BAB IV ANALISIS APLIKASI KONESP EKSISTENSI PROFETIK KUNTOWIJOYO. Dunia yang senantiasa berkembang, berkonsekuensi pada perubahan realitas,

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS NILAI-NILAI PROFETIK BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Atas Pemikiran Kuntowijoyo)

MENGEMBANGKAN DESA KEBANGSAAN UNTUK MEMENANGKAN MASA DEPAN INDONESIA Oleh: Jabrohim Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta A.

MEWUJUDKAN ISLAM BERKEMAJUAN YANG BERCORAK RAHMATAN LIL ALAMIN. Oleh: Dahnil Anzar Simanjuntak, SE., ME. (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah)

SILABUS. III. Skema Perkuliahan No Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Kegiatan Perkuliahan 1.1 Mendeskripsikan Ilmu Sosial Profetik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pergeseran yang signifikan dalam berbagai bidang (sosial, budaya, agama, ilmu pengetahuan, dan teknologi).

GRAND DESIGN KETUA UMUM IMM KOMISARIAT FIK UMS TRANFORMASI GERAKAN PROFETIK

BAB I PENDAHULUAN. dan hasil dari proses pendidikan berupa manusia yang berkualitas. Manusia

dengan mencermati bahwa praktik dan gagasan seni rupa Islam di nusantara ternyata bisa dimaknai lebih terbuka sekaligus egaliter. Kesimpulan ini terba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pesan Profetik dalam Buku Puisi Rajah Negeri Istigfar Karya Mathori A Elwa (Kajian Hermeneutik Tawil)

PENDEKATAN ILMU SOSIAL PROFETIK DALAM Khanif MEMAHAMI Maksum MAKNA AYAT-AYAT AL-QUR AN. Irwanto (Dosen PAI STIA Alma Ata Yogyakarta) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEOLOGI DAN PEMBANGUNAN (Sebuah Analisa Filosofis) Oleh: Muhammad Iqbal Noor

BEDAH BUKU PENDIDIKAN PROFETIK: REVOLUSI MANUSIA ABAD 21. Oleh: Ajat Sudrajat Ilmu Sejarah FIS UNY, 10 Agustus 2011.

DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU

Seminar Publik. Jelang. dan MUKTAMAR AISYIYAH KE-47 & AISYIYAH SATU ABAD PEREMPUAN. terhadap ١٦/٠٦/٣٦ MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-47

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

Lihat Musa, M. Yusuf. 1988: 131, Ya qub, Hamzah. 1988:11, Marzuki, M.Ag. Dr. 2009

BAB I MENELUSURI EPITEMOLOGI SOSIAL PROFETIK KUNTOWIJOYO. dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Seperti yang dijelaskanrunnes dalam kamusnya

Seminar Pendidikan Agama Islam

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

BAB I PENDAHULUAN. urgensi sebagai pemeran utama dalam menyampaikan nilai nilai ajaran


MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

RJNGKASAN DISERTASI. (Studi Karya-karya Ahmad Tohari) Oleh. Drs. Mob. Rogib,.M.Ag / S3 PRO MOTOR DJSERTASI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa

BAB I PENDAHULUAN. penutup para rasul yang sudah-sudah sehingga menjadi penyempurna

Assyari Abdullah, S.Sos.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan judul Pendidikan Islam Berwawasan kebangsaan menurut perspektif KH.

BAB I PENDAHULUAN. tentang Tuhan yang bahasannya sangat teosentris. Namun, dalam

ISLAM DAN DEMOKRASI. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 13Fakultas.

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sering menjadikan manusia putus asa. Persoalan-persoalan tersebut. dari adanya perubahan-perubahan sosial di masyarakat.

KONSEP PENDIDIKAN. Imam Gunawan

Pendidikan Agama Islam

KONTRIBUSI PENDIDIKAN ISLAM PROFETIK PENGEMBANGAN RELIGIUSITAS (TELAAH PEMIKIRAN KUNTOWIJOYO)

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

makalah sarasehan februari 2011 PARADIGMA PROFETIK - MUNGKINKAH? PERLUKAH? -

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

Sumber Ajaran Islam. Informatika. DR. Rais Hidayat.

