PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERISTIWA ALAM

PENGGUNAAN MEDIA KIT BERBASIS SEQIP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JASA DAN PERANAN TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAMPAK PENGAMBILAN BAHAN ALAM MELALUI MEDIA EDUTAINMENT PADA PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PjBL)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI KNOW WANT TO LEARN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPS MATERI PENJAJAHAN BELANDA.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENERAPAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS, BUNYI, DAN ALTERNATIF

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN OPERASI HITUNG PECAHAN

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Kata kunci: Science, Environment, Technology, and Society (SETS), pemahaman konsep, pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

3

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MEDIA DAKON TERPADU UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN SEBAGAI PENJUMLAHAN BERULANG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PjBL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DALAM MATEMATIKA MELALUI METODE NUMBER SENSE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN PENERAPAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERGERAKAN NASIONAL

PENERAPAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

PENGGUNAAN MEDIA NERACA BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE KUMON PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASI PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP DARATAN MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING (GNT) BERBASIS MULTIMEDIA

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN MODEL INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN HIPOTESIS MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENGGUNAAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL ACCELERATED LEARNING

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP UANG PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BERBAGAI BENTUK PECAHAN

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BERPASANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. 1

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LERANING) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

MEDIA PAPAN FLANEL JUMLAH KURANG BILANGAN BULAT (JURANG BILBUL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BILANGAN BULAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR KALIMAT SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENERAPAN QUANTUM TEACHING DENGAN MENGOPTIMALKAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH M ELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

Wahyu Eko Saputro 1), Siti Istiyati 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO

Transkripsi:

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA Ribut Ari Korata 1, Kuswadi 2, Amir 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. e-mail: ributarikorata@yahoo.com Abstract: This research is purposing of to improve concept comprehension of the light characters through by using sains KIT media. This research used a classroom action research method with 2 cycles. The research subject is the fifth grade students of State Primary School of 01 Kalijirak in the academic year 2012/2013 consist of 33 students. Its data were gathered through observation, in-depth interview, documentation, and test. The data were then analyzed by using an interactive model of analysis. The average score of class before action (pre-cycle) is 66,8; in cycle I the average score improves to 79,24; and in cycle II improves to 86,51. Based on the results of the analysis, a conclusion is drawn that using sains KIT media can improve concept comprehension of the light characters for the fifth grade students of State Primary School of 01 Kalijirak, Karanganyar in the academic year 2012/2013. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya melalui pengunaan media KIT IPA. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas V SD Negeri 01 Kalijiak yang berjumlah 33. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Teknik analisis menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menujukan nilai rata-rata kelas yaitu pratindakan sebesar 66,8 menjadi 79,24 pada siklus I dan naik menjadi 86,51 pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa penggunaan media KIT IPA dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada peserta didik kelas V SD Negeri 01 Kalijirak, Karanganyar tahun ajaran 2012/2013. Kata kunci: media KIT IPA, pemahaman konsep konsep, Sifat-sifat cahaya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang mengandung konsep alam secara luas, yang berhubungan erat dengan kehidupan manusia. IPA merupakan mata pelajaran pokok di Sekolah Dasar, karena IPA perlu dipelajari peserta didik sejak dini. Pembelajaran IPA sejak dini akan menciptakan manusia yang berkualitas dan mampu memahami gejala-gejala alam yang dialami peserta didik sehari-hari. Darmodjo, Kaligis, dan Sukardjo (2005: 2) mengatakan bahwa IPA a- dalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan pengetahuan umum yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Konsep IPA yang diajarkan di Sekolah Dasar masih bersifat dasar, harus disesuaikan karakteristik anak SD yang unik. Usia anak Sekolah Dasar masih berfikir operasional konkrit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Piaget dalam Sunarto & Hartono (2002: 24) bahwa perkembangan anak usia 6-12 tahun hanya mampu berfikir dengan logika jika untuk memecahkan persoalan-persoalan yang sifatnya konkret atau nyata saja. Dalam memahami suatu konsep, anak sangat terikat pada proses mengalami sendiri, artinya anak mudah memahami konsep, jika anak melakukan sesuatu. 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS Terutama materi IPA SD yang masih secara nyata erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu mempelajari dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Selain itu peserta didik menjadi lebih mengerti, memahami konsep-konsep IPA yang diajarkan oleh guru, salah satunya adalah konsep sifat-sifat cahaya. Berdasarkan hasil observasi peneliti di SD tahun ajaran 2012/ 2013 pada 18 Januari 2013 mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas. Ditemukan beberapa fakta mengenai hal tersebut, diantaranya yaitu: 1) penggunan media interaktif masih kurang; 2) guru lebih banyak menggunakan model pembelajaran yang konvesional seperti ceramah, mencatat dan penugasan; 3) peserta didik pasif; 4) pembelajaran terasa membosankan; 5) peserta didik cenderung ramai sendiri; dan 6) kualitas pembelajaran dan hasil belajar yang dicapai peserta didik kurang optimal.

