BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

JURNAL PENGARUH SUDUT KAMPUH PENGELASAN GTAW DENGAN PEMANASAN AWAL 325 PADA BAJA TAHAN KARAT 316 L TERHADAP SIFAT FIFIS DAN MEKANIS

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode analisa, yaitu suatu usaha

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada prosesnya dilakukan pada bulan Juli Tahun 2011 sampai. 2. BLK Disnaker Kota Bandar Lampung.

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Uraian langkah-langkah penelitian dapat dijabarkan ke dalam diagram alir penelitian pada Gambar 3.

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

BAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi

TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN TARIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA SS400 DENGAN VARIASI ARUS

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

III. METODOLOGI. ini dibentuk menjadi spesimen kekerasan, spesimen uji tarik dan struktur mikro.

ANALISA PENGARUH ARUS PENGELASAN SMAW PADA MATERIAL BAJA KARBON RENDAH TERHADAP KEKUATAN MATERIAL HASIL SAMBUNGAN

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304

PENGARUH JENIS ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PENGELASAN SMAW BAJA ASTM A36

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

Chamdani Achmad

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian struktur mikro dilakukan untuk mengetahui isi unsur kandungan

ANALISA PENGARUH ARUS PENGELASAN SMAW PADA MATERIAL BAJA KARBON RENDAH TERHADAP KEKUATAN MATERIAL HASIL SAMBUNGAN. Abdul Hamid

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

PENGARUH HEAT TREATMENT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2. Tempat pembuatan spesimen : kampus Universitas Muhammadiyah. 3. Waktu pelaksanaan : 7 Februari 17 Mei 2017

PENGARUH PENDINGINAN CAIRAN RADIATOR COOLANT (RC) AHM TERHADAP KEKUATAN TARIK HASIL PENGELASAN SMAW PADA PLAT BAJA ST 37

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

Pembimbing: Prof.Dr.Ir Abdullah Shahab, MSc (Nip: )

Pengaruh Hasil Pengelasan Las TIG Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

BAB II KERANGKA TEORI

Analisis pengaruh variasi elektroda las e6013 dan e7018 terhadap kekuatan tarik dan kekerasan pada bahan baja ss 400

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS

Pengaruh arus pengelasan terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro pada material aluminium

PENGARUH PERUBAHAN ARUS DAN KECEPATAN SERTA KELEMBAPAN FLUX TERHADAP HASIL IMPACT

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

II. TINJAUAN PUSTAKA

VARIASI KUAT ARUS LAS SMAW TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN UJI TARIK PADA BAJA ST 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Dimas Hardjo Subowo NRP

ANALISA KEKUATAN TARIK PENYAMBUNGAN PELAT DENGAN KETEBALAN BERBEDA PADA TYPE SAMBUNGAN BUTT JOINT

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3. 1Diagram Alur Penelitian Mulai Studi literatur Identifikasi masalah Persiapan spesimen uji Pemilihan material spesimen ( baja SS-400 ) Pemotongan dan pembuatan kampuh las Proses pengelasan SMAW Pengelasan dengan menggunakan elektroda E7014 diameter 3,2 mm. Pengelasan dengan kecepatan (5,7,10 mm/s) dengan arus 100 Ampere Pembuatan spesimen uji Dimensi spesimen uji tarik sesuai standar ASTM E-8 Pembuatan spesimen uji struktur mikro Hasil spesimen Tidak Ya Pengujian A 29

A Analisa Data Pembahasan Kesimpilan dan Saran Selesai Diagram 3. 2Diagram Alur Penelitian 30

3.2 Dimensi Benda Uji Spesifikasi benda uji yang digunakan dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut: 1. Bahan yang digunakan adalah plat baja SS-400. 2. Ketebalan plat 12 mm,panjang 10 mm,lebar 5 mm. 3. Elektroda yang digunakan adalah jenis E7014 dengan diameter 3,2 mm. 4. Posisi pengelasan dengan menggunaklan posisi bawah tangan. 5. Arus pengelasan yang digunakan adalah 100 A. 6. Kampuh yang digunakan jenis kampuh V terbuka, jarak celah plat 2 mm, tinggi akar 2 mm dan sudut kampuh 70 0. 7. Bentuk spesimen benda uji mengacu standar ASTM E-8 untuk pengujian tarik. 3.3 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan April tahun 2017. Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1. Proses pengelasan dilakukan di bengkel Vokasi D3 Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2. Pembuatan bentuk spesimen benda uji dilakukan di laboratorium Teknik Mesin D3 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Pengujian tarik,dilakukan di laboratorium Teknik Mesin S1 Universitas 31

