JST Kesehatan, Juli 2016, Vol.6 No.3 : ISSN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA SUKU MORONENE BOMBANA SULAWESI TENGGARA

dokumen-dokumen yang mirip
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Nabila Suleman 1, Rahma 1,.A.Ummu Salmah )

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 2010 SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRACT

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. indikator dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

Daftar Pustaka : 44 ( ) Kata Kunci : Perilaku Bidan, Inisiasi Menyusu Dini

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

MASALAH DAN STRATEGI PENINGKATAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF DI INDONESIA. Ratih Putri Damayati 1 1 Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ekologi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF. Risa Devita Akademi Kebidanan Aisyiyah Palembang

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Susmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu 2013

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

ANALISIS PENGARUH ASPEK HUKUM, PERAN BIDAN DAN HAK ANAK TERHADAP PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP MOTIVASI IBO MEMBERI ASI PADA BAYI 0-6 BULAN. mira HP Abstrak

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 7 12 BULAN DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH BIDAN TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOSARI SURAKARTA

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

DETERMINAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGARABOMBANG KABUPATEN TAKALAR

Disusun Oleh : NOVIC ISMAN J PROGRAM FAKULTAS

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Menyusui secara Eksklusif di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CILACAP TENGAH I KABUPATEN CILACAP TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Relationship of Knowledge and Attitude among Midwives with the Implementation of Early Initiation of Breastfeeding in Badung Regency

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

Transkripsi:

JST Kesehatan, Juli 2016, Vol.6 No.3 : 292 297 ISSN 2252-5416 PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA SUKU MORONENE BOMBANA SULAWESI TENGGARA The Giving of Exclusive Breatsfeeding to Moronene Ethnics of Bombana Southeast Sulawesi Ratnawati 1, Indar 2, Burhanuddin Bahar 3 1 Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana Propinsi Sulawesi Tenggaara (email : ratnawatiskm@yahoo.co.id ) 2 Bagian AKK, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Unhas Makassar (email: indar.sh@gmail.com) 3 Bagian Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Unhas Makassar (email : burbahar49@yahoo.com ) ABSTRAK Rendahnya cakupan ASI Eksklusif di Indonesia disebabkan oleh faktor Sosial Budaya, kurangnya pengetahuan ibu, kurangnya dukungan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan maupun pemerintah, Penelitian ini bertujuan menguji berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif pada Suku Moronene Bombana Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan desain penelitian survey analitik dan pendekatan potong lintang. Sampel penelitian sebanyak 144 ibu yang mempunyai bayi berumur diatas 6 bulan. Tekhnik penyampelan yang digunakan yaitu sampel acak proporsional sehingga diperoleh sampel yang mewakili seluruh desa/wilayah kerja Puskesmas Rumbia. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan data sekunder melalui kajian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif masih tergolong sangat rendah (16,0%). Ada hubungan antara pengetahuan dan dukungan sosial dengan pemberian ASI Eksklusif (p= 0,000), Sosial Budaya merupakan variable yang palin berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif (p = 0,000, B = 3,841), sedangkan faktor sosial demografi ibu (usia ibu dan paritas) tidak berhubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif. Kata Kunci: ASI eksklusif, suku moronene, bombana ABSTRACT Low coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia are caused by socio-cultural factors, lack of knowledge of the mother, lack of family support, community, health and government officials. The aim of the research is to examine various factor affecting the giving of exclusive breastfeeding to Moronene Ethnics of Bombana, Southeast Sulawesi The research was a quantitative study with survey analytic design and cross sectional approach design. The sample consisted of 144 samples of mother having infants above 6 months old. They were selected using proportional random sampling technique and they represent all villages in the work area of Rumbia Health Center. The primary data were collected through interview and secondary data were obtained through library study. The results of the research indicate that exclusive breastfeeding is very low (16,0%). There is a correlation between knowledge, social support and exclusive breastfeeding (p=0.000), Socio -cultural factor has the most dominant effect on exclusive breastfeeding (p=0.000, B = 3.841), while socio-demographical factor of mothers (mothers age and parity) does not have a significant correlation with exclusive breastfeeding. Keywords: Exclusive breastfeeding, moronene ethnic, bombana PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) menganjurkan bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, dan pemberian ASI dilanjutkan dengan didampingi makanan pendamping ASI (MP -ASI) selama 2 tahun pertama. Pemerintah Indonesia sendiri telah mencanangkan anjuran WHO sejak tahun 2004. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak (Kementerian Kesehatan RI, 2014). 292

