WALIKOTA MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.754,2012

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

daerah, maka Pemerintah Daerah mengadakan penyertaan modal pada

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 1 TAHUN 2008 dan PERATURAN PEMERINTAH NO. 49 TAHUN 2011 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH KABUPATEN LAHAT TAHUN ANGGARAN 2010

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR,

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR TAHUN 2010 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH Nama SOP INVESTASI PEMERINTAH DAERAH

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2009

- 1 - BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 3! TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KELESIHAN DAN KEKURANGAN KAS PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2011 NOMOR 2

RANCANGAN PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /PER/MWA UPI/2016

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 14 TAHUN 2016 TENT ANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURANDAERAHKOTAMOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KEDUDUKANKEUANGANWALIKOTADANWAKILWALIKOTA DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA WALIKOTAMOJOKERTO,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 14 TAHUN 2005 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH KOTA SOLOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENEMPATAN UANG DAERAH PADA BANK UMUM PEMERINTAH DALAM BENTUK DEPOSITO BERJANGKA

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR S6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 WALIKOTA MOJOKERTO,

- 1 - BUPATI SIMEULUE PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

WALIKOTA MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2008

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 12 TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010

BUPATI PESISIR SELATAN

BUPATI SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI SIDOARJO PERA TURAN DAERAH KABUP ATEN SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG INVEST AS! PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 13 TAHUN 2010 T E N T A N G

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

WALIKOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIJUNJUNG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

MENTER!KEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK I N DONESIA NOMOR 174 /PMK.08/2016

WALIKOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

SALINANN NOMOR TENTANG. dan. pertumbuhan. dan usaha yang PT. modal; ketentuann. Penyertaan. Mengingat 1945; Menimbang. Indonesia. Kabupaten.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 SERI A PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SOEWANDHIE KOTA SURABAYA

TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

Transkripsi:

WALIKOTA MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURANDAERAHKOTAMOJOKERTO NOMOR TAHUN2015 TENTANG PEDOMANPENGELOLAANINVESTASIPEMERINTAHDAERAH DENGANRAHMA TUHANYANGMAHAESA WALIKOTAMOJOKERTO, Menimbang a. bahwa pembangunan Kota Mojokerto di sektor perekonomian diarahkan guna meningkatkan kesejahteraan umum dan taraf hidup masyarakat yang selaras dengan semangat kekeluargaan, kemandirian, kegotong royongan serta menjaga keseimbangan, kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional sebagaimana amanat dari Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945 ; b. bahwa pedoman pengelolaan investasi pemerintah daerah tidak terlepas dari hubungan nyata antara gagasan negara hukum sebagai bentuk tanggung jawab negara (state responsibility) yang memiliki kewenangan regulatif ; c. bahwa berdasarkan Pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daera, Kepala Daerah memiliki kewenangan dalam pengelolaan investasi pemerintah daerah ; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah Kota Mojokerto tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah. Mengingat 1. Pasal 18 Ayat (6) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Kecil dalam lingkungan Provinsi Jawa TimurjJawa TengahjJawa Barat sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-Kota Besar dan Kota-Kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286). 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576). 5. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234). 6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 ten tang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 2 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3242) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578). 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang NegarajDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738). 11. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4812) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Investasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5261) ; 12. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan ; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ten tang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2008 ten tang Batas Daerah Kota Mojokerto dengan Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2012 Tentang Pedoman.Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah. 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah. Dengan Persetujuan dan WALIKOTAMOJOKERTO MEMUTUSKAN: Bersama DEWAN PERWAKILANRAKYATDAERAH KOTAMOJOKERTO Memutuskan PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN INVESTASI PEMERINTAHDAERAH PENGELOLAAN

