BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang cukup berarti terhadap perkembangan anak didik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi anak yang beriman dan bertaqwah kepada Allah SWT. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. agama yang diberikan pada instansi-instansi pendidikan. Berbagai kritik atau

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa di kelas. Bahan pelajaran yang guru

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

ABSTRAK. Kata Kunci;Pengaruh, Muatan lokal kajian kitabmabadi Al-Fiqhiyah, pemahamanmaterifiqih.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan evaluasi, guru akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. hampir disemua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini dipaparkan; a) Latar belakang masalah, b) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. tenaga ahli pendidikan dan visi pendidikan yang tidak jelas. Selain itu masih. Indonesia semakin menurun (Silberman, 2007: xi).

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. utama untuk mengembangkan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kunci

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Pembinaan SMA Departemen Pendidikan Nasional sebagai sekolah

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin jauhnya dari ajaran-ajaran suci agama.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya menusia. 1 Pengalaman pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation character

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun kolektif. Agama memberi sumbangan bagi sistem sosial,

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebagai faktor penentu

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB V TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, DAN MADRASAH ALIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendididkan Nasional Nomor 2 tahun 1989 yang berbunyi:

BAB IV PENUTUP. hasil suatu proses tertentu yaitu menarik kesimpulan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia cerdas pasti tidak ingin mengalami kegagalan dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pendidikan, guru terutama guru PAI mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapakan pendidikan karena manusia mempunyai kelebihan dan titik

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dan pembelajaran adalah dua konsep yang berbeda, namun

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam

BAB I PENDAHULUAN. pun dunia pendidikan. Setiap lembaga pendidikan bersaing untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. kemajuan suatu bangsa. Hal ini menjadi tujuan utama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

BAB I PENDAHULUAN. feeling attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan. 1. (mendidik). Namun menurut al-attas (1980) dalam Hasan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. iii. 2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan

BAB I PENDAHULUAN. krisis yang berkepanjangan. Krisis yang terjadi dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat berpengaruh terhadap kecepatan tersebut adalah pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT. Oleh karena ia memiliki keragaman kebutuhan yang. menghiasi dirinya yaitu pokok ajaran Islam yang meliputi :

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan sudah masuk ranah politik. Iklim perpolitikan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB V PENUTUP. telah dibahas. Berdasarkan analisis penelitian tentang pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak muncul berbagai persoalan mengenai pendidikan agama yang diberikan pada instansi-instansi pendidikan. Berbagai kritik atau keluhan yang sering dilontarkan oleh orang tua siswa dan masyarakat terhadap eksistansi mata pelajaran Agama Islam, bahwa selama ini kurang banyak memberikan kontribusi yang cukup berarti terhadap perkembangan anak didik. Agama sendiri mempunyai fungsi yang sangat penting dalam menciptakan keharmonisan dan keselarasan hidup manusia di dunia ini. Oleh karena itu agama memberikan pedoman kepada sesama manusia, dan kepada alam sekitar. Selain itu agama juga merupakan pendorong (motivator) hidup manusia dan alat pengendalain diri (stabilisator) yang amat urgen. 1 Karena pentingnya fungsi agama bagi kehidupan manusia, maka wajib bagi setiap manusia untuk menyampaikan ajaran agama, supaya dapat diketahui, dipahami, diyakini dan diamalkan oleh manusia. 1 M. Taufiqur Rahman, Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (SMA), (Jakart: Puslitbang, 2010), h.98 1

2 Pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilaksanakan dalam proses belajar-mengajar hanya diberi waktu 2 jam pelajaran hal tersebut dirasakan sangat kurang pada zaman modern saat ini yang beraneka ragam persoalan kehidupan. Pembelajaran pendidikan agama Islam tersebut sangatlah kurang untuk mencetak anak didik untuk menjadi anak yang beriman dan bertaqwah kepada Allah Swt. Oleh karena itu sekolah pada saat ini dituntut untuk memberikan pembelajaran tambahan yang berupa muatan lokal pada setiap sekolah. Muatan lokal mulai mendapat tempat dalam pendidikan di indonesia pada saat diberlakukannya kurikulum KTSP. 2 Sekolah diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat sekitar dalam bentuk pengembangan keunggulan lokal secara aktif dan maksimal. Muatan Lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. 3 Pada saat ini banyak mata pelajaran muatan lokal yang lebih mengembangkan pada ilmu pentetahuan umum ataupun aspek kebahasaan asing misalnya bahasa Jepang, Mandarin atau bahasa Inggris untuk menjadi muatan lokal yang dikembangkan untuk menghadapi era globalisasi pada saat ini tanpa mengimbanginya dengan pendidikan agama yang kuat sebagai dasarnya. Oleh 2 Jamal Ma mur Asmani, Tips Aplikasi KTSP di Sekolah, (Yogyakatya: Bening, 2010), h.155 3 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Bandung: PT. Rosdakarya, 2010), h. 273