ASI eksklusif, suku moronene, bombana ISSN 2252-5416 Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000 KH menurun dari 20 per 1000 KH di tahun 2007 dan 23 per 1000 KH berdasarkan hasil SDKI 2002. Di Bombana angka kematian neonatal (AKN) sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian bayi (AKB) sebesar 8 per 1000 KH dan angka kematian balita (AKABA) sebesar 9 per 1000 KH pada tahun 2013 (Dinkes Kab. Bombana, 2014). Pada tahun 2015 angka kematian mulai berkurang yaitu AKN sebesar 10 per 1000 KH, AKB sebesar 5 per 1000 KH dan AKABA sebesar 6 per 1000 KH (Dinkes Kab. Bombana, 2015). Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 56% kematian bayi. Waktu pertama kali mendapatkan ASI segera setelah lahir secara bermakna meningkatkan kesempatan hidup bayi. (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Hasil penelitian Edmond et al (2006), menyatakan inisiasi menyusui bayi secara dini dapat menurunkan kematian neonatal 16,3% jika semua bayi menyusui pada hari pertama lahir dan sebesar 22,3% jika inisiasi berlangsung dalam jam pertama. Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi hingga berusia 6 bulan. Walaupun proporsi bayi yang pernah mendapat ASI cukup tinggi yaitu 95,7%, namun proporsi ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih rendah yaitu 32,4% (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Hasil Riskesdas 2013 menyatakan bahwa persentase IMD (Inisiasi Menyusu Dini) pada anak umur 0-23 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 34,5%. Persentase cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 54,3%, sedikit meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI Eksklusif di Sulawesi Tenggara Tahun 2014 sebesar 53,3%, Kabupaten Bombana sebesar 56,42% (2014) dan 57% (2015), sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Rumbia hanya 23% (2015), ini menggambarkan cakupan pemberian ASI eksklusif tingkat nasional, propinsi dan kabupaten masih dibawah target yaitu 80% pada tahun 2015 (Dinkes Kab. Bombana, 2014; Puskesmas Rumbia, 2015). Breatsfeeding Global report World Health Organization (WHO) (2012), bahwa target pencapaian cakupan pemberian ASI Eksklusif global minimal 50% pada tahun 2025, faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya pencapaian cakupan ASI ekskulsif yaitu sosial budaya, sistem kesehatan dan kebijakan politik. Beberapa penelitian lain tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada bayi antara lain, penelitian yang dilakukan Afifah (2007), menemukan bahwa pengetahuan budaya lokal dapat menghambat praktik Hasil penelitian Satino & Setyorini (2014), menunjukkan bahwa faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, perilaku dan lingkungan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Penelitian lain oleh Suratno (2011), di Padang bahwa dukungan suami mempunyai pengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif. Penelitan Hector (2004), menunjukkan sigfinikansi yang lebih besar dari faktor sosial, budaya dan lingkungan dalam mempengaruhi keputusan ibu untuk menyusui, berapa lama menyusui dan Faktor Sosial budaya dan lingkungan memberikan kontribusi besar terhadap masalah kesehatan dalam mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi Dengan demikian diperlukan suatu kajian untuk menguji berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif pada Suku Moronene Bombana Sulawesi Tenggara BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan survey analitik cross sectional study (Sugiono, 2014). Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi diatas 6 bulan di Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Populasi target adalah jumlah ibu yang mempunyai bayi diatas 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Rumbia sebanyak 231 ibu. Sampel sebanyak 144 orang yang dipilih secara proportional random sampling 293

