BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

dokumen-dokumen yang mirip
Berbahasa Roh. Karunia Rohani Untuk Penginjilan. Sesaat sebelum Yahushua terangkat ke Sorga, Dia berkata kepada para murid-nya:

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Pembaptisan Air. Pengenalan

Ikutilah Yesus! Pelayanan Orang Kristen. Bagian. Sastra Hidup Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Apakah Allah Akan Mengatakan Kepadaku Apa yang Harus Kulakukan Selanjutnya?

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

BAHASA ROH TANDA ATAU KARUNIA

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Buku buku Perjanjian Baru

Dengarkan Allah Bila Saudara Berdoa

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

ROH KUDUS DAN JEMAAT Lesson 9 for March 4, 2017

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari.. Keangkatan Orang Percaya Pemerintahan Yesus Di Bumi Pengakuan Orang-orang Yang Tak Percaya

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

Gereja Tunduk Kepada Roh Kudus

TUBUH KRISTUS. 1. Gambarkan dengan singkat datangnya Roh Kudus pada orang-orang percaya.

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

oleh Gereja Iuhan Apayang Dilakukan untuk Allah

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-2

DIPENUHI & DIBAPTIS DENGAN ROH KUDUS

Gereja Membaptis Orang Percaya

JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN?

Mat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Pelayanan Mengajar Bersifat Khusus

Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai?

HIDUP TANPA ROH KUDUS.

Apa Gereja 1Uhan Itu?

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

1 Petrus 1:1. Para penerima. 1 Petrus 1:2. Orang-orang percaya yang dipilih. 1 Petrus 1:3-12. Topik.

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

a. Pengajaran Perjanjian Baru mengenai otoritas Tuhan dalam Perjanjian Lama secara kesuluruhan

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8.

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Roh Kudus. Siapakah Roh Kudus itu? Dia adalah Tuhan. Dia adalah bagian dari KeTuhanan, yang mana terdiri dari Allah Bapa, Putra (Yesus) dan Roh Kudus.

Firman Tuhan Datang Kepada Nabi William Marrion Branham

Level 1 Pelajaran 14

Level 2 Pelajaran 4. PENTINGNYA GEREJA KRISTUS Oleh Don Krow

Gereja Menyediakan Persekutuan

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

Karunia Karunia Rohani

Pelajaran Tiga. Yesus Adalah Mesias. Dari kitab Injil Yohanes, kita membaca, " Andreas mula-mula bertemu dengan

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

KARUNIA NUBUAT SEPANJANG ZAMAN

Mereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7

Penelaahan yang Bersifat Ibadah

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #32 oleh Chris McCann

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

MENGHAKIMI ATAU TIDAK MENGHAKIMI?

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities)

SIAPAKAH? ; BAGAIMANAKAH? DAN MENGAPAKAH? sehubungan dengan. baptisan. telah dibaptis dalam kematian-nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan

Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974

Mempraktekkan Ibadah

Alkitab dan kita: Bagaimana menafsirkan Alkitab. 2 Petrus 1:20. Bagaimana Alkitab mengubah hidup kita? 2 Petrus 1:21.

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja

Seri Kedewasaan Kristen (3/6)

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (1)

Spiritual Hunger 2 - Kelaparan Roh 2 Center of Attention - Pusat Perhatian

Saya Dapat Menjadi Pekerja

Lesson 4 for January 28, 2017

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Kehidupan Yang Dipenuhi Roh

Menyelesaikan Pekerjaan Dengan Sukacita

Allah dan Pelayan-Pelayan-Nya 1Tim.3:1-13 Ev. Calvin Renata

Apa yang Dilakukan oleh Gereja Iuhan untuk Dirinya Sendiri

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT

Gereja Memberitakan Firman

Level 2 Pelajaran 11

Level 3 Pelajaran 3. MUKJIZAT MEMULIAKAN ALLAH Oleh Andrew Wommack

macam- macam Roh, Karu

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Level 3 Pelajaran 2. MENGGUNAKAN KARUNIA-KARUNIA DALAM PELAYANAN Oleh Andrew Wommack

Carilah Allah yang pertama. Menanti kedatangan Yesus kembali. Gunakan waktu dengan bijaksana. Hidup sehat. Disiplin diri.