3 karena itu saat ini sangat dibutuhkan berbagai muatan lokal yang dapat menambah wawasan anak didik dalam bidang keagamaan. Muatan lokal keagamaan saat ini perlu digalakkan secara terus-menerus dan membutuhkan keterlibatan semua pihak. Muatan lokal keagamaan dapat berupa kajian Islam ataupun pengembangan diri yang dapat menambah wawasan anak didik tentang agama Islam. Kajian Islam di sini dapat berupa kajian kitab-kitab kuning, seni banjari, Qosihah, kajian tentang masalah keseharian misalnya thaharah, shalat, puasa dan lain-lain. Kajian Islam diharapkan dapat membantu anak didik untuk belajar pendidikan agama Islam secara lebih mendalam karena keterbatasan waku dalam proses pembelajaran agama Islam yang hanya 2 jam pelajaran karena semakin kompleksnya permasalahan yang sedang dialami akan didik pada saat ini. Dari kajian Islam tersebut diharapakan anak didik akan lebih memahami tentang agama Islam dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kajian Islam yang dimaksud di sini berupa kajian kitab kuning. Kitab kuning di sini merupakan kitab-kitab yang biasanya dicetak tanpa harokat atau tulisan Jawa. Dengan adanya kajian kitab kuning dapat melatih siswa untuk menulis dan membaca huruf-huruf arab tanpa harokat (tulisan pego) serta dapat memahami ilmu agama Islam secara mendalam karena siswa memperoleh secara langsung pengetahuan tentang agama Islam tersebut dari kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama terdahulu serta untuk mengatasi semakin kritisnya anak didik

4 dalam memperoleh ilmu karena semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkembangnya ilmu pengetahuan juga terjadi pada ilmu fiqih yang saat ini semakin banyak peroalan kehidupan manusia yang semakin kompleks. kajian tentang ilmu fiqih dirasa sangat penting karena fiqih mengandung berbagai implikasi konkrit bagi pelaku keseharian individu maupun masyarakat. Dengan ilmu fiqihlah kita dapat mengetahui hal-hal yang dilarang dan dianjurkan oleh Allah swt. Oleh karena itu siswa pada saat ini diharuskan mengetahui ilmu-ilmu agama khususnya tentang ilmu fiqih secara mendalam sebagai bekal mereka dikemudian hari. Dengan adanya kajian kitab kuning, siswa diharapkan mampu memahami materi fiqih yang berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya alamiah praktis yang dilakukan umat Islam sehari-hari misalnya thaharah, shalat, puasa, zakat haji dan lain-lain. Dengan demikian penulis merasa perlu membahas lebih dalam mengenai muatan kajian Islam kitab kuning disekolah dan pengaruhnya terhadap materi mata pelajaran fiqih siswa. Dengan pelaksanakan penelitian yang berjudul: Pengaruh Muatan Lokal Kajian Kitab Mabadi Al-Fiqhiyah Terhadap Pemahaman Materi Fiqih di MTs. Negeri Surabaya II B. Rumusan Masalah Pada kasus ini penulis mengangkat masalah sebagai acuan pada penelitian. Berangkat dari latar belakang di atas, maka penulis membatasi untuk mengkaji variabel-variabel yang ada dalam bentuk rumusan masalah supaya supaya

5 pembahasan dalam penelitian tidak terjadi perluasan, maka rumusan masalah yang penulis angkat adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan mata pelajaran muatan lokal kajian kitab Mabadi Al- Fiqhiyah di Madrasah Tsanawiyah Negeri Surabaya II tahun 2012/2013? 2. Bagaimana pengaruh pelaksanaan muatan lokal kajian kitab Mabadi Al- Fiqhiyah terhadap pemahaman materi fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri Surabaya II tahun 2012/2013? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan muatan lokal kajian kitab Mabadi Al- Fiqhiyah yang dilaksankan di Madrasah Tsanawiyah Neregei Surabaya II tahun 2012/2013 2. Untuk mengetahui pengaruh muatan lokal kajian kitab Mabadi Al-Fiqhiyah terhadap pemahaman materi fiqih di Madrasah Tsnawiyah Negeri Surabaya II Tahun 2012/2013. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan atau manfaat yang akan diperoleh melalui penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Akademik Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam bidang ilmu pengetahuan dan mengembangkan pembelajaran Pendidikan

