Proses perlakuan panas diklasifikasikan menjadi 3: 1. Thermal Yaitu proses perlakuan panas yang hanya memanfaatkan kombinasi panas dalam mencapai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

METALURGI FISIK. Heat Treatment. 10/24/2010 Anrinal - ITP 1

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

PRAKTIKUM JOMINY HARDENABILITY TEST

Perlakuan panas (Heat Treatment)

PROSES THERMAL LOGAM

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

1.2. Tujuan 1. Mahasiswa memahami Heat Tratment secara umum 2. Mahasiswa memahami dan mengetahui cyaniding secara umum

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN HEAT TREATMENT

HEAT TREATMENT PADA ALUMINIUM PADUAN

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

HARDENABILITY. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

PRAKTIKUM METALURGI FISIK LAPORAN AKHIR

Pembahasan Materi #11

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANNEALLING. 2. Langkah Kerja Proses Annealing. 2.1 Proses Annealing. Proses annealing adalah sebagai berikut:

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2, Juli 2016 ISSN :

MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE

yang tinggi, dengan pencelupan sedang dan di bagian tengah baja dapat dicapai kekerasan yang tinggi meskipun laju pendinginan lebih lambat.

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

BAB III METODA PENELITIAN DAN ANALISA PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia teknik dikenal empat jenis material, yaitu : logam,

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

11-12 : PERLAKUAN PANAS

PENGARUH KEKUATAN PENGELASAN PADA BAJA KARBON AKIBAT QUENCHING

ANALISA KEKERASA DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP VARIASI TEMPERATUR TEMPERING PADA BAJA AISI 4140

Pengaruh Unsur-unsur Paduan Pada Proses Temper:

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

Kategori unsur paduan baja. Tabel periodik unsur PENGARUH UNSUR PADUAN PADA BAJA PADUAN DAN SUPER ALLOY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERBEDAAN KONDISI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DARI BAJA AISI 4140

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

TUGAS AKHIR. Analisa Proses Pengerasan Komponen Dies Proses Metalurgi Serbuk Untuk Pembuatan Sampel Uji Konduktivitas Thermal

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

UNIVERSITAS MERCU BUANA

BAB I PENDAHULUAN. pisau egrek masalah yang sering dijumpai yaitu umur yang singkat yang. mengakibatkan cepat patah dan mata pisau yang cepat habis.

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

MODUL 9 PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

Pengaruh Perlakuan Panas Terhadap Kekerasan Paduan Aluminum 7075

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

03/01/1438 KLASIFIKASI DAN KEGUNAAN BAJA KLASIFIKASI BAJA 1) BAJA PEGAS. Baja yang mempunyai kekerasan tinggi sebagai sifat utamanya

Pengaruh Variasi Media Quenching Air, Oli, dan Angin Kompresor Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Pada Baja AISI 1045

RANGKUMAN NORMALISING

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment

BAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM

Diajukan Sebagai Syarat Menempuh Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Disusun Oleh : WIDI SURYANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Alat uji Jominy adalah alat bantu proses pendinginan (quenching) dalam

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH DERAJAT DEFORMASI TERHADAP STRUKTUR MIKRO, SIFAT MEKANIK DAN KETAHANAN KOROSI BAJA KARBON AISI 1010 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

PENGARUH PROSES HEAT TREATMENT PADA KEKERASAN MATERIAL SPECIAL K (K100)

Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Fluida : Semi Lean Benfield Solution (K 2 CO 3 ) Masalah Pompa 107-J. Produksi Tinggi. Why??