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya Tuhan yaitu Allah SWT bukan kepada selain-nya. Dakwah Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

02/07/2014. Norma Sari, S.H.,M.Hum Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah

Pendidikan Agama Islam

SEKAPUR SIRIH. Bismillahirrahmanirrahim

BAB II LANDASAN TEORI. adalah Aristoteles dalam tulisannya yang terkenal Poetica. Menurut Aristoteles,

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

ALIRAN PENDIDIKAN PROGRESIVISME DAN KONTRIBUSINYA DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PANCASILA DI INDONESIA

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Pendidikan Agama Islam

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan penelitian yang berjudul PENDIDIKAN. ISLAM INTEGRATIF (Konsep Keilmuan Universitas Islam Negeri Sunan

BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM. maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sosialisme Indonesia

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

PARADIGMA PROFETIK: Pembaruan Basis Epistemologi Ilmu Hukum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. tesis ini yang berjudul: Konsep Berpikir Multidimensional Musa Asy arie. dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam, sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN RIFFAT HASSAN DAN MANSOUR FAKIH TENTANG KESETARAAN JENDER DALAM ISLAM: SEBUAH PERBANDINGAN

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SOSIOLOGI STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. andil pada perubahan sistem dan tata nilai dalam masyarakat Islam.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

PARADIGMA ISLAM DAN TRANSFORMASI SOSIAL (Studi Pemikiran Kuntowijoyo) Oleh

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen

File di download dari Media Pendidikan Dr. Hujair AH Sanaky

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. 1. PERMASALAHAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

KONTRUKSI SOSIAL DARI TEORI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL. Oleh : Dr. Purwowibowo, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

III. METODE PENELITIAN

PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

SITI MEGAWATI NIM:

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah,

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB II KAJIAN KONSEP CIVIL SOCIETY

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. agama. Media massa merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam

BISYRON MUHTAR NBM SEKRETARIS PWM JATENG

Transkripsi:

78 BAB IV ANALISIS APLIKASI KONESP EKSISTENSI PROFETIK KUNTOWIJOYO Dunia yang senantiasa berkembang, berkonsekuensi pada perubahan realitas, baik yang tampak ataupun tidak tampak. Manusia pun mau tidak mau, suka tidak suka harus mampu menyesuaikan diri atau berdinamisasi dengan perkembangan global yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta industrialisasi yang massif. Transformasi (perubahan) sosial manusia guna menyelaraskan dengan tuntutan zaman, tentunya, harus tetap dalam bingkai transendental. Relevansi manusia dalam merespon perubahan dunia yang begitu dahsyat menjadi sebuah tuntutan. Bahwa saat ini umumnya, Tuhan seakan-akan yang telah kehilangan kemampuan untuk merespon secara kreatif perubahan manusia. Jika manusia dalam keadaan kebingungan, kefrustasian, dan pada akhirnya memunculkan reaksi destruktif, konflik, dan kekerasan. Dengan kata lain, manusia gagal dalam keberadaannya. Menurut Kuntowijoyo, pemahaman terhadap nilai transendental, lebih khusus lagi pada aspek teologi memerlukan penafsiran-penafsiran baru dalam rangka memahami realitas yang senantiasa berubah. Usaha melakukan reorientasi pemahaman transendental, baik secara individual maupun kolektif adalah untuk 78

