BABl PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan perkembangan zaman saat ini, mendorong

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Statistik Indonesia menjelaskan sebagai berikut : Lowongan Pencari kerja

BAB I PENDAHULUAN. dibidang usaha, hal ini tentu saja tidak luput dari persaingan antara sesama

BABS PENUTUP. Berdasarkan pembahasan diatas tentang sedikitnya peminat akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Akuntan publik adalah suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang terluas di Asia

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya jumlah akuntan publik yang ada di Indonesia mendapat perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia perekonomian global dan modern. Dengan meningkatnya kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sedemikian pesat baik dari segi jumlah, ukuran, maupun. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. (dalam Iqbal, 2011) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II. TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS. Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified

BAB I PENDAHULUAN. maupun persaingan diantara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan kemajuan pesat dunia teknologi dan informasi, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dari lulusan S1 akuntansi perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. fenomena kebangkrutan perusahaan, seperti kasus Bank Mega skandal Enron

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung memberikan peluang yang semakin beragam untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tenaga kerja sebagai akuntan publik. perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar untuk memilih jurusan. Baik itu berasal dari diri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saat ini profesi Akuntan Publik di Indonesia telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik di Indonesia sebanyak orang dan 55% berdomisili di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, seperti tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun nonbank,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dihadapkan dalam beberapa pilihan hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Jumlah Akuntan Publik Sumber: PPPK Kementerian Keuangan RI (2014),

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya, sedangkan ditinjau dari sudut pandang subjektif karir dipandang. karena seseorang menjadi tua (Wany, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar profesi Akuntan. Pendidikan ini harus

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Profesional, Parental Influence dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan akuntansi di Indonesia dewasa ini kian meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memegang peranan penting dalam kehidupan bisnis di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi seorang lulusan Sarjana Ekonomi jurusan

BAB 1 PENDAHULUAN. mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemilihan sebuah karir bagi mahasiswa akuntansi adalah tahap awal

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN dapat bekerja di negara yang termasuk wilayah tersebut dengan lebih

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Bagi mahasiswa akuntansi pemilihan sebuah karir adalah tahap awal dari

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan dunia bisnis saat ini memberikan lapangan kerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. juga motivasi peneliti melakukan penelitian serta penjelasan mengenai proses

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

UU NO 34 TAHUN 1954 TENTANG PEMAKAIAN GELAR AKUNTAN UU NO 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PMK TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang termasuk Indonesia, telah mempengaruhi pasar tenaga kerja. Perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyumbang penerimaan Negara dalam rangka kemandirian. sehingga banyak terdapat industri-industri dari berbagai sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan berkiprah dalam dunia kerja adalah sarjana ekonomi, khususnya dari jurusan

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

ABSTRAK Nurrahma Aria Rachman,

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan salah satu jurusan favorit di fakultas ekonomi yang banyak diminati

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jenis jasa profesi akuntan publik di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Amerika Serikat telah mendokumentasi penurunan partisipasi di program

BAB I PENDAHULUAN. hal ini menjadi langkah awal untuk meniti masa depan yang lebih baik. Setiap

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan tuntutan masyarakat disektor usaha dan pemerintahan semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) & AKUNTAN PUBLIK

Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September Oleh: MUSTOFA, CA. Anggota Dewan Penasihat IAI

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih kalah dari segi jumlah akuntan dan kualitas. kompetensi akuntan apabila dibandingkan dengan akuntan-akuntan dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memfokuskan diri pada bidang pekerjaan yang nantinya menjadi prioritas

BAB I PENDAHULUAN. untuk memudahkan dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan memiliki karir di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi Akuntan Publik memiliki peranan yang besar untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. persaingan diantara para pelaku bisnis. Berbagai usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan (Accountant)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia kini makin sulit percaya pada kejujuran para akuntan. Skandal skandal

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencetak tenaga yang terdidik dan siap memasuki dunia kerja. di antara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai secara

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung hanya kepada lulusan perguruan tinggi negeri tertentu atau melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Banyak pilihan karir yang dapat dipilih oleh lulusan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik mempunyai peran penting dalam penyediaan informasi

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survey Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

2015 PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR DENGAN KINERJA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mahasiswa. Menurut penelitian Basuki (1999) dalam Benny dan

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

BAB I PENDAHULUAN. publik. Krisis atau menurunnya kepercayaan dari masyarakat terhadap mutu jasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara lain, baik berupa barang, jasa, investasi, modal dan juga sumber

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tata nilai dan budaya yang berlaku di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Substansi Revisi PMK No.25/PMK.01/2014 BANDUNG, 22 JULI 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KONSISTENSI PILIHAN KARIR DIBIDANG AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan salah satu jurusan ekonomi yang paling banyak

Keterangan pemerintah pada sidang kali ini akan kami bagi dalam 3 (tiga) Bagian.