PENGARUH PERBEDAAN WAKTU PENAHANAN SUHU STABIL TERHADAP KEKERASAN LOGAM

I. PENDAHULUAN. Baja karbon AISI 1045 adalah jenis baja yang tergolong dalam baja paduan

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

11. Logam-logam Ferous Diagram fasa besi dan carbon :

ANALISIS SIMULASI UJI IMPAK BAJA KARBON SEDANG (AISI 1045) dan BAJA KARBON TINGGI (AISI D2) HASIL PERLAKUAN PANAS. R. Bagus Suryasa Majanasastra 1)

Transkripsi:

Heat Treatment atau proses perlakuan panas adalah proses pemanasan yang diikuti proses pendinginan selama waktu tertentu dan bila perlu dilanjutkan dengan pemanasan serta pendinginan ulang. Perlakuan panas adalah pemanasan terkontrol dan pendinginan logam untuk mengubah sifat fisik dan mekanik tanpa mengubah bentuk produk. Perlakuan panas ini kadang dilakukan secara tidak sengaja karena proses manufaktur, baik logam yang panas atau dingin seperti pengelasan atau pembentukan. Heat Treatment sering dikaitkan dengan meningkatkan kekuatan material, tetapi juga dapat digunakan untuk mengubah tujuan manufakturabilitas tertentu seperti memperbaiki mesin, meningkatkan sifat mampu bentuk, memulihkan daktilitas setelah operasi bekerja dingin. Jadi, itu adalah proses manufaktur yang sangat memungkinkan yang tidak hanya dapat membantu proses manufaktur lainnya, tetapi juga dapat meningkatkan kinerja produk dengan meningkatnya kekuatan atau karakteristik lain yang diinginkan. Tujuan heat treatment adalah: 1. Memulihkan sifat semula suatu bahan yang terganggu karena proses pengerjaan 2. Membuat sifat tertentu sesuai kebutuhan operasional/fungsional dan spesifikasi desain Proses perlakuan panas diklasifikasikan menjadi 3: 1. Thermal Yaitu proses perlakuan panas yang hanya memanfaatkan kombinasi panas dalam mencapai

tujuan heat treatment itu 2. Termo-kimia Yaitu proses perlakuan panas yang memnfaatkan kombinasi panas dan disertai dengan suatu rekasi dengan zat kimia atau dengan melakukan inerstisi dari unsur-unsur kimia pada bahan yang sedang diberi perlakuan panas untuk mencapai tujuan heat treatment itu. 3. Termo-mekanik Yaitu proses perlakuan panas yang memnfaatkan kombinasi panas dan perlakuan mekanik (ditempa, dibubut, dipukul, dsb) pada bahan yang sedang diberi perlakuan panas untuk mencapai tujuan heat treatment itu. 1. Heat Treatment Thermal a) Annealing Annealing adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan proses restorasi (pengembalian sifat-sifat semula) atas paduan cold-worked atau yang telah diberi perlakuan panas. Annealing juga berfungsi untuk mengembalikan tekanan residual dalam suatu part manufaktur demi meningkatkan tingkat machinability dan kestabilan dimensional. Istilah annealing juga digunakan pada perlakuan panas pada kaca atau produk serupa, pada produk pengecoran, dan pada produk pengelasan. Prose ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu: Memanaskan benda kerja ke daerah temperature tertentu di dalam sebuah furnace Menahan temperature benda pada temperature tersebut selama periode tertentu Melakukan pendinginin lewat udara bebas atau dengan furnace Proses ini dapat dilakukan dalam suatu atmosfer inert atau terkontrol, ataupun dapat dilakukan pada temperature yang lebih rendah untuk mencegah atau meminimialisir pembakaran permukaan. b) Artificial Aging Artificial aging adalah proses perlakuan panas yang dilakukan pada suatu bahan untuk meningkatkan sifat kekerasannya dengan cara mengkombinasikan antara pemanasan di atas suhu kamar dengan waktu pemanasan. c) Austenitizing Austenitizing adalah perlakuan panas yang dilakukan dengan memanaskan bahan hingga temperature tertentu hingga membentuk 100% austenite. d) Full annealing Full annealing adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan proses anneling pada Ferrous Alloy, umumnya pada low-carbon steel atau medium-carbon steel. Baja dipanaskan hingga temperature diatas 7380 C dan kemudian didinginkan secara perlahan ( biasanya 100 C per jam), dalam sebuah furnace.

