BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. dividen tersebut menjadi berkurang. Bagi kreditor, dividen dapat menjadi sinyal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian investasi baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi dan memasarkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian sebuah perusahaan bukanlah tanpa tujuan. Tujuan didirikannya

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan utama didirikannya perusahaan berorientasi laba adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang sangat efektif untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan perusahaan dapat didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah kegiatan bisnis, tidak akan mungkin terlepas dari apa

BAB I PENDAHULUAN. selain perbankan. Menurut Hartono (2008:29) pasar modal memungkinkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang kekurangan modal atau memiliki modal yang terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya perkembangan bisnis di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. offline hingga bisnis online. Dalam perkembangan bisnis offline Indonesia bisa

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 karena akan diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area). AFTA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki potensi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. return dalam bentuk deviden maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan

Bab 1 Pendahuluan. Peristiwa yang terjadi pada dunia global membawa perubahan-perubahan baik

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pengorbanan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar besarnya. Return tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu alasan Indonesia pernah menjadi tempat penyelenggaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

perusahaan sering menimbulkan konflik antar kelompok atau sering juga disebut

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan, Jaminan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bagi para investor untuk melakukan aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat besar bagi. dalam pasar modal untuk menyediakan fasilitas atau wahana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fenomena yang banyak ditemui ketika perusahaan bertambah besar maka

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham, khususnya pemegang saham yang berinvestasi untuk jangka

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan perusahaan tersebut dimasa depan. Tujuan utama perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendeknya saja, tetapi juga harus memiliki ketersediaan modal yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang bermunculan, maka semakin ketat persaingan antar perusahaan. Untuk itu setiap perusahaan mencoba untuk menambah modal guna memperluas perusahaan. Kemudian bila sumber dana internal tidak mencukupi, maka pihak perusahaan akan coba menjual sahamnya ke public. Dengan menjual sahamnya ke public, perusahaan akan mendapatkan tambahan modal dari saham yang telah dibeli oleh investor. Para investor lebih memilih menginvestasikan uangnya di pasar modal karena mereka mengharapkan keuntungan (return) yang cenderung lebih tinggi, dibandingkan bila hanya menyimpan uangnya dalam bentuk deposito di bank. Salah satu daya tarik berinvestasi bagi investor dalam pasar primer maupun pasar sekunder adalah dividen (Marpaung dan Hadianto, 2009: p.71). Dengan memilih berinvestasi, para investor berharap mendapatkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain. Dividen merupakan laba yang dibagikan kepada pemegang saham berdasarkan proporsi kepemilikan masingmasing. Sedangkan capital gain merupakan keuntungan yang didapat atas selisih harga beli saham dengan harga jualnya. Pada kenyataanya, dividen sering kali dijadikan indikator untuk melihat prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, segala macam kebijakan yang diambil perusahaan menyangkut kepentingan para pemegang saham wajib diinformasikan oleh perusahaan yang telah go public. Seperti kebijakan perusahaan mengenai dividen yang akan 1

dibagikan kepada pemegang saham atau laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Masalah keagenan yang terjadi disebabkan adanya kemungkinan manajemen bertindak tidak sesuai dengan keinginan principal, karena manajemen berkeinginan untuk meningkatkan kemakmurannya. Selain itu manajemen juga dapat memilih struktur modal perusahaan, struktur kepemilikan dan kebijakan dividen yang menurunkan biaya keagenan (agency cost) yang terjadi dalam konflik kepentingan tersebut. Kebijakan dividen merupakan salah satu sumber konflik antara pemilik perusahaan (principal) dan pihak manajemen yang menjalankan operasional perusahaan. Karena dengan dividen, perusahaan dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Maka perusahaan akan terus berusaha meningkatkan pembayaran dividen kepada pemegang saham dari laba yang diperoleh dari tahun ke tahun. Dengan begitu perusahaan berusaha meningkatkan kesejahterahan para pemegang saham khususnya yang berinvestasi jangka panjang, bukan yang hanya mengharapkan capital gain. Sebelum memutuskan kebijakan yang akan di ambil, principal dan pihak manajemen akan mempertimbangkannya terlebih dahulu. Melalui kebijakan tersebut perusahaan memberikan sebagian keuntungan bersih kepada pemegang saham secara tunai (Bringham dan Houston, 2006). Dividen yang dibayarkan secara tunai ataupun yang dikonversikan dengan saham atau di investasikan kembali dapat mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan prospek di masa yang akan datang. Karena kebijakan dividen juga menjadi perhatian banyak pihak bukan hanya pemegang saham tetapi

