengan nilai output berupa digital dan telah terkalibrasi saat fabrikasi sehingga tidak perlu melakukan konversi ADC ataupun kalibrasi data sensor. SHT 11 memiliki akurasi yang baik serta memiliki harga yang kompetitif, sehingga cukup efisien untuk penggunaan secara umum. SHT11 memiliki dua output yaitu dari sensor suhu maupun sensor kelembaban yang kemudian digabungkan dan dihubungkan pada ADC 14 bit dan semua interface serial pada satu chip yang sama. Interface dari SHT 11 menggunakan 2-wire serial, sehingga tidak lagi menggunakan sisem I2C. Konsumsi daya input yang digunakan pada modul relative kecil yaitu antara 2,4 5,5 VDC. Sensor kelembaban memiliki rentang jarak antara 0-100% RH, sedangkan resolusinya sebesar 0,03% RH, dan memiliki akurasi pengukuran sebesar ± 3,5% RH. Pada sensor suhu memiliki rentang antara -40 sampai +123,8 ºC, untuk resolusi sebesar 0,01 ºC, dan memiliki akurasi sebesar ±0,5 ºC pada 25 ºC, untuk lebih jelasnya penampang sensor SHT11 dapat dilihat pada Gambar 2.5. 2.5 Modem Wavecom Modem adalah sebuah alat yang dapat membuat komputer terkoneksi dengan internet melalui line telepon standar. Modem banyak digunakan komputer rumah dan jaringan sederhana untuk dapat berkomunikasi dengan jutaan komputer lain dalam lalu lintas internet. Kata Modem itu sendiri merupakan kependekan dari Modulator Demodulator. Ini berarti Modem bekerja dengan cara mengubah informasi digital dari komputer pengirim ke dalam bentuk sinyal analog yang ditransmisikan melaluli line telepon. Selanjutnya Modem pada komputer penerima akan mengubah ulang sinyal analog ke sinyal digital. Modem GSM adalah sebuah perangkat Modem Wireless Plug and Play dengan konektivitas GSM/GPRS untuk aplikasi-aplikasi machine to machine. GSM Modul atau Modem GSM adalah jenis khusus dari modem yang menerima kartu SIM, dan mengoperasikan selama berlangganan ke operator mobile, seperti ponsel. Modem GSM dihubungkan dengan suatu interface yang memungkinkan aplikasi seperti SMS untuk dan menerima pesan melalui Modem. Gambar 2.6 Modem Wavecom Fastrack M1306B (Sumber : Fastrack Modem M1306 User Guide, 2003)

2.6 Short Message Service (SMS) Short Message Service (SMS) merupakan salah satu tipe Instant Messaging (IM) yang memungkinkan user untuk bertukar pesan singkat. SMS dihantarkan pada channel signal Global System for Mobile Communication (GSM). Dewasa ini perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat teknologi SMS ini banyak digemari masyarakat karena teknologi ini bersifat praktis, murah dan mudah untuk digunakan. Sebuah pesan SMS maksimal terdiri dari 140 bytes, yang berarti dapat memuat 140 karakter 8-bit, 160 karakter 7-bit atau 70 karakter 16-bit untuk bahasa Jepang, bahasa Mandarin dan bahasa Korea yang memakai Hanzi (Aksara Kanji/Hanja). User dapat pesan SMS yang lebih dari 140 bytes dengan catatan membayar lebih dari sekali biaya kirim SMS. III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan tentang cara kerja dari Aat Sistem Monitoring Power BTS Menggunakan SMS Gateway Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535, perancangan dan pembuatan alat sebagai tugas akhir ini dilakukan dalam 3 tahapan proses yang meliputi sebagai berikut: 1. Proses Kerja Sistem. 2. Perancanan dan Pembuatan Perangkat Keras. 3. Perancanan dan Pembuatan Perangkat Lunak. 3.1 Proses Kerja Sistem 2.7 LCD (Liquid Crystal Display) LCD (liquid Crystal Display) merupakan komponen penampil dari kelompok optoelektronik. LCD terbuat dari bahan cristal cair dari komponen organik yang mempunyai sifat optik seperti benda padat meskipun bahan tetap cair. Sel kristal cair terdiri dari selapis bahan kristal cair yang diapit (sandwich) antara gelas tipis dan elektroda lapisan logam transparan yang diendapkan pada bagian dalam gelas serta bentuk dari LCD 2x16 dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut: Gambar 2.7 LCD 2x16 Gambar 3.1 Blok Diagram Alat Dari Gambar 3.1 blok diagram alat di atas dapat dijelaskan fungsi masing-masing blok yaitu sebagai berikut: 1. Mikrokontroler Atmega 8535 digunakan sebagai penyimpan program, pengolah data, dan output data yang digunakan untuk mengontrol blok lainnya. 2. Sensor SHT11 adalah sebuah sensor yang digunakan untuk mengukur tingkat kelembaban dan suhu dalam ruangan. 3. Sensor tegangan digunakan sebagai indikator kondisi dari sumber tenaga listrik yaitu PLN, genset, baterai, dan perangkat. 4. LCD digunakan sebagai output tampilan dari proses pengolahan data serta kondisi gangguan.

