KELAYAKAN PENUNTUN PRAKTIKUM PENCEMARAN UDARA KELAS X SMA

dokumen-dokumen yang mirip
PENYUSUNAN PENUNTUN PRAKTIKUM PEMBUATANSALEP PENYEMBUH LUKA INSISI DARIEKSTRAK TANGKAIDAUN TALAS ARTIKEL PENELITIAN OLEH: YULIA NIM.

KELAYAKAN MEDIA VIDEO FLASH PENCEMARAN UDARA KELAS X SMA

KELAYAKAN KOMIK PENCEMARAN UDARA KELAS VII SMP

BUKU SAKU KEANEKARAGAMAN HAYATI HASIL INVENTARISASI TUMBUHAN BERPOTENSI TANAMAN HIAS DI GUNUNG SARI SINGKAWANG ARTIKEL PENELITIAN

KELAYAKAN MEDIA DIORAMA PEMANASAN GLOBAL KELAS VII

KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF ANATOMI DAUN KELAS XI SMA

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

Analisis Kelayakan Buku Ajar Ekonomi Untuk SMA Kelas XII IPS Semester Ganjil

KELAYAKAN MEDIA BUKU SAKU SUBMATERI MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KELAS X SMA MANDOR

BAB III METODE PENELITIAN. program linear. Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

KELAYAKAN FLIPBOOK MATERI BERBAGAI TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA DARI BUAH PELUNTAN, SENARE, DAN ARA

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

ANALISIS MATERI AJAR IPA KIMIA SMP/MTs BERDASARKAN KURIKULUM 2013

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

STUDENT WORKSHEET DEVELOPMENT IN DIGESTION SYSTEM CONTENT FOR GRADE VIII JUNIOR HIGH SCHOOL WITH SCIENTIFIC APPROACH

KELAYAKAN BIOCARD SEBAGAI MEDIA SUB MATERI MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X SMA

PENGEMBANGAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SUBMATERI GANGGUAN SISTEM EKSKRESI KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP.

KELAYAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS ICT PADA KONSEP MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KALIMANTAN BARAT

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. Oleh:

Yuni Permata Sari*, Rini**, Rasmiwetti*** No. Hp:

PEMBUATAN POSTER KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI DANAU BIRU SINGKAWANGPADA SUB MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

TINJAUAN KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DI SMA NEGERI SE KOTA BUKITTINGGI

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL

Edu Geography

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

KELAYAKAN MEDIA FLASH FLIPBOOK PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Konsep Disertai Contoh pada Materi Sel untuk Siswa SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Kelayakan Teoritis LKS Berbasis Guided Discovery Berdasarkan Hasil Telaah dan Validasi

PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR MENGGUNAKAN APLIKASI MOVIE MAKER PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

PURNAMA INSANI MURSAL NIM.

PENGEMBANGAN KIT PEMBELAJARAN DENGAN LKS MENGGUNAKAN LANGKAH 5M UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM REGULASI MANUSIA KELAS XI SMAN 1 PAKEL TULUNGAGUNG

KELAYAKAN POSTER PADA SUB MATERI KONSERVASI DI KELAS X SMA SINTANG

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR MENGGUNAKAN APLIKASI MOVIE MAKER PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

KELAYAKAN FLASH CARD SUBMATERI MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X SMA KABUPATEN LANDAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERISISTEM EKSKRESI UNTUK SMA

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK BERBASIS IT PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Syitaul Umaha, Sri Wahyuni, Subiki

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI 1 TAMBUSAI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAPAN KOORDINAT PADA MATERI VEKTOR KELAS XI SMK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM RESPIRASI KELAS XI IPA E JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MAJALAH SISWA PINTAR FISIKA (MSPF) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP (Pokok Bahasan Gerak Pada Benda)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

PENGEMBANGAN HANDOUT DISERTAI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) ABSTRACT