6 Agama Islam. Khususnya pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2. Manfaat Sosial Praktis a. Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, lembaga pendidikan dalam pengembangan muatan lokal yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik. Sehingga diharapkan dapat membantu pelaksanaan mata pelajararan agama khususnya fiqih serta mendukung pula terciptanya tujuan pendidikan Islam. b. Dengan mengetahui peran pentingnya muatan lokal keagamaan yang dilaksanakan pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Surabaya II, penulis harap dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan sikap keberagamaan pada siswa serta untuk kemajuan pada bidang pendidikan. c. Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa menjadi insan kamil sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk penulis sendiri, diharapkan dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan serta pengalaman yang berharga untuk masa depan. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan teori. Pada umumnya hipotesis dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu suatu hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan variabel yang dipermasalahkan (biasanya

7 dilambangkan dengan Ho), dan suatu hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang biasa dilambangkan dengan Ha. 4 Sehingga hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Hipotesis kerja (Ha) Hipotesis kerja atau disebut hipotesis alternatife yang disingkat Ha. Hipotesis ini menyatakan adanya hubungan positif anata variabel X dengan variabel Y. Jadi dalam penelitian ini hipotesis kerjanya adalah Terdapat hubungan positif antara mata pelajaran muatan lokal kajian kitab Mabadi Al- Fiqhiyah dengan pemahaman materi fiqih dari di Madrasah Tsanawiyah Negeri Surabaya II. 2. Hipotesis Nol (H0) Hipotesis ini juga sering disebut hipotesis statistik yang disingkat dengan Ho. Hipotesis ini menyatakan: Tidak adanya hubungan yang positif antara variabel X dengan variabel Y. Dalam penelitian ini hipotesis nol (Ho) adalah Tidak terdapat hubungan yang positif antara mata pelajaran sebagai muatan lokal kajian kitab Mabadi Al-Fiqhiyah dengan pemahaman materi fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri Surabaya II. Dalam penelitian ini penulis menggunakan hipotesis sebab akibat yang bersifat positif, yang maksudnya adalah adanya pengaruh positif yang timbul dari penerapan muatan lokal kajian kitab Mabadi Al-Fiqhiyah terhadap pemahaman materi fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri Surabaya II. 4 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo 2008), h.181

8 F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Sesuai dengan pokok pembahasan pada penelitian maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan sebagai berikut: 1. Obyek dari penelitian ini adalah pelaksaan muatan lokal kajian Mabadi Al- Fiqhiyah dan pengaruhnya terhadap pemahaman materi fiqih di Madrasah Tsanawiyah Negeri Surabaya II tahun pelajaran 2012/2013. 2. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII, Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surabaya Tahun pelajaran 2012/2013. Pemilihan subyek populasi kelas VIII dikarenakan kelas VII masih baru menginjak jenjang sekolah SMP yang apabila dijadikan subyek penelitian kurang mendapatkan hasil yang maksimal karena masih peralihan dari sekolah SD menuju SMP, sedangkan apabila penulis memilih kelas IX sudah tidak ada mata pelajaran muatan lokal kajian kitab Mabadi Al-Fiqhiyah. 3. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel X dan Y. Variabel X adalah muatan lokal kajian kitab Mabadi Al-Fiqhiyah dan variabel Y adalah hasil belajar fiqih yang semuanya diperoleh dari hasil pengolahan data melalui angket dan wawancara. G. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada sifat-sifat yang dipahami. Definisi operasional perlu dicantumkan dengan tujuan adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran maksud dan tujuan penelitian serta