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Mojokerto. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Mojokerto. 3. Walikota adalah Walikota Mojokerto. 4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Mojokerto. 5. Investasi Pemerintah daerah adalah penempatan sejumlah dana dan/ atau barang milik daerah oleh pemerintah daerah dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan investasi lang sung, yang mampu mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial, dan/ atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu. 6. Surat Berharga adalah saham dan surat utang. 7. Investasi Langsung adalah penyertaan modal dan/ atau pemberian pinjaman oleh pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan usaha. 8. Penyertaan modal daerah dalam bentuk uang adalah bentuk investasi pemerintah daerah pada Badan Usaha dengan mendapat hak kepemilikan. 9. Penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah adalah pengalihan kepemilikan barang milik daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham daerah pada badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara. 10. Pemberian pinjaman adalah bentuk Investasi pemerintah daerah pada badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah,' koperasi, pemerintah, pemerintah daerah lainnya, BLUD milik pemerintah daerah lainnya dan masyarakat pokok pinjaman. BABI KETENTUANUMUM Pasall dengan hak memperoleh pengembalian berupa 11. Pengelola investasi pemerintah daerah selanjutnya disebut pengelola investasi adalah pejabat pengelola keuangan daerah selaku bendahara umum daerah. 12. Perencanaan Investasi Pemerintah Daerah adalah usulan rencana investasi oleh pemerintah daerah setiap tahun untuk pelaksanaan investasi tahun anggaran berikutnya.

13. Rencana Kegiatan Investasi adalah dokumen perencanaan tahunan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang berisi kegiatan investasi dan anggaran yang diperlukan untuk tahun anggaran berikutnya. 14. Penasihat investasi adalah tenaga profesional dan independen yang memberi nasihat kepada pemerintah daerah mengenai pelaksanaan investasi pemerintah daerah atas penyertaan modal. 15. Divestasi adalah penjualan surat berharga dan Zatau kepemilikan pemerintah daerah baik sebagian atau keseluruhan kepada pihak lain. 16. Perjanjian investasi adalah kesepakatan tertulis dalam rangka investasi surat berharga dan investasi langsung antara pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lainnya, badan usaha dan masyarakat. 17. Badan usaha adalah badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan Koperasi. 18. Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah Badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang se1uruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-Undangan. (1) Investasi pemerintah daerah dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/ atau manfaat lainnya. (2) Manfaat ekonomi, sosial, dan/ atau manfaat lainnya sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) meliputi: a. keuntungan sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu berupa deviden, bunga dan pertumbuhan nilai Perusahaan Daerah yang mendapatkan investasi pemerintah daerah; b. peningkatan berupa jasa dan keuntungan bagi hasil investasi sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu; c. peningkatan penerimaan daerah dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat langsung dari investasi yang bersangkutan; d. peningkatan penyerapan tenaga kerja sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat langsung dari investasi yang bersangkutan; dan/ atau e. peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai akibat dari investasi pemerintah daerah. BABII MAKSUDDANTUJUAN Pasal2

Sumber dana investasi Pemerintah Bentuk Investasi pemerintah Pasal6 Investasi surat berharga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, dilakukan dengan cara: a. pembelian saham dan/ atau b. pembelian surat utang. daerah meliputi: a. investasi surat berharga; dan/ atau b. investasi langsung. Pasal3 Investasi pemerintah daerah bertujuan untuk: a. meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian daerah; b. meningkatkan pendapatan daerah; dan c. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pasal4 a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; b. keuntungan investasi terdahulu; dan/ atau c. sumber-sumber lainnya yang sah. BABIII SUMBER DANAINVESTASIPEMERINTAHDAERAH Daerah dapat berasal dari: BABIV BENTUK INVESTASIPEMERINTAHDAERAH PasalS Pasal 7 Investasi langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b meliputi: a. penyertaan modal pemerintah daerah; dan/ atau b. pemberian pinjaman BABV KEWENANGANDANTANGGUNGJAWAB Pasal8 (1) Walikota memiliki kewenangan dalam pengelolaan investasi pemerintah daerah.