ARTIKEL ROPIKO NIM

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

BAB III METODE PENELITIAN

KELAYAKAN PENUNTUN PRAKTIKUM PADA SUBMATERI PERAN TUMBUHAN DI BIDANG EKONOMI KELAS X SMA

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

RESPONS SISWA TERHADAP SAJIAN SIMBOL, TABEL, GRAFIK DAN DIAGRAM DALAM MATERI LOGARITMA DI SMA

Unnes Science Education Journal

PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT HIPOTESIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. (Artikel) Oleh MUHAMMAD AKBAR

Kata kunci: perangkat pembelajaran, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013

PENGEMBANGAN HANDOUT PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS III

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI MIND MAP DAN GLOSARIUM PADA MATERI PELAJARAN BIOLOGI UNTUK SISWA KELAS X SMAN 12 PADANG

PEMBUATAN MEDIA E-KOMIK PADA SUB MATERI ZAT ADITIF

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

APLIKASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK ANIMASI 3D BERBASIS MULTIMEDIA

PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PRAKTIKUM JARINGAN TUMBUHAN DI KELAS XI IPA SMA NEGERI ARTIKEL PENELITIAN. Oleh MUHAMMAD NIM: F

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM IPA PADA MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK SMP E-JURNAL

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI CAHAYA

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E

ANALISIS KEPUASAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI IPA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN 5 PADANG.

KELAYAKAN MEDIA BUKU SAKU PADA SUB MATERI MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI KELAS X SMA ARTIKEL OLEH DHANI NUGRAHANINGTYAS UTAMI NIM F

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

Transkripsi:

KELAYAKAN PENUNTUN PRAKTIKUM PENCEMARAN UDARA KELAS X SMA Ari Handoko, Entin Daningsih, Titin Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan Pontianak Email: arihandokobiologi@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan penuntun praktikum pencemaran udara hasil analisis jumlah stomata dan kadar klorofil tumbuhan sebagai bahan ajar pada sub materi pencemaran udara. Bentuk penelitian adalah penelitian deskriptif yang dikembangkan dari penelitian analisis jumlah stomata dan kadar klorofil. Validasi penuntun praktikum dilakukan oleh dua orang dosen pendidikan Biologi FKIP Untan dan tiga orang guru bidang studi biologi. Hasil analisis validasi penuntun praktikum menunjukkan rata-rata total validasi sebesar 3,47 dan tergolong valid, sehingga penuntun praktikum pencemaran udara layak digunakan sebagai bahan ajar pada sub materi pencemaran udara kelas X SMA. Namun, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan penuntun praktikum di sekolah. Kata kunci: Kelayakan, penuntun praktikum, pencemaran udara. Abstract : This study aimed to determine the feasibility of practicum guidance on the analysis of air pollution based on the number of stomata and chlorophyll level as teaching material in the sub material of air pollution. The study was descriptive research who developed from the research of stomata number and chlorophyll level. The validation of practicum guidance was conducted by two Biology lecturers of FKIP Untan and three biology teachers. The results of practicum guidance validation analysis showed that the average total validation was 3.47 and classified as valid, so air pollution practicum was feasible to be used as teaching material in the sub material of air pollution for class X SMA. However, further research needs to be done to determine the student s response to the use of practicum guidance in schools. Key word: Feasibility, practicum guidance, air pollution. P encemaran udara adalah masuknya zat-zat atau bahan-bahan di dalam udara sehingga menyebabkan perubahan dan komposisi udara dari keadaan normalnya. Udara sendiri merupakan suatu unsur dari ekosistem yang luas dan merupakan salah satu dari unsur abiotik. Pemasukan suatu kontaminan di dalam udara secara bebas dan berlangsung lama dapat menyebabkan terganggunya stabilitas dan kualitas lingkungan (Kusuma, 2011). Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru biologi di SMAN 9 Pontianak, pada sub materi pencemaran udara dilakukan kegiatan pembelajaran disertai dengan praktikum. Pada kegiatan praktikum, siswa diberikan LKS untuk tiap kelompok dengan kegiatan praktikum yang biasa dilakukan sehingga kemampuan berpikir kritis siswa masih kurang dan siswa tidak bisa mengaitkan dengan apa yang mereka 1

