BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya teknik informatika akan mempermudah aktivitas manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

Malia 1, Dodik Mulyono², Reny Wahyuni³ STKIP-PGRI Lubuklinggau

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model pembelajaran Reciprocal Teaching. Menurut Palincsar dan Sullivan model reciprocal teaching memiliki 4

BAB I PENDAHULUAN. negara maka semakin besar peluang kemajuan yang akan dicapai. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kepribadian seseorang akan dibangun. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. (jasmani). Untuk melakukan itu semua diperlukan suatu proses yang. yang diakibatkan oleh belajar tersebut. 2

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. simbolik dan sulit untuk dipelajari. Pandangan tersebut muncul dikarenakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. maka manusia akan sulit untuk berkembang dalam hal apapun, akibatnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

( Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Sawit Boyolali )

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. keberanian, siswa akan senantiasa untuk mau mencoba hal-hal yang baru,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tersebut kita mampu berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia di

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah tentang aturan masyarakat ekonomi ASEAN. Maka perlulah

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan dapat menentukan tingkat kemajuan suatu negara. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi Sumber Daya Manusia sehingga tercipta generasi yang siap

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan yaitu Hablumminalloh (berhubungan baik dengan Alloh)

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis sehingga

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapakan pendidikan karena manusia mempunyai kelebihan dan titik

Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Cara efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan. Terlihat juga dalam AL-Qur an surat Al-Anfaal ayat 22.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. contoh kekayaan budaya tersebut adalah banyaknya bahasa daerah yang tersebar

HARTANTO A

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional. Oleh karena itu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan upaya cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah,

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, tangguh, dan siap

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas kegiatan belajar tersebut bergantung pada tingkat kerumitanan jenis

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Matematika dengan Pendekatan Matematika Realistik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti lain pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi. memungkinkan dapat bermanfaat dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sekarang ini masih jauh diatas rata-rata pendidikan yang ada di negara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas sebagai manusia yang hidup di tengah manusia yang lain dan. untuk menjadikan hidupnya lebih bermartabat.

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. matematika diantaranya: (1) Siswa dapat memahami konsep matematika,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam dan untuk hidup kita. 1 Karena matematika memiliki keterkaitan dan menjadi pendukung berbagai bidang ilmu serta berbagai aspek bidang kehidupan manusia. Misalnya teknik informatika yang sangat erat hubunganya dengan matematika. Karena inti dasar teknik informatika adalah pembuatan software dan dalam pembuatanya itu membutuhkan perhitungan dan logika yang pasti. Dengan adanya teknik informatika akan mempermudah aktivitas manusia. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai oleh setiap manusia, terutama yang berkecimpungan di dunia pendidikan. Matematika telah diperkenalkan mulai dari pendidikan dasar sampai bangku perkuliahan. Bahkan taman kanak-kanak telah mengajarkan konsep dan operasi bilangan yang sederhana sebagai salah satu langkah awal bagi siswa untuk mengenal matematika. Namun, kenyataanya matematika masih dianggap sebagai suatu mata pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian siswa. Akibatnya siswa enggan mempelajari matematika bahkan cenderung menjauhi pelajaran matematika. Sering muncul keluhan bahwa matematika hanya membuat pusing dan membingungkan. Hal tersebut terjadi karena anggapan bahwa belajar 1 Ariesandi Setyono, Mathemagics. (Jakarta: Gramedia, 2007), hal. 1 1