30 Gadjah Mada 4. Foto struktur mikro di laboratorium Teknik Mesin D3 Universitas Gadjah Mada 3.4 Alat dan Bahan Adapun peralatan dan bahan atau material yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peralatan Untuk Pembuatan Spesimen Uji a. Mesin Gergaji Mesin gergaji digunakan untuk pemotongan spesimen uji sesuai dengan ukuran yang diinginkan. b. Mesin las Mesin las yang digunakan adalah mesin Las Busur Elektroda Terbungkus (Shielded Metal Arc Welding/SMAW), yang digunakan untuk menyambung atau mengelas spesimen uji. c. Elektroda las Dalam pengelasan SMAW elektroda yang digunakan adalah elektroda E7014 yang berfungsi sebagai pencipta busur nyala yang digunakan untuk mencairkan kawat las atau logam pengisi yang ditambahkan dari luar dan benda atau material yang akan disambung menjadi satu kesatuan sambungan. d. Alat kecepatan las Alat kecepatan las ini digunakan untuk membantu juru las (welder) dalam melakukan proses pengelasan. Alat ini bertujuan agar kecepatan pada saat

31 proses pengelasan dapat dikontrol dan berjalan secara konstan pada tiap titiknya. e. Mesin gerinda Digunakan untuk membuat geometri mata pahat sesuai dengan geometri yang diinginkan ( mengasah mata pahat). f. Mesin skrap Digunakan untuk membuat spesimen uji pada proses pembuatan kampuh las alur V tunggal. g. Mistar dan jangka sorong Digunakan untuk membantu dalam membuat ukuran spesimen uji. h. Mesin amplas Digunakan untuk menghaluskan permukaan spesimen uji foto mikro. i. Mesin uji foto mikro (Mikroskop Optik) Digunakan sebagai alat untuk melihat struktur mikro pada permukaan spesimen uji. j. Kamera Digunakan untuk mengambil gambar dari hasil uji foto mikro. k. Alat bantu Digunakan untuk membantu dalam proses pengelasan dan pembuatan spesimen uji, seperti palu, kikir, sikat baja dan lain-lain. 3.4 Peralatan Untuk Pengujian Spesimen Peralatan yang digunakan untuk melakukan pengujian spesimen adalah Universal Testing Machine yaitu alat uji tarik yang digunakan untuk

32 menentukan tegangan tarik dari hasil kekuatan sambungan las. Dan mikroskop optik digunakan untuk melihat struktur mikro pada daerah pengelasan. 3. Bahan Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja SS-400 yang memiliki kandungan karbon dibawah 0,3%. Baja SS-400 juga banyak digunakan dalam kontruksi bangunan, jembatan, kendaraan (digunakan sebagai material dari body kendaraan), dan kontruksi-kontruksi lainnya. 3.5 Prosedur Penelitian 1. Persiapan Spesimen Uji Persiapan spesimen uji merupakan langkah awal dari penelitian ini. Ada dua tahap dalam melakukan persiapan spesimen uji yakni pemilihan material yang akan digunakan dan pembuatan kampuh las. 2. Pemilihan Material Spesimen Uji Material yang digunakan pada penelitian ini adalah baja SS-400 dengan ketebalan 12 mm. 3. Pemilihan Elektroda Las, Kecepatan dan Arus Pengelasan Elektroda yang digunakan pada penelitian ini adalah elektroda E7014 dengan diameter 3,2 mm dengan kecepatan pengelasan 1, 5 dan 10 mm/s. Sedangkan untuk jenis dan besar arus yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe arus searah DCEN (direct current elektrode negative) dengan besar arus Pembuatan Kampuh Las.Jenis kampuh las yang digunakan dalam