lakukan pada konsep atau teori yang relevan untuk memahami objek atau kejadian yang sedang diobservasi. Menurut Dwidjoseputro (1985), praktikum adalah praktik atau pengerjaan yang dimaksudkan untuk penghayatan dan pengalaman yang berguna untuk memantapkan suatu pengertian atau suatu pengetahuan. Kegiatan praktikum memberikan peran besar kepada siswa untuk membangun pemahaman konsep, pembuktian kebenaran konsep, menumbuhkan keterampilan proses serta afektif siswa, menumbuhkan motivasi terhadap pelajaran yang dipelajari dan melatih kemampuan psikomotor (Hudha dkk, 2011). Oleh karena itu, peneliti tertarik ingin membuat suatu bahan ajar yang dapat membantu siswa dalam memahami teori atau konsep berupa penuntun praktikum dari hasil penelitian yang dilakukan. Diharapkan penuntun praktikum dapat menjadi alternatif bahan ajar praktikum yang ada sekarang, karena dalam melakukan kegiatan praktikum harus dilengkapi dengan penuntun praktikum. Penuntun praktikum disusun dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan praktikum, sehingga kegiatan praktikum dapat terlaksana secara efektif dan efesien. Penuntun praktikum dikembangkan dari hasil penelitian menganalisis jumlah stomata dan kadar klorofil tumbuhan di kota Pontianak. Untuk memantau lingkungan yang tercemar, maka tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai bioindikator. Salah satu bagian tumbuhan yang berperan dalam penyerapan gas CO 2 adalah stomata. Stomata merupakan bagian dari epidermis organ tumbuhan yang terdiri dari suatu celah yang dikelilingi oleh sel khusus yang disebut sel penjaga. Hal ini yang menyebabkan stomata sangat berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis (Moore, et all, 1998 dalam Made, 2008). Isi penuntun praktikum adalah menghitung jumlah stomata dari slide preparat stomata tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran udara. Pengujian kelayakan penuntun praktikum perlu dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah divalidasi sebelumnya. METODE a. Pengembangan Bahan Ajar Penuntun Praktikum Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Desember 2015. Penyusunan penuntun praktikum dikembangkan dari data dan informasi hasil analisis jumlah stomata dan kadar klorofil tumbuhan dengan metode survey. Ada tiga tahap, yaitu tahap penyusunan penuntun praktikum, perbaikan penuntun praktikum dan tahap validasi penuntun praktikum. Isi dari penuntun praktikum tersebut adalah panduan cara pembuatan preparat stomata menggunakan metode replika dan selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah stomata pada tiap slide preparat stomata untuk dibandingkan berdasarkan kondisi lingkungan padat lalulintas dan kurang padat lalulintas yang terdiri dari permasalahan, tujuan, alat dan bahan, prosedur praktikum, dan evaluasi. b. Validasi Instrumen Lembar Validasi Penuntun Praktikum Validasi lembar instrumen media penuntun praktikum dilakukan oleh tiga orang validator. Validasi instrumen ini terdiri dari empat kriteria penilaian, yaitu 1) petunjuk pengisian lembar tercantum dengan jelas, 2) kesesuaian kriteria 2