Struktur yang terbentuk melalui full annealing adalah coarse pearlite yang lembut, ductile serta memiliki butir-butir yang kecil dan seragam. e) Hardenability f) Jominy end-quench test Jominy end-quench test adalah proses perlakuan panas yang diawali dengan austenitizing pada bahan yang berbentuk batang, setelah itu di-quench langsung pada salah astu ujungnya dengan semburan air pada suhu 240 C. Dengan begitu, cooling rate menjadi bervariasi sepanjang batang bahan tersebut. Rasio pendinginan terbesar terdapat pada ujung batang yang bersentuhan langsung dengan air. Hal ini menyebabkan tingkat kekerasan sepanjang batang menjadi bervariasi pula. Tingkat kekerasan batang yang kontak langsung dengan media qunch adalah yang tertinggi, tingkat kekerasan batang berkurang seiring jarak dari media quench. g) Overaging Overaging adalah bagian dari precipitation hardening dimana jika alloy dipanaskan kembali dan ditahan pada temperature tertentu pada temperature tinggi selama waktu yang cukup lama sehingga precipitate mulai menyatu dan tumbuh.mereka menjadi lebih besar tetapi lebih sedikit, hasilnya adalah alloy menjadi lebih lembut dan lemah. h) Natural Aging Natural aging adalah proses perlakuan panas yang dilakukan pada suatu bahan untuk meningkatkan sifat kekerasannya dengan cara mengkombinasikan antara pemanasan dalam suhu kamar dengan waktu pemanasan. i) Precipitation Hardening Precipitation hardening adalah proses perlakuan panas untuk meningkatkan kekuatan struktur dari suatu bahan. Tekniknya adalah dengan mendispersikan secara seragam partikel kecil dari suatu fasa selain fasa asal ke dalam matriks dari fasa asal. Tiga tahap yang terjadi dalam precipitation hardening, yaitu: Larutan padatan di-quench Age-hardened, presipitasi dimulai dalam struktur submikroskopis Overaging, presipitasi menjadi beragglomerasi j) Precipitation Heat Treatment k) Process Annealing Process annealing, yang disebut juga intermediate annealing, subcritical annealing, atau inprocess annealing, adalah proses perlakuan panas dimana bahan di-anneal untuk mengembalikan tingkat keulutannya, sebagian atau seluruh bagian bahan di-exhaust dengan pengerasan kerja selama cold-working. Setelah itu, bagian bahan tersebut dapat mengalami proses pengerjaan lebih jauh sampai bentuk akhir yang diinginkan. Jika tempratur yang digunakan terlalu tinggi dan/atau waktu annealing yang terlalu lama, akan menyebabkan pertumbuhan butir, dengan efek yang tidak diinginkan pada tingkat formability dari bagian yang dianneal itu.

l) Solution Heat Treatment Pada solution heat treatment, alloy dipanaskan hingga mencapai fase kappa solid solution, katakanlah 5400 C (10000F) dan kemudian didinginkan dengan cepat, misalnya, dengan diquench dalam air. Struktur yang dihasilkan segera setelah quenching terdiri hanya satu fasa kappa. Alloy ini memiliki kekuatan moderat dan tingkat keuletan yang dapat dipertimbangkan. m) Spheroidizing n) Stess Relief Stress relief, yang sering disebut juga sebagai stress relief annealing atau stress relieving, adalah proses perlakuan panas yang ditujukan untuk mengurangi atau mengeliminasi tekanan-tekanan residual. Temperatur dan waktu yang dibutuhkan dalam proses ini tergantung oleh bahan dan magnitude dari tekanan-tekanan residual yang ada. Tekanan-tekanan residual yang ada dapat terjadi selama waktu forming, machining, atau proses pembentukan lain yang dapat disebabkan oleh perubahan volume selama transformasi fasa. Untuk baja, part tidak perlu dipanaskan hingga7380c agar dapat menghindari transformasi fasa. Pendinginan lambat, seperti terjadi dengan udara bebas, biasanya digunakan. Proses ini menghasilkan kestabilan dimensional dalam situasi-situasi dimana subsequent relaxing dari tekanan-tekanan residual dapat menyebabkan distorsi dari part ketika dalam service time(guarantee time). Proses ini juga mengurangi tendensi hingga peretakan akibat tekanan korosi. o) Maraging Maraging adalah precipitation hardening untuk kelompok spesial dari alloy high-strength ironbase. Kata maraging berasal dari kata martensite age hardening. Dalam proses ini, satu atau lebih intermetallic compound dipresipitasi dalam matriks low-carbon martensite. Umumnya, baja maraging dapat mengandung 18% Nickel sebagai tambahan elemen lain dan aging dilakukan pada temperature 4800C (9000F). Proses pengerasan dengan maraging tidak tergantung dari cooling rate, akibatnya, tingkat kekerasan seragam dapat dihasilkan diseluruh bagian dengan distorsi minimal. Biasanya, penggunaan maraging steel dalam dies dan tooling untuk casting, molding, forging, dan extrusion, 2. Heat Treatment Termo-kimia a) Karburisasi b) Nitriding c) Karbo-nitriding d) De-karburisasi e) Boronizing Boronizing adalah proses perlakuan panas termo-kimia pada baja dimana baja dipanaskan dengan menggunakan gas atau padatan yang mengandung boron yang kontak langsung dengan bagiannya.