2 matematika harus selalu menggunakan penalaran atau berpikir keras dalam setiap memecahkan permasalahan. Siswa belum memahami bahwa ada banyak faktor yang dapat membantu memahami materi pelajaran matematika, yakni tindakan kreatif dalam belajar, telaten dan selalu rutin belajar matematika. Kemungkinan pula disebabkan siswa belum mengetahui arti penting dan fungsi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya minat dan motivasi dalam mempelajari matematika mengakibatkan hasil belajar siswa cenderung rendah. Telah kita ketahui bahwasanya hasil belajar seringkali digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai materi yang telah diajarkan. Selain hasil belajar yang tidak kalah penting lagi adalah proses pembelajarannya. Namun cukup banyak kita temui pada pendidikan formal (sekolah) hanya melakukan pengajaran saja, yang hanya mementingkan hasil tanpa mementingkan proses pembelajaran yang seharusnya. Berdasarkan hal tersebut guru matematika harus mampu menyajikan pembelajaran matematika secara lebih menarik sehingga membangkitkan minat siswa pada pelajaran matematika. Karena tanpa adanya minat, siswa akan sulit untuk mau belajar dan untuk menguasai matematika secara baik. Memang gurulah yang menjadi perencana, pelaksana dan sekaligus yang memberikan evaluasi dari pencapaian hasil belajar siswa. Sehingga latar belakang kemampuan guru akan memiliki pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Maka dari itu kita sebagai guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang model-model maupun metode pembelajaran

3 yang dapat menunjang proses pembelajaran matematika dan mampu untuk mengaplikasikannya secara maksimal. Guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk di dalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektifitas pembelajaran. 2 Untuk itu seorang guru harus mengetahui berbagai model pembelajaran sehingga guru dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat dengan karakteristik siswanya. Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari kemampuanya mengembangkan model-model pembelajaran yang telah dirumuskan atau diciptakan oleh para ahli. 3 Sehingga proses pembelajaran akan lebih variatif, inovatif, dan konstruktif dalam membangun wawasan pengetahuan, serta meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Pada dasarnya implementasi dan pengembangan model pembelajaran yang tepat, bertujun untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara nyaman, aktif, dan menyenangkan sehingga dapat memperoleh hasil belajar dan prestasi yang 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 14 3 Anissatul Mufarokah, Strategi dan Model-Model Pembelajaran, (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2013), hal. 64

4 optimal. 4 Salah satu model pembelajaran yang dianggap efektif adalah model pembelajaran reciprocal teaching. Kelebihan reciprocal teaching adalah mengembangkan kreativitas siswa, memupuk kerjasama antar siswa, siswa belajar dengan mengerti sehingga siswa tidak mudah lupa, siswa belajar dengan mandiri, siswa termotivasi untuk belajar, menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap, memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas, melatih siswa untuk menganalisis masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat. 5 Reciprocal teaching adalah model pembelajaran berupa kegiatan mengajarkan materi kepada teman. Pada model pembelajaran ini siswa berperan sebagai guru untuk menyampaikan materi kepada teman-temanya. Sementara itu, guru lebih berperan sebagai model yang menjadi fasilitator dan pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang tahu atau belum tahu. 6 Model pembelajaran reciprocal teaching pada dasarnya merupakan pembelajaran aktif dan siswa dilatih untuk menyampaikan apa yang telah dia pelajari kepada temanya dan guru sebagai fasilitator. Menurut Palinscar dalam Aris Shoimin reciprocal teaching mengandung empat strategi. 7 4 Anissatul Mufarokah, Strategi dan..., hal. 65 5 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2014), hal. 156 6 Ibid., hal. 153 7 Ibid., hal. 153

5 1. Question generating Dalam strategi ini, siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan terkait materi yang sedang dibahas. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat mengungkap penguasaan konsep tehadap materi yang sedang dibahas. 2. Clarifying Strategi clarifying ini merupakan kegiatan penting saat pembelajaran, terutama bagi siswa yang mempunyai kesulitan dalam memahami suatu materi. Siswa dapat bertanya kepada guru tentang konsep yang dirasa masih sulit atau belum bisa dipecahkan bersama kelompoknya. Selain itu, guru juga dapat mengklarifikasi konsep dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. 3. Predicting Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan hipotesis atau perkiraan mengenai konsep apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh penyaji. 4. Summarizing Dalam strategi ini terdapat kesempatan bagi siswa untuk mengidentifikasi dan mengintegrasikan informasi-informasi yang terkandung dalam materi. Berdasarkan penelitian yang dilakukn oleh Vicky Yuliawati dengan judul pengaruh penggunaan model reciprocal teaching terhadap hasil belajar matematika materi pokok kubus dan balok semester 2 MTs Negeri Aryojeding Tulungagung tahun pelajaran 2012-2013 menyimpulkan bahwa

