BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

PEMBELAJARAN NILAI MELALUI GENDER WAYANG DI SANGGAR GENTA MAS CITA, PANJER, DENPASAR SELATAN

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan)

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar.

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

ANGKLUNG KEBYAR. Oleh I Wayan Muliyadi Mahasiswa S2 Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK

Gender Wayang di Banjar Kayumas Kaja. Kiriman I Nyoman Gede Haryana BAB I PENDAHULUAN

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Namun, disisi lain nilai kesetiakawanan sosial semakin berkurang, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif

PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga. Pendidikan khusus yang mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. landasan teori. Sebelum memaparkan landasan teori pada bab ini terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Kabupaten Badung 1

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni musik sebagai bagian dari budaya dalam rangka menggali serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Budaya sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

14 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah, Gambar dan Penjelasannya

DASAR-DASAR PENGETAHUAN BELAJAR KARAWITAN UNTUK ANAK SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa

PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KARAWITAN DI SMPN 1 SRENGAT BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia

2015 KOMPOSISI KACAPI PADA LAGU KEMBANG TANJUNG PANINEUNGAN KARYA MANG KOKO

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS LOMBA KARAWITAN DAN VOKAL CAMPURSARI AIRLANGGA GAMELAN FESTIVAL 2014

Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan. Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

Fenomena dan Dampak Arus Globalisasi Terhadap Perkembangan Kesenian Joged Bumbung

2015 PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PADUAN SUARA DI SMPN 1 BANTARUJEG KABUPATEN MAJALENGKA

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gamelan, seniman, serta pengrajin gamelan merupakan tiga unsur yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu.

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang kaya dengan keanekaragaman etnik, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

BAB I PENDAHULUAN. tentang seni adalah masalah klasik, dimana setiap manusia tidak akan dapat menghindarkan diri

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta MRAYUNG. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. umum, sekolah adalah sebagai tempat mengajar dan belajar.

2015 PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR BERMAIN PERKUSI DI SMA NEGERI 7 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan oleh alam dengan segala fenomenanya dan bisa timbul dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Pembelajaran Rampak Bedug Pada Ekstrakurikuler Di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten

BAB III PENUTUP. diciptakannya. Pencapaian sebuah kesuksesan dalam proses berkarya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Ragam budaya menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSES PELATIHAN ANGKLUNG PADA KEGIATAN EKTRAKULIKULER DI SMPN 3 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bentuk Dan Deskripsi Karya Tawur Agung Oleh : I Ketut Partha, SSKar., M.Si. Bentuk Karya 4.2 Deskripsi Karya

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. depan yang lebih baik untuk memperbaiki budaya saat ini. Seperti yang dikatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian, (6) asumsi. 1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa serta dapat dipergunakan untuk berkomunikasi yang besifat sosial, sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan bermartabat. Tanpa proses pendidikan, kesempatan manusia tidak akan dapat berkembang secara maksimal. Pendidikan sangat erat kaitannya dalam suatu proses pembelajaran yaitu kegiatan belajar mengajar. Dalam proses kegiatan belajar mengajar dimungkinkan terjadi proses interaksi edukatif atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru atau sebaliknya. Upaya proses belajar mengajar ada beberapa faktor penentu keberhasilan pendidikan, diantara siswa-siswa yang dilatarbelakangi kemampuan yang berbeda-beda, akan berpengaruh besar bagi proses belajar mengajar itu sendiri. Salah satu kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah adalah belajar kesenian karawitan. Karawitan merupakan seni suara (vokal & instrumental) yang memakai sistem laras selendro maupun pelog (Dibya, 1978: 2). Kesenian Bali khususnya seni karawitan merupakan salah satu bagian 1

2 penting dari aktivitas kehidupan masyarakat Bali, yang sudah diwariskan sejak turun temurun seperti halnya untuk kepentingan upacara keagamaan di Bali. Bali mempunyai berbagai seni pertunjukan baik yang bersifat sakral maupun sekuler. Seni mengungkapkan bermacam-macam perasaan yang berupa gambaran, khayalan, imajinasi, dorongan, dan naluri pikiran. Seni merupakan ekspresi jiwa manusia yang merupakan hasil dari kegiatan cita, rasa dan karsa. Cita dalam seni mengandung pengertian keterpaduan antara kreatifitas, penentuan, dan motivasi yang sangat dipengaruhi oleh rasa kesenian yang artinya adalah dunia ide, rasa yang berselimut estetika yang manifestasinya disebut karya seni, sedangkan mengenai bentuk dan isinya tergantung pada jenis seninya, apakah seni karawitan, seni pedalangan, seni tari, seni rupa, seni sastra, dan sejenisnya (Suharta, 2009:3). Sebagai salah satu materi pengembangan seni tabuh (karawitan), dilihat dari bentuk dan fungsinya, bentuk-bentuk karawitan itu berkembang mulai dari permainan secara tunggal, kelompok kecil, sampai pada kelompok besar. Lagulagu yang dibawakan kadang-kadang mempunyai persamaan materi, sebagai contoh, lagu yang sama bisa dimainkan secara tunggal atau dalam bentuk kelompok. Jika kita lihat dari posisi lagu yang digunakan, akan terasa adanya nilai yang sama satu dengan lainnya. Seni tabuh (karawitan) juga berfungsi untuk melatih mengembangkan bakat seni dan bisa mendorong kreatifitas untuk dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari baik untuk siswa itu sendiri maupun lingkungannya. Dalam pembelajaran menabuh, seseorang tidak boleh lepas dari beberapa faktor yaitu bakat, minat, dan kemampuan. Bakat, minat dan

