BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 148 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 001 TAHUN 2018 TENTANG TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN BREBES

BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG. Nomor : 6 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH

NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN TENTANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Le

2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Le

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR : 8 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 T E N T A N G

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

69 TAHUN 2010 TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DA

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 321 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PAJAK DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2011 T E N T A N G PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2012 T E N T A N G

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI KAUR. PERATURAN BUPATI KAUR Nomor : TAHUN 2013 TENTANG

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2010 T E N T A N G TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2016 T E N T A N G

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 22 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 22 TAHUN 2011

SALINAN BUPATI BERAU,

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 46 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 867 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2017 T E N T A N G

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 14 SERI E

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN INSENTIF PEMUNGUTAN RETRIBUSI DAERAH

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 73 TAHUN 2010

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI MEMPAWAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2015

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 39 SERI B

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG TARGET KINERJA PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI KABUPATEN CILACAP TAHUN 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH GUBERNUR JAWA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 385.TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM INFORMASI PENGAWASAN PAJAK DAERAH

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 6

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Atas undang-undang Nomor 32 Tahun 2OA4 tentang. huruf a, huruf b dan huruf c diatas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati Katingan. Mengingat: 1.

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

Transkripsi:

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 148 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif pemungutan pajak daerah telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata Cara pemberian Dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata Cara pemberian dan Pemanfaatan insentif Pemungutan Pajak Daerah; b. bahwa dengan adanya perubahan nomenklatur Dinas Pendapatan Daerah menjadi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, maka Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata Cara pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah; Mengingatkan : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-undang...

-2-2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 3. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2004, tentang Perendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 6758); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2010 Nomor 10) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2014 Nomor 18); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 11 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1116); 12. Peraturan...

-3-12. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 130 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Pada Badan Pendapatan Daerah; 13. Peraturan Bupati Tangerang Nomor 148 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Dan Susunan Organisasi Serta Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Tangerang. 2. Bupati adalah Bupati Tangerang. 3. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Tangerang. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang. 5. Badan Pendapatan Daerah yang selanjutnya disebut Bapenda adalah Badan Pendapatan Daerah yang melaksanakan Pemungutan Pajak Daerah Kabupaten Tangerang. 6. Camat adalah kepala wilayah Kecamatan yang membantu pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan beserta Aparat Kecamatan. 7. Lurah/Kepala Desa dan atau perangkat Desa/Kelurahan adalah Pemungut Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan pada tingkat Desa/Kelurahan. 8. Insentif Pemungutan Pajak yang selanjutnya disebut Insentif adalah tambahan penghasilan yang diberikan sebagai penghargaan atas kinerja tertentu dalam melaksanakan pemungutan Pajak. 9. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib Pajak kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagisebesar besarnya kemakmuran rakyat. 10. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. 11. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. 12. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. 13. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. 14. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.

-4-15. Pajak... 15. Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. 16. Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. 17. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disingkat PBB-P2 adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. 18. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang selanjutnya disingkat BPHTB adalah pajak atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan. 19. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek Pajak, penentuan besarnya Pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan Pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya. 20. Tunjangan yang melekat adalah tunjangan yang melekat pada gaji, terdiri Atas tunjangan istri/suami, tunjangan anak tunjangan Jabatanstructural/fungsional, dan/atau tunjangan beras. 21. Tenaga lainnya adalah tenaga yang mendapat penugasan dari Bapenda untuk membantu pelaksanaan PBB-P2. Pasal 2 Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak dilaksanakan secara profesional berdasarkan asas kepatutan, kewajaran, rasionalitas disesuaikan dengan besarnya tanggung jawab, kebutuhan, serta karakteristik dan kondisi objektif Daerah. BAB II INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH Bagian Kesatu Penerima Insentif Pasal 3 (1) Insentif secara proporsional dibayarkan kepada: a. pejabat dan pegawai Bapenda sesuai dengan tanggung jawab masing-masing; b. Bupati dan Wakil Bupati sebagai penanggungjawab pengelolaan Keuangan Daerah; c. Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelola keuangan Daerah; d. pemungut PBB-P2 pada tingkat Kecamatan; e. pemungut PBB-P2 pada tingkat Desa/Kelurahan;dan f. Tenaga lainnya yang di tugaskan untuk membantu pelaksanaan Pemungutan PBB-P2. (2) Pemberian...