dengan aspek yang dinilai, 3) bahasa yang digunakan sederhana dan komunikatif, serta 4) kata-kata yang digunakan jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. c. Uji Kelayakan Penuntun Praktikum Validasi penuntun praktikum dilakukan oleh 5 orang validator yang terdiri dari 2 orang dosen dan 3 orang guru biologi SMA. Pemilihan 3 (tiga) orang guru sebagai validator dikarenakan guru merupakan orang yang mengajar dan menjelaskan materi pelajaran di sekolah. Pengambilan sampel sekolah, menggunakan teknik Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2011). Sekolah mitra yang terpilih untuk memvalidasi penuntun praktikum adalah SMAN 3 Pontianak, SMAN 10 Pontianak, dan SMA Bina Mulia Pontianak. Setelah penuntun praktikum selesai divalidasi oleh 5 validator, maka diketahui kekurangan dari penuntun praktikum. Selanjutnya dilakukan perbaikan untuk menghasilkan penuntun praktikum yang baik sehingga bisa digunakan untuk bahan ajar di sekolah. Data uji kelayakan penuntun praktikum selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Yamasari (2010). Adapun tahapan kegiatan analisis data adalah sebagai berikut: (1) Mencari rata-rata tiap kriteria dari kelima validator dengan rumus: K 5 1 h i V 5 hi Keterangan : K i = rata-rata kriteria ke-i V hi = skor hasil penilaian validator ke-h untuk kriteria ke-i i = kriteria h = validator (2) Mencari rata-rata ketiga aspek dengan rumus : A i n i 1 K n ij Keterangan : Ai = rata-rata aspek ke-i K ij =rata-rata untuk aspek ke-i kriteria ke-j n = banyaknya kriteria i = aspek j = kriteria ij = aspek ke-i dan kriteria ke-j 3

(3) Mencari rata-rata total validasi ketiga aspek dengan rumus: RTV 3 1 i TK 3 A i Keterangan : RTV = rata-rata total validitas Ai = rata-rata aspek ke-i i = aspek (4) Mencocokkan rata-rata total dengan kriteria kevalidan : 3 RTV TK 4 tergolong valid 2 RTV TK 3 tergolong cukup valid 1 RTV TK 2 tergolong tidak valid HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penuntun praktikum ini merupakan hasil implementasi dari analisis jumlah stomata dan kadar klorofil tumbuhan di jalan Sultan Abdurrahman dan Sutan Syahrir Pontianak. Isi dari penuntun praktikum ini adalah panduan cara pembuatan preparat stomata menggunakan metode replika dan selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah stomata pada tiap slide preparat stomata untuk dibandingkan berdasarkan kondisi lingkungan tercemar dan tidak tercemar yang terdiri dari judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan, langkah kerja praktikum, hasil pengamatan, kesimpulan dan tugas individu berupa laporan (Gambar 1). Validasi penuntun praktikum dilakukan oleh dua orang dosen Pendidikan Biologi FKIP UNTAN dan tiga orang guru SMA yaitu SMAN 3 Pontianak, SMAN 10 Pontianak dan SMA Bina Mulia Pontianak. Hasil validasi penuntun praktikum menunjukkan rata-rata total validasi sebesar 3,47 dan dinyatakan valid. Adapun lembar validasi yang di nilai terdiri dari 3 bidang penelaahan yaitu, materi, konstruksi, dan bahasa. Pada bidang penelaahan materi mendapat nilai 3,27, bidang penelaahan konstruksi mendapat nilai 3,43, bidang penelaahan bahasa mendapat nilai 3,70 (Tabel 1). Gambar 1. Penuntun Praktikum Pencemaran Udara Kelas X (Dokumentasi Pribadi) 4

Bidang Penelaahan Materi Konstruksi Bahasa Tabel 1 Data Analisis Validasi Penuntun Praktikum Kriteria Penilaian Validator Ke- 1 2 3 4 5 (Ki) 1. Tujuan praktikum telah 4 3 3 3 3 3,20 sesuai dengan indikator 2. Materi sesuai dengan 3 3 3 4 4 3,40 jenjang kelas 3. Dasar teori menunjang pemahaman siswa sehingga bisa 3 3 3 4 3 3,20 mengaplikasikan kedalam praktikum 1. Langkah-langkah pada penuntun praktikum 3 3 4 3 3 3,20 sudah jelas dan berurutan 2. Alat yang digunakan 4 3 4 4 3 3,60 mudah didapatkan 3. Alat yang dibutuhkan 4 4 3 4 4 3,80 mudah digunakan 4. Bahan yang digunakan 3 3 4 4 3 3,40 mudah didapatkan 5. Kegiatan dalam isi penuntun praktikum 3 4 3 4 4 3,60 melibatkan siswa secara aktif 6. Isi penuntun memberikan referensi data untuk siswa dapat 3 3 3 3 4 3,20 menganalisis hasil pengamatannya 7. Petunjuk evaluasi kerja pada penuntun 3 4 3 3 3 3,20 praktikum sudah jelas dan berurutan 1. Isi penuntun telah menggunakan Ejaan 4 4 4 4 2 3,60 yang di sempurnakan (EYD) dengan baik 2. Isi penuntun telah menggunakan bahasa 4 4 4 4 3 3,80 yang sederhana dan komunikatif RTV TK (Ai) 3,27 3,43 3,70 3,47 5