3 kemampuan adalah hal yang paling penting dan harus didorong dengan adanya faktor yang tinggi sehingga dapat belajar dengan lancar. Pada kesempatan ini penulis akan mengangkat sebuah penelitian yang menitik beratkan pada kemampuan siswa dalam memainkan alat musik Gender Wayang yaitu Kemampuan Memainkan Gender Wayang Tabuh Cecek Magelut Dalam Ekstrakurikuler Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Mengwi Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2014/2015. Ditinjau dari instrumennya yang memerlukan teknik yang tinggi, keselarasan, keserasian serta estetika dan nilai keindahan dalam memainkannya. Dan sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai kemampuan memainkan gender wayang tabuh Cecek Magelut dalam ekstrakurikuler siswa kelas IX SMP Negeri 3 Mengwi. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling yang secara khusus diselenggarakan oleh tenaga kependidkan yang berkewenangan di sekolah. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 3 Mengwi adalah untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 3 Mengwi ini, adapun prestasi yang diraih adalah menjadi juara I lomba baleganjur tingkat SMP se-kabupaten Badung dalam Festival Seni Budaya Badung tahun 2008-2012, meraih juara III mewakili Kabupaten Badung tingkat SMP se-bali dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda tahun 2006, dan lain sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler sangat penting keberadaannya di tiap-tiap sekolah, karena kegiatan ini merupakan wadah yang disediakan oleh satuan pendidikan untuk menyalurkan kreativitas

4 peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi talenta peserta didik. Gender wayang adalah barungan kecil yang merupakan gamelan untuk mengiringi Pewayangan (Wayang Kulit dan Wayang Wong) dengan instrumen pokoknya terdiri dari empat tungguh gender berlaras slendro lima nada. Keempat tungguh gender tersebut terdiri dari sepasang gender pemade (nada agak besar) dan sepasang gender kantilan (nada agak kecil). Masing-masing berbilah sepuluh dalam dua oktaf yang dimainkan dengan mempergunakan dua buah panggul (Dibia, 1999 : 108). Sebagai klasifikasi gamelan golongan tua, gender wayang boleh dikatakan memiliki keunggulan secara musikalitas yang telah banyak mempengaruhi kreativitas musikal gamelan yang lain dengan menonjolkan identitas dan nafas gegenderan, merupakan salah satu sifat gender wayang yang khas. Belajar memainkan gender wayang bisa dijadikan acuan dasar belajar gamelan-gamelan yang ada di Bali sebelum mengarah pada instrumen gamelan yang lainnya. Untuk mempertegas fungsi gender wayang di atas, gender wayang juga merupakan salah satu bentuk karawitan minimalis yang selalu difungsikan untuk mengiringi upacara keagamaan di Bali seperti Upacara Metatah (potong gigi) salah satu upacara dalam Manusa Yadnya dan Upacara Ngaben dalam kategori Pitra Yadnya yang mana gender wayang diposisikan di sebelah kanan dan kiri pada bade atau wadah ( tempat pengusungan mayat di Bali ).