79 menyikapi kenyataan-kenyataan empiris menurut perspektif ketuhanan. 110 Jadi, manusia membutuhkan Tuhan, dengan ajaran agama yang perlu diberi interpretasi atau tafsir baru dalam rangka memahami realitas. Tafsir baru dalam rangka memahami realitas ini dapat dilakukan dengan cara mengelaborasi ajaran agama ke dalam bentuk suatu teori sosial. Ini dipilih karena akan mampu merekayasa perubahan melalui bahasa yang obyektif dan lebih menekankan bahwa bidang garapannya lebih bersifat empiris, historis, dan temporal. Ruang lingkup yang menjadi sasaran dari teori sosial ini adalah pada rekayasa untuk transformasi sosial. Maka munculah konsep ilmu sosial yang dicetuskan oleh Kuntowijoyo, yaitu Ilmu Sosial Profetik untuk memahami keberadaan manusia dalam realitasnya. Ilmu Sosial Profetik adalah Ilmu sosial yang tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tetapi juga mengandung muatan nilai-nilai, dari cita-cita perubahan yang di idamkan manusia untuk memahami eksistensinya. Seperti tercermin dalam surat Ali Imran ayat 110; 110 Kuntowijoyo, Islam Sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi, dan Etika (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2007), 84.

80 Artinya: Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah 111 adalah: Tiga muatan nilai sebagai karakterik Ilmu Sosial Profetik dari ayat di atas 1)humanisasi (menyuruh kepada yang ma ruf atau menegakkan kebaikan), 2) liberasi (mencegah kemunkaran) 3) transendensi (beriman kepada Allah). Sebagaimana pemikiran Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo ini diilhami oleh tulisan-tulisan Muhammad Iqbal dan Roger Garaudi. Dalam buku Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam karya Iqbal, diungkapkan pengalaman Nabi 111 Departemen Agama RI, Al-Qur an Al-Jumanatu Ali dan Terjemahannya (Bandung : J- ART, 2005), QS. Ali-Imran, 110.

81 Muhammad yang telah sampai ke tempat yang paling tinggi, yang menjadi dambaan setiap insan, tetapi Nabi Muhammad tetap kembali ke dunia untuk menunaikan tugastugas kerasulannya. Nabi Muhammad menjadikan pengalaman itu sebagaikekuatan psikologis untuk mengubah kemanusiaan. Sunnah nabi ini yangdinamakan etika profetik. Dari Roger Garaudy, konsep filsafat profetik-nyalah Kuntowijoyo, Islam yang mengilhami Kuntowijoyo, yaitu anjuran agar umat manusia memakai filsafat kenabian dari Islam dengan mengakui wahyu, karena filsafat barat sudah membunuh Tuhan dan manusia. 112 Yang berkesinambungan dengan pemaknaan atas ayat Al Qur an yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo di atas, ditempatkan sebagai cara atau metode penerapan nilai transendental dalam realitas kehidupan empirik. Jadi, bagaimana sebuah makna itu berhubungan dengan penyelesaian problem kehidupan. 113 Menanggapi konsep Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo nilai humanisme adalah memanusiakan manusia atau ada unsur kemanusiaan, agar tidak terjadi dehumanisasi, aplikatifnya dengan adanya nilai profetik ini menunjukan bahwa 112 Roger Garaudy, Janji-janji Islam, alih bahasa H. M. Rasjidi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), 139-168. Dikutip Kuntowijoyo dalam Islam sebagai Ilmu, 98. 113 Abdul Munir Mulkhan, Islam Ideologi dan Islam Budaya, (Kata pengantar untuk buku Islam Transendental: Menelusuri Jejak jejak Pemikiran Islam Kuntowijoyo), 5.