Hasil observasi di atas, dikuatkan dengan wawancara peneliti dengan guru kelas V di SD tahun ajaran 2012/2013 pada 18 Januari 2013 mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas. Menurut penjelasan guru pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara baik, meskipun guru cenderung menggunakan metode konvensional seperti ceramah, mencatat, dan pemberian tugas kepada peserta didik. Guru menerangkan materi dengan media gambar seadanya saja. Media KIT IPA yang ada tidak digunakan. Menurut guru tingkat partisipasi peserta didik dalam pembelajaran masih rendah dan cenderung ramai sendiri serta tidak memperhatikan penjelasan guru. Dari data nilai tes prasiklus yang diperoleh peneliti, rata-rata nilai pemahaman konsep materi IPA termasuk dalam kategori rendah. Dari seluruh peserta didik kelas V sejumlah 33 peserta didik dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sebesar 75, peserta didik yang memperoleh nilai di atas 75 sebanyak 16 anak (48,49%) dan peserta didik yang memperoleh nilai di bawah 75 sebanyak 17 anak (51,51%). Dengan demikian, banyak peserta didik yang belum tuntas dan dapat disimpulkan bahwa nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya kelas V SD Negeri 01 Kalijirak, Tasikmadu, Karanganyar tahun ajaran 2012/2013 masih rendah. Masih banyaknya perolehan nilai pemahaman konsep gaya pada pembelajaran IPA peserta didik yang berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar peserta didik dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang berkualitas. Untuk mengetahui mengapa hasil belajar peserta didik tidak sesuai dengan tujuan, maka guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan peserta didik dalam pelajaran IPA. Penyebab dari permasalahan tersebut adalah guru masih menggunakan metode yang cenderung konvensional dalam melaksanakan pembelajaran seperti ceramah, mencatat, dan penugasan. Tidak menggunakan media yang interaktif. Apabila hal ini dilakukan secara terus-menerus akan membuat peserta didik pasif dalam aktivitas belajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan strategi pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik secara optimal yaitu dengan menggunakan media KIT IPA. Smaldino dalam Anitah (2009: 58) menyatakan bahwa media KIT adalah kotak peralatan yang merupakan kumpulan bahan-bahan yang berisi lebih dari satu jenis media yang diorganisasikan untuk satu topik tertentu. media KIT IPA adalah bersifat pengantar pesan kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat memahami konsep dari pengalaman yang dilakukannya. Rosida (2011: 23) berpendapat media KIT IPA mempunyai kelebihan fleksibel, tidak mahal, dan mudah dalam memilih alat sesuai materi yang dibahas. Langkah-langkah penggunaan media KIT IPA yaitu : 1. Pemberian informasi pelaksanaan menggunakan media KIT IPA. 2. Mempersiapkan alat-alat dalam KIT IPA untuk materi sifat-sifat cahaya. 3. Peserta didik melakukan percobaan menggunakan media KIT IPA dengan dibimbing guru. 4. Peserta didik membahas hasil diskusi kelompok menggunakan media KIT IPA bersama guru. 5. Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk bertanya tentang hal yang belum jelas, kemudian mengadakan evaluasi dan refleksi. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Kalijirak, Tasikmadu, Karanganyar. Subjek penelitian ini adalah kelas V dengan jumlah 33 peserta didik yang terdiri dari 13 laki-laki dan 20 perempuan. Waktu penelitian adalah selama lima bulan yaitu bulan Januari-Mei, pada tahun pelajaran 2012/2013. Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Hal yang termasuk sumber data primer adalah wawancara dengan guru, murid dan kepala sekolah. Yang termasuk sumber data sekunder adalah nilai mata pelajaran IPA, silabus IPA Kelas V semester II, RPP IPA kelas V, dokumentasi saat proses pembelajaran, nilai pretest dan hasil observasi peserta didik saat proses pembelajaran.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Validitas data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan teknik. Sedang data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis adalah model interaktif Milles dan Huberman dalam H. B. Sutopo (2009:20) yang mencakup tiga kegiatan, yaitu: mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan prosedur penelitian yang dilakukan melalui siklus-siklus tindakan. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai mencakup rencana, tindakan, observasi dan refleksi. HASIL Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan kegiatan observasi dan memberikan tes pratindakan. Hasil tes pratindakan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar nilai peserta didik masih di bawah KKM serta nilai rata-rata kelas juga masih rendah. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Frekuensi Data Sebelum Tindakan No Interval 1 50 56 53 7 21,21 2 57 63 60 6 18,18 3 64 70 67 4 12,12 4 71 77 74 13 39,39 5 78 84 81 3 9,91 Frekuensi Persentase Berdasarkan data di atas, sebagian besar peserta didik belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 75. Dari 33 peserta didik, 17 diantaranya atau 51,51% peserta didik masih di bawah kriteria ketuntasan minimal, dan hanya 16 peserta didik atau 48,49% peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dengan nilai terendah 55, nilai tertinggi 80, dan nilai rata-rata kelas 66,8. pemahaman konsep sifat-sifat cahaya setelah menggunakan media KIT IPA pada siklus I menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan. Hasil selengkapnya nilai pemahaman konsep siklus I dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Frekuensi Data Siklus I Interval Persentase Frekuensi 51 60 55,5 4 12,12 61 70 65,5 8 24,24 71 80 75,5 8 24,24 81 90 85,5 10 30,30 90 100 95,5 3 9,10 Pada siklus I ada 21 peserta didik yang mencapai nilai KKM atau 63,63% dan 12 peserta didik memperoleh nilai di bawah KKM atau 36,37%. terendah 60, nilai tertinggi 100 dan rata-rata nilai 75,5. Dengan demikian target pada indikator kinerja belum tercapai, sehingga dilanjutkan siklus II. Pada siklus II nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Frekuensi Data Siklus II Interval Persentase Frekuensi 51 60 55,5-0 61 70 65,5 1 3,03 71 80 75,5 11 33,33 81 90 85,5 17 51,51 90 100 95,5 4 12,13 Setelah dilaksanakan tindakan siklus II data yang diperoleh menunjukkan bahwa ada 32 peserta didik atau 96,97% yang mendapatkan nilai di atas KKM, dan 1 peserta didik atau 3,03% yang mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal. terendah 65, nilai tertinggi 100 dengan nilai rata-rata 82,77. Hasil nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya siklus II meningkat dan telah melebihi indikator kinerja yaitu 80% peserta didik mencapai batas KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar 75, oleh karena itu peneliti mengakhiri tindakan dalam pembelajaran konsep sifat-sifat cahaya. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah diperoleh, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan media KIT IPA dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya.