Pembahasan Penuntun praktikum merupakan hasil implementasi dari analisis jumlah stomata dan kadar klorofil tumbuhan di jalan Sultan Abdurrahman dan Sutan Syahrir Pontianak yang dijadikan acuan dalam penyusunan penuntun praktikum. Tujuan penyusunan penuntun praktikum ini agar siswa dapat memahami materi pencemaran lingkungan khususnya pada sub materi pencemaran udara dan memberikan peran besar kepada siswa untuk membangun pemahaman konsep, pembuktian kebenaran konsep, menumbuhkan keterampilan proses serta afektif siswa, menumbuhkan motivasi terhadap pelajaran yang dipelajari dan melatih kemampuan psikomotor (Hudha, Husamah dan Hadi, 2011). Penuntun praktikum ini disusun dari cover penuntun praktikum, kata pengantar, tujuan yang disesuaikan dengan indikator pembelajaran, dasar teori yang dapat menunjang pemahaman siswa sehingga dapat diaplikasikan kedalam praktikum, alat dan bahan untuk kegiatan praktikum, langkah-langkah kerja, hasil pengamatan yang disediakan juga beberapa pertanyaan untuk melatih kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dari hasil analisis pengamatan jumlah stomata, kesimpulan, tugas individu berupa format penulisan laporan, dan daftar pustaka (Gambar 1). Penuntun praktikum ini sudah diperbaiki berdasarkan saran dari validator. Semua saran dari validator telah dipertimbangkan sebelum diaplikasikan kedalam penuntun praktikum. Validasi penuntun praktikum dilakukan oleh 5 validator yang terdiri dari 2 orang dosen pendidikan biologi FKIP Untan dan 3 orang guru bidang studi biologi di SMAN 3 Pontianak, SMA Bina Mulia Pontianak, dan SMAN 10 Pontianak. Tujuan dilakukan validasi adalah untuk mengetahui kelayakan dari penuntun praktikum yang akan dijadikan bahan ajar. Sebelum dilakukan validasi penuntun praktikum, maka dilakukan terlebih dahulu validasi instrumen lembar validasi penuntun praktikum yang dilakukan oleh 2 orang dosen dan 1 orang guru untuk mengetahui kelayakan dari lembar validasi penuntun praktikum. Setelah divalidasi dari tiap bidang penelaahan yang akan dilakukan dan diperbaiki, maka lembar validasi penuntun praktikum dinyatakan layak untuk digunakan. Adapun lembar validasi yang di nilai terdiri dari 3 bidang penelaahan, yaitu materi, konstruksi, dan bahasa. Pada bidang penelaahan materi mendapat nilai 3,27 yang terdiri dari 3 kriteria penelaahan yaitu, no.1 Tujuan praktikum telah sesuai dengan indikator memperoleh nilai 3,2. Adapun tujuan penuntun praktikum yaitu Siswa dapat mengidentifikasi pencemaran udara berdasarkan perhitungan jumlah stomata dan indikator dalam silabus yaitu Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktivitas manusia. Saran dari validator yaitu disertakan indikator yang dimaksud agar bisa dicek kesesuaian dengan tujuan praktikum. Saran ini diterima dan sudah diperbaiki dan diperlihatkan kepada validator yang bersangkutan. Berdasarkan kriteria no.2 yaitu, Materi sesuai dengan jenjang kelas mendapat nilai 3,4. Hal yang dimaksud adalah keterkaitan materi dalam penuntun praktikum dengan materi yang dipelajari pada materi pencemaran udara dikelas X. Menurut Saleh, dkk (2011), materi merupakan bagian penting dari stimulus yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa dan juga dapat mempengaruhi isi, kualitas, dan efisiensi program pembelajaran, sehingga materi yang baik harus 6

