BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah tunas berpotensi, generasi penerus yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya anak usia dini memiliki potensi yang dibawa sejak lahir, dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

I. PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. selanjutnya. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat. Pendidikan juga merupakan usaha sadar untuk menyiapkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah diletakkan oleh generasi sebelumnya. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu diperlukan pembinaan secara terus menerus demi keberlangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental anak. Salah satu bentuk pembinaan bagi anak yaitu melalui PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal (Wuryandani, 2010). Berkaitan dengan pendidikan anak usia dini, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 Tahun 2014 pasal 1 ayat 10 tentang Sistem pendidikan Nasional menyatakan bahwa: Pendidikan Anak Usia Dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ragsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan dalam pasal 13 ayat 1 dikatakan bahwa pembelajaran dilakukan melalui bermain 1

2 secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, kontekstual, dan berpusat pada anak untuk berpartisipasi aktif serta memberikan keleluasaan bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis anak. Masa usia dini disebut juga usia emas atau the golden age, dimana pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik, sosial-emosional, kognitif, dan bahasa terjadi dengan pesat dengan percepatan hingga 80% dari keseluruhan otak orang dewasa. Oleh sebab itu dibutuhkan suasana belajar, strategi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Pada kenyataannya anak kurang tertarik untuk belajar mengenal huruf, menyebutkan dan menggunakan konsep bilangan. Mereka lebih tertarik bermain di lapangan daripada mendengarkan gurunya mengenalkan serta menjelaskan huruf dan angka diruang kelas. Ada lima aspek perkembangan anak yang dikembangkan di PAUD, yaitu aspek nilai-nilai agama dan moral, aspek fisik/motorik, aspek kognitif, aspek bahasa, serta aspek sosial-emosional. Kelima aspek ini dikembangkan melalui rancangan pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru ataupun pendidik yang ada di PAUD untuk mempersiapkan anak memasuki jenjang pendidikan yang lebih lanjut. Oleh karena itu orang tua dan guru hendaknya memberikan stimulasi atau rangsangan pendidikan yang sesuai untuk seluruh aspek perkembangan anak karena tumbuh kembang anak usia dini sangat tergantung kepada stimulasi yang diberikan oleh orang tua serta guru. Dalam penelitian ini aspek kognitif yang hendak diteliti adalah berfikir simbolik, yang mencakup kemampuan mengenal, menyebutkan, dan

3 menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf serta mampu mempresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar. Karena dengan berkembangnya kecerdasan kognitif, terkhusus dalam mengenal bilangan dan mengenal huruf, akan memudahkan untuk menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga anak mampu menjalankan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya di masyarakat dan lingkungan sehari-hari. Begitu juga sebaliknya, jika kognitif anak tidak berkembang dengan baik maka ia akan kesulitan untuk menjalankan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya di masyarakat serta lingkungan sehari-hari, terkhusus ketika memasuki Sekolah Dasar (SD), mengingat usia 5-6 tahun adalah usia dimana anak akan memasuki tingkat pendidikan selanjutnya yang diharapkan telah mampu untuk membaca dan menulis. Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak, anak-anak mempunyai hak tumbuh dan berkembang, bermain, beristirahat, berkreasi dan belajar dalam suatu pendidikan. Jadi, belajar adalah hak anak, maka kewajiban orang tua, pendidik dan pemerintah menyediakan sarana dan prasarana serta model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Namun model pembelajaran yang diberikan guru saat ini yaitu calistung (baca-tulis-hitung). Guru menuliskan bahan ajar di papan tulis, meminta anak menyebutkannya, kemudian meminta anak menuliskanya kembali di buku tulis mereka. Metode ini dilakukan secara terus menerus dalam proses belajar mengajar anak. Timbul rasa bosan, dan minat anak untuk belajarpun menurun karena metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Perlu dipahami bahwa belajar pada anak usia dini bukan berorientasi untuk mengejar prestasi, seperti kemampuan membaca, menulis, berhitung dan