(2) Kewenangan Walikota dalam pengelolaan investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi; a. regulasi; b. operasional; dan c. supervisi. Kewenangan dan tanggung jawab regulasi yang dimiliki Walikota sebagaimana yang dimaksud Pasal 8 ayat (2) huruf a, meliputi: a. menetapkan kebijakan pengelolaan investasi pemerintah daerah; b. menetapkan kriteria pemenuhan perjanjian dalam pelaksanakan investasi pemerintah daerah; dan c. menetapkan tata cara pembayaran kewajiban yang timbul dari proyek penyediaan investasi pemerintah dalam hal terdapat penggantian atas hak kekayaan intelektual, pembayaran subsidi, dan kegagalan pemenuhan perjanjian investasi. Pasal9 Pasal10 (1) Kewenangan dan tanggung jawab operasional yang dimiliki Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal8 ayat (2) huruf b, meliputi: a. meneliti dan menyetujui atau menolak usulan permintaan investasi dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya, badan usaha dan masyarakat; b. mengusulkan rencana kebutuhan dana investasi pemerintah daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; c. menempatkan dana darr/atau barang milik daerah dalam rangka investasi pemerintah daerah sesuai peraturan perundang-undangan; d. melakukan perjanjian investasi terkait dengan penempatan dana dan/atau barang pemerintah daerah; e. melakukan pengendalian atas resiko terhadap pelaksanaari investasi pemerintah daerah; f. mewakili dan melaksanakan kewajiban serta menerima hak pemerintah daerah yang diatur dalam perjanjian investasi; g. mengusulkan perubahan perjanjian investasi; h. melakukan tindakan untuk dan atas nama pemerintah daerah apabila terjadi sengketa atau perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian investasi;dan 1. me1aksanakan investasi dan divestasi pemerintah daerah.

(2) Kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilimpahkan pengelola investasi. Pengelolaaninvestasi pemerintah daerah meliputi: a. perencanaan investasi; b. pelaksanaan investasi; c. penganggaran, pelaksanaan anggaran, penatausahaan anggaran dan pertanggungjawaban investasi pemerintah daerah; d. divestasi; dan e. pengawasan. Pasal11 (1) Kewenangan dan tanggung jawab supervisi yang dimiliki Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c, meliputi: a. melakukan monitoring pelaksanaan investasi pemerintah daerah yang terkait dengan dukungan pemerintah daerah; b. melakukan evaluasi secara berkesinambungan pelaksanaan investasi pemerintah daerah dalamjangka waktu tertentu; dan c. melakukan koordinasi pelaksanaan investasi dengan instansi terkait khususnya sehubungan dengan investasi langsung. (2) Kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilimpahkan kepada SKPD yang membidangi pengawasan. BABVI PENGELOLAAN Pasal12 Pasal13 Investasi pemerintah daerah dapat dilaksanakan dalam hal: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah diperkirakan surplus yang penggunaannya ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; b. Terdapat barang milik daerah yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan oleh Walikota. Bagian Kesatu Perencanan Pasal14 (1) PengelolaInvestasi menyusun perencanaan investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a dilengkapi dengan alasan dan pertimbangan.

(2) Perencanaan investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam rencana kegiatan investasi pemerintah daerah. (3) Rencana kegiatan investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Walikota untuk mendapat persetujuan; (4) Persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (3) diberikan jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja ; (5) Tata cara dan persyaratan pemberian persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Pasal15 (1) Pengelola investasi menyusun analisis investasi pemerintah daerah sebelum melakukan investasi. (2) Analisis investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan oleh penasehat investasi pemerintah daerah. (3) Penasihat investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan oleh Walikota. Bagian Kedua Pelaksanaan Pasal16 Investasi surat berharga dengan cara pembelian saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, dilaksanakan atas saham yang diterbitkan perseroan terbatas. Pasal17 (1) Investasi surat berharga dengan cara pembelian surat utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, dilaksanakan atas surat utang yang diterbitkan pemerintah pusat darr/atau pemerintah daerah lainnya. (2) Pembelian surat utang hanya dapat dilakukan apabila penerbit surat utang memberikan opsi pembelian surat utang kembali. (3) Opsi pembelian surat utang kembali merupakan komitmen penerbit surat utang untuk melakukan pembelian kembali surat utang tersebut apabila pemerintah daerah akan menjual sural utang sebelum jatuh tempo.

Pasal18 (1) Investasi surat berharga dan investasi langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilaksanakan berdasarkan hasil analisis oleh penasehat investasi untuk mendapatkan nilai wajar. (2) Pembelian saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dilaksanakan berdasarkan hasil analisis penilaian saham, analisis portofolio dan analisis risiko. (3) Pembelian surat utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b dilaksanakan berdasarkan hasil analisis penilaian surat utang dan analisis risiko. (4) Penyertaan modal dan pemberian pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, dilaksanakan berdasarkan pada analisis kelayakan, analisis porto folio dan analisis risiko. Pasal19 Investasi langsung dalam pemberian pmjaman kepada masyarakat, penyalurannya dilakukan melalui lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan bukan bank. Pasal20 (1) Pelaksanaan investasi pemerintah daerah dilaksanakan oleh Pengelola Investasi dan dapat dilimpahkan pelaksanaannya kepada Badan Layanan Umum Daerah. (2) Pelaksanaan Investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam perjanjian investasi an tara pengelola investasi dengan pihak ketiga. (3) Pe1aksanaan investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dituangkan dalam perjanjian investasi antara pengelola investasi dengan lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan bukan bank. (4) Perjanjian investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilaporkan kepada Walikota. (1) Pengelola Investasi menyusun laporan kegiatan investasi pemerintah daerah. (2) Laporan kegiatan investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. laporan posisi portofolio investasi; dan b. laporan hasil investasi. Pasa121