juga kreditor maupun pihak eksternal yang mempunyai kepentingan dengan informasi yang ada pada perusahaan. Namun untuk membayarkan dividen ada hal yang harus dipertimbangkan seperti keharusan membayar bunga atas keuntungan yang diperoleh (profitabilitas), lalu terbukanya kesempatan investasi yang dinilai dapat menguntungkan (profitable) yang menyebabkan pihak manajemen membatasi pembayaran deviden. Hal tersebut dilakukan karena keuntungan dialokasikan pada laba ditahan sebagai sumber dana internal. Nah, hal tersebut yang menjadikan pudarnya harapan para pemegang saham untuk mendapatkan deviden yang tinggi. Untuk itu pihak manajemen berusaha menghindari pemotongan dividen (dividend cut) atau paling tidak membayar deviden secara tetap atau dikenal sebagai dividend sticky (Nuringsih, 2005). Pengelompokan perusahaan atas dasar skala operasi (besar atau kecil) dapat dipakai oleh investor sebagai salah satu variabel dalam menentukan keputusan investasi. Tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan (Size), antara lain total penjualan, rata-rata tingkat penjualan, dan total aktiva. Perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih baik seharusnya membayar dividen yang tinggi kepada pemegang sahamnya. Perusahaan besar umumnya memiliki total aktiva yang besar pula sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut dan akhirnya saham tersebut mampu bertahan pada harga yang tinggi. Perusahaan yang memiliki Investment Opportunity Set (IOS) tinggi memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi. Tingkat pertumbuhan yang tinggi diasosiasikan dengan penurunan dividen. (Mulyono, 2009).

Banyak sekali faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen, seperti yang telah diteliti oleh Mahadwatha (2002) meneliti mengenai Interdependensi antara Kebijakan Leverage dengan Kebijakan Dividen: Persfektif Teori Keagenan. Dilanjutkan oleh Sunarto (2004) meneliti mengenai Analisis pengaruh kepemilikan manajerial, Invesment Opportunity Set, Return On Asset, dan Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio pada salam LQ45 di BEJ. Yang diteliti oleh Nuringsih (2005) yaitu mengenai Analisi pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, ROA, Ukuran perusahaan terhadap kebijakan Dividen: Studi 1995-1996. Kemudian Dewi (2008) meneliti mengenai Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Budi Mulyono (2009) menguji tentang pengaruh variable Debt to Equity Ratio (DER), Insider Ownership, Size and Investment Opportunity Set (IOS) terhadap kebijakan Dividen dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dan membagikan sahamnya pada pemegang saham periode tahun 2005-2007.Lalu Marpaung dan Hadianto (2009) meneliti mengenai Pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen. Studi empirik pada emiten pembentuk indeks LQ45 di BEI. Dan Sari (2010) meneliti tentang Analisis pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukkan beberapa research gap untuk beberapa variabel yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Dapat dilihat dari variabel kepemilikan manajerial yang diteliti oleh Nuringsih (2005)

tidak membuktikan pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen sedangkan pada penelitian Dewi (2008) variabel kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Namun, berbeda pula dengan penelitian Sunarto (2004) dan Sari (2010) variabel kepemilikan manajerial sama sekali tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Selanjutnya variabel kebijakan hutang yang diteliti Nuringsih (2005) dan Sari (2010) berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, sedangkan pada penelitian Sunarto (2004) variabel kebijakan hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen dan berbeda lagi dengan penelitian Mulyono (2009) bahwa Debt to Equity Ratio yang menjadi proksi penelitiannya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Kemudian variabel profitabilitas yang diteliti oleh Marpaung dan Hadianto (2009) berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen, dan dikonfirmasi oleh penelitian Sari (2010) bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Sedangkan pada penelitian Nuringsih (2005) dan Dewi (2008) variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Lalu variabel ukuran perusahaan yang diteliti oleh Nuringsih (2005) dan Dewi (2008) berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen, walau pun hasilnya tidak signifikan pada penelitian Nuringsih( 2005), Mulyono (2009) dan Sari (2010). Dan variabel kesempatan investasi yang diteliti oleh Sunarto (2004) dan Mulyono (2009) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan pada penelitian Sari (2010) variabel kesempatan investasi tidak berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

