BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN TAPIN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2014 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KOTA BATU

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G

TUGAS POKOK DAN FUNGSI CAMAT CICALENGKA TUGAS POKOK FUNGSI

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

Uraian Tugas (1) Kepala Satuan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai Tugas Memberikan pedoman dan Pengarahan terhadap usaha penyelenggaraan

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLITAR

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SITUBONDO

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 45 TAHUN2016 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 88 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011

Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1091) ; 3.

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

1. Camat mempunyai tugas pokok : Melaksanakan kewenangan pemerintahan yang. dilimpahkan Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan

- 1 - WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA,

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan meliputi :

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 104 TAHUN 2013 TENTANG

B U P A T I B A L A N G A N

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DUMAI

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan P

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Tugas Pokok dan Fungsi

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Tugas dan Fungsi Kecamatan Katapang

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Adapun tugas-tugas yang dilaksanakan sesuai kewenangan yang diberikan untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut :

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI TAPIN, : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 03 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tapin, maka dipandang perlu mengatur Uraian Tugas Unsur-Unsur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tapin; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 03 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tapin, perlu menetapkan Uraian Tugas Unsur-Unsur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tapin; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Tapin tentang Uraian Tugas Unsur-Unsur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tapin; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 2

8. Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5094); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 04 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tapin; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 03 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tapin; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tapin. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Tapin. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin. 5. Satuan Polisi Pamong Praja adalah bagian perangkat daerah dalam penegakan Peraturan Daerah dan penyelenggara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. 3

6. Polisi Pamong Praja adalah anggota Satuan Polisi Pamong Praja sebagai aparat pemerintah daerah dalam penegakan Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. 7. Ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tenteram, tertib, dan teratur. 8. Perlindungan masyarakat adalah suatu keadaan dinamis dimana warga masyarakat disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan. 9. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Jabatan Fungsional pada Satuan polisi Pamong praja Kabupaten Tapin. BAB II URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI Bagian Kesatu Satuan Polisi Pamong Praja Pasal 2 (1) Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas menegakkan Peraturan Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta Perlindungan Masyarakat. a. menyusun program dan pelaksanaan penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta Perlindungan Masyarakat; b. menyusun kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati; c. menyusun kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah; d. melaksanakan kebijakan Perlindungan Masyarakat; e. melaksanakan koordinasi penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati serta penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah, dan/atau aparatur lainnya; 4

f. melaksanakan pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati; g. membantu pengamanan dan pengawalan Tamu Very Important Person (VIP) termasuk Pejabat Negara atau Tamu Negara; h. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan Pemilihan Umum, Kepala Daerah Provinsi dan Kabupaten serta penyelenggaraan keramaian daerah atau kegiatan yang berskala massal; dan i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. (3) Unsur-unsur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari : a. Sub Bagian Tata Usaha; b. Seksi Penegakan Perundang-Undangan Daerah; c. Seksi Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat; d. Seksi Pengembagan Kapasitas; e. Seksi Sarana dan Prasarana; f. Seksi Perlindungan Masyarakat; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. Bagian Kedua Sub Bagian Tata Usaha Pasal 3 (1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan program dan rencana kegiatan, mengelola urusan ketatausahaan, administrasi kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, keuangan dan pelaporan. a. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan urusan surat-menyurat, pengetikan, penggandaan, kearsipan, pemeliharaan dan akuisisi arsip; b. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan pelayanan adminisrasi perjalanan dinas, akomodasi tamu, keprotokolan dan hubungan masyarakat; c. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan organisasi dan tatalaksana berkenaan dengan uraian tugas, informasi jabatan, sistem dan prosedur kerja; d. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan mutasi kepegawaian yang meliputi pengangkatan dalam 5