5. IC Max 232 merupakan interface yang menghubungkan komunikasi antara mikrokontrol dengan modem. 6. Modem wavecom digunakan sebagai pengirim informasi mengenai sistem kepada handphone server. 3.2 Perancangan dan Pembuatan Perangkat Keras Perancangan dan pembuatan perangkat keras yang dilakukan menggunakan aplikasi Proteus yang mampu membantu dalam merangkai rangakain elektronika menggunakan simulasi. Untuk perancangan dan pembuatan perangkat keras meliputi : 1. Pembuatan Power Supply 2. Pembuatan minimum sistem Atmega 8535. 3. Perancangan sensor suhu SHT11. 4. Perancangan sensor tegangan. 5. Perancangan rangkaian interface komunikasi RS-232. 6. Perancangan LCD 2x16. Gambar 3.2 Rangkaian Keseluruhan. 3.3 Perancangan dan Pembuatan Perangkat Lunak Perangkat lunak memiliki fungsi yang sangat penting terutama sebagai salah satu penentu kehandalan dari sitem yang dibuat. Perangkat lunak diinputkan melalui alat interface yang menghubungkan antara mikrokontrol dengan komputer yaitu downloader. Pemrograman yang digunakan pada proses pembuatan sistem ini menggunakan aplikasi Code Vision AVR dan menggunakan bahasa pemrograman yaitu bahasa C. Gambar 3.3 Flowchart Kontroling Sistem. Alur kerja sistem ini adalah : 1. Pada saat awal sistem dihidupkan dengan cara menekan tombol power ON. 2. Mikrokontroler melakukan inisialisasi pin masukan dan keluaran serta fasilitas lain yang telah diset sebelumnya melalui pemograman. 3. Tekan tombol Start untuk mengaktifkan sistem pengiriman SMS Gateway. 4. Tekan saklar ON/OFF pada masingmasing bagian sebagai indikator terhadap tegangan input yang digunakan yaitu PLN, Genset, Baterai, maupun Perangkat. IV. PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Sensor Tegangan Pengujian ini dilakukan dengan cara pengecekan dan pengukuran jalur rangkaian serta menguji komponen penunjangnya secara keseluruhan. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui peralatan yang ada pada perangkat keras

yang dibuat (baik buruknya kondisi alat dan kinerjanya). 4.1.1 Pengujian Sensor Tegangan Sensor tegangan merupakan bagian penting dalam alat ini dimana sensor tegangan akan difungsikan untuk melihat kondisi sumber daya listrik yang dikeluarkan oleh PLN, genset, baterai, dan supply pada perangkat, selain itu juga untuk mengukur besar tegangan pada keempat bagian tersebut. Tabel 4.1 Pengujian Sensor Tegangan Sumber Kondisi Tegangan Input Tegangan output PLN ON 220 V 3,9 V OFF 0 V 0 V Genset ON 220 V 3,9 V OFF 0 V 0 V Baterai ON 12 V 4,1 V OFF 0 V 0 V Perangkat ON 12 V 4,1 V OFF 0 V 0 V 4.1.2 Pengujian Sensor SHT11 Sensor SHT11 akan difungsikan sebagai alat pengukur dari perubahan suhu dan kelembaban udara pada ruangan dengan nilai output berupa digital yang sebelumnya telah terkalibrasi saat proses fabrikasi. Dalam penggunaan sensor suhu kelembaban pada alat memiliki range untuk suhu yaitu 5 C - 50 C dan untuk kelembaban yaitu 80% - 95%. Tabel 4.2 Pengujian Sensor SHT11 Pengujian ke- 1. Suhu Kamar 2. Suhu Box Non Pendingin 3. Suhu Box dengan Pendingin (Lemari Es) 4.1.3 Pengujian LCD Suhu ( C) Kelembaban (%RH) 28,9 55,6 29,5 60,8 29,8 64,2 29,6 66,7 16,7 89,6 13,4 90,1 LCD akan digunakan sebagai display untuk informasi informasi tentang hasil pengukuran dari sensor tegangan apakah benar atau salah, dan hasil pengujian LCD ditunjukan pada tabel 5.3. Tabel 4.3 Pengujian LCD Input (sensor Karakter yang tegangan) ditampilkan Sensor Tegangan V1: 222 V PLN Sensor Tegangan V2: 222 V Genset Sensor Tegangan V3: 12 V Baterai Sensor Tegangan V4: 12 V Perangkat Sensor SHT 11 Suhu: 29,2 C Humadity: 65,7 % 4.1.4 Pengujian Sistem Secara Keseluruhan Pengujian sistem secara keseluruhan akan dilakukan sebanyak 10 kali percobaan untuk menentukan ketahanan sistem, hasil pengujian sistem secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.5