sesuai dengan kebutuhan siswa, umur siswa, tingkat kemahiran siswa, minat siswa, dan tujuan pembelajaran. Saran dari validator yaitu memperbaiki rubrik penilaian pada kriteria ini karena ada yang tidak sesuai dengan bidang penelaahan. Saran ini diterima dan sudah diperbaiki dan diperlihatkan kepada validator yang bersangkutan. Berdasarkan kriteria no.3 yaitu, Dasar teori dapat menunjang pemahaman siswa sehingga bisa mengaplikasikan kedalam penuntun praktikum memperoleh nilai 3,2. Dasar teori harus sesuai dengan tujuan praktikum dan berkaitan antar kalimat agar memudahkan pemahaman siswa dan menambah minat siswa sehingga bisa diaplikasikan kedalam praktikum. Saran dari validator yaitu menambahkan analisis situasi di Pontianak yang dimaksud adalah menambahkan teori tentang kabut asap yang terjadi di kota Pontianak yang menyebabkan udara sangat tercemar. Saran ini diterima dan ditambahkan kedalam dasar teori penuntun praktikum. Pada bidang penelaahan konstruksi mendapat nilai 3,43 yang terdiri dari 7 kriteria penelaahan yaitu, no.1 Langkah-langkah pada penuntun praktikum sudah jelas dan berurutan dengan nilai 3,2. Langkah kerja pada penuntun praktikum bermanfaat sebagai penuntun agar memudahkan kegiatan praktikum. Menurut Yulia (2015), langkah-langkah kerja harus yang disampaikan harus jelas, terurut, dan dimengerti oleh siswa, agar tidak ada kesalahan pada saat kegiatan berlangsung. Saran dari validator agar langkah kerja dibuat lebih operasional dan ditambahkan 1 langkah sebelum memasuki langkah kerja nomor 6 agar lebih jelas. Saran ini diterima dan memang dirasakan perlu menambahkan satu langkah agar bisa memasuki langkah kerja nomor 6 sehingga bisa membantu siswa dalam memahami konsep praktikum ini. Berdasarkan kriteria penelaahan no.2 dan no.3 yaitu, Alat yang digunakan mudah didapatkan dengan nilai 3,6 dan Alat yang dibutuhkan mudah digunakan dengan nilai 3,8. Adapun alat yang digunakan dapat mendukung kegiatan praktikum. Hal ini sependapat dengan Yulia (2015) yang menyatakan bahwa alat yang digunakan harus mudah dicari dan tersedia serta aman untuk digunakan, terutama gunting karena merupakan alat tajam sehingga ketika di dalam laboratorium tidak boleh bermain dan tetap tenang agar kegiatan praktikum berjalan dengan lancar. Saran dari validator untuk alat seperti kaca benda, hand counter, dan mikroskop tergantung sarana di sekolah dan saran ini diterima agar diatur jumlah beberapa macam alat yang akan dipakai karena ada beberapa sekolah yang memiliki keterbatasan alat di dalam laboratorium. Berdasarkan kriteria penelaahan no.4 yaitu, Bahan yang digunakan mudah didapatkan dengan nilai 3,4. Menurut Yulia (2015), bahan yang digunakan juga harus mudah didapat dan digunakan serta aman untuk siswa, agar tidak terjadi kecelakaan kerja dalam praktikum. Saran dari validator agar bahan yang dibutuhkan diberi keterangan jumlah yang ingin dipakai sehingga lebih mudah siswa mencari bahan yang sudah ditentukan dan juga saran dari validator lain yang menyebutkan jika bahan yang diminta siswa mencari sendiri, mungkin ada kesulitan. Saran ini diterima dan sudah dipertimbangkan bahan yang dibawa lebih mudah karena jenis daun yang ditentukan dapat ditemukan pada sekitar jalan 7