Dari penjelasan diatas penulis tertarik untuk meneliti kembali variabelvariabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu. Penelitian yang akan dilakukan penulis merupakan replikasi dari penelitian Ratih Fitria Sari (2010). Perbedaannya adalah peneliti menggunakan proksi Debt Equity Ratio (DER) pada variabel kebijakan hutang. Alasan peneliti menggunakan proksi tersebut karena DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutanghutang relatif terhadap ekuitas suatu perusahaan. Kemudian untuk variabel kesempatan investasi juga berbeda karena peneliti menggunakan proksi Market to Book Value of Equity (MBVE) karena semakin besar nilai pasar ekuitas yang dimiliki suatu perusahaan terhadap nilai bukunya, maka semakin besar pula peluang investasinya sehingga semakin kuat pula prediksi variabel kesempatan investasi. Serta perbedaan lainnya yaitu objek dan tahun penelitian. Peneliti tertarik meneliti pada sektor manufaktur karena sektor manufaktur merupakan sektor yang menampung seluruh aspek akuntansi dan banyak investor yang masuk dan keluar pada sektor tersebut. Sehingga judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah 1. Faktor-faktor apasajakah yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 3. Mengidentifikasi apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 6. Apakah kesempatan investasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 7. Apakah secara simultan, kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kesempatan investasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan agar tidak meluasnya permasalahan yang diteliti, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep terhadap penilitian yang akan diteliti, yaitu : 1. Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh kebijakan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen. 2. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian 2009-2011.

1.4 Rumusan Masalah Dengan demikian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh positif antara kepemilikan manajerial dengan Efek Indonesia (BEI)? 2. Apakah terdapat pengaruh negatif antara kebijakan utang dengan Efek Indonesia (BEI)? 3. Apakah terdapat pengaruh positif antara profitabilitas dengan kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 4. Apakah terdapat pengaruh positif antara ukuran perusahaan dengan Efek Indonesia (BEI)? 5. Apakah terdapat pengaruh negatif antara kesempatan investasi dengan Efek Indonesia (BEI)? 6. Apakah secara bersama-sama (simultan) terdapat pengaruh antara kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kesempatan investasi dengan kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

1.5 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini: 1. Menemukan bukti empiris pengaruh kepemilikan manajerial terhadap Efek Indonesia (BEI). 2. Menemukan bukti empiris pengaruh kebijakan utang terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Menemukan bukti empiris pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Menemukan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap Efek Indonesia (BEI). 5. Menemukan bukti empiris pengaruh kesempatan investasi terhadap Efek Indonesia (BEI). 6. Menemukan bukti empiris pengaruh antara kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kesempatan investasi dengan kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

1.6 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen. 2. Bagi perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap kebijakan dividennya. Dan memberikan pemahaman kepada manajer agar dapat membuat kebijakan keuangan yang baik, terutama kebijakan utang dan kebijakan dividen perusahaan. 3. Bagi investor Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan sebagai bahan pertimbangan investor terkait dengan faktor-faktor yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen dalam melakukan investasi saham di Bursa Efek Indonesia terutama bagi investor yang memiliki tujuan investasi untuk memperoleh dividen. 4. Bagi kalangan akademisi Bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan kajian di bidang yang sama, diharapkan penelitian ini dapat menjadi landasan teoritis dan empiris bagi

penelitian selanjutnya. Juga dapat memberikan kontribusi dalam literatur penelitian di Indonesia, khususnya di bidang Akuntansi Keuangan.