Perco baan ke- Tabel 4.5 Pengujian Sistem Secara Keseluruhan (Dalam Sehari) Kondisi Hasil Tampilan LCD 1. PLN ON 2. Genset ON 3. Baterai ON 4. Semua OFF 5. PLN ON, Perangkat OFF 6. PLN ON 7. Genset ON 8. Baterai ON 9. Semua OFF 10. Genset ON, Perangkat OFF Pada tabel 4.5 didapat data berupa hasil pengujian alat, yaitu berupa keberhasilan tampilan LCD dan keberhasilan pengiriman SMS terhadap user. Pada tampilan LCD maupun hasil pengiriman SMS terhadap user didalam informasi tersebut terdapat data mengenai kondisi sumber tenaga listrik yang aktif maupun nilai tegangan listrik yang terukur oleh alat serta nilai dari pengukuran suhu dan kelembaban udara. Berikut merupakan tampilan LCD hasil desain alat saat pengujian : Hasil SMS Gateway Gambar 4.1 Tampilan LCD Hasil Pengujian Alat. Gambar 4.2 Tampilan SMS User. 4.1.5 Pengujian Keandalan Sistem Pengujian keandalan sistem akan dilakukan dalam waktu 2 hari dan 3 waktu yaitu pagi, siang, dan malam dimana sistem akan ditempatkan pada ruangan untuk menentukan keandalan sistem, hasil pengujian keandalan sistem dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Pengujian Keandalan Sistem Hari ke. Tanggal / Jam 1. 03-07- 2015 / 08.00 2. 03-07- 2015 / 13.00 3. 03-07- 2015 / 20.00 4. 04-07- 2015 / Hasil (berjalan sesuai perencanaan atau tidak) dan dan dan Time Delay SMS (detik) 14 detik 13 detik 14 detik 14 detik

5. 04-07- 2015 / 13.00 6. 04-07- 2015 / 20.00 Total keberhasilan Total kegagalan 08.00 dan dan dan 4.2 Analisa Hasil Pengujian 6 0 14 detik 13 detik Hasil analisa dari pengujian alat ini, yaitu alat tersebut dapat bekerja memonitor kondisi power supply yang masuk berdasarkan nilai tegangan yang ada. Ketika supply listrik PLN menyala maka akan ditampilkan kondisi bahwa listrik PLN aktif/on, dan ketika supply PLN mati maka supply listrik akan berpindah pada genset yang akan kondisi listrik genset aktif/on. Selanjutnya ketika kedua supply listrik dari PLN maupun genset mati maka supply akan berpindah ke baterai sebagai back up supply listrik, sehingga tampilan kondisi dari alat tersebut adalah baterai aktif/on. Alat ini dapat digunakan untuk mengontrol kondisi dari supply listrik maupun kondisi lingkungan ruang BTS, namun hal tersebut membutuhkan perangkat tambahan yang nantinya digunakan sebagai mengaktifkan alat lain untuk mengatasi kondisi yang terjadi. Penggunaan alat ini supply alat menggunakan tegangan AC 220V, untuk tegangan input PLN dan genset menggunakan tegangan AC 220V yang dihubungkan pada terminal input tegangan. Pada input tegangan baterai dan perangkat digunakan tegangan DC 12V yang juga dihubungkan pada terminal input tegangan. Pengujian keandalan sistem dilakukan selama 2 hari berturut-turut selama 3 waktu yaitu pagi, siang, dan malam untuk menentukan kehandalan sistem berdasarkan alat tersebut berjalan sesuai rencana atau tidak. Perhitungan hasil pengujian berdasarkan lama waktu tunda (delay) dalam proses pengiriman sms dapat dihitung seperti berikut : Tabel 4.7 Perhitungan Time Delay SMS. Percobaan ke- Time (Td) delay Tt = (Td - Td) 1 14 detik 0,3 detik 2 13 detik 0,7 detik 3 14 detik 0,3 detik 4 14 detik 0,3 detik 5 14 detik 0,3 detik 6 13 detik 0,7 detik Jumlah 82 detik 2,6 detik Rata-rata Time delay ( Td) 13,7 detik Sesuai dari data yang didapat, dalam proses pengiriman SMS terdapat time delay atau waktu tunda penerimaan data pada user. Hal itu disebabkan oleh proses komunikasi yang terjadi pada operator yang digunakan. Pada data tabel diatas membuktikan bahwa time delay(td) dalam proses pengiriman berkisar pada rentang waktu 13 sampai 15 detik, sehingga dengan rentang waktu tersebut dan dalam 6 kali percobaan dapat diambil rata-rata dari time delay sebesar 13,7 detik.