Ratnawati ISSN 2252-5416 yang telah memenuhi kriteria inklusi yaitu Ibu yang memiliki bayi diatas 6 bulan, tercatat dalam buku register puskesmas Rumbia, bersedia menjadi responden dan bayi lahir dengan kondisi normal dan sehat. Metode Pengumpulan Data Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap responden dengan berpedoman pada kuesioner dan data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi tambahan yang mendukung pertanyaan dalam kuesioner. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu Puskesmas Rumbia dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana Analisa Data Analisa data dilakukan dengan program SPSS 21 for Window dan uji statistik dengan menggunakan uji univariat (frekuensi), bivariat (odds Rasio) dan multivariat (regresi logistik berganda). HASIL Tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang menyatakan ada faktor sosial budaya yang menghambat pemberian ASI Eksklusif yaitu 90 responden (96,8%) dibandingkan yang menyatakan ada faktor sosial budaya yang menghambat pemberian ASI Eksklusif yaitu 31 responden (60,8%). Responden yang memberikan ASI Eksklusif lebih banyak menyatakan tidak ada faktor sosial budaya yang menghambat pemberian ASI Eksklusif yaitu 20 responden (39,2%) dibandingkan yang menyatakan ada faktor sosial budaya yang menghambat pemberian ASI Eksklusif yaitu 3 responden (3,2%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,00 (p<0,05) yang berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan sosial budaya dengan status Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai kelompok umur kurang dari 25 tahun yaitu 19 responden (86,4%) dibandingkan kelompok umur lebih dari atau sama dengan 25 tahun yaitu 102 responden (83,6%). Res ponden yang memberikan ASI Eksklusif lebih banyak mempunyai kelompok umur lebih dari atau sama dengan 25 tahun yaitu 20 responden (16,4%) dibandingkan kelompok umur kurang dari 25 tahun yaitu 3 responden (13,6%). Hasil uji fisher's exact diperoleh nilai p=1,000 (p>0,05) yang berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan usia ibu dengan status Ini berarti bahwa tidak ada perbedaan antara umur kurang dari 25 tahun dan lebih atau sama dengan 25 tahun terhadap Tabel 1. Hubungan Sosial Budaya Dengan Tabel 2. Hubungan Kelompok Umur Dengan Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai paritas multipara yaitu 78 responden (84,8%) dibandingkan paritas primipara yaitu 43 responden (82,7%). Responden yang memberikan ASI Eksklusif lebih banyak mempunyai paritas primipara yaitu 9 responden (17,3%) dibandingkan paritas multipara yaitu 14 responden (15,2%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,742 (p>0,05) yang berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan paritas dengan status pemberian ASI Eksklusif. Tabel 4 menunjukkan bahwa responden yang menyatakan dukungan sosial kurang dalam pemberian ASI Eksklusif yaitu 70 responden (94,6%) dibandingkan yang menyatakan 294

ASI eksklusif, suku moronene, bombana ISSN 2252-5416 dukungan sosial cukup dalam pemberian ASI Eksklusif yaitu 51 responden (72,9%). Responden yang memberikan ASI Eksklusif lebih banyak menyatakan dukungan sosial cukup dalam pemberian ASI Eksklusif yaitu 19 responden (27,1%) dibandingkan yang menyatakan dukungan sosial kurang dalam pemberian ASI Eksklusif yaitu 4 responden (5,4%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,00 (p<0,05) yang berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan sosial dengan status Tabel 3. Hubungan Paritas Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Tabel 4. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 85 responden (95,5%) dibandingkan yang mempunyai pengetahuan cukup yaitu 36 responden (65,5%). Responden yang memberikan ASI Eksklusif lebih banyak mempunyai pengetahuan baik yaitu 19 responden (34,5%) dibandingkan yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 4 responden (4,5%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,00 (p<0,05) yang berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan status Tabel 5. Hubungan Pengetahuan Dengan PEMBAHASAN Penelitian ini menemukan bahwa pemberian ASI Eksklusif pada Suku Moronene di Wilayah Bombana hanya sebesar 16,0%, angka ini jauh di bawah angka nasional sebesar 54,3% (Kementerian Kesehatan RI, 2014) dan masih jauh dari target nasional sebesar 80%. Pengasuh juga sangat berperan dalam keberhasilan ASI Eksklusif, terutama anak yang diasuh oleh nenek atau keluarga yang biasanya lebih berperanan dalam pengasuhan anak termasuk pemberian ASI dan makanan pendamping ASI (MP -ASI). Perilaku pemberian ASI pada Suku Moronene mulai dari persiapan ASI pada masa kehamilan dengan menganjurkan makan makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI seperti sayuran daun hijau dan kacang-kacangan. Pemberian ASI dilakukan di tempat tertutup karena payudara adalah simbol malu yang hanya suami dan anak yang boleh melihatnya. Perilaku ini hampir sama yang dilakukan oleh etnik mandar dan jawa (Hamzah, 2013). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar ibu telah memberikan ASI kepada bayinya, ini menggambarkan bahwa pengetahuan ibu tentang pemberian ASI cukup, namun disisi lain masyarakat mempunyai kebiasan dan pola pengasuhan pemberian ASI Eksklusif yang keliru. Pada Suku Moronene, ibu bersalin memberikan bayinya minuman lain selain ASI seperti air tajin, air putih, madu, susu formula sebelum ASI keluar, bahkan usia sebulan bayi sudah diberi bubur tepung, bubur nasi, pisang yang dilumatkan dan lain-lain. Walaupun pada masyarakat tradisional pemberian ASI bukan merupakan permasalahan yang besar karena pada umumnya ibu memberikan bayinya ASI, namun yang terjadi 295