Transkripsi:

BABl PENDAHULUAN 1.1 La tar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan perkembangan zaman saat ini, mendorong perusahaan dan negara untuk memiliki seorang yang mampu beradaptasi dan cakap dalam segala bidang, salah satunya adalah profesi akuntan. Lembaga survey profesional dunia telah melaporkan bahwa ekonomi Indonesia diprediksi akan tumbuh pesat menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia, namun Indonesia masih mengalami kekurangan dalam hal jumlah akuntan yang profesional (Majalah SWA, 05 April 2013). Indonesia adalah negara yang besar, dengan perkembangan ekonomi yang mengesankan dan suber daya alam melimpah, sehingga dibutuhkan banyak akuntan berkualitas. Kebutuhan dunia kerja di Indonesia akan akuntan profesional masih tinggi. Hingga awal tahun 2014, setidaknya 226.000 organisasi di Indonesia yang masih memerlukanjasa akuntan. Dengan asumsi satu organisasi setidaknya butuh mempekerjakan dua orang akuntan, maka akan terbuka peluang bagi 452.000 akuntan profesional. Akuntan profesional yang teregistrasi sebagai anggota IAI hanya sebanyak 15.940 orang. Jumlah ini jauh di bawah akuntan profesional yang ada di negara tetangga. Malaysia memiliki 30.236 akuntan profesional, Filipina mempunyai 19.573 akuntan, Singapura 27.394 akuntan, dan Thailand memiliki 56.125 (Neraca, 30 Januari 2014). Jumlah Akuntan ASEAN tahun 2010 di masing-masing negara yang menjadi anggota TAT hampir 10.000. Hal ini jauh tertingga1 dengan Malaysia

2 27.292, Filipina 21.599, Singapura 23.262, dan Thaiand 51.737. Berdasarkan data Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Kementerian Keuangan jumlah akuntan publik di Indonesia juga tidak kalah memprihatinkan dibandingkan dengan negara tetangga. Dengan hanya bermodal 1. 000 orang akuntan publik pada tahun 2012, Indonesia tertinggal jauh dengan Malaysia 2.500 akuntan publik, Filipina 4.941 akuntan publik, dan Thailand 6.000 akuntan publik (Ikatan Akuntan Indonesia, 14 Maret 2013 ). Pada saat ini profesi akuntan tidak hanya sebagai seorang pencatat transaksi, pengolah transaksi, ataupun sekedar penghasil informasi semata. Profesi akuntan pada saat ini dituntut mampu memberikan suatu nilai tambah terhadap entitas di tempat dia bemaung. Profesi akuntan sendiri bertugas untuk membuat infonnasi keuangan yang bermanfaat bagi banyak pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, hal tersebut menerangkan bahwa betapa pentingnya profesi akuntan dalam dinamika ekonomi global. Profesi akuntan dianggap sebagai suatu urat nadi perekonomian global. Profesi akuntan dinilai sebagai landasan pertumbuhan ekonomi, mengawal pembangunan ekonomi agar semakin efektif dan efisien dengan kekuatan integritas, transparansi, dan akuntabilitas. Infonnasi yang dihasilkan oleh akuntan akan menjadi landasan utama setiap kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh pihak yang berkepentingan. Kehandalan dan kompetensi menjadi suatu keharusan yang harus dimiliki seorang akuntan. Khusus untuk profesi akuntan publik, mereka dituntut untuk mampu menjaga kepercayaan publik dan menjalankan kegiatannya dengan maksimal.

