NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PERCAYA DIRI PADA FILM Analisis Semiotik Guna Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Film Ayah, Mengapa Aku Berbeda? Oleh: EKA MARYATI A 220090162 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PERCAYA DIRI PADA FILM Analisis Semiotik Guna Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Film Ayah, Mengapa Aku Berbeda? Yang dipersiapkan dan disusun oleh: EKA MARYATI A 220090162 Telah disetujui oleh: Pembimbing, Drs. Achmad Muthali in, M.Si NIK. 406
KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PERCAYA DIRI PADA FILM Analisis Semiotik Guna Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Film Ayah, Mengapa Aku Berbeda? Eka Maryati, A220090162, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univesitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, xvii + 154 halaman Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan konstruksi pendidikan karakter percaya diri guna pembelajaran PKn pada film Ayah, Mengapa Aku Berbeda? Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi dan studi kepustakaan, sedangkan untuk menganalisis datanya menggunakan analisis semiotik atau analisis tanda. Penelitian menganalisis tanda-tanda karakter percaya diri yang ada pada film Ayah, Mengapa Aku Berbeda? Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka disimpulkan bahwa karakter percaya diri yang terkandung dalam film Ayah Mengapa Aku Berbeda? terletak pada adegan dan dialog tokoh utama bernama Angel sebagai berikut: (1) Faktor pendorong lahirnya percaya diri diperoleh Angel dari ayahnya, neneknya, Hendra, dan Ibu Katrina Dorongan percaya diri dari ayahnya, yaitu ketika Ayah Angel meyakinkan Angel bahwa Angel pasti akan bisa diterima oleh teman-teman barunya di sekolah umum. Bentuk dorongan percaya diri dari neneknya yaitu berupa pujian pada saat Angel akan mengikuti kompetisi piano. Dorongan dari Hendra ketika Hendra memberi dorongan kepada Angel agar Angel bersedia memainkan piano untuk pengunjung cafe. Sedangkan bentuk dorongan dari Ibu Katrina yaitu memberikan saran kepada Angel untuk mengikuti kompetisi piano serta memberikan semangat kepada Angel ketika Angel mulai putus asa berlatih piano, (2) Ekspresi percaya diri pada tokoh utama bernama Angel dapat dilihat dari adegan-adegan dalam film dengan indikator yang telah ditentukan peneliti, yaitu kemampuan diri, optimis, dan bertanggung jawab. Adegan film yang sesuai dengan indikator kemampuan diri yaitu ketika Angel menyelesaikan soal-soal tes masuk sekolah. Adegan yang menggambarkan indikator optimis yaitu ketika angel memainkan piano di depan pengunjung cafe, sedangkan adegan yang sesuai dengan indikator bertanggung jawab yaitu ketika Angel tetap tampil pada kompetisi piano walaupun didandani seperti badut, (3) Kendala/hambatan lahirnya percaya diri, yaitu ketika nenek Angel tidak mengijinkan Angel untuk pindah ke sekolah umum, ketika jari-jari tangan Angel dijepit dengan penutup piano oleh Agnes, dan ketika Angel didandani seperti badut pada saat akan mengikuti kompetisi piano, (4) Jalan keluar lahirnya percaya diri, dapat dilihat pada adegan ketika kepala SLB menyarankan agar angel dipindahkan ke sekolah normal dan ketika Angel dapat diterima di sekolah umum. Kata kunci: Karakter percaya diri, film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?, pembelajaran PKn. 1
PENDAHULUAN Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang bergenre komedi, horor, action, sampai romantik semua dapat dengan mudah diperoleh dan disaksikan. Fungsi film selain menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana pendidikan. Pendidikan tidak hanya bisa didapatkan secara formal di bangku sekolah, tetapi juga bisa didapatkan melalui media lain, salah satunya yaitu media film. Nilai pendidikan yang dapat diperoleh dari sebuah film salah satunya adalah mengenai pendidikan karakter. Salah satu materi penting pendidikan karakter adalah karakter percaya diri, karena percaya diri merupakan faktor pendorong bagi seseorang untuk berhasil atau sukses. Berdasarkan visi, misi, dan tujuan PKn dijelaskan bahwa penanaman karakter termasuk karakter percaya diri, menjadi bagian sangat penting dan berkedudukan sentral dalam mata pelajaran ini. Karakter percaya diri erat kaitannya dengan prestasi diri. Prestasi diri merupakan bagian dari materi mata pelajaran PKn yang diajarkan pada siswa kelas IX SMP semester genap, pada standar kompetensi keempat yaitu menanamkan prestasi diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa. Penggunaan film sebagai media pendidikan karakter sangat relevan. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu Bagaimana konstruksi pendidikan karakter percaya diri guna pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada film Ayah Mengapa Aku Berbeda?. Secara lebih rinci permasalahan yang dimaksud meliputi: apa sajakah faktor pendorong percaya diri, bagaimana ekspresi percaya diri, apa sajakah kendala/hambatan mengekspresikan percaya diri, serta bagaimana jalan keluar lahirnya percaya diri dalam film Ayah Mengapa Aku Berbeda? Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut untuk mendiskripsikan konstruksi pendidikan karakter percaya diri guna pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?. Secara rinci tujuan penelitian yang dimaksud meliputi: untuk mendiskripsikan faktor pendorong percaya diri, untuk mendiskripsikan ekspresi percaya diri, untuk mendiskripsikan 2
kendala/hambatan mengekspresikan percaya diri, serta untuk mendiskripsikan jalan keluar lahirnya percaya diri dalam film Ayah, Mengapa Aku Berbeda? LANDASAN TEORI Proses pendidikan adalah kegiatan membimbing anak manusia menuju pada kedewasaan dan mandiri (M.J. Langeveld dalam Jumali dkk. 2008:20), atau sebagai kegiatan makro, namun sebenarnya apabila secara khusus dicermati akan diperoleh pemahaman bahwa dalam pendidikan terdapat kegiatan belajar baik oleh peserta didik maupun pendidik (Jumali dkk. 2008:21). Suatu proses pendidikan mempunyai beberapa tujuan dan fungsi guna menjadikan peserta didik yang berwawasan dan berkarakter. Penanaman karakter menjadi bagian penting dalam proses pendidikan, hal ini tercermin dari fungsi dan tujuan pendidikan sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003, yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3). Guna memperlancar penyampaian materi dalam proses pembelajaran diperlukan media yang dapat menarik perhatian peserta didik. Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik (Danim, 1995:7). Karakter adalah sikap dan kebiasaan seseorang yang memungkinkan dan mempermudah tindakan moral (Warsono dalam Samani dan Hariyanto, 2012:42). Salah satu karakter yang penting bagi seseorang adalah karakter percaya 3
diri. Percaya diri adalah yakin akan kemampuan yang kita miliki untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan masalah (Lie, 2003:4). Karakteristik orang yang memiliki percaya diri adalah orang yang sadar akan kemampuan dirinya, optimis, objektif, bertanggung jawab, dan rasional serta realistis (Yahman, 2010). Pendidikan karakter percaya diri pada seseorang dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu melalui penyampaian materi pelajaran di sekolah dan melalui lingkungan sekitar, misalnya orang tua, masyarakat, dan film. Menurut Undangundang Nomor 8 Tahun 1992, yang dimaksud dengan film adalah: karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronika, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik dan/atau lainnya (Pasal 1 ayat 1). Pembuatan film mempunyai berbagai fungsi, yaitu hiburan, pendidikan, ekonomi, informasi, dokumen sosial, dan muatan lokal (Naibaho, 2011). Fungsi film sebagai media pendidikan yaitu film-film yang meninggalkan pesan moral kepada masyarakat yang menyaksikannya. Film-film yang sarat akan nilai pendidikan dapat dijadikan media dalam penyampaian materi pelajaran khususnya mata pelajaran PKn. Film dijadikan sebagai media pelajaran dengan tujuan agar materi pelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini tidak memerlukan tempat khusus karena materi yang diteliti adalah. Tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan penelitian, mulai sejak persiapan sampai dengan penulisan laporan penelitian. Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan selama kurang lebih empat bulan, mulai bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang suatu masalah secara riil. Strategi penelitian yang digunakan, yaitu studi kasus, karena dalam penelitian ini mengembangkan analisis yang mendalam pada suatu kasus tunggal, 4