Ratnawati ISSN 2252-5416 permasalahan adalah pola pemberian ASI yang tidak sesuai dengan konsep medis. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Afifah (2007), menemukan bahwa ibu memiliki pengetahuan budaya lokal berupa ideologi makanan untuk bayi yang menghambat praktik Pada beberapa masyarakat tradisional di Indonesia, kita bisa melihat konsepsi budaya yang terwujud dalam perilaku berkaitan dengan pola pemberian makan pada bayi yang berbeda dengan konsepsi kesehatan modern (Roesli, 2010). Kompleksitas aspek budaya dan keterkaitannya dengan tindakan pemberian ASI Eksklusif mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kebiasaan dan kemampuan-kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian dalam meningkatkan pencapaian program pemberian ASI Eksklusif senantiasa perlu mengintegrasikan keseluruhan aspek budaya yang berkembang dalam masyarakat (Ludin, 2009). Meskipun secara persentase terdapat hubungan positif, namun berdasarkan analisa secara statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang berrmakna. Hal yang menyebabkan tidak terdapatnya hubungan antara usia ibu dengan pemberian ASI eksklusif karena terdapat perbedaan yang estrim antara jumlah ibu yang berusia <25 tahun dan yang berusia 25 tahun. Penelitian senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahriani (2013), menyatakan bahwa tidak terdapatnya hubungan antara usia ibu dan ASI eksklusif. Penelitian di Kanada yang dilakukan oleh Kuan et al (1999), menunjukkan ibu yang berusia <25 tahun memiliki kemungkinan 2,3 kali lebih besar untuk gagal ASI eksklusif. Terdapat beberapa faktor yang memberikan konstribusi terhadap rendahnya pemberian ASI eksklusif pada ibu yang berusia lebih muda yaitu pengetahuan yang lebih sedikit mengenai ASI, kurangnya dukungan sosial untuk menyusui, dan belum adanya pengalaman menyusui (F ahriani, 2013). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara paritas primipara dan multipara terhadap praktik pemberian ASI Eksklusif, ini kemungkinan terjadi karena meskipun paritas responden primipara ataupun multipara, para ibu tetap tidak dapat memberikan ASI secara eksklusif karena kesibukan maupun keadaan kondisi tubuhnya. Hasil penelitian yang sama oleh Fahriani (2013), menemukan bahwa tidak adanya hubungan antara paritas dengan Hasil penelitian berbeda yang dilakukan di Inggris tahun 2008 menemukan kelompok ibu primipara memiliki kecenderungan 1,25 kali untuk berhenti menyusui eksklusif. Penelitian di Libanon oleh Al-Sahab et al (2008), menemukan kelompok ibu multipara memiliki kemungkinan 2,6 kali lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian ini secara statistik menggambarkan hubungan positif, dukungan sosial terhadap pemberian ASI Eksklusif yaitu ibu yang mendapatkan dukungan sosial yang cukup dari suami atau keluarga, memberikan ASI Eksklusif 4,7 kali dibandingkan dengan ibu yang kurang mendapat dukungan sosial. Sejalan dengan hasil penelitian oleh Ramadani & Hadi (2010), menyatakan bahwa Ibu yang mendapat dukungan suami berpeluang memberikan ASI eksklusif 2 kali. Studi di Australia menemukan keberhasilan praktek pemberian ASI eksklusif 1,5 kali lebih besar bila didukung oleh suami (Susin, 2004). Temuan yang sama, keberhasilan pemberian ASI eksklusif 2,9 lebih besar pada kelompok ibu yang mendapat dukungan suami. Dukungan suami memberikan peluang kepada ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif (Hariyani, 2008; Ramadani & Hadi, 2010). Rendahnya pengetahuan ibu menyebabkan persepsi dan anggapan yang salah seputar ASI. Hal tersebut mengakibatkan tingginya angka kegagalan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini senada dengan hasil penelitian Wulandari dkk yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif. Penelitian lain di Ohio tahun 1999 yang menilai manfaat pemberian edukasi ASI di rumah sakit kepada ibu-ibu yang baru melahirkan menemukan sebanyak 85% ibu merasa terbantu dengan pemberian edukasi ASI. Sebanyak 44% ibu berinisiatif melakukan konsultasi dengan konselor laktasi. Konseling ASI meningkatkan pemberian ASI eksklusif (Kuan et al., 1999). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas 296