-5- (2) Pemberian Insentif kepada Bupati, Wakil Bupati, dan Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan hurup c dapat diberikan dalam hal belum diberlakukan ketentuan mengenai remunerasi di Kabupaten Tangerang. Pasal 4 (1) Bapenda selaku pemungut Pajak, terdiri dari: a. Kepala Bapenda; b. Sekretaris Bapenda; c. Kepala Bidang pada Bapenda; d. Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian pada Bapenda; e. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pajak Daerah pada Bapenda; f. Kepala Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis pada Bapenda; g. Bendahara pada Bapenda; dan h. staf pelaksana pada Bapenda. (2) Petugas pemungut PBB-P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d, yaitu Camat. (3) Petugas Pemungut PBB-P2 sebagaimana dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e, yaitu Kepala Desa/Lurah. (4) Tenaga lainnya yang ditugaskan untuk membantu pelaksanaan pemungutan PBB-P2 tingkat kecamatan dan desa/kelurahan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf f, yaitu: a. Sekretaris Kecamatan; b. Kepala Seksi yang mengelola Pemungutan PBB; c. Sekretaris Desa/Sekretaris Lurah; dan d. staf kecamatan dan staf desa/kelurahan yang mengelola Pemungutan PBB-P2; Pasal 5 (1) Insentif dapat diberikan apabila mencapai kinerja tertentu. (2) Perhitungan kinerja tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu pencapaian target per jenis Pajak setiap triwulannya. (3) Target per jenis mata Pajak setiap triwulannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan ketentuan sebagai berikut; a. Jenis Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir dan Pajak Air Tanah yaitu: 1. sampai dengan triwulan I sebesar 25% (dua puluh lima 2. sampai dengan triwulan II sebesar 50% (lima puluh 3. sampai dengan triwulan III sebesar 75% (tujuh puluh lima dan 4. sampai dengan triwulan IV sebesar 100% (seratus perseratus). b. Jenis...

-6- b. Jenis Pajak PBB-P2 yaitu: 1. sampai dengan triwulan I sebesar 15% (lima belas 2. sampai dengan triwulan II sebesar 40% (empat puluh 3. sampai dengan triwulan III sebesar 75% (tujuh puluh lima dan 4. sampai dengan triwulan IV sebesar 100% (seratus perseratus). c. Jenis Pajak BPHTB yaitu: 1. sampai dengan triwulan I sebesar 15% (lima belas 2. sampai dengan triwulan II sebesar 35% (tiga puluh lima 3. sampai dengan triwulan III sebesar 80% (delapan puluh dan 4. sampai dengan triwulan IV sebesar 100% (seratus perseratus). d. Apabila pada akhir triwulan I realisasi mencapai target yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka 1 dan huruf b angka 1, atau lebih maka Insentif di berikan pada awal triwulan II; e. Apabila pada akhir triwulan I realisasi kurang mencapai target yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka 1 dan huruf b angka 1, maka Insentif tidak dapat diberikan pada awal triwulan II; f. Apabila pada akhir triwulan II realisasi mencapai target yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka 2 dan huruf b angka 2 atau lebih, Insentif diberikan untuk triwulan I yang belum di bayarkan dan triwulan II; g. Apabila pada akhir triwulan II realisasi kurang mencapai target yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka 2 dan huruf b angka 2 Insentif untuk triwulan II tidak dapat dibayarkan pada triwulan III; h. Apabila pada akhir triwulan III realisasi mencapai target yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka 3 dan huruf b angka 3 atau lebih, Insentif diberikan pada awal triwulan IV; i. Apabila pada akhir triwulan III realisasi kurang mencapai target yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka 3 dan huruf b angka 3, Insentif tidak diberikan pada awal triwulan IV; j. Apabila pada akhir triwulan IV realisasi mencapai target yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka 4 dan huruf b angka 4 atau lebih, Insentif diberikan untuk triwulan yang belum di bayarkan; dan k. Apabila...