9 permasalahan yang dibahas dalam penelitian. Maka penulis mencantumkan definisi operasional permasalahan yang diangkat dalam penelitian sebagai berikut: 1. Pengaruh Daya yang ada atau yang timbal balik dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya) yang berkekuatan, 5 maksudnya adalah adanya suatu timbal balik dari adanya muatan lokal kajian Mabadi Al-Fiqhiyah terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih. 2. Muatan lokal Muatan lokal adalah mata pelajaran yang dikembangakan oleh masingmasing sekolah sesuai dengan visi misi dan kebutuhan pemakai jasa pendidikan. 6 Muatan Lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. 3. Kajian kitab Mabadi Al-Fiqhiyah Kaji yaitu pelajaran (terutama dalam hal agama) 7. Kitab Mabadi Al- Fiqhiyah merupakan kitab fiqih madzhab imam syafi i yang ditulis oleh Umar Abdul Jabbar. Kitab ini berisi ilmu-ilmu fiqih seperti hukum-hukum islam, shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lain. Sehingga kajian kitab Mabadi Al- 5 Poerwadarminto, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 2008), h.731 6 Arif Furchan, dkk, Pengembanagn Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelakar, 2005), h.72 7 Ira. M. Lapidus, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.433

10 Fiqhiyah merupakan kajian tentang ilmu-ilmu fiqih seperti hukum-hukum islam, shalat, puasa, zakat dan lain-lain. 4. Pemahaman materi Paham adalah pengetahuan banyak; mengerti benar (akan). 8 sedangkan pemahaman adalah kemampuan untuk mengerti pengetahuan. Materi adalah benda; zat; sesuatu yang jadi bahan (berfikir, berunding, mengarang dan lain sebagainya). Sehingga pemahaman materi adalah kemampuan untuk memahami yang jadi bahan (berpikir, berunding, mengarang dan lain sebagainya). 9 5. Fiqih Ilmu yang menerangkan segala hukum agama Islam yang berhunbungan dengan segala pekerjaan para mukallaf yang dikeluarkan dari dalil-dalil yang tafsili. 10 6. MTs Negeri Surabaya II MTs Negeri adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang berada dalam naungan Departemen Agama yang bersatus negeri setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang letaknya di Surabaya yang akan dijadiakan objek penelitian. Secara keseluruhan maksud dari judul yang ingin diajukan dalam penelitian ini adalah penulis bermaksud untuk mengetahui dan melaporkan adanya pengaruh 8 Ibid., h.694 9 Ibid., h.638 10 Hasbi-Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam, (Jakarta: Bintang Bulan, 1975), h.22

11 muatan lokal kajian Mabadi Al-Fiqhiyah terhadap pemahaman materi mata pelajaran fiqih di MTs. Negeri Surabaya II. H. Sistematika Pembahasan Sistematika adalah pengetahuan mengenai klasifikasi (penggolongan), sehingga teratur menurut sistem. Dalam rangka menyelesaikan kegiatan penelitian ini agar penelitian menjadi terrah dan merupakan suatu pemikiran yang terpadu. Adapun sistematika yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bab Satu: Pendahuluan Dalam pendahuluan ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat hasil penelitian, definisi operasional, hipotesa penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. 2. Bab Dua: Landasan Teori Bab ini akan dibahas tentang pengertian muatan local, landasan muatan lokal, pengembanagan muatan lokal yang ada disekolah, kajian Islam kitab Mabadiul Fiqih, pengertian pemahaman, tolak-ukur pemahman, faktorfaktor yang mempengaruhi belajar, pengertian materi fiqih dan pengaruh muatan lokal terhadap pemahaman materi mata pelajaran fiqih. 3. Bab Tiga: Metode Penelitian Dalam bab ini berisikan tentang metode apa yang digunakan penulis dalam penelitian ini dan menggunakan pendekatan apa. Selanjutnya menejelaskan pula jenis penelitian, rancangan penelitian, identivikasi variable,

12 populasi san sampel penelitian, waktu dan tempat penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data instrument penelitian dan teknik analisa data dari proses penelitian. 4. Bab Empat: Laporan Hasil Penelitian Berisikan tentang laporan penelitian yang meliputi tahap persiapan penelitian meliputi pembuatan proposal, orientasi lokasi dan pengurusan surat izin penelitian. Selanjutnya pada tahap pelaksanan penelitian meliputi pembuatan jadwal penelitian, pengambilan populasi subyek, pengumpulan data. Kemudian Penyajian data hasil penelitian meliputi data observasi, wawancara angket, dokumentasi, tes dan hasil Analisis data penelitian. 5. Bab Lima: Penutup Berisi simpulan dari seluruh pembahasan skripsi dan saran-saran.