(3) Laporan kegiatan investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Walikota. Bagian Ketiga Penganggaran, Pelaksanaan Anggaran, Penatausahaan Anggaran Dan Pertanggungjawaban Investasi Pemerintah Daerah Pasal22 Penganggaran, pelaksanaan anggaran, penatausahaan anggaran dan pertanggungjawaban investasi pemerintah daerah berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Keempat Divestasi Pasal23 (1) Dalam hal investasi pemerintah daerah diperkirakan rugi, pemerintah daerah melakukan divestasi. (2) Divestasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) berdasarkan hasil analisis penasihat investasi. (3) Divestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Penjualan surat berharga; dan/ atau b. Penjualan kepemilikan investasi langsung. Pasal24 (1) Penjualan surat berharga sebagaimana dimaksud dalam Pasal23 ayat (3) huruf a, meliputi: a. penjualan saham; dan/ atau b. penjualan surat utang. (2) Penjualan kepemilikan investasi langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 pada ayat (3) huruf b, berupa kepemilikan atas: a. penyertaan modal; dan/ atau b. pemberian pinjaman. (1) Kepemilikan atas penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf a, berupa modal dan/ atau saham. (2) Kepemilikan atas pemberian pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf b berupa kepemilikan atas piutang atau hak tagih. Pasal 25

Pasal26 (1) Penjualan surat berharga berupa penjualan saham darr/atau surat utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1), dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan penjualan surat berharga. (2) Penjualan kepemilikan investasi langsung berupa penjualan kepemilikan atas penyertaan modal dan/ atau penjualan kepemilikan atas piutang atau hak tagih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2), dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan penjualan kepemilikan atas penyertaan modal dan/ atau penjualan kepemilikan atas piutang atau hak tagih. Pasal27 Penjualan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a, dapat dilakukan apabila: a. harga saham naik secara signifikan dan/ atau menguntungkan untuk dilakukan divestasi; b. terdapat investasi lain yang diproyeksikan lebih menguntungkan; atau c. terjadi penurunan harga saham secara signifikan. Pasal28 Penjualan surat utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf b, dapat dilakukan apabila: a. imbal hasil diperkirakan turun; b. terdapat investasi lain yang diproyeksikan lebih menguntungkan; atau c. terdapat kemungkinan gagal bayar. Pasal29 (1) Penjualan kepemilikan atas penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf a, dapat dilaksanakan setelah dilakukan analisis kelayakan oleh penasihat investasi. (2) Analisis kelayakan oleh penasihat investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dalam hal : a. kegiatan perusahaan tidak menguntungkan; atau b. tidak sesuai dengan strategi investasi pemerintah daerah. Pasal30 (1) Penjualan kepemilikan atas penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf a, dilakukan dengan cara penjualan hak kepemilikan kepada pihak lain.

(2) Penjualan kepemilikan atas pemberian pmjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf b, dilakukan dengan cara pemindahan piutang atau hak tagih untuk memperoleh hak pokok pinjaman, bunga dan/ atau biaya lainnya kepada pihak lain. Pasal31 (1) Hasil divestasi atas seluruh jenis investasi pemerintah daerah merupakan hasil bersih setelah dikurangi biaya pelaksanaan divestasi. (2) Biaya pelaksanaan divestasi berdasarkan prinsip kewajaran, transparansi, dan akuntabilitas. (3) Hasil divestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan daerah. Pasal32 (1) Pengelola Investasi bertanggungjawab dalam pengelolaan investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d. (2) Hasil pengelolaan investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan pendapatan daerah dan dilaporkan kepada Walikota. Bagian Kelima Pengawasan Pasa133 (1) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi pengawasan, bertanggungjawab dalam pelaksanaan investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal12 huruf e. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemantauan dan pengendalian. (3) Hasil pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaporkan kepada Walikota. BABVII KETENTUANPERALIHAN Pasal34 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka investasi pemerintah daerah yang telah dilaksanakan sebelum Peraturan Daerah ini tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini.