yakni nilai karakter percaya diri pada tokoh utama bernama Angel dalam film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Subjek dalam penelitian ini adalah film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah konstruksi pendidikan karakter percaya diri guna pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?. Sumber data dalam penelitian ini berupa kata, kalimat, dan adegan yang ada dalam film Ayah, Mengapa Aku Berbeda? serta buku-buku, internet, atau sumber lain yang berhubungan dengan konstruksi pendidikan karakter percaya diri guna pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada film Ayah, Mengapa Aku Berbeda?. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Dalam penelitian ini instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri. Penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data triangulasi, yakni menggunakan dua macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal (Sugiyono, 2005:87). Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis semiotik. Maksud dari semiotik adalah teori tentang sistem tanda (Pateda, 2001:28), semiotik tidak hanya berhubungan dengan isyarat bahasa melainkan semiotik juga berhubungan dengan isyarat-isyarat non bahasa dalam komunikasi antar manusia. PEMBAHASAN Mengungkapkan dan menunjukkan rasa percaya diri bisa dilakukan seseorang karena mendapat dorongan dan dukungan dari keluarga dan orangorang di sekitarnya. Dorongan percaya diri pada tokoh utama bernama Angel, diperoleh dari ayahnya, neneknya, Hendra, dan Ibu Katrina. Dorongan percaya diri dari ayahnya, yaitu ketika Ayah Angel meyakinkan Angel bahwa Angel pasti 5
akan bisa diterima oleh teman-teman barunya di sekolah umum. Bentuk dorongan percaya diri dari neneknya yaitu berupa pujian pada saat Angel akan mengikuti kompetisi piano. Dorongan dari Hendra ketika Hendra memberi dorongan kepada Angel agar Angel bersedia memainkan piano untuk pengunjung cafe. Sedangkan bentuk dorongan dari Ibu Katrina yaitu memberikan saran kepada Angel untuk mengikuti kompetisi piano serta memberikan semangat kepada Angel ketika Angel mulai putus asa berlatih piano. Ekspresi percaya diri pada tokoh utama bernama Angel dapat dilihat dari adegan-adegan dalam film dengan indikator yang telah ditentukan peneliti, yaitu kemampuan diri, optimis, dan bertanggung jawab. Adegan film yang sesuai dengan indikator kemampuan diri yaitu ketika Angel menyelesaikan soal-soal tes masuk sekolah. Adegan yang menggambarkan indikator optimis yaitu ketika angel memainkan piano di depan pengunjung cafe, sedangkan adegan yang sesuai dengan indikator bertanggung jawab yaitu ketika Angel tetap tampil pada kompetisi piano walaupun didandani seperti badut. Kendala/hambatan lahirnya percaya diri, walaupun Angel adalah seorang siswa yang cerdas dan berbakat, namun ada kendala/hambatan yang dihadapi Angel ketika Angel ingin menunjukkan kemampuannya itu, yaitu ketika nenek Angel tidak mengijinkan Angel untuk pindah ke sekolah umum, ketika jari-jari tangan Angel dijepit dengan piano oleh Agnes, dan ketika Angel didandani seperti badut pada saat akan mengikuti kompetisi piano. Jalan keluar lahirnya percaya diri, dapat dilihat pada adegan ketika kepala SLB menyarankan agar angel dipindahkan ke sekolah normal dan ketika Angel dapat diterima di sekolah umum. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah Film Ayah, Mengapa Aku Berbeda? merupakan salah satu jenis film yang mengandung nilai pendidikan karakter, khususnya karakter percaya diri. Karakter percaya diri dalam film tersebut dapat diketahui dengan cara menggunakan analisis semiotik. Percaya diri merupakan faktor pendorong bagi seseorang untuk berhasil atau sukses. Percaya diri penting, karena seseorang yang memiliki keterampilan dan pengetahuan tidak akan bisa 6
menunjukkan kemampuan terbaiknya jika tidak didukung karakter percaya diri. Pendidikan karakter dapat diperoleh seseorang di sekolah dan di luar sekolah. Di sekolah penanaman karakter dapat diperoleh melalui mata pelajaran khususnya mata pelajaran PKn, sedangkan di luar sekolah penanaman pendidikan karakter dapat diperoleh melalui contoh sekitar, misalnya dari orang tua, masyarakat, dan film. Karakter percaya diri yang terkandung dalam film Ayah, Mengapa Aku Berbeda? terletak pada adegan dan dialog tokoh utama bernama Angel, yaitu faktor pendorong lahirnya percaya diri diperoleh Angel dari ayahnya, neneknya, Hendra, dan Ibu Katrina. Dorongan percaya diri