PENDAHULUAN. kedelai dan berbagai bentuk makanan ringan (Damardjati dkk, 2005). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam (Katalog BPS,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. mempunyai nilai gizi cukup tinggi (Simatupang et al., 2005). Di antara jenis

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

Strain Selection of Soybean ( Glycine max (L)Merril) of F4 Generation on Saline Soil Zulfi Agus Leonard Sitepu, Rosmayati *, Isman Nuriadi

I. PENDAHULUAN. Kedelai termasuk salah satu komoditas yang dibutuhkan, karena protein yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. protein nabati (Rahmat dan Yuyun, 1996). Menurut Badan Pusat Statistik (2015),

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. olahan seperti: tahu, tempe, tauco, oncom, dan kecap, susu kedelai, dan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (629);

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II 2015)

PENDAHULUAN. dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak. terbatas pada tanaman pangan utama (padi) melainkan penganekaraman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L. Merrill) adalah komoditas yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2014)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA SEMENTARA 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber protein nabati, kedelai berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai merupakan komoditas tanaman menjadi sumber protein nabati dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015 DAN ANGKA RAMALAN I 2016)

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKSI PADI ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015 DIPERKIRAKAN NAIK 5,06 PERSEN.


SELEKSI GALUR KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) GENERASI F3 PADA TANAH SALIN. *Corresponding author :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN ANGKA SEMENTARA 2015

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut Cock (1985), ubikayu merupakan salah satu tanaman penghasil

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein nabati yang relatif murah. Biji kedelai kaya protein dan lemak

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

I. PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia. Salah satu komoditas pangan yang penting di Indonesia

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

BAB 1 PENDAHULUAN. tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting dkk, 2009)

Pengembangan Kedelai Di Kawasan Hutan Sebagai Sumber Benih

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA RAMALAN II 2015)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN ANGKA RAMALAN II 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,34%

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI JAMBI (ATAP 2014 DAN ARAM I 2015)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)


I. PENDAHULUAN. Padi yang dikenal dengan nama ilmiah Oryza sativa L. merupakan komoditas

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

Keragaan Fenotipe Progeni Kedelai (Glycine max (L). Merrill) F4 Tahan Salin Berdasarkan Karakter Agronomis

142. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. Saat ini pemanfaatan lahan

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2005 DAN ANGKA RAMALAN I 2006)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) PROVINSI KALIMANTAN TENGAH *)

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

Pemurnian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan Galur Mutan Tahan Kekeringan dan Berpotensi Hasil Tinggi

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

PRODUKSI PADI TAHUN 2013 (ANGKA TETAP) MENGALAMI KENAIKAN 20,84 PERSEN DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2014 DIPERKIRAKAN NAIK PERSEN.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (genus Glycine) merupakan jenis tanaman pangan yang tergolong

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas pangan penghasil protein nabati yang sangat penting, baik karena gizinya, aman dikonsumsi, maupun harganya yang relatif murah dibandingkan dengan sumber protein hewani. Di Indonesia, kedelai umumnya dikonsumsi dalam bentuk pangan olahan seperti tahu, tempe, susu kedelai dan berbagai bentuk makanan ringan (Damardjati dkk, 2005). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam (Katalog BPS, 2011) Produksi kedelai tahun 2010 (ATAP) sebesar 907,03 ribu ton biji kering,menurun sebanyak 67,48 ribu ton (6,92 persen) dibandingkan tahun 2009.Penurunan produksi tersebut terjadi di luar Jawa sebesar 53,85 ribu ton dandi Jawa sebesar 13,63 ribu ton. Produksi kedelai tahun 2011 (ARAM II) diperkirakan sebesar 819,45 ributon biji kering, menurun sebanyak 87,59 ribu ton (9,66 persen) dibandingkantahun 2010. Penurunan produksi kedelai tahun 2011 tersebut diperkirakanterjadi di Jawa sebesar 85,25 ribu ton dan di luar Jawa sebesar 2,34 ribu ton.penurunan produksi kedelai diperkirakan terjadi karena turunnya luas panenseluas 68,79 ribu hektar (10,41 persen), sedangkan produktivitas mengalamikenaikan sebesar 0,11 kuintal/hektar (0,80 persen). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 (ATAP) produksi kedelai nasional sebesar 851,29 ribu ton biji kering atau turun sebesar 55,74 ribu ton (6,15 persen) dibanding tahun 2010. Dan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2012 (ARAM I), produksi kedelai nasional diperkirakan sebesar 779,74 ribu ton biji kering atau turun sebesar 71,55 ribu ton (8,40 persen) dibandingkan tahun 2011 sebesar 851,29 ribu ton biji kering (ATAP). Penurunan