Respon & Tanggung Jawab Umat Tebusan Tuhan 1 Ptr. 1:13-16 Ev. Calvin Renata

Transkripsi:

Dikutip dari buku: UCAPAN PAULUS YANG SULIT Oleh : Manfred T. Brauch Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara - Malang - 1997 Halaman 161-168 BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuanperempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. 1 KORINTUS 14:33-34 1 Korintus 14:33-34 menimbulkan beberapa masalah kritis bagi para pembaca Alkitab yang berusaha untuk menjadi pengikut Kristus yang setia dan juga penafsir yang tepat dari seluruh perkataan Allah yang diungkapkan dalam Kitab Suci. Pertama, serangkaian pertanyaan ditimbulkan bagi kita oleh teks itu sendiri dan kata-kata yang mengikutinya dalam ayat 34-35: Apakah Perjanjian Baru secara keseluruhan menunjukkan bahwa perempuan secara rutin tidak diperbolehkan untuk berpartisipasi secara lisan dalam Page 1

ibadah Kristen? Mengapa mereka tidak diijinkan untuk berbicara? "Hukum" manakah yang dimaksudkan dalam ayat 34? Apa hubungan antara "menundukkan diri" dan "berdiam diri"? Rangkaian pertanyaan yang kedua ditimbulkan oleh hubungan antara ucapan yang sulit ini dengan konteks Alkitab yang lebih luas. Bagaimana Paulus dapat mengatakan lebih awal dalam surat ini bahwa para perempuan harus memakai tudung ketika berdoa dan memberitakan Injil (11:3-16), dan kemudian dalam surat yang sama melarang partisipasi perempuan secara lisan? Selanjutnya, bagaimana kita harus memahami kesenjangan yang jelas antara larangan ini dengan begitu banyaknya contoh partisipasi perempuan secara aktif dalam kehidupan ibadah jemaat Kristen pada jaman itu? Sebuah tinjauan tentang materi ini dengan judul "konteks Bacaan dalam Alkitab" dalam bagian pendahuluan buku ini akan bermanfaat sementara kita mulai membahas masalah yang ada dalam ucapan yang sulit ini. Teks yang sedang kita bicarakan ini terletak pada bagian penutup sebuah bacaan yang panjang (bab 11-14) di mana Paulus membahas situasi yang bermasalah dalam konteks ibadah. Ia telah membahas kebiasaan yang pantas untuk laki-laki dan perempuan ketika berdoa dan bernubuat (11:2-16); dan kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam Perjamuan Malam (11:17-34); dan akhirnya hakikat, fungsi, penggunaan dan penyalahgunaan karunia-karunia roh (12-14), dengan pemikiran khusus pada fenomena "berkata-kata dengan bahasa roh" dan "nubuat" (14:1-25). Jelas dari konteks langsung (14:26-40) ucapan sulit di atas (14:33-34), bahwa sikap meninggikan dan memuja bahasa roh dari beberapa golongan dalam gereja (lihat bab 26 di atas) menimbulkan ketidakteraturan dan kekacauan dalam ibadah. Karena itu ketika membicarakan jemaat yang berkata-kata dengan bahasa lidah (ayat 27-28), Paulus memerintahkan keteraturan: mereka harus berbicara Page 2

"seorang demi seorang." Bahasa roh itu harus ditafsirkan (ayat 27), karena tanpa penafsiran hal itu akan mengacaukan para pendengar dan membuat mereka bertanya-tanya apakah orang-orang yang berbicara itu sudah gila (14:23). Tanpa seorang penafsir, "hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat" (14:28). Ketika berbicara tentang jemaat yang memiliki karunia untuk bernubuat tentang Injil (14:29-33), keprihatinannya terhadap keteraturan dalam ibadah juga nampak jelas. Mereka harus berbicara "secara bergiliran," tidak bersamaan. Tujuan dari komunikasi lisan adalah "membangun jemaat" (14:26) melalui pengajaran dan penguatan setiap orang (14:31). Tujuan tersebut, menurut Paulus, hanya dapat dilaksanakan jika ada keteraturan dalam jemaat, "Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera" (14:33; lihat juga 14:40). Semua hal di atas menunjukkan bahwa Paulus berurusan dengan kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam ibadah yang menghalangi tujuan Allah dan karena itu perlu diperbaiki. Dalam keadaan semacam ini, teks kita nampaknya tergolong ke dalam kategori "teks korektif" yang tujuannya terfokus pada keadaan lokal. Karena itu ucapan Paulus, "perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat" nampaknya memiliki makna kuasa ("Apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan" 14:37) untuk situasi khusus di Korintus (dan juga situasi-situasi serupa; misalnya, teks yang dibicarakan pada 1 Timotius 2:11-12). Karena itu kita harus berhati-hati untuk tidak melompat pada kesimpulan bahwa perintah Paulus ini memiliki implikasi untuk semua perempuan dalam semua jemaat. Dukungan untuk pembatasan di atas berasal dari tulisan-tulisan Paulus yang lain dan kebiasaan-kebiasaan di jemaat mula-mula yang menunjukkan bahwa partisipasi perempuan secara lisan dalam hal ibadah dan peran pengajaran atau kepemimpinan lainnya diterima dan diakui. Paulus sendiri dalam suratnya yang sama menyatakan keabsahan dan kelayakan perempuan sebagai partisipan penuh dalam doa jemaat dan pemberitaan Injil (11:5, 13). Yang menurut Paulus tidak benar dan tidak dapat diterima adalah mereka melibatkan diri dalam aktivitas ini Page 3

