Momoa
Momoa Hans Post Kees Heij Lies van der Mijn Copyright 2012 Hans Post, Kees Heij, Lies van der Mijn Naskah : Hans Post dan Kees Heij Penerjemah : Indah Groeneveld Penyunting : Yuki HE Frandy Gambar : Lies van der Mijn Desainer Buku : Lennard Gog Tata Letak : Ardhya Pratama Korektor : PT Penerbit IPB Press Kampus IPB Taman Kencana Bogor Cetakan Pertama: November 2012 Dicetak oleh Percetakan IPB Dibuat oleh Yayasan WILCON (M&P WILCON Ecoguide Fund-Belanda) Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit ISBN: 978-979-493-000-0
Momoa Hans Post Kees Heij Lies van der Mijn
Untuk : Mees, Gabriëlle, dan Semua teman-teman penyayang binatang
Ada suatu desa yang terletak di dekat pantai. Di situ pula terdapat hutan dengan tanah yang berpasir. Adik-adik ada yang bisa menebakkah apa yang terjadi di sana? Hmm yuk kita cari tahu.
Pada malam hari tiba-tiba tanah berpasir itu terbuka. Adik-adik, sepertinya ada hewan kecil yang bergerak-gerak. Oh ternyata itu adalah anak burung Momoa yang baru menetas. Anak burung itu perlahanlahan keluar dari pasir sambil melihat-lihat sekelilingnya. Setelah aman... ia pun pergi meninggalkan lubang itu.
Momoa kecil pergi dengan mengepak-kepakkan sayap menuju hutan. Di dalam hutan, Momoa tinggal di antara semak-semak sebagai tempat berlindungnya.
Wah... senangnya, akhirnya Momoa kecil punya rumah.
Pada siang hari, Momoa kecil mencari makan di sekitar hutan. Ia mematuk kumbang, cacing, dan biji-bijian. Selain Momoa, hewan-hewan lain juga mencari makan loh.
Abel adalah anak yang tinggal di desa. Ia bermain dengan temannya dan mengendap-endap mendekati Momoa. Awas Momoa, kau akan dikejar!
Momoa tumbuh menjadi burung dewasa.
Suatu ketika, Momoa betina terbang ke pulau lain untuk menemui sekelompok burung jantan. Kwik..Kwik..Kwik..
Di pulau itu, Momoa berkumpul dengan teman-teman lainnya yang baru ia kenal. Bayangkan jika adik-adik juga bertemu teman-teman, ramai bukan? Di situlah, Momoa betina tertarik pada seekor burung jantan.
Suatu hari, Momoa betina akan bertelur. Ia pun kembali ke pulau tempat ia dahulu menetas. Sebelum bertelur, Momoa menggali pasir dan membuat lubang-lubang yang dalam. Tetapi saat bertelur, ia hanya menempatkan telur pada salah satu lubang.
Selesai bertelur, Momoa menutup lubang itu kembali dengan pasir. Ia pun terbang meninggalkannya. Tahukah adik-adik? Telur-telur tadi akan menetas karena panas matahari yang menghangatkan pasir.
Pagi harinya, penduduk desa pergi mencari telur Momoa untuk dikonsumsi. Selain penduduk, hewan-hewan seperti biawak, anjing, dan babi juga ikut berburu. Wah banyak sekali telur yang penduduk desa temukan adik-adik.
Ups..tapi tidak semua telur Momoa ditemukan Masih ada telur yang tersimpan dengan baik loh..
Selesai mencari telur, penduduk desa ramai-ramai menggoreng beberapa telur dan memakannya. Sepertinya enak ya adik-adik hmmm.
Kegiatan mencari telur itu dilakukan penduduk setiap hari. Wao.tapi kasihan ya, telur yang seharusnya menetas dan menjadi anak burung, malah dimakan oleh manusia. Hiks hiks
Sebagian telur yang tidak dimasak, dimasukkan ke keranjang dan dibawa pulang oleh penduduk. Tapi saat melewati jalan yang tidak rata, beberapa telur jatuh ke tanah.
Wah..sedap, ada telur momoa yang bisa disantap, kata biawak dan tikus besar. Mereka pun dengan senangnya menjilati telur itu sampai habis.
Babi dan anjing juga suka memakan telur momoa. Mereka terlihat mencari dengan cara mengendus dan menggali pasir.
Menemukan telur momoa tidak mudah juga ya, kata babi dan anjing. Hohoho..
Adik-adik, kita harus melakukan sesuatu!!! Wah! Ternyata babi dan anjing berhasil menemukan telur dan memakannya.
Kita akan membuat pagar di sekeliling tempat Momoa bertelur. Dengan begitu, babi dan anjing tidak dapat mencuri telur lagi. Fiuuuh untunglah!
Di tempat Momoa bertelur, ada telur yang menetas. Oh itu Momoa kecil jantan!
Sembari melihat-lihat kanan kiri, ia berusaha mengepakkan sayap dan terbang ke hutan. Awas! Ada burung elang Saat Momoa kecil keluar dari pasir, ia tidak tahu siapa orang tuanya loh
Morotai Ternate Bacan Halmahera Obi Buru Seram Haruku Ambon
Momoa (Eulipoa wallacei) Dengan keanekaragaman sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki beberapa jenis hewan yang endemik. Salah satunya adalah burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei). Hewan endemik adalah hewan yang hanya hidup di wilayah tertentu. Tahukah di mana Gosong Maluku tinggal? Ya tepatnya di Kepulauan Maluku. Hmm di mana ya Maluku itu? Kep. Maluku terletak di Indonesia bagian timur yang terdiri dari beberapa pulau. Di antaranya adalah Pulau Halmahera, Seram, Ternate, Tidore, dan Ambon. pantai itu, Momoa menggali lubang dan bertelur.tujuannya agar panas matahari pada siang hari dapat menetaskan telurtelur tersebut. Mengapa burung Momoa terancam punah? Pertama, tempat bertelurnya secara perlahan mulai menghilang. Kedua, telur-telurnya sering diambil oleh manusia dan diperjualbelikan. Gosong Maluku termasuk megapoda yang terancam punah. Megapoda adalah kelompok burung yang tidak mengerami telurnya sendiri, mempunyai telur besar dan kaki yang besar. Gosong Maluku adalah burung kecil dengan panjang sekitar 30 cm. Ia memiliki bulu yang berwarna merah atau cokelat, pantat berwarna putih, serta tungkai dan kaki yang gelap. Gosong Maluku mendiami hutan di beberapa pulau Kepulauan Maluku. Masyarakat setempat mengenalnya dengan sebutan momoa. Pada malam hari, burung ini meninggalkan hutan menuju pantai berpasir untuk bertelur. Di WILCON