tersebut terjadi karena adanya perkiraan penurunan luas panen seluas 55,56 ribu hektar (8,93 persen). Sedangkan produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,08 kuintal/hektar (0,58 persen). Hal ini menunjukkan penurunan produksi kedelai nasional di setiap tahunnya selama 3 tahun terakhir yang disebabkan oleh semakin menurunnya luas lahan atau luas panen di setiap tahunnya walaupun produktivitas selalu mengalami kenaikan per hektar luas lahan atau panen. Pengembangan kedelai di dalam negeri diarahkan melalui strategi peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam. Peningkatan produktivitas dicapai dengan penerapan teknologi yang sesuai (spesifik) bagi agroekologi/wilayah setempat (Simatupang, dkk, 2005). Di sisi lain masih banyak tanah di Indonesia belum dimanfaatkan akibat keterbatasan teknik budidaya. Tanah salin adalah salah satu lahan yang belum dimanfaatkan secara luas untuk kegiatan budidaya tanaman, hal ini disebabkan adanya efek toksik dan peningkatan tekanan osmotik akar yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman (Slinger and Tenison, 2005). Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan aluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara defenisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5% (Suriadikarta dan Sutriadi, 2007). Ada beberapa usaha untuk melakukan budidaya di lahan salin antara lain dengan menanam varietas kedelai yang toleran terhadap salinitas. Upaya

penggunaan kultivar toleran salin hingga saat ini masih terkendala oleh terbatasnya ketersediaan kultivar kedelai unggul berdaya hasil tinggi dan toleran salin. Sumbangan inovasi teknologi hasil penelitian berupa varietas unggul baru spesifik lokasi merupakan andalan untuk meningkatkan produksi baik melalui program peningkatan produktivitas maupun perluasan areal. Fokus penelitian melestarikan dan mendayagunakan plasma nutfah tanaman kedelai guna menopang kegiatan pemuliaan berkelanjutan dan produktif menghasilkan varietas unggul baru (Simatupang, dkk, 2005). Sumber ketahanan terhadap salinitas pada kedelai sampai saat ini sangat terbatas sehingga perbaikan untuk karakter tersebut dilakukan melalui metode seleksi berbagai varietas kedelai di lapanganmetode ini telah digunakan untuk meningkatkan sifat resistensi padabeberapa jenis tanaman, baik cekaman biotik maupun abiotik. (Mariskadkk, 2004). Penanaman galur kedelai yang toleran di lahan salin, merupakan salah satu alternatif dalam pengembangan dan peningkatan budidaya dan pertanaman kedelai.untuk keperluan tersebut perlu dilakukan penelitian tentang respon fisiologis yang dapat digunakan sebagai penanda untuk tanaman yang toleran terhadap salinitas dengan konsentrasi NaCl tinggi. (Simatupang. dkk, 2005) Pada Penelitian sebelumnya, seleksi beberapa varietas kedelai toleran salinitas telah dilakukan di lahan salin Kecamatan Percut. Diperoleh 5 varietas yang mampu beradaptasi yaitu Grobogan, Anjasmoro, Bromo, Cikuray dan Detam 2 namun, produksi masih sangat rendah. Diantara 5 varietas tesebut 3 varietas yaitu Grobogan, Cikuray dan Detam 2 dapat menghasilkan polong berbiji, varietas

Anjasmoro dan Bromo hanya menghasilkan polong. Untuk memperbaiki potensi produksi secara genetis dilakukan melalui seleksi adaptasi bertahap. Pada penelitian Silvia (2011) menunjukkan bahwa seleksi dua varietas yaitu Grobogan dan Detam 2 yang merupakan seleksi induk, diperoleh bahwa varietas Grobogan dapat tumbuh dan berproduksi lebih baik pada kondisi tanah salin dibandingkan Varietas Detam 2 dengan batas seleksi minimum varietas Grobogan (2.82) lebih besar dari varietas Detam 2 (0.92). Dan dari bobot 100 biji varietas Grobogan (V1) 17.48 lebih tinggi dari varietas Detam 2 (V2) 9.09. Selanjutnya penelitian yang sama oleh Siahaan (2011) pada kedelai varietas grobogan generasi F1 diperoleh bahwa varietas Grobogan dapat tumbuh dan berproduksi baik pada tanah salin dengan batas seleksi minimum varietas Grobogan 10% (0,457). Pada penelitian Wahyudi (2012) pada kedelai varietas grobogan generasi F2 terjadi kemejauan seleksi dengan batas seleksi minimum varietas grobogan 10% (9.310) yang diperlihatkan dengan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan generasi yang sebelumnya.pada penelitian Aminah (2012) pada kedelai varietas Grobogan generasi F3 terjadi kemunduran seleksi. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai seleksi varietas kedelai Grobogan generasi F4 pada tanah salin. Tujuan Penelitian Untuk memilih tanaman kedelai yang dapat tumbuh dan berproduksi baik pada tanah salin pada generasi F4.

Hipotesis Penelitian - Ada nomor tanaman yang dapat tumbuh dan berproduksi untuk ditanam lanjut pada generasi F5. - Terjadi peningkatan hasil seleksi produksi pada generasi F4 dibanding dengan produksi generasi F3. - Ada komponen produksi yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap hasil produksi pada seleksi varietas kedelai pada generasi F4. Kegunaan Penelitian Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian,, Medan, dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang Membutuhkan.