3 Karir sebagai akuntan publik memberikan kesempatan untuk mengembangkan pekerjaan yang menantang dan bervariasi, karena dapat ditugaskan di berbagai tempat dan berbagai perusahaan yang memiliki ciri dan kondisi yang berbeda. Maka tidak salah jika nminat mahasiswa terhadap jurusan akuntansi masih tinggi. Lulusan akuntansi dari perguruan tinggi di Indonesia pada 2010 mencapai angka 35.304. Jumlah ini meningkat drastis dari tahun-tahun sebelumnya, 24.402 lulusan (2009), 25.649 (2008), 27.335 (2007), dan 28.988 (2006) (Neraca, 30 J anuari 2014 ). Data tentang penerimaan pendaftaran SNMPTN 2014 menyatakan bahwa peminat jurusan akuntansi 110.851 orang dan akuntansi adalah jurusan terfavorit nomor 2 setelah manajemen. Di Unair pendaftar prodi akuntansi dinilai terbesar seteleh prodi manajemen yaitu sebesar 3.839 orang (Jawa Pos, 27 Mei 2014). Hal tersebut mencerminkan jurusan akuntansi masih digemari sebagai pilihan sekolah lanjutan. Karir di bidang akuntansi dinilai masih menjanjikan. Tetapi berdasarkan data peminat dan lulusan akuntansi yang tiap tahun selalu meningkat, jumlah peminat terhadap profesi akuntan khususnya akuntan publik masih sedikit. Minat adalah salah satu hal yang membuat seseorang berkeinginan kuat untuk memilih dan menetapkan sesuatu. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah atau keinginan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Minat terhadap jurusan profesi akuntan publik yang tinggi menjadi dasar yang kuat bagi mahasiswa dan lulusan akuntansi untuk tetap memilih akuntan publik sebagai pilihan karir.

4 Menurut Wheelet (1983) dalam Widyasari (2010), profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipandang menjanjikan karena profesi tersebut memberikan tantangan intelektual dan pengalaman belajar yang tidak temilai. Profesi akuntan publik menyediakan peluang kerja yang besar bagi lulusan jurusan akuntansi di Indonesia, tidak mengherankanjika profesi ini diatur oleh pemerintah dari berbagai regulasi yakni Undang-Undang Akuntan Publik. Pada bulan Mei 2011, pemerintah mengeluarkan UU No. 5 Tahun 2011 tentang profesi akuntan publik yang secara jelas memperbaharui dan merevisi beberapa peraturan kembali tentang profesi akuntan publik. Pada awalnya, mahasiswa jurusan akuntansi adalah mahasiswa yang memiliki kesempatan besar untuk langsung melanjutkan program pendidikan akuntansi. Namun, berdasarkan UU No. 5 Tahun 2011, lulusan sarjana dari berbagai macam jurusan dapat menjadi seorang akuntan, yakni akuntan publik manakala sudah mengikuti ujian CPA (Certified Public Accountant). Undang-undang terbaru tentang akuntan publik sedikit banyak membuat mahasiswa dan lulusan program akuntansi yang semula berminat menjadi akuntan publik berpikir kembali untuk meneruskan karir sebagai akuntan publik atau tidak. Mengingat lebih banyak pesaing dalam ujian CPA. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2012) tentang sikap mahasiswa terhadap Undang-Undang akuntan publik, mahasiswa bersikap menerima, menolak, dan netral. Mahasiswa yang menerima berpendapat optimis bahwa lulusan akuntansi tetap bisa bersaing dengan lulusan lainnya karena memiliki kualitas yang bagus. Mahasiswa yang menolak berpikir dengan adanya undang-

5 undang tersebut maim kualitas akuntan publik dari lulusan selain akuntansi dipertanyakan. Dewan Kehormatan Ikatan Akuntansi Publik Indonesia (IAPI), Sukrisno Agoes berpendapat profesi akuntan publik tidak diminati kalangan muda dan fresh graduate (sarjana baru). Faktor yang mempengaruhi sedikitnya minat lulusan mahasiswa akuntansi untuk menjadi akuntan publik yaitu risiko profesi akuntan publik (Kompas 16 Maret 2009). Risiko yang ditanggung sangat besar sedangkan penghasilannya tidak sesuai dengan beban risiko yang ditanggung oleh akuntan publik. Pada akuntan publik terdapat banyak masalah dan tantangan berat, seperti peningkatan risiko dan tanggungjawab, adanya batasan waktu, standard overload, persaingan sesarna KAP, dan teknologi yang semakin canggih yang harus salalu diikuti. Proses yang harus dilalui untuk menjadi akuntan publik juga panjang dan lama. Hal itu mempengaruhi kurangnya peminat profesi akuntan publik. Karena waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk dapat lulus dari Program Studi Akuntansi Strata 1 adalah lebih kurang empat sampai tujuh tahun. Setelah mahasiswa tersebut lulus dan bergelar Sarjana Ekonomi. Setelah itu harus melanjutkan studi ke Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) untuk mendapatkan gelar Akuntan. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) adalah sekitar 9 sampai 24 bulan. Setelah menyelesaikan PPA, mahasiswa akan mendapatkan gelar Akuntan dan mendapatkan Nomor Register Akuntan dari Kementerian Keuangan yang akan dikeluarkan tiga sarnpai empat bulan sejak lulus dari program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA). Setelah