Pada tes awal pemahaman konsep peserta didik, diperoleh nilai rata-rata kelas 66,8, masih jauh dari yang telah ditetapkan yaitu 75. Sedang besarnya persentase peserta didik yang belajar tuntas hanya sebesar 48,49%, sedangkan 51,51% lainnya masih belum memenuhi KKM. terendah pada tes awal adalah sebesar 55, sedang nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik adalah 84. Berdasarkan hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan yang berupa penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik tentang sifat-sifat cahaya menggunakan media KIT IPA. Pembelajaran siklus I menggunakan media KIT IPA menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya. Hasil analisis data nilai pemahaman konsep sifatsifat cahaya pada tes siklus I menunjukkan bahwa persentase hasil tes peserta didik yang belajar tuntas naik sebesar 69,69% dibandingkan sebelum tindakan. Peserta didik yang belajar tuntas pada siklus I sebanyak 21 peserta didik atau sebesar 63,63%. Peningkatan tersebut belum memenuhi target atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Selain itu juga masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksaan pembelajaran. Bagi Guru yaitu 1) Penguasaan kelas oleh guru yang belum optimal saat pembelajaran; 2) Guru dalam menyampaikan perintah atau penjelasan masih terkadang mengunakan bahasa yang susah dimengerti dan dipahami oleh peserta didik sehingga membuat peserta didik kebingungan, dan 3) Guru belum bisa mengatur alokasi waktu dengan tepat. Bagi peserta didik yaitu 1) Masih banyak peserta didik yang kurang berani mengemukakan pendapatnya; 2) Peserta didik banyak yang suka bermain sendiri dan susah untuk diatur, dan 3) Dalam diskusi kelompok, masih ada peserta didik yang menggantungkan jawabannya kepada teman diskusinya. Setelah bercermin pada hasil analisis serta refleksi pada pelaksanaan siklus I, maka pelaksanaan tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II. Setelah dilakukan analisa mengenai kekurangan pada pelaksanaan siklus I, maka disusun rencana pembelajaran siklus II agar kekurangan yang terjadi pada siklus I lebih diminimalisir. Pelaksanakan tindakan pada siklus II berjalan lancar dan sesuai perencanaan. Hasil analisis pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep peserta didik, dengan 32 peserta didik atau 96,96% mencapai KKM, dengan nilai rata-rata kelas 86,51. Berkaitan dengan hal di atas mengenai media KIT IPA, Sanaky (2009: 4) mengemukakan tujuan utama penggunaan media KIT IPA adalah sebagai berikut: a. Mempermudah pembelajaran di kelas, b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan d. Membantu konsentrasi pebelajar dalam proses pembelajaran. Sedang Arsyad (2010:15) menyatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Data perbandingan nilai pemahaman konsep peserta didik sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Perbandingan Hasil Tes Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan, Setelah Tindakan Siklus I dan Siklus II Kondisi Kriteria Awal Siklus I Siklus II Terendah 55 60 65 Tertinggi 84 100 100 rata-rata 66,8 79,24 86,51 ketuntasan 48,49 69,69 96,96 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan penggunaan media KIT IPA dalam pembelajaran IPA pada peserta didik kelas V SD Negeri 01 Kalijirak, Tasikmadu, Karanganyar dapat disimpulkan bahwa media KIT IPA dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada peserta didik kelas V SD Negeri 01 Kalijirak, Tasikmadu, Karanganyar tahun