perkotaan yang ditanam oleh pemerintah, dan kutek bening juga dapat dibeli pada toko kosmetik. Berdasarkan kriteria penelaahan no.5 yaitu, kegiatan dalam isi penuntun praktikum melibatkan siswa secara aktif dengan nilai 3,6. Menurut Gasong (2008), menyatakan proses pembelajaran siswa harus didorong secara aktif untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri serta bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya, sehingga siswa hanya perlu sedikit bimbingan guru ketika melakukan praktikum dengan tujuan agar siswa lebih kritis dalam proses berpikir logis dalam penemuan hasil praktikum. Berdasarkan bidang penelaahan no.6 yaitu, Isi penuntun praktikum memberikan referensi data untuk siswa dapat menganalisis hasil pengamatannya dengan nilai 3,2. Menurut Purnomo (2013), menyatakan bahwa dalam pembelajaran dibutuhkan suatu sumber belajar, karena sumber belajar dapat memudahkan peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Salah satu contoh sumber belajar adalah dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dan kemudian dimasukkan kedalam isi penuntun praktikum sebagai referensi belajar siswa. Berdasarkan kriteria penelaahan no.7 yaitu, Petunjuk evaluasi kerja pada penuntun praktikum sudah jelas dan berurutan dengan nilai 3,2. Hal ini menyatakan tentang petunjuk evaluasi kerja berupa format laporan sudah jelas dan berurutan sehingga siswa lebih terarah ketika membuat laporan berdasarkan format yang sudah ditentukan. Saran dari validator agar memperjelas evaluasi yang dimaksud atau konsisten dalam dalam penulisan dan ditambahkan rubrik penilaian laporan. Susila (2012) menyatakan penilaian suatu kinerja siswa dapat menjelaskan kemampuan siswa, pemahaman konseptual, kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan, kemampuan melaksanakan kinerja dan kemampuan melakukan suatu proses. Saran ini diterima dan sudah diperbaiki yaitu evaluasi pada format laporan sudah jelas dan berurutan. Pada bidang penelaahan bahasa mendapat nilai 3,7 yang terdiri dari dua (2) kriteria penelaahan yaitu, no.1 Isi penuntun telah menggunakan Ejaan yang disempurnakan (EYD) dengan baik dengan nilai 3,6. Hal ini menyatakan bahwa isi penuntun praktikum menggunakan bahasa Indonesia yang baik dengan memperhatikan penggunaan titik, koma, dan alur kalimat sesuai aturan dan mudah dimengerti. Hal ini sependapat dengan Hernawan, dkk (2012) menyatakan bahasa yang digunakan harus menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan baku, selain itu juga menggunakan istilah, kosakata, dan simbol-simbol yang dapat mempermudah pemahaman siswa. Saran dari validator agar memperhatikan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) karena dikoreksi masih banyak kekurangan dalam penggunaan titik, koma dalam suatu kalimat dan kurang konsisten dalam penulisan sehingga dalam proses validasi, salah satu validator memberikan skala 2 (kurang baik) dan validator lain memberikan skala 4 (sangat baik) yang jika dilihat tidak seimbang dalam penilaian. Hal ini mungkin terjadi karena ketelitian validator dalam mengecek isi penuntun praktikum, sehingga peneliti perlu pemahaman yang baik dalam penggunaan EYD. Saran ini diterima dan sudah diperbaiki ke dalam penuntun praktikum. 8