jabatan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala pensiun serta urusan mutasi lainya; e. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan pegawai meliputi disiplin pengawasan melekat, kesejahteraan pegawai, pendidikan dan pelatihan, pemberian tanda jasa dan kedudukan hukum pegawai; f. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan penataan administrasi kepegawain meliputi, bezetting formasi, daftar urut kepegawaian, dokumentasi berkas kepegawaian, absensi dan cuti pegawai; g. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan barang, pengadaan, distribusi, pemeliharaan dan koordinasi penghapusan perlengkapan dinas serta fasilitas lainnya; h. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan inventarisasi dan penyimpanan barang sesuai manual administrasi barang; i. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan urusan rumah tangga berkenaan dengan pengawasan dan pemeliharaan gedung, kendaraan dinas, rumah jabatan, penerangan, kebersihan dan keamanan lingkungan Kantor; j. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi; k. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan rencana strategis; l. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan rencana kerja dan rencana kinerja yang meliputi program, kegiatan beserta indikatornya, serta anggaran pelaksanaannya; m. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan pemantauan pelaksanaan program dan kegiatan; n. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan pengolahan laporan realisasi program dan kegiatan; o. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan pembuatan rencana anggaran dan perubahan anggaran kegiatan; p. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan serta laporan pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan keuangan; q. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan pembuatan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran serta memelihara arsip administrasi keuangan; r. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan evaluasi realisasi pendapatan dan belanja untuk keperluan perencanaan tahun anggaran yang akan datang; dan 6

s. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya. Bagian Ketiga Seksi Penegakan Perundang-undangan Daerah Pasal 4 (1) Seksi Penegakan Perundang-Undangan Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan penegakan peraturan perundang-undangan daerah. a. menyiapkan bahan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pembinaan penegakan peraturan perundang-undangan daerah; b. menyiapkan bahan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan sosialisasi dengan instansi terkait kepada masyarakat tentang peraturan perundang-undangan daerah; c. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; d. menyiapkan bahan, melaksanakan dan mengkoordinasikan inventarisasi produk peraturan perundang-undangan daerah; e. mengikuti proses penyusunan peraturan perundangundangan daerah serta kegiatan pembinaan dan penyebarluasan produk hukum daerah; f. melaksanakan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan agar mentaati Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati; g. melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati ke tempat kejadian perkara dan menyusun laporannya; h. melakukan penyidikan terhadap pelanggar Peraturan Daerah dan berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia yang sifatnya pelanggaran pidana; i. menyiapkan bahan, melaksanakan dan mengkoordinasikan inventarisasi dan pembuatan laporan terhadap pelanggaranpelanggaran peraturan perundang-undangan daerah; j. melaksanakan penertiban perizinan daerah; k. melaksanakan pengawasan terhadap bawahan sesuai dengan prinsip pengawasan melekat; l. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk, dan arahan kepada bawahan; 7

m. memberikan saran, pendapat, dan pertimbangan kepada atasan; n. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahannya termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. Bagian Keempat Seksi Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Pasal 5 (1) Seksi Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat mempunyai tugas menyiapkan bahan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pemeliharaan ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. a. menyiapkan bahan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman, ketertiban umum; b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; c. menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d. menyusun pedoman dan petunjuk pelaksana penjagaan, pengamanan, pengawalan dan patroli; e. melaksanakan pembinaan pengamanan operasi dan penertiban serta pengawalan dan patroli; f. melaksanakan pengawalan terhadap pejabat penting (Bupati dan Wakil Bupati); g. bekerjasama dan berkoordinasi dengan Seksi Penegakan Perundang-Undangan Daerah dalam rangka penyelenggaraan ketertiban umum, ketentraman masyarakat, dan penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati; h. membantu pengamanan dan pegawalan tamu Very Important Person (VIP) dan Very Very Important Person (VVIP) termasuk Pejabat Negara dan Tamu Negara; i. melaksanakan pengamanan, pengawasan, dan penertiban aset daerah yang belum teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 8

j. menginventarisasi dan mengindentifikasi potensi gangguan ketentraman dan ketertiban umum serta pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati; k. melakukan pencegahan dini menjalarnya penyakit masyarakat, gangguan ketentraman dan ketertiban umum serta pelanggaran Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati; l. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah dan/atau kegiatan yang berskala massal; m. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah; n. mengawasi aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan Pemerintah/Negara, tempat-tempat usaha yang mempunyai dampak negativ, dan aktivitas masyarakat yang bersifat massal; o. memberikan saran, pendapat, dan pertimbangan kepada atasan; p. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk, dan arahan kepada bawahan; q. mengawasi bawahan sesuai dengan prinsip pengawasan melekat; r. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahannya termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan s. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. Bagian Kelima Seksi Pengembangan Kapasitas Pasal 6 (1) Seksi Pengembangan Kapasitas mempunyai tugas menyiapkan bahan, melaksanakan dan mengendalikan pembinaan dan pengembangan kapasitas personal Satuan Polisi Pamong Praja. a. menyiapkan bahan, melaksanakan dan mengendalikan pembinaan dan pengembangan personil Satuan Polisi Pamong Praja; b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; c. menyusun rencana dan menyiapkan bahan pembinaan kesemaptaan dan pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong 9