6 pembelajaran dengan model reciprocal teaching lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. 8 Sesuai dengan firman Allah surat Al Imron ayat 104 yang berbunyi: Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. 9 Berdasarkan makna yang terkandung dalam ayat Al Qur an tersebut, kita harus mampu menyampaikan suatu kebenaran, dan meyuruh orang lain untuk berbuat baik dan mencegah berbuat kejahatan. Orang-orang yang bisa berbuat seperti itu termasuk dalam golongan orang yang beruntung. Keterkaitan reciprocal teaching dengan ayat di atas adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan kebenaran yang telah ia ketahui. Dengan menerapkan model reciprocal teaching diharapkan siswa mampu menyampaikan kebenaran atau materi yang telah ia pelajari dengan lugas dan mudah dimengerti. Seperti model pembelajaran yang lain, reciprocal teaching mempunyai kelebihan dan juga kelemahan. Adapun kelemahan reciprocal teaching 8 Vicky Yuliawati, Pengaruh Penggunaan Model Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Kubus Dan Balok Semester 2 MTs Negeri Aryojeding Tulungagung Tahun Pelajaran 2012-2013, (Tulungagung: Skripsi tidak diterbitkan, 2013): hal. 66 9 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur an dan Terjemahnya, (Surakarta: Media Insani Publishing, 2007), hal. 63

7 adalah adanya kekurang sungguhan para siswa yang berperan sebagai guru menyebabkan tujuan tak tercapai, pendengar (siswa yang tak berperan sering menertawakan tingkah laku siswa yang menjadi guru sehingga merusak suasana, kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan aktivitas siswa yang berperan sebagai guru membuat kesimpulan sulit tercapai, butuh waktu yang lama,sangat sulit diterapkan jika pengetahuan siswa tentang materi prasyarat kurang, adakalanya siswa tdak mampu akan semakin tidak suka dengan pelajaran tersebut, tidak mungkin seluruh siswa akan mendapat giliran untuk menjadi guru siswa. 10 Untuk mengatasi kelemahan tersebut peneliti berinisiatif untuk menggabungkan reciprocal teaching dengan metode resitasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Leny Dyah Laksmisari yang berjudul Pengaruh metode Resitasi dengan menggunakan LKS terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VII UPTD SMPN I Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2012/2013 menyatakan bahwa metode resitasi mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 11 Metode resitasi atau pemberian tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran teretentu, atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraianya pada buku pelajaran. Dapat juga berupa tugas tertulis atau tugas lisan yang lain, dapat ditugaskan untuk mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu, 10 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif..., hal. 156 11 Leny Dyah Laksmisari, Pengaruh metode Resitasi dengan menggunakan LKS terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VII UPTD SMPN I Ngunut Tulungagung tahun ajaran 2012/2013, (Tulungagung: Skripsi tidak diterbitkan, 2013), hal.

8 mengadakan obsevasi terhadap sesuatu dan bisa juga melakukan eksperimen. Teknik resitasi atau pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap. 12 Dalam penelitian ini resitasi berupa tugas individu untuk mencatat hal-hal penting selama seorang siswa yang berperan sebagai guru menjelaskan materi. Hal ini bertujuan agar siswa memperhatikan apa yang disampaikan oleh temanya sehingga seluruh siswa bisa belajar dengan sungguh-sungguh. Adapun materi yang peneliti pilih adalah himpunan. Alasan pemilihan materi tersebut dikarenakan materi himpunan dianggap sesuai dengan model pembelajaran yang akan peneliti terapkan. Selain itu, materi himpunan belum pernah digunakan dalam model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode resitasi di MTs Al Ma arif Tulungagung. Peneliti memilih MTs Al Ma arif Tulungagung sebagai tempat penelitian, dikarenakan pada sekolah ini belum pernah digunakan model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode resitasi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Reciprocal Teaching Dengan Metode Resitasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Himpunan Siswa Kelas VII MTs Al Ma arif Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016. 12 Rostiyah NK, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 133