ASI eksklusif, suku moronene, bombana ISSN 2252-5416 Rumbia tergolong masih rendah (16%), Faktor sosial budaya, dukungan sosial dan pengetahuan ibu mempunyai hubungan bermakna terhadap Tidak ada hubungan bermakna sosial demografi ibu (usia ibu dan paritas) terhadap Faktor sosial budaya paling besar pengaruhnya terhadap Disarankan agar pemangku kepentingan bidang kesehatan lebih meningkatkan lagi upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif melalui kegiatan konseling, penyuluhan yang langsung kepada masyarakat dan mengoptimalkan fungsi Posyandu sebagai wadah penyuluhan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Afifah. (2007). Faktor -faktor yang Berperan dalam Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif (Studi Kualitatif di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Universitas Diponegoro Semarang. Al-Sahab B. et al. (2008). Predictors of breastfeeding in a developing country: result of a prospective cohort study. Public Health Nutrition. Dinkes Kab. Bombana. (2014). Profil Kesehatan Kabupaten Bombana tahun 2014: Dinkes dan KB Kabupaten Bombana. Dinkes Kab. Bombana. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Bombana. Bombana: Dinkes dan KB Kab. Bombana. Edmond K. et al. (2006). Delayed Breastfeeding Initiation Increases Risk of Neonatal Mortality. Journal American Academy of Pediatrics, Volume 117, Number 3. Fahriani R. (2013). Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Cukup Bulan Yang Dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Di Salah Satu Rumah Sakit Sayang Bayi Di Jakarta. Universitas Indonesia, Jakarta. Hamzah A. (2013). Sosiologi Pengasuhan Anak. Makassar: Masagena Press. Hariyani. (2008). Pola pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Puskesmas Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2008. (Tesis), Universitas Indonesia, Depok. Hector D. et al. (2004). Overview of recent reviews of interventions to promote and support breastfeeding. sydney: NSW Centre for Public Health Nutrition. Kementerian Kesehatan RI. (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan dasar. Jakarta: Kemenkes RI. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kemenkes RI. Kementerian Kesehatan RI. (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Kuan L. et al. (1999). Health System Factors Contributing To Breatsfeeding Succes Pediatrics. Ludin H. B. (2009). Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Tindakan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru. (Pascasarjana), Universitas Sumatra Utara, Medan. Puskesmas Rumbia. (2015). Profil Kesehatan Puskesmas Rumbia Tahun 2015. Bombana: Puskesmas Rumbia. Ramadani M. & Hadi E. N. (2010). Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang, Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 4 No. 6,. Roesli U. (2010). Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda. Satino & Setyorini Y. (2014). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Primipara Di Kota Surakarta Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, hlm 106-214. Sugiono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suratno. (2011). Hubungan Antara Dukungan Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Andalas, Padang. Susin. (2004). Inclusion of fathers in an intervenstion to promote breasfeeding impact on breasfeeding rates. Journal of Human Lactation. World Health Organization (WHO). (2012). Exclusive Breatsfeeding global. 297