ajaran 2012/2013. Peningkatan nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada setiap siklusnya yaitu pada tindakan prasiklus nilai rata-rata pemahaman konsep sifat-sifat cahaya 66,8, siklus I nilai rata-rata pemahaman konsep sifat-sifat cahaya 79,24, dan siklus II nilai rata-rata pemahaman konsep sifat-sifat cahaya 86,51. Jumlah peserta didik yang nilai pemahaman konsep pada pra-siklus mencapai batas KKM sebanyak 16 peserta didik atau 48,49%. Jumlah peserta didik mencapai batas KKM pada siklus I sebanyak 21 peserta didik atau 69,69%, sedang pada siklus II sebesar 32 peserta didik atau 96,96%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 27,27%, sedang peningkatan ketuntasan dari prasiklus sampai siklus II sebesar 48,47%. Dengan demikian secara klasikal pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya telah mencapai ketuntasan belajar yang ditargetkan yaitu indikator kinerja 80%, hasil akhir siklus melebihi indikator kinerja yaitu 96,96%. DAFTAR PUSTAKA Anitah, S. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: LPP UNS dan UNS PRESS Arsyad, A. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Darmodjo, Kaligis, & Sukardjo. 2005. Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta: UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press) Rosida. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar dalam Pembelajaran IPA Materi Fotosintesis Menggunakan Media Berbasis KIT IPA. Bandung: Tidak diterbitkan UPI Bandung Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press Sunarto & Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Rineka Cipta Sutopo, H.B. 2006. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)