-7- k. Apabila pada akhir triwulan IV realisasi kurang mencapai target yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a angka 4 dan huruf b angka 4 tetapi lebih dari 75% (tujuh puluh lima perseratus), Insentif di berikan untuk triwulan III dan triwulan sebelumnya yang belum di bayarkan. (4) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk meningkatkan: a. kinerja SKPD; b. semangat kerja bagi pejabat atau pegawai SKPD; c. pendapatan Daerah; dan d. pelayanan kepada masyarakat. (5) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan setiap triwulan pada awal triwulan berikutnya. (6) Dalam hal target kinerja suatu triwulan tidak tercapai,insentif untuk triwulan tersebut dibayarkan pada awal triwulan berikutnya yang telah mencapai target kinerja triwulan yang ditentukan. (7) Dalam hal target kinerja pada akhir tahun anggaran penerimaan tidak tercapai, tidak membatalkan Insentif yang sudah dibayarkan untuk triwulan sebelumnya. Bagian Kedua Sumber dan Besaran Insentif Pasal 6 Insentif pemungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, bersumber dari pendapatan Pajak yang meliputi : a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame; e. Pajak Parkir; f. Pajak Penerangan Jalan; g. Pajak Air Bawah Tanah; h. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan i. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2); Pasal 7 (1) Besaran Insentif ditetapkan sebesar 5% (lima perseratus) dari rencana penerimaan Pajak Daerah dalam tahun anggaran berkenaan untuk tiap jenis Pajak Daerah. (2) Besaran Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tangerang Tahun Anggaran berkenaan. Pasal...

-8- Pasal 8 (1) Besaran pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c, untuk setiap bulannya dikelompokkan berdasarkan realisasi penerimaan Pajak Daerah Tahun Anggaran sebelumnya dengan ketentuan: a. dibawah Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah), paling tinggi 6 (enam) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat; b. Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) sampai dengan Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus miliar rupiah), paling tinggi 7 (tujuh) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat; c. diatas Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus miliar rupiah) sampai dengan Rp7.500.000.000.000,00 (tujuh triliun lima ratus miliar rupiah), paling tinggi 8 (delapan) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat; dan d. diatas Rp7.500.000.000.000,00 (tujuh triliun lima ratus miliar rupiah) paling tinggi 10 (sepuluh) kali gaji pokok dan tunjangan yang melekat. (2) Besarnya Pembayaran Insentif untuk PBB-P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d, huruf e dan huruf f, ditetapkan sebesar 5% (lima perseratus) dari besarnya Insentif PBB-P2 yang ditetapkan berdasarkan dalam ketentuan Pasal 7 ayat (1). (3) Apabila dalam realisasi pemberian Insentif berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdapat sisa lebih, harus disetorkan ke kas daerah sebagai penerimaan Daerah. Pasal 9 (1) Penerima pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan besarnya pembayaran Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Dalam hal besarnya Pembayaran Insentif untuk Pemungut PBB-P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d, huruf e dan huruf f, ditetapkan paling tinggi 5% (lima perseratus) dari besarnya Insentif PBB-P2. BAB III PENGANGGARAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGUNGJAWABAN Pasal 10 (1) Kepala Bapenda menyusun penganggaran Insentif pemungutan Pajak Daerah berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6. (2) Penganggaran Insentif pemungutan Pajak Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikelompokkan kedalam Belanja Tidak Langsung yang diuraikan berdasarkan jenis belanja pegawai, objek belanja insentif pemungutan Pajak Daerah serta rincian obyek belanja Pajak Daerah. Pasal...

-9- Pasal 11 Dalam hal target penerimaan pajak pada akhir tahun anggaran telah tercapai atau terlampaui, pembayaran Insentif belum dapat dilakukan pada tahun anggaran berkenaan, Pemberian Insentif diberikan pada tahun anggaran berikutnya yang pelaksanaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 12 Pertanggungjawaban pemberian Insentif dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 (1) Pada saat Peraturan Bupati ini berlaku, pejabat dan pegawai sebagai pelaksana pemungut Pajak, Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, pemungut PBB-P2 dan tenaga lainnya yang telah melaksanakan tugasnya berdasarkan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata Cara pemberian dan Pemanfaatan insentif Pemungutan Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 76 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 Tahun 2013 tentang Tata Cara pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah, yang bersangkutan masih tetap mendapatkan Insentif pemungutan sampai dengan ditetapkannya pejabat atau pegawai yang baru berdasarkan Peraturan Bupati ini. (2) Pemberian dan besaran Insentif pemungutan Pajak Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 Tahun 2013 tentang Tata Cara pemberian dan Pemanfaatan insentif Pemungutan Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemberian Dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata Cara pemberian Dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Tangerang Nomor 76 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Tangerang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemberian Dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal...

-10- Pasal 15 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tangerang. Ditetapkan di Tigaraksa pada tanggal 30 Desember 2016 BUPATI TANGERANG, Ttd. Diundangkan di Tigaraksa pada tanggal 30 Desember 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANGERANG, Ttd. A. ZAKI ISKANDAR ISKANDAR MIRSAD BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016 NOMOR 148