Berdasarkan kriteria penelaahan no.2 yaitu, Isi penuntun telah menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif dengan nilai 3,8. Hal ini sependapat dengan Hernawan, dkk (2012) menyatakan bahwa bahasa dalam isi penuntun praktikum mudah dimengerti dan komunikatif serta bahasa yang disusun harus sesuai dengan tingkat kognitif siswa sehingga apa yang dibaca oleh siswa mudah dipahami dan dapat disampaikan kembali sesuai dengan materi yang dipelajari. Berdasarkan hasil analisis validasi penuntun praktikum yang telah diberikan oleh 5 validator, maka diperoleh rata-rata nilai 3,47 dan dinyatakan valid sehingga penuntun praktikum pencemaran udara layak digunakan sebagai bahan ajar pada sub materi pencemaran udara kelas X SMA. Namun, penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap validasi ke sekolah, sehingga perlu dilakukan pengujian respon siswa seperti minat belajar pada kegiatan praktikum melalui penggunaan penuntun praktikum. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil validasi penuntun praktikum yang dilakukan oleh 5 orang validator menyatakan bahwa penuntun praktikum pencemaran udara mendapatkan rata-rata total nilai 3,47 dan dinyatakan valid sehingga penuntun praktikum pencemaran udara layak digunakan sebagai bahan ajar pada sub materi pencemaran udara kelas X SMA. Saran Penelitian lanjutan perlu dilakukan mengenai respon siswa terhadap penggunaan penuntun praktikum di sekolah. DAFTAR RUJUKAN Dwidjoseputro, D. (1985). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia: Jakarta. Hernawan, A.H., Permasih, H., dan Dewi, L. (2012). Pengembangan Bahan Ajar. (Online). (http://file.upi.edu.com). Diakses tanggal 27 Desember 2015. Gasong, D. (2008). Model Pembelajaran Konstruktivistik Sebagai Alternative Mengatasi Masalah Pembelajaran. PPs UNJ. Hudha, A. M., Husamah, dan Hadi. S. (2011). Pendampingan Pengembangan Bahan ajar Laboratorium untuk Menunjang Pelaksanaan bagi Guru IPA Biologi SMP Muhammadiyah Malang. Jurnal Dedikasi. Volume 8, Mei 2011. 9

Kusuma, A.W. (2011). Penggunaan Tumbuhan Sebagai Bioindikator Dalam Pemantauan Pencemaran Udara. (http://digilib. its.ac.id/penggunaan- tumbuhan-sebagai-bioindikator-dalam-pemantauan-pencemaran-udara- 17195.html.pdf, diakses tanggal 9 April 2015). Nurseto, T. (2011). Membuat Media Pembelajaran Yang Menarik. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol 8, No 1 (2011). Purnomo, D., Meti, I., dan Karyanto, P. (2013). Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Pencemaran di Sungai Pepe Surakarta Sebagai Sumber Belajar Biologi Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi, Vol 5, No 1, (2013). Purwianingsih, W., Nuryani Y. R., dan Sri R. (2009). Identifikasi Kesulitan Pembelajaran Bioteknologi pada Guru SLTA se Jawa Barat. Makalah untuk Seminar Nasional Inovasi Biologi dan Pendidikan Biologi Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung. Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Anung, H., Rahardjito. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Saleh, S.M., Sudartini, S., Suciati, dan Nurhayati, L. (2011). Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis Internet untuk Guru-guru SMA. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Susila, I.K. (2012). Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assesment) Laboratorium Pada Mata Pelajaran Fisika Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Kelas X di Kabupaten Gianyar. Jurnal Penelitian Undiskha, Vol.2, No.2 (2012). Yamasari, Y. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang Berkualitas. Surabaya: Seminar Nasional Pasca sarjanax-its. Yulia,. Panjaitan, R.G.P., dan Titin. (2015). Penyusunan Penuntun Praktikum Pembuatan Salep Penyembuh Luka Insisi Dari Ekstrak Tangkai Daun Talas. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 4, No 3, 2015. 10