5 Berlatar belakang dari uraian di atas, tergugah keinginan penulis memilih gamelan gender wayang sebagai objek penelitian, karena gender wayang merupakan salah satu kekayaan seni budaya yang dimiliki Bali yang perlu dipertahankan dan dikembangkan khususnya kepada generasi-generasi muda. Karena generasi muda sekarang nampaknya lebih banyak cenderung meninggalkan kesenian miliknya sendiri. Dengan mengangkat judul ini diharapkan tabuh Cecek Magelut mampu dikembangkan dan dilestarikan oleh masyarakat dan generasi penerus khususnya yang berkecimpung dalam seni karawitan. Atas dasar itulah peneliti tertarik melalukan penelitian tentang kemampuan siswa secara khusus untuk tercapainya hasil maksimal dalam memainkan gender wayang Tabuh Cecek Magelut. Diharapkan juga dapat memanfaatkan hasil dari penelitian ini sebagai acuan dalam mengajar memainkan gender wayang kepada anak-anak usia dini yang akan menjadi penerus nantinya dan juga kepada orang asing. Melalui gamelan gender wayang diharapkan dapat menjalin dialog dari hati ke hati, memperkenalkan nilai-nilai keindahan budaya Bali kepada masyarakat luas. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirimuskan yaitu : 1. Bagaimanakah kemampuan memainkan gender wayang tabuh Cecek Magelut dalam ekstrakurikuler siswa kelas IX SMP Negeri 3 Mengwi Tahun Pelajaran 2014/2015?

6 2. Apakah kendala dalam memainkan gamelan gender wayang tabuh Cecek Magelut dalam ekstrakurikuler siswa kelas IX SMP Negeri 3 Mengwi Tahun Pelajaran 2014/2015? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tersebut dapat memberikan pedoman atau acuan tentang apa yang harus dikerjakan agar cara kerja menjadi teratur atau efektif sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam tujuan ini ada dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah ikut serta dalam melestarikan seni budaya yang ada di Bali khususnya di bidang musik tradisional (tabuh) sebagai salah satu budaya Bali. 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini betujuan untuk mengetahui kemampuan memainkan gender wayang tabuh Cecek Magelut dalam ekstrakurikuler siswa kelas IX SMP Negeri 3 Mengwi Tahun Pelajaran 2014/2015. 1.4 Manfaat Penelitian Dalam melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas pasti akan menginginkan hasil yang baik, berdaya guna, dan bermanfaat. Suatu masalah yang dijadikan obyek penelitian sudah tentu merupakan masalah yang penting

7 dan menarik untuk diteliti. Dari penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan kemampuan tenaga pengajar yang berkualitas serta segala sesuatu yang dihasilkan dapat bermanfaat banyak kepada masyarakat luas. Dengan demikian manfaat penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Manfaat teoritis 2. Manfaat praktis 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran atau pedoman dalam melaksanakan praktik dasar belajar menabuh gender wayang bagi siswa kelas IX SMP Negeri 3 Mengwi. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai pedoman dan informasi dalam bidang pendidikan untuk mengembangkan kemampuan siswa khususnya dalam pembelajaran tabuh (karawitan). Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini nantinya akan menjadi acuan dalam pembelajaran karawitan khususnya gender wayang baik dalam teori maupun praktik. 2. Menjadi input atau masukan sebagai bahan perbandingan dalam meningkatkan kemampuan mengajarnya dengan metode dan strategi yang lebih efektif khususnya mengajar tabuh Cecek Magelut.

8 3. Sebagai masukan bagi lembaga pendidikan agar membuat kebijakan yang baik dan benar dalam sistem pengajaran seni karawitan khususnya di SMP Negeri 3 Mengwi. 1.5 Ruang Lingkup Untuk menghindari pengertian yang berbeda-beda, maka diperlukan batasan-batasan dan ruang lingkup penelitian sehingga mempermudah memahami penelitian ini. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah nilai-nilai keindahan dalam seni karawitan yakni teknik pukulan (gegebug), kekompakan (kerjasama), penampilan (penyajian). 1.6 Asumsi Tiap penelitian memerlukan asumsi-asumsi yang diterima sebagai sesuatu yang benar tanpa pembukatian (Suandhi, 1997 : 15). Asumsi tersebut harus bersifat imperatif, karena dengan asumsi, maka teori atau asumsi yang digunakan akan berbeda pula. Perbedaan asumsi yang dimiliki peneliti dengan pembaca, membuat pembaca tidak menyetujui argumentasi yang dibuat peneliti. Asumsi atau anggapan dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenarannya diterima oleh peneliti. Selanjutnya dikemukakan bahwa peneliti dipandang perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti, untuk

9 mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian dan berguna untuk kepentingan dan merumuskan hipotesis. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa asumsi adalah anggapan dasar yang kebenarannya diterima tanpa memerlukan pembuktian. Pada penelitian ini, asumsi-asumsi yang dipakai sebagai landasan berpijak dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut ; 1. Gender wayang dijadikan sebagai acuan dasar untuk belajar memainkan instrumen-instrumen gamelan Bali sebelum melangkah ke intrumen lainnya. 2. Memainkan gamelan gender wayang merupakan salah satu upaya melestarikan keindahan budaya di Bali 3. Tabuh Cecek Magelut dijadikan sebagai acuan dasar sebelum mempelajari tabuh-tabuh gender wayang yang lainnya.

10