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh reciprocal teaching dengan metode resitasi terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas VII MTs Al Ma arif Tulungagung tahun ajaran 2015/2016? 2. Berapa besar pengaruh reciprocal teaching dengan metode resitasi terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas VII MTs Al Ma arif Tulungagung tahun ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh reciprocal teaching dengan metode resitasi terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas VII MTs Al Ma arif Tulungagung tahun ajaran 2015/2016. 2. Untuk mengetahui sebarapa besar pengaruh reciprocal teaching dengan metode resitasi terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas VII MTs Al Ma arif Tulungagung tahun ajaran 2015/2016. D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, maka hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah:

10 1. Hipotesis nol (H 0 ) Tidak ada pengaruh reciprocal teaching dengan metode resitasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Al Ma arif Tulungagung tahun ajaran 2015/2016. 2. Hipotesis alternatif (H 1 ) Ada pengaruh reciprocal teaching dengan metode resitasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs Al Ma arif Tulungagung tahun ajaran 2015/2016. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis, yaitu: 1. Kegunaan Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pengaruh reciprocal teaching dengan metode resitasi terhadap hasil belajar matematika. 2. Kegunaan Secara Praktis a. Bagi IAIN Tulungagung Sebagai sumbangan dalam menambah khasanah keilmuan dan bahan referensi khususnya dalam hal penelitian jurusan Tadris Matematika yang berkaitan dengan reciprocal teaching dengan metode resitasi dalam proses pembelajaran serta jurusan yang lain pada umumnya.

11 b. Bagi Guru 1. Sebagai pertimbangan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga guru dapat memilih model pembelajaran apa yang paling tepat digunakan. 2. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan untuk menentukan metode pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mendorong guru untuk selalu berinovasi untuk meningkatkan mutu pembejaran. Sehingga menciptakan suatu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. c. Bagi Siswa 1. Sebagai informasi dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa dan mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupanya. 2. Diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi khususnya dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. d. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijakan dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah khususnya dalam proses belajar matematika.

12 e. Bagi Peneliti 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh reciprocal teaching dengan metode resitasi dalam pembelajaran matematika. 2. Memperdalam pengetahuan mengenai metode pembelajaran dan memiliki keterampilan untuk menerapkanya, khususnya dalam pengajaran matematika. F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Penentuan ruang lingkup penelitian bertujuan untuk menghindari terjadinya uraian yang menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah: a. Subjek Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah kelas VII MTs Al Ma arif Tulungagung tahun ajaran 2015/2016. b. Lokasi penelitian Lokasi penelitian berlokasi di MTs Al Ma arif yang beralamat di Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung. 2. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan masalah menunjuk pada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat menyikapi hasil penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Dengan

13 pertimbangan-pertimbangan mengenai keterbatasan penelitian. Maka penulis membatasi fokus penelitian permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Penelitian ini dilakukan di lingkungan MTs Al Ma arif Tulungagung dengan pertimbangan karena di lingkungan sekolah ini belum pernah diadakan penelitian serupa. b. Subjek peneletian ini adalah kelas VII MTs Al Ma arif. c. Penelitian dilakukan dengan menggunakan reciprocal teaching dengan metode resitasi secara integrasi dalam proses pembelajaran matematika. Skenario pelaksanaan pembelajarannya adalah dengan menerapkan reciprocal teaching dengan metode resitasi secara integrasi dalam proses pembelajaran matematika. d. Hasil belajar matematika siswa dapat diketahui dari hasil post-test siswa kelas VII MTs Al Ma arif setelah menerapkan reciprocal teaching dengan metode resitasi secara integrasi dalam proses belajar mengajar. Setiap item pertanyaan dalam post-test disusun berdasarkan indikator pemahaman siswa. e. Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi pada semester genap yaitu himpunan. G. Penegasan Istilah Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dan salah penafsiran istilah dalam judul skripsi ini, maka peneliti perlu menjelaskan istilah-istilah yang penting dalam judul ini.