tanpa tudung kepala, karena penolakan terhadap norma budaya / agama. Ini bisa menciptakan penghalang yang besar. Paulus bahkan menyatakan dalam konteks itu bahwa "Jemaat-jemaat Allah" tidak mempunyai kebiasaan yang demikian (11:16), yaitu, kesesuaian tudung kepala bagi perempuan-perempuan yang berdoa dan bernubuat dalam jemaat. Jika Paulus yakin bahwa perempuan harus berdiam diri dalam jemaat dalam pengertian yang menyeluruh dan universal, ia tidak akan menghabiskan begitu banyak waktu (bab 11) untuk memberitahukan kepada perempuan apa yang harus mereka lakukan dengan kepala mereka; ia hanya akan melarang mereka berdoa dan bernubuat dalam pertemuan-pertemuan jemaat (Catatan: Teks-teks Perjanjian Baru lainnya yang berkaitan dengan peranan perempuan dalam jemaat pada jaman itu akan dibahas sehubungan dengan ucapan yang sulit dalam 1 Timotius 2:11-12). Pandangan Paulus yang lebih luas yang mengakui dan membenarkan partisipasi perempuan yang besar dalam jemaat didukung dalam tulisan-tulisan Perjanjian Baru lainnya. Jadi pemberitaan "perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah" (yaitu, pekerjaan penebusan-nya di dalam dan melalui Yesus dari Nazareth Kisah Para Rasu 2:11, 22-36) dalam khotbah Pentakosta Petrus ditafsirkan sebagai pemenuhan nubuat dalam Yoel 2:28-29, yaitu bahwa pada hari-hari terakhir, karena wahyu dari Roh Allah yang tercurah, "Anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat...juga ke atas hamba-hamba-ku laki-laki dan perempuan, akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat" (Kisah Para Rasul 2:17-18). Sehubungan dengan kata-kata nubuat ini dan dimulainya pemenuhan nubuat tersebut pada hari Pentakosta, Lukas menyebutkan dengan sebenarnya bahwa penginjil Filipus mempunyai empat anak perempuan yang melibatkan diri dalam pelayanan nubuat kabar baik (Kisah Para Rasul 21:8-9). Berdasarkan bukti bahwa perempuan-perempuan dalam jemaat yang mula-mula digerakkan oleh Roh Kudus untuk melibatkan diri dalam pelayanan Firman berdampingan dengan laki-laki, kita tidak Page 4

mungkin memahami perintah Paulus ini sebagai perintah yang tegas yang dimaksudkan untuk semua gereja di segala tempat sepanjang waktu. Sebaliknya, perintah ini harus dimengerti dalam konteksnya sendiri (dan konteks-konteks serupa "dalam semua Jemaat orang-orang kudus" 1 Korintus 14:34), sebagai pembahasan sebuah masalah di Korintus yang perlu dipecahkan. Kita telah melihat di atas bahwa masalahnya yang khusus adalah kekacauan, kurangnya keteraturan, dan kebingungan dalam ibadah jemaat. Situasi ini jelas disebabkan oleh pangungkapan karunia bernubuat dan berbahasa roh secara tidak benar (14:26-31). Jadi mungkin sekali nasihat untuk berdiam diri ini sedikit banyak berkaitan dengan partisipasi perempuan dalam penggunaan karunia-karunia ini secara tidak benar. Mungkin perempuan-perempuan dalam jemaat Korintus, karena pengalaman Injil yang membebaskan dari segala macam ikatan budaya dan agama, berdiri di garis terdepan dan berkatakata dengan bahasa roh yang tidak ditafsirkan (glossolalia) dan melakukan pemberitaan nubuat yang antusias, tanpa memberikan kesempatan kepada yang lain. Beberapa orang mungkin terus berbicara sementara yang lainnya bernubuat, menimbulkan kekacauan yang hiruk pikuk di mana tidak seorang pun dapat "diajar dan dikuatkan." Adanya kaitan antara para perempuan yang diminta untuk berdiam diri dengan pengungkapan bahasa lidah dan nubuat yang tidak teratur ini didukung oleh dua rangkaian kalimat yang pararel dalam teks kita. Tentang jemaat yang berkata-kata dengan bahasa roh tanpa penafsiran, Paulus mengatakan, "hendaknya mereka berdiam diri" (14:28). Kemudian, dalam 1 Korintus 14:34, ia menggunakan kata-kata yang tepat sama, "perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan jemaat." Variasi terjemahan dalam versi NIV tidak mencerminkan bahwa kata kerja bahasa Yunaninya (sigao) sama. Kedua, dalam membicarakan masalah bahasa nubuat yang tidak teratur (14:29-32), Paulus sekali lagi mendorong beberapa orang untuk berdiam diri sehingga yang lainnya dapat berbicara. Terjemahan Alkitab Page 5