4 pengusaan pengetahuan lain yang sifatnya akademis. Orientasi belajar pada anak usia dini yang sesungguhnya adalah mengembangkan rasa senang untuk belajar mencari tahu, mencoba, membuat gagasan, menemukan, menggunakan segala hal yang ada di sekitarnya (Direktorat PAUD, 2010) Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, sebab dengan bernyanyi anak dapat mengekspresikan apa yang ada dalam pikirannya. Selain menyenangkan, bernyanyi juga sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran. Tentu saja lagu dengan lirik yang dipilih harus sesuai dengan usia anak, karena melalui lirik lagu anak dapat dikenalkan huruf dan angka-angka. Nyanyian juga merupakan salah satu perwujudan bentuk pernyataan atau perasaan yang memiliki daya yang menggerakkan hati, berwawasan citarasa keindahan, cita rasa estetika yang dikomunikasikan, karena itu nyanyian juga memiliki fungsi sosial. Kekuatan nyanyian pada fungsi ini dapat kita lihat dibidang pendidikan. Bernyanyi selain menyenangkan dapat pula digunakan untuk meningkatkan daya ingat anak karena dengan menyanyi atau mendengarkan musik, konsentrasi anak dapat meningkat (Santi, 2009). Dengan bernyanyi kinerja otak kanan dan otak kiri anak juga meningkat. Hal ini dapat dilihat ketika anak mampu mengingat lirik lagu, belajar menghitung dengan lagu, serta tanya jawab tentang lagu yang dinyanyikan. Bernyanyi merupakan bentuk latihan menggetarkan selaput suara tenggorokan, disamping melatih diafragma untuk pernafasan. Hal ini memberikan dampak kesehatan bagi individu karena melatih organ dalam. Stimulasi vibrasi suara yang kemudian diolah dalam susunan saraf pusat, merangsang pertumbuahan serta pengembangan corpus calosum (jembatan antara belahan otak

5 kiri dan kanan), sehingga jalur transformasi dari otak kiri kekanan dan sebaliknya akan makin cepat. Akibatnya, pengolahan data di otak semakin cepat dan respons individu terhadap stimulus makin cepat pula.semakin cepat individu mampu memproses stimulus, semakin ia dinilai berintelegensi tinggi. Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nyanyian sangat penting baik untuk kesehatan maupun kecerdasan kognitif anak, untuk itu diperlukan nyanyian yang sesuai baik dari segi umur maupun materi ajar yang ingin diajarkan. Berdasakan hasil wawancara peneliti dengan sekretaris PAUDNI Medan Selayang yang beranggotakan 19 PAUD, serta laporan beberapa guru-guru PAUD se-gbkp (Gereja Batak Karo Protestan) dalam sharing guru-guru PAUD di wisma Debuk-debuk pada tanggal 15-16 Januari 2016, didapatkan hasil bahwa kemampuan kognitif anak PAUD masih di bawah standar yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan hasil observasi peneliti sebagai guru di PAUD Gloria Jl. Sei Padang No. 117 Medan, dimana ada 12 anak dari 23 anak atau sekitar 52% yang sudah mampu menyebutkan huruf, namun belum mengenal huruf yang diucapkannya itu. Hal ini terlihat ketika mencocokkan gambar beruang yang seharusnya dengan huruf awal b tapi dihubungkan dengan huruf d. Begitu juga ketika anak diminta untuk menunjuk gambar buah mangga sebanyak 10 (sepuluh) buah, anak malah menunjuk gambar 8 (delapan) buah mangga. Dari uraian latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif dalam berfikir simbolik, yang mana mencakup kemampuan mengenal, menyebutkan, dan menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf serta mempresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar masih

6 sangat perlu ditingkankan. Mengacu dari berbagai uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul hubungan kegiatan bernyanyi dengan kecerdasan kognitif anak dalam mengenal huruf dan angka di PAUD Gloria Medan. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka permasalahan yang diidentifikasi adalah: 1. Anak kurang tertarik mengenal angka dan huruf. 2. Anak kurang mengenal simbol angka dan huruf yang diucapkannya. 3. Media pembelajaran kurang bervariasi. 4. Nyanyian yang diajarkan masih kurang sesuai dengan materi yang hendak disampaikan dan tingkat perkembangan anak. 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, perlunya pemahaman bahwa bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. Maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu hubungan kegiatan bernyanyi dengan kecerdasan kognitif anak dalam mengenal huruf dan angka. 1.4. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan kegiatan bernyanyi dengan kecerdasan kognitif anak dalam mengenal huruf dan angka.

7 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk melihat adanya hubungan antara kegiatan bernyanyi dengan kecerdasan kognitif anak dalam mengenal huruf dan angka. 1.6. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut, yaitu: 1.6.1. Manfaat teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu sebagai sumbangan ilmiah untuk meningkatkan kecerdasan kognitif melalui kegiatan bernyanyi pada anak. 1.6.2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi guru-guru PAUD, yaitu sebagai bahan masukan untuk terus mengembangkan kecerdasan kognitif anak melalui aktivitas bernyanyi. b. Bahan masukan dan sekaligus pemikiran bagi lembaga PAUD, tenaga pendidik dan orangtua untuk berperan dalam membantu meningkatkan kecerdasan kognitif anak yaitu dengan aktivitas bernyanyi. c. Manfaat bagi peneliti sebagai tambahan pengetahuan mengenai meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal huruf dan angka dengan aktivitas bernyanyi.