6 memperoleh gelar Akuntan, mahasiswa tersebut berkesempatan untuk mengikuti Indonesia CPA Exam ( Cert~fied Public Accountant) atau biasa disebut Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). USAP diselenggarakan sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang sudah dilakukan Maltus dan Fowler (2009) tentang Persepsi Akuntansi : Sebuah studi kualitatif di New Zealand. Dilandasi dengan semakin menurunnya jumlah peminat dan lulusan akuntansi ditengah semakin banyaknya lowongan kerja atau kebutuhan terhadap profesi akuntan. Faktor yang ditengarai menimbulkan semakin berkurangnya minat pada jurusan akuntansi adalah persepsi akuntansi (informasi yang salah tentang akuntansi dan apa yang akuntan lakukan), tingkat kesenangan dalam akuntansi, faktor karir intrinsik dan ekstrinsik ( faktor intrinsik adalah yang berhubungan dengan kepuasan kerja dan faktor ekstrinsik seperti pasar kerja, pertimbangan keuangan dan karir, biaya menjadi akuntan publik dan citra yang tergambar di media), pengaruh manusia (lima kelompok yang mungkin: orang tua atau pengasuh, ternan, anggota profesional bisnis, instruktur universitas dan guru SMA atau penasihat karir yang dapat mempengaruhi persepsi siswa untuk memilih akuntansi sebagai karir mereka). Dalam penelitian tersebut diambil informan siswa SMA kelas akhir, mahasiswa jurusan non akuntansi, siswa SMA yang terdaftar dalam wajib kursus akuntansi serta penasihat karir dan guru disekolah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian persepsi responden adalah negatif terhadap profesi akuntan. Profesi akuntan dianggap tidak menjanjikan, akuntansi itu kering, kusam, tua dan

7 senus. Hanya dari responden siswa SMA yang terdaftar dalam wajib kursus akuntansi yang memiliki persepsi positifterhadap akuntansi. Dengan banyaknya informasi yang didapatkan dari berbagai media yang menggambarkan sedikitnya jumlah profesi akuntan publik tetapi peminat terhadap akuntansi atau jumlah lulusan jurusan akuntansi yang semakin meningkat di tiap tahunnya maka diperlukan penelitian untuk mengetahuinya. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan mahasiswa jurusan akuntansi strata 2, mahasiswa pendidikan profesi akuntan, praktisi di bidang akuntansi ( akuntan pendidik, akuntan pemerintahan dan akuntan perusahaan). 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana mahasiswa akuntansi, akuntan pendidik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah menanggapi kurangnya peminat profesi akuntan publik? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan kurangnya peminat profesi akuntan publik.

8 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah antara lain : 1. Kontribusi praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan memberikan sumbangan pemikiran empiris untuk memotivasi mahasiswa jurusan akuntansi untuk menjadikan profesi akuntan publik sebagai pilihan karir. 2. Kontribusi teoritis, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan dalam pengembangan teori, terutama tentang kajian profesi akuntan publik. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian diperlukan untuk memberikan batas-batas permasalahan yang akan dibahas, sehingga pembahasan dari judul yang ada tidak meluas. Sesuai dengan judul yang dipilih, maka yang akan dibahas dibatasi menjadi: 1. Informan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi mahasiswa jurusan akuntansi strata 2 dan mahasiwa pendidikan profesi akuntan, akuntan pendidik, akuntan pemerintah dan akuntan perusahaan. 2. Faktor yang dianggap menjadi penyebab sedikitnya peminat profesi akuntan publik adalah: a. Undang-Undang akuntan publik b. Risiko profesi c. Lamanya proses untuk menjadi akuntan publik 3. W11ayah yang digunakan sebagai objek pene1itian ada1ah kota Surabaya.