82 manusia memilki porsi tentang keberadaanya sebagai manusia. Di modern ini manusia dilindungi dengan adanya aturan HAM yang melindungi keberadaan manusia, agar dehumanisasi tidak terjadi. Manusia dilahirkan di dunia ini tidak senderian, manusia berada di tengah-tengah dunia ini bersama manusia-manusia yang lain. Dan disisni manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain, persahabatan, tolong menolong. Maka disini perlu adanya perhatian dan sikap kepedulian terhadap manusia yang lainnya. Lebih-lebih pada manusia yang sedang mengalami kesulitan, kesusahan, maupun penindasan. Keberadaan manusia (eksistensi) akan berarti manakala ia fungsional ditengah-tengah keberadaan umat manusia. Ia mampu berbuat susuatu demi memberikan manfaat bagi orang lain disekitarnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengarahkan pada terbentuknya masyarakat industrial yang mengglobal dengan berbagai karakteristik dan persoalan yang ditimbulkan. Dalam pandangan Ian Suherlan, masyarakat industrial akan melaju di tengah-tengah mesin-mesin politik dan mesin-mesin pasar yang salah satu dampaknya adalah munculnya kekejaman kemiskinan, keangkuhan teknologi, dan pemerasan. Masyarakat industri adalah masyarakat yang penuh intrik dan persaingan, penuh dengan resiko. Penindasan secara individual maupun kolektif,

83 secara kultur atau struktur, sangat mungkin terjadi. Di sini, Islam harus mampu memperlihatkan perannya dalam mengatasi penindasan itu. 114 Perbuatan aktif manusia melakukan praktik pembebasan (liberasi) dari segala bentuk dominasi dan penindasan di berbagai bidang sebagai mana dikatakan Kuntowijoyo, pada dasarnya merupakan bentuk aplikasi dari ide-ide filsafat eksistensialisme, yaitu sama menekankan pada perbuatan aktif yang terkait dengan dunia sekitarnya. Nilai liberasi merujuk pada pemecahan-pemecahan masalah empiris dalam bidang ekonomi, pengembangan masyarakat, penyadaran hak-hak politik rakyat, orientasi keadilan sosial, dan lainnya sehingga masyarakat bebas dari belenggu ketidakadilan, kebodohan, dan keterbelakangan. Disini teologi pembebasan manusia dihadirkan untuk menjaga kebebasan manusia agar tidak tertindas, dengan aplikatifnya sudah ada undang-undang pemenuhan akan kebebasan manusia sebagai manusia tanpa melepaskan unsure nilai yang selanjutnya. Di sini ada nilai transcendental yang tidak boleh dilepaskan manusia dalam memahami realitasnya, dengan adanya nilai transcendental ini, manusia memiliki pemikiran jangka panjang terhadap keberadaannya atau eksistensinya, dengan aplikatifnya pengembangan potensi manusia dalam nilai ketuhanan. Dengan banyaknya praktiek-praktek keagamaan yang terjadi di realitas empiris yang ada, 114 Ian Suherlan, Dakwah dan Tanggung Jawab Sosial (2005). dalam www.cmm.or.id/cmmind-more.php.6

84 merupakan salah satu aplikatif yang dapat diwujudkan. Unsur nilai transendental dilahirkan untuk membangun manusia yang benar-benar memahami keberadaannya yang tidak lepas dari sentral Yang Mutklak. Untuk menghadapi manusia industri yang mana penindasan secara indibidual maupupun kolekif, secara kultur maupun struktur. Di sisi lain kriminalitas, kemosrotan akhlak dan pola kehidupan yang melupakan Tuhan menjadi fenomena. Fakta-fakta ini menggambarkan seolah-olah nilai agama atau ketuhanan tidak fungsional dalam realitas manusia. Yang sepahama dengan pendapat Kuntowijoyo bahwa proses industrilisasi dan modernisasi akan selalu mengancam nilai-nilai agama. 115 Jadi tujuan keberadaan manusia dalam ilmu sosial profetik adalah emansipasi manusia, yang konkret dan historis, dengan menyangkutkan problem-problem aktual yang dihadapi manusia. Dan problem tersebut pada sekarang ialah bagaimana mengantarkan manusia dalam transformasi menuju masyarakat industrial, civil society, ekonomi non eksploitatif, masyarakat yang demokratis, Negara rasional, dan budaya manusiawi. Selain untuk emansipasi, juga untuk bertahan dalam melakukan proses tranformasi sosial menuju tatanan manusia yang lebih humanis, liberatif, dan transenden. 115 Kuntowijoyo, Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi (Bandung: Mizan, 1993), 174.