Indikator keberhasilan alat ini ditentukan oleh proses pembacaan supply yang aktif dan juga pembacaan terhadap sensor suhu dan kelembaban yang nantinya ditampilkan pada layar LCD maupun dalam pengiriman SMS terhadap user. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari data analisa dan pengujian alat ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Sistem ini menggunakan sensor tegangan sebagai indikator kondisi sumber tenaga listrik yang aktif sebagai penyuplai pada BTS serta menggunakan perubahan dari nilai suhu maupun kelembaban udara untuk memonitor kondisi lingkungan ruang kabinet BTS. 2. Komunikasi antara sistem dengan user digunakan modem wavecome fastrack M1306B dengan interface menggunakan serial RS232 dengan memanfaatkan pin RX TX. 3. Sistem ini memiliki keandalan sistem hingga 100% dengan waktu pengujian selama 2 hari dan dalam 3 waktu, serta sistem dapat dioperasikan pada ruangan berpendingin dengan suhu ruangan 5 C - 50 C dengan kelembaban udara mencapai 80% - 95% pada ruang kabinet tertutup. 5.2 Saran Sistem yang didesain dalam karya tulis ilmiah ini masih kurang dari sempurna, adapun saran agar sistem ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Alat ini menggunakan sensor tegangan yang menggunakan sistem pembagi tegangan untuk mengukur tegangan inputan yang dalam pengaplikasiannya memiliki tingkat keakuratan yang kurang, sehingga kami menyarankan untuk menggunakan sensor yang memiliki tingkat akurasi baik. Penempatan sensor SHT11 pada ruangan yang memiliki suhu antara 5-45 agar sesuai dengan kondisi pada ruang BTS yang sebenarnya. 2. Sistem ini tidak dilengkapi dengan powersuplay cadangan sehingga ketika listrik padam sistem tidak dapat bekerja sehingga untuk mengatasinya sebaiknya dalam pengembangannya sistem ini dilengkapi dengan powersupply cadangan semisal baterai. 3. Sistem ini dapat dikembangkan untuk kepentingan monitoring listrik yang digunakan pada rumah maupun perkantoran dengan memanfaatkan dari sistem sensor tegangan. 4. Alat ini dapat dilanjutkan pada proses pengendalian yang dihubungkan pada perangkat pendukung seperti AC, Alarm, serta perangkat pendukung lainnya. 5.1 DAFTAR PUSTAKA Anggriawan, Aldo Redicka (2014). Rancang Bangun Sistem Peringatan Keamanan Serta Pemantau Suhu dan Kelembaban Shelter BTS Melalui Fasilitas SMS, Skripsi. Malang, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.

Annonim A. 2001. Datsheet Atmega 8535. Penerbit Atmel. Annonim b. 2009. User s Guide Smartpack Controller. Penerbit: Eltek. Annonim c. 2014. EMUA User Guide. Penerbit: Huawei. Lingga, Wardhana. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMEGA 8535.Yogyakarta: Andi Offset. Mandarani, Putri (2014). Perancangan dan Implementasi User Interface Berbasis Web Untuk Monitoring Suhu, Kelembaban dan Asap Pada Ruangan Berbeda Dengan Memanfaatkan Jaringan Local Area Network, Skripsi. Padang, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang. Nugroho, Tunggul Arief (2010). Remote Monitoring Berbasis GPRS (Studi Kasus : Monitoring Shelter Bts). Bandung, Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Harapan Bangsa. Petruzella, Frank D, 1996, Elektronik Industri. Yogyakarta: Andi Offset. Wadhana, Lingga (2006), Microcontroller AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware, dan Aplikas, Yogyakarta, Andi.