33 penelitian ini adalah sambungan las tumpul alur V tunggal, seperti pada gambar 1 berikut. Gambar 3. 12Dimensi sambungan las tumpul dengan alur V tunggal α1 R = 2 mm α1 = 60 G = 3 mm t = 12 mm Ukuran alur pada gambar 29 (alur V tunggal) diambil berdasarkan rekomendasi JSSC-1997 (Japan Society Of Steel Construction) tentang persiapan sisi untuk pengelasan baja. 3.6 Proses Pengelasan Dalam penelitian ini jenis las yang digunakan adalah Las Busur Elektroda Terbungkus (Shielded Metal Arc Welding/SMAW). dengan kapasitas 10-500 Ampere. Sebelum proses pengelasan dimulai, logam induk yang sudah dibuat kampuh las tersebut harus dibersihkan dari kotoran seperti debu, minyak, oli atau gemuk, karat, air dan lain sebagainya untuk menghindari terjadinya cacat las. Prosedur dan cara pengelasan yang sesuai serta berdasarkan parameterparameter yang sudah ditentukan yaitu: 1. Pengelasan dengan kecepatan (5 mm/s) dan arus 100 Ampere. 2. Pengelasan dengan kecepatan (7 mm/s) dan arus 100 Ampere.

34 3. Pengelasan dengan kecepatan (10 mm/s) dan arus 100 Ampere. 3.7 Pembuatan Spesimen Uji a. Spesimen uji tarik Setelah proses pengelasan selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah pembuatan spesimen uji tarik yang sesuai dengan standar. Standar yang digunakan untuk pengujian tarik ini adalah ASTM E-8. Pada gambar 2 ditunjukkan dimensi dari spesimen uji tarik. Gambar 3. 1Dimensi Spesimen Uji Tarik (Standar ASTM E-8) Keterangan : Tebal Panjang Lebar : 10 mm : 15 cm : 4 cm b. Spesimen uji struktur mikro Untuk pembuatan spesimen uji struktur mikro, spesimen diambil sebelum uji tarik dilakukan. Untuk daerah yang akan di uji yaitu pada dareah las dan daerah HAZ. Hal ini bertujuan untuk melihat struktur mikro daerah lasan dan daerah HAZ. Dlam pengujian struktur mikro ini, tidak ada dimensi khusus yang ditentukan. Untuk itu, dalam penelitian kali ini dimensi uji foto mikro dibentuk dengan ukuran panjang 10 mm dan lebar 10 mm. Kemudian spesimen dimasukkan ke dalam cetakan untuk dicetak dengan campuran resin dan katalis atau baisa disebut proses mounting. Hal ini bertujuan

35 sebagai dudukan atau pemegang spesimen untuk memudahkan proses Grinder-Polisher. Selanjutnya permukaan spesimen yang akan dilakukan uji foto mikro diamplas dengan mengunakan Grinder-polisher. Adapun amplas yang digunakan yaitu mulai dari kekasaran 120, 150, 220, 280, 400, 500, 800, 1000, 1500 dan 2000 sampai permukaan spesimen halus dan rata. Setelah benda uji cukup halus, maka langkah selanjutnya adalah memoles dengan autosol. Pemolesan ini bertujuan untuk menghilangkan goresan-goresan yang diakibatkan oleh amplas agar didapatkan permukaan yang halus dan mengkilap, sehingga struktur benda uji menjadi jelas. Pemolesan autosol pada permukaan benda uji harus menggunakan kain yang lembut dan dilakukan secara searah agar permukaan benda benar-benar mengkilat dan tidak ada goresan. Apabila terdapat goresan pada permukaan benda uji, maka goresan akan terlihat nyata sekali bila dilihat dibawah mikroskop. Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik dan uji foto mikro. Uji tarik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dari spesimen uji. Dan uji foto mikro dilakukan bertujuan untuk melihat struktur mikro atau perubahan struktur mikro yang terjadi pada daerah las (HAZ). 3.8 Uji tarik Pengujian tarik yang dilakukan kepada spesimen uji harus sesuai standar yang digunakan yaitu ASTM E-8. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan universal testing machine yang dihubungkan langsung dengan plotter, sehingga dapat diperoleh grafik tegangan (MPa) dan regangan (%)