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal35 Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini harus ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan. Pasal 36 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran daerah Kota Mojokerto. Ditetapkan di Mojokerto Pada tanggal 14 April 2015 WALIKOTAMOJOKERTO Diundangkan di Mojokerto pada tanggal 14 April 2015 SEKRETARIS DAERAH KOTA MOJOKERTO MAS'UD YUNUS MAS AGOES NIRBITO M. W., S.H., M.Si. Pembina Utama Madya NIP. 19570917 198309 1 001 LEMBARAN DAERAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015 NOMOR 7 S2IlliilniElinseslJ2Ili d1engan asilli nya KEPALA BA.GI,AN HUKUM, Hd PUIDJI HAR[)JONO'H SHI INIIP'.196001,2'9 19a50~ '~ 001 NO. REG PERATURANDAERAHKOTAMOJOKERTONOMOR040-3/2015

PENJELASAN ATAS PERATURANDAERAHKOTAMOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAANINVESTASIPEMERINTAHDAERAH I. PENJELASAN UMUM Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Pemerintah Daerah Kota Mojokerto dapat melaksanakan investasi pemerintah daerah untuk memperoleh manfaat ekonomis, manfaat sosial maupun manfaat lainnya. Hal tersebut dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan pembangunan Kota Mojokerto di sektor perekonomian yang diarahkan guna meningkatkan kesejahteraan umum dan taraf hidup masyarakat yang selaras dengan semangat kekeluargaan, kemandirian, kegotong royongan serta menjaga keseimbangan, kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Selain itu, tujuan dilakukannya investasi pemerintah daerah adalah untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian daerah, meningkatkan pendapatan daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Investasi Pemerintah Daerah Kota Mojokerto dapat dilakukan dalam beberapa bentuk investasi pemerintah daerah, yaitu investasi surat berharga dan/ atau investasi langsung. Demi kelancaran pelaksanaan investasi Pemerintah Daerah Kota Mojokerto berdasarkan ketentuan Pasal 71 ayat (7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pelaksanaan investasi Pemerintah Daerah perlu ditetapkan dalam suatu Peraturan Daerah Kota Mojokerto tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal2 Cukupjelas

Pasa13 Pasa14 Pasa15 Pasa16 Pasal7 Pasa18 Pasal9 Pasall0 Pasal 11 Pasal12 Pasal13 Pasal14 Hurufa Penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai sumber dana investasi dapat dilakukan sebatas alokasi yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Hurufb Hurufc Ayat (1) Yang dimaksud dengan "sumber-sumber lainnya yang sah" adalah dapat berupa dana yang berasal dari masyarakat/ swasta untuk penyediaan infrastruktur dan bidang lainnya. Yang dimaksud dengan "Perencanaan Investasi Pemerintah Daerah" adalah usulan rencana investasi oleh Pengelola Investasi Pemerintah Daerah setiap tahun untuk pelaksanaan investasi tahun anggaran berikutnya.

Pasal 15 Pasal16 Pasal 17 Pasal18 Ayat (2) Ayat (3) Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan "penasehat investasi pemerintah daerah" adalah tenaga professional dan independen yang memberi nasehat mengenai investasi pemerintah daerah kepada pengelola investasi pemerintah daerah. Ayat (3) Ayat (1) Ayat (2) Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan "opsi pembelian surat utang kembali" adalah komitmen penerbit surat utang untuk melakukan pembelian kembali surat utang tersebut jika pemerintah daerah akan menjual surat utang sebelum jatuh tempo. Ayat (3) Ayat (3) Cukupjelas Ayat (4) Cukupjelas

Pasal19 Pasal20 Pasal21 Pasa122 Pasa123 Pasa124 Pasa125 Pasal26 Pasa127 Pasa128 Pasal29 Pasal30 Pasa131 Cukup je1as. Pasa132 Pasa133 Pasa134 Pasa135 Pasal36 TAMBAHANLEMBARANDAERAH KOTAMOJOKERTO TAHUN 2015 NOMOR 7