Karakteristik umum dari baja hasil proses ini adalah permukaan yang sangat keras dan wear resistance, case depth 0.025-0.075 mm. Umumnya baja boronizing digunakan sebagai tool dan die steel. f) Cyaniding Cyaniding adalah proses perlakuan panas yang dikerjakan pada low-carbon steel dan alloy steel dimana steel dipanaskan hingga 760-8450C dalam molten bath dari larutan sianida(misalnya natrium sianida) dan garam lain. Dalam proses ini, unsur C dan N ditambahkan pada permukaan baja, sehingga karakteristik hasil proses ini adalah kekerasan permukaan dari 53-62 HRC, case depth 0.07-0.5 mm, dan lebih sedikit distorsi daripada karburisasi. Umumnya, aplikasi dari baja yang mengalami proses ini adalah sebagai baut, mur, sekrup dan gear kecil. 3. Heat Treatment Termo-mekanik a) TMT Temp. Tinggi b) TMT Temp. Rendah HEAT TREATMENT DENGAN PENDINGINAN MENERUS

Sehingga jenis-jenis proses heat treatment secara umum adalah sebagai berikut: 1. Anneling (Melunakkan) Proses Anneling atau melunakkan baja adalah proses di mana pemanasan dilakukan sampai di atas temperature kritis hingga merata kemudian dilakukan pendinginan di dalam tungku, selanjutnya dijaga agar temperatur bagian dalam dan luar logam kira-kira sama sehingga diperoleh struktur yang diinginkan. Tujuan dari Anneling antara lain untuk melunakkan material, menghilangkan tegangan sisa dan memperbaiki struktur butir. 2. Queenching (Pencelupan) Queenching adalah pemanasan sampai kira-kira beberapa derajat di atas temperature kritis. Apabila suhu merata kemudian didinginkan dengan menggunakan media pendingin air atau air garam dengan tujuan pendinginan dilakukan dengan cepat agar diperoleh austenit yang homogen atau martensit yang halus. Tujuan dari Queenching adalah meningkatkan sifat kekerasan material serta kegetasannya. 3. Normalizing Yaitu suatu proses panas logam sampai mencapai fasa austenit yang kemudian didinginkan secara perlahan-lahan dengan media pendingin udara. Prinsip dari Normalizing adalah untuk menormalkan kembali kondisi logam setelah mengalami perubahan struktur akibat fatik atau sejenisnya. 4. Tempering

Merupakan proses pemanasan logam di bawah temperature kritisnya kemudian didinginkan. Bertujuan untuk mengurangi kekerasan baja yaitu dengan mengurangi struktur martensit yang sangat kuat. Jika kekerasan turun maka kekuatan tarik akan turun pula. Sedang keuletan dan ketangguhan akan meningkat meskipun proses ini menghasilkan baja yang lebih lunak. 5. Case Hardening Merupakan proses pemanasan logam sampai atau lebih diatas temperatur kritisnya (723 C) kemudian didinginkan dengan cepat dengan media pendingin yang telah disiapkan.