14 1. Penegasan secara konseptual a. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuata seseorang. 13 Pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada disekitarnya. b. Reciprocal Teaching Reciprocal Teaching adalah model pembelajaran berupa kegiatan mengajarkan materi kepada teman. Pada model pembelajaran ini siswa berperan sebagai guru untuk menyampaikan materi kepada teman-temanya. Sementara itu, guru lebih berperan sebagai model yang menjadi fasilitator dan pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang tahu atau belum tahu. Adapun pelaksanaan reciproal teaching dengan mengelompokkan siswa dan diskusi kelompok, mengelompokkan siswa dan diskusi kelompok, menyajikan hasil kerja kelompok, membuat pertanyaan (question generating), mengklarifikasi permasalahan (clarifying), memberikan soal latihan yang memuat soal pengembangan (predicting), 13 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pustaka, 2002), hal 849

15 menyimpulkan materi yang dipelajari (summarizing). 14 Dalam model pembelajaran ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian salah satu siswa dari tiap kelompok berperan sebagai guru untuk menyampaikan materi yang telah dia pelajari, sedangkan guru sebagai fasilitator selama proses pembelajaran. c. Metode Resitasi Resitasi atau pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. 15 Tugas dalam metode resitasi dalam penelitian ini siswa disuruh membuat catatan mengenai penjelasan yang telah disampaikan temannya yang berperan sebagai guru, hal ini dilakukan agar selama proses pembelajaran seluruh siswa dapat belajar secara sungguh-sungguh. d. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. 16 Hasil belajar dalam penelitian ini akan dilihat dari hasil post test siswa. 14 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran..., hal. 153 15 Rostiyah NK, Strategi Belajar..., hal. 133 16 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005) hal 22

16 2. Penegasan secara operasional Reciprocal Teaching merupakan model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa, karena salah satu siswa disini berperan sebagai guru untuk menjelaskan materi kepada teman-temanya. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Dengan menerapkan empat strategi yaitu membuat pertanyaan (question generating), mengklarifikasi permasalahan (clarifying), memberikan soal latihan yang memuat soal pengembangan (predicting), menyimpulkan materi yang dipelajari (summarizing) Metode resitasi adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mencatat hal-hal penting yang telah dijelaskan siswa sebagai guru secara ringkas dan jelas. Reciprocal teaching dengan metode resitasi dilakukan secara terintegrasi atau secara bersama-sama dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil post test yang dilakukan setelah pembelajaran selesai dilakukan. H. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah penelitian ini, maka penulis memandang perlu mengemukakan sistematika skripsi. Skripsi ini terbagi menjadi beberapa bab dan sub bab, yaitu sebagai berikut: Bagian awal terdiri dari: halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian tulisan, motto

17 peneliti, persembahan, prakata, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran abstrak dan daftar isi. BAB I merupakan pendahuluan, yang meliputi: (a) latar belakang, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) hipotesis penelitian, (e) kegunaan penelitian, (f) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, (g) penegasan istilah, (h) sistematika penulisan skripsi. BAB II merupakan kajian teori, yang meliputi: (a) hakekat matematika, (b) proses pembelajaran matematika, (c) pembelajaran reciprocal teaching, (d) metode resitasi, (e) hasil belajar, (f) penelitian terdahulu, (g) kerangka berfikir. BAB III merupakan metode penelitian, yang meliputi: (a) rancangan penelitian, (b) populasi, sampling dan sampel penelitian, (c) data, sumber data dan variabel, (d) teknik dan instrumen pengumpulan data, (e) teknik analisis data, (f) prosedur penelitian. BAB IV merupakan paparan hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi: (a) deskripsi data, (b) pengujian persyaratan analisis, (c) pengujian hipotesis. BAB V merupakan pembahasan penelitian yang meliputi pembahasan dari hasil penelitian. BAB VI merupakan penutup, pada bagian ini terdiri dari daftar rujukan, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.