36 yang memberikan informasi data berupa tegangan ultimate (σult) dan modulus elastisitas bahan (E).Pengujian Tarik dilakukan dengan menyiapkan spesimen uji yang sudah dilas dan dibentuk sesuai dengan standar ASTM E-8, kemudian spesimen uji dipasang pada alat pencekam grep pada upper cross heat dan mencekam pencekam agar spesimen tersebut tidak lepas. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian. Pada saat pengujian berlangsung perhatikan perubahan besar beban hingga terdengar bunyi suara atau melihat spesimen putus. Setelah didapat hasil pengujian, spesimen tersebut dilepas dan dilakukan pengujian untuk spesimen berikutnya hingga selesai. 3.9 Uji Struktur Mikro Setelah pembuatan spesimen uji struktur mikro selesai dilakukan seperti yang telah dijelaskan pada pembuatan spesimen uji struktur mikro, selanjutnya dilakukan pengambilan foto spesimen menggunakan mikroskop optik dengan pembesaran sesuai yang diinginkan. Hal tersebut dilakukan pada semua spesimen yang akan diuji hingga selesai. 3.10 Pengujian Kekuatan Hasil Lasan Pengujian untuk mengetahui kekuatan dan cacat yang terjadi pada sambungan hasil pengelasan dapat dilakukan dengan pengujian merusak dan pengujian tidak merusak. Pengujian merusak dapat dilakukan dengan uji mekanik untuk mengetahui kekuatan sambungan logam hasil pengelasan. Pengujian merusak pada daerah lasan dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, antara lain: uji kekerasan, uji tarik, dan uji fatik. Jenis pengujian pada penelitian ini menggunakan metode uji tarik dan uji foto mikro.

37 1. Uji Tarik Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui kekuatan sambungan logam yang telah dilas, karena mudah dilakukan, dan menghasilkan tegangan seragam (uniform) pada penampang serta kebanyakan sambungan logam yang telah dilas mempunyai kelemahan untuk menerima tegangan tarik.kekuatan tarik sambungan las sangat dipengaruhi oleh sifat logam induk, sifat daerah HAZ, sifat logam las, dan geometri serta distribusi tegangan dalam sambungan (Wiryosumarto, 2000).Dalam pengujian, spesimen uji dibebani dengan kenaikan beban sedikit demi sedikit hingga spesimen uji tersebut patah, kemudian sifat-sfat tariknya dapat dihitung dengan persamaan tegangan.hubungan antara tegangan dan regangan dapat dilihat pada gambar 26. Titik P menunjukkan batas dimana hukum hooke masih berlaku dan disebut batas proporsi, dan titik E menunjukkan batas dimana bila beban diturunkan ke nol lagi tidak akan terjadi perpanjangan tetap pada batang uji, pada kondisi ini disebut batas elastis. 3.11 Jumlah Spesimen Jumlah spesimen yang digunakan pada tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 7. Jumlah spesimen uji tarik keseluruhan adalah 3 spesimen, dimana setiap perlakuan uji tarik terdiri dari 3 spesimen dengan 3 variasi kecepatan yang berbeda-beda, dan ditambah 3 sepesimen material tanpa perlakuan. Sedangkan pada uji foto mikro diambil 3 spesimen, yaitu pada daerah las, HAZ

38 dan ditambah satu spesimen dari material dasar. Untuk lebih jelasnya maka jumlah spesimen uji dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Tabel 3. 1 Jumlah Spesimen Uji Variasi Pengelasan Jumlah Spesimen Uji Material Arus Amper Kecepatan las (mm/s) Uji Tarik Uji Struktur Mikro Baja Material Dasar - 9 3 SS-400 5 3 1 100 7 3 1 10 3 1 Total Spesimen Uji 9 3 3.12 Pengujian Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik dan uji foto mikro. Uji tarik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dari spesimen uji. Dan uji foto mikro dilakukan bertujuan untuk melihat struktur mikro atau perubahan struktur mikro yang terjadi pada daerah las (HAZ). 3.13 Analisis Dari pengujian tarik diperoleh data-data yang berupa nilai tegangan tarik (tensile strength), tegangan luluh (yield strength) dan perpanjangan (elongation) serta grafik tegangan regangan. Data-data tersebut dapat dianalisis dengan cara melihat hubungan tegangan tarik, tegangan luluh,

39 dan regangan yang terjadi pada spesimen uji berdasarkan variasi atau parameter yang digunakan pada saat pengelasan. Data dari tiap-tiap spesimen dirata-ratakan dan dimasukkan ke dalam tabel data hasil uji tarik untuk keperluan analisis. Sedangkan pada pengujian struktur mikro, diperoleh data-data berupa hasil uji foto mikro yang kemudian dilakukan analisa untuk mengetahui struktur mikro dan juga sifat mekaniknya.