Praja Kabupaten dan Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan; d. mengkoordinasikan penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja; e. melaksanakan monitoring dan evaluasi penerapan Standard Operating Procedure (SOP) pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja; f. menyiapkan bahan pelaksanaan pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah (PPNSD) secara berkala; g. mengkoordinasikan dan memfasilitasi peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia Satuan Polisi Pamong Praja; h. melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja; i. menyiapkan bahan, melaksanakan dan mengendalikan pembinaan sikap mental anggota Satuan Polisi Pamong Praja dalam rangka tercapai tujuan Organisasi; j. menyiapkan bahan dan mengkoordinasikan pendidikan dan latihan anggota Satuan Polisi Pamong Praja; k. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk, dan arahan kepada bawahan; l. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan; m. melaksanakan pengawasan terhadap bawahan sesuai dengan prinsip pengawasan melekat; n. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahannya termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan o. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. Bagian Keenam Seksi Sarana dan Prasarana Pasal 7 (1) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas pokok merencanakan dan melaksanakan urusan di bidang sarana prasarana. a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang sarana prasarana; 10

b. menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; c. merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana penunjang operasional Satuan Polisi Pamong Praja, alat pengamanan kerja, seragam dan atribut, serta pos penjagaan Satuan Polisi Pamong Praja; d. melaksanakan pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana penunjang tugas operasional Satuan Polisi Pamong Praja, alat pengamanan kerja, seragam dan atribut serta pos penjagaan Satuan Polisi Pamong Praja; e. melakukan pengendalian dan evaluasi penggunaan sarana dan prasarana penunjang tugas operasional Satuan Polisi Pamong Praja; f. menginventarisir dan mendokumentasikan serta memutakhirkan validasi data aset di daerah Satuan Polisi Pamong Praja; g. mengkoordinasikan, menyiapkan bahan dan melaksanakan inventasisasi dan penyimpanan barang sesuai manual administrasi barang; h. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk, dan arahan kepada bawahan; i. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan; j. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Seksi Sarana dan Prasarana; k. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahannya termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3);dan l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. Bagian Ketujuh Seksi Perlindungan Masyarakat Pasal 8 (1) Seksi Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas mengumpulan bahan, menyusun petunjuk teknis dan melaksanakan urusan di bidang perlindungan masyarakat. a. merencanakan dan menyiapkan bahan perumusan kebijakan dibidang pembinaan dan pemberdayaan satuan perlindungan masyarakat serta pencegahan dan penanggulangan bencana; 11

b. merencanakan, mengatur dan mengawasi terselenggaranya pendataan, peningkatan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan rakyat terlatih serta pelaporannya; c. merencanakan, mengatur dan mengawasi terselenggaranya penyiapan data potensi, pengarahan dan pengendalian potensi rakyat terlatih dalam rangka penanggulangan dan penyelamatan terhadap timbulnya bencana; d. membina kelembagaan dan meningkatkan keterampilan Sumber Daya Manusia, Perlindungan Masyarakat Desa/Kelurahan untuk ikut serta memelihara keamanan, ketentraman, dan ketertiban masyarakat; e. melakukan pembinaan anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) Desa/Kelurahan dalam kegiatan sosial masyarakat; f. menginventarisir permasalahan di bidang Perlindungan Masyarakat serta menyiapkan bahan pemecahannya; g. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan; h. memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan; i. melakukan monitoring dan evaluasi kinerja Seksi Perlindungan Masyarakat; j. membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahannya termasuk memberikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); dan k. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. Bagian Kedelapan Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 9 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Kantor sesuai dengan keahlian dan kebutuhan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Tapin Nomor 05 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Unsur Unsur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tapin (Berita 12

Daerah Kabupaten Tapin Tahun 2009 Nomor 05), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tapin. Ditetapkan di Rantau pada tanggal 01 Agustus 2013 BUPATI TAPIN, Diundangkan di Rantau pada tanggal 01 Agustus 2013 ttd SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TAPIN, M. ARIFIN ARPAN ttd RAHMADI BERITA DAERAH KABUPATEN TAPIN TAHUN 2013 NOMOR 17 13