dari ayahnya, yaitu ketika Ayah Angel meyakinkan Angel bahwa Angel pasti akan bisa diterima oleh teman-teman barunya di sekolah umum. Bentuk dorongan percaya diri dari neneknya yaitu berupa pujian pada saat Angel akan mengikuti kompetisi piano. Dorongan dari Hendra ketika Hendra memberi dorongan kepada Angel agar Angel bersedia memainkan piano untuk pengunjung cafe. Sedangkan bentuk dorongan dari Ibu Katrina yaitu memberikan saran kepada Angel untuk mengikuti kompetisi piano serta memberikan semangat kepada Angel ketika Angel mulai putus asa berlatih piano. Ekspresi percaya diri pada tokoh utama bernama Angel dapat dilihat dari adegan-adegan dalam film dengan indikator yang telah ditentukan peneliti, yaitu kemampuan diri, optimis, dan bertanggung jawab. Adegan film yang sesuai dengan indikator kemampuan diri yaitu ketika Angel menyelesaikan soal-soal tes masuk sekolah. Adegan yang menggambarkan indikator optimis yaitu ketika angel memainkan piano di depan pengunjung cafe, sedangkan adegan yang sesuai dengan indikator bertanggung jawab yaitu ketika Angel tetap tampil pada kompetisi piano walaupun didandani seperti badut. Kendala/hambatan lahirnya percaya diri, walaupun Angel adalah seorang siswa yang cerdas dan berbakat, namun ada kendala/hambatan yang dihadapi Angel ketika Angel ingin menunjukkan kemampuannya itu, yaitu ketika nenek Angel tidak mengijinkan Angel untuk pindah ke sekolah umum, ketika jari-jari tangan Angel dijepit dengan piano oleh Agnes, dan ketika Angel didandani seperti badut pada saat akan mengikuti kompetisi piano. Sedangkan jalan keluar lahirnya 7
percaya diri, dapat dilihat pada adegan ketika kepala SLB menyarankan agar angel dipindahkan ke sekolah normal dan ketika Angel dapat diterima di sekolah umum. Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu: pembuatan film lebih memperhatikan nilai pendidikan,,agar masyarakat yang menonton bisa mengambil manfaat dari film yang ditontonnya, film tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan, tetapi bisa di manfaatkan sebagai media pendidikan. penyampaian materi pelajaran Pkn menggunakan media yang lebih menarik, agar peserta didik lebih paham. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti memberikan beberapa saran untuk meningkatkan rasa percaya diri kepada orang tua, yaitu dengan menanamkam sikap percaya diri kepada anak-anaknya sejak dini, selain itu orang tua perlu selalu selektif mengawasi film-film yang akan ditonton oleh anak-anaknya, agar anak-anak tidak terjerumus dalam film yang kurang mendidik. Saran kepada guru PKn, yaitu dalam penyampaian materi menggunakan strategi yang dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa, selain itu guru memberikan reward kepada siswa yang telah menjawab pertanyaan, guru PKn sebaiknya juga menggunakan media film sebagai media pelajaran, agar pelajaran lebih menarik dan peserta didik tidak bosan, dan guru juga harus pintar memilihan jenis film yang akan digunakan sebagai media pelajaran harus disesuaikan dengan usia peserta didik, sehingga peserta didik memperoleh informasi sesuai tahap perkembangannya. Kepada siwa, sebaiknya siswa mempunyai sikap berani dan percaya diri untuk melakukan sesuatu yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai serta tata tertib sekolah pada setiap kesempatan. Siswa juga harus bisa mengambil pelajaran positif dari film yang ditontonya, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kepada peneliti berikutnya supaya penelitian ini dapat dijadikan sebagai wawasan dan pengetahuan untuk mengadakan penelitian selanjutnya dan hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat membantu serta memberi sumbangan pemikiran bagi peneliti yang sejenis di masa yang akan datang. 8
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Danim, Sudarwan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Jumali, dkk. 2008. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Lie, Anita. 2003. Menjadi Orang Tua Bijak 101 Menumbuhkan Percaya Diri Anak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Pateda, Mansyur. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Undang-undang No. 8 Tahun 1992 tentang Perfilman. Yahman, Soleh Amini. 2010. Aktualisasi Percaya Diri.http://solehamini. blogspot.com/2010/05/aktualisasi-percaya-diri-menuju.html. Diakses 16 Oktober 2012 pukul 09.33 WIB. 9