versi NIV "yang pertama harus berdiam diri" (14:30) sekali lagi tidak mengungkapkan bahwa kata kerja sigao ("tetap diam") digunakan di sini. Tetapi yang lebih penting, ketika memberitahukan kepada para nabi dalam jemaat untuk menyadari bahwa mereka saling tergantung, Paulus mengatakan, "Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi" (14:32). Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan menjadi "takluk kepada" adalah hypotasso. Kata ini sama dengan yang digunakan Paulus dalam 1 Korintus 14:34, di mana ia melanjutkan nasihatnya agar berdiam diri (berdasarkan Alkitab versi NIV) dengan kata-kata, "mereka harus menundukkan diri." Dengan kata lain, para nabi harus menundukkan diri kepada nabi-nabi lain (dan dengan demikian mereka menundukkan diri satu kepada yang lain) di dalam jemaat. Jika perempuan secara menyolok berada dalam kelompok nabi yang dikesampingkan sebagai nabi-nabi yang "tidak teratur," maka dalam 1 Korintus 14:34 Paulus mungkin berbicara kepada mereka secara khusus sehubungan dengan masalah tunduk kepada nabi-nabi ini demi timbulnya damai sejahtera (14:32-33). Kesejajaran dalam perintah untuk "berdiam diri" dan "tunduk" ini memberikan kesan yang kuat bahwa masalah partisipasi yang tidak teratur dalam pemberitaan nubuat dan bahasa roh sangat menonjol di antara perempuan-perempuan yang beriman di Korintus, dan dalam kaitan dengan konteks inilah nasihatnasihat Paulus harus dimengerti. Satu masalah lagi membutuhkan perhatian kita. Apa yang dimaksud dengan "Hukum Taurat" yang mendasari perintah untuk tunduk itu (14:34)? Dengan mengasumsikan bahwa ketaatan yang digambarkan ini adalah ketaatan kepada laki-laki atau suami di dalam jemaat, beberapa orang meneliti Perjanjian Lama yang mungkin mendasari perintah itu. Teks paling umum yang dikutip dari "Hukum Taurat" adalah Kejadian 3:16. Dua faktor bertentangan dengan anggapan ini. Dimana pun Paulus berbicara tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan, ia tidak pernah menyebutkan bacaan ini. Selain itu, jelas dari konteks Kejadian 2-3 bahwa isi Kejadian 3:16, "Engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu" tidak menyatakan rancangan Allah mengenai Page 6

"kepemimpinan laki-laki" melainkan pernyataan keadaan yang terkutuk karena dosa. Tentu saja Paulus mengetahui bahwa pekerjaan penebusan Kristus membebaskan umat manusia dari kutukan Firdaus. Beberapa orang melihat bahwa pernyataan Paulus ("seperti dikatakan oleh Hukum Taurat") mengacu kepada norma-norma Yahudi dan kafir yang membatasi partisipasi perempuan dalam jemaat, dan pembatasan ini terjadi dalam konteks budaya dimana laki-laki dominan. Tetapi Paulus menggunakan kata "tunduk" tanpa mengatakan "kepada siapa." Dengan demikian dugaan bahwa hal ini berarti laki-laki / suami mungkin tidak benar. Paulus lebih mungkin kembali kepada pernyataan bahwa "karunia nabi takluk kepada nabi-nabi." (14:22). Pertanyaan "tunduk kepada siapa atau apa?" kemudian akan terjawab dalam konteksnya: nabi lain, atau prinsip tatanan yang berasal dari Allah (14:33). Prinsip Paulus yang berlaku untuk kehidupan jemaat dan ibadah itu tetap. Apapun yang menghalangi gerakan Injil menimbulkan kekacauan dan bukan pertumbuhan, mengganggu dan bukannya mendorong atau menguatkan orang lain semua ini bertentangan dengan tujuan Allah. Dan selama perempuan-perempuan di Korintus dan di jemaat manapun menggunakan karunia mereka bertentangan dengan tujuan Allah, perintah untuk berdiam diri merupakan kata yang tepat dan berkuasa. Prinsip yang mendasari perintah itu memiliki kuasa atas laki-laki maupun perempuan di semua jemaat. Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformed/artikel/glossolalia03.html Page 7