BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara dibutuhkan informasi

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam perkembangan dan kemajuan dunia binis. Akuntan bukan hanya sekedar

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu bentuk organisasi akuntan publik yang. memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha

INDEPENDENSI AUDITOR SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat bebas (GATT, WTO, AFTA, dan APEC).

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. swasta yang melaksanakan jasa-jasa pemeriksaan, perpajakan, manajemen,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu itu, didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks (Halim, 2008). Peningkatan kompleksitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memilih jurusan Ekonomi baik jurusan Manajemen maupun Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di dalam bidang bisnis. Ada dua tanggung jawab akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Menurut finally accounting standart board (FASB), laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Financial Accounting Standard Board, terdapat dua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. FASB yaitu relevan dan dapat diandalkan (Tjun et al., 2012). Lebih lanjut Tjun et

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. atas Laporan Keuangan Kementerian Agama Tahun Hal ini menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang sesuai dengan perkembangan bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pasal 1 ayat 2 Kode Etik Akuntan Indonesia menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mempekerjakan auditor untuk memeriksa catatan keuangan. Revolusi industri

Nama : I Made Arya Putra Bharata NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeriksa laporan keuangan dan menemukan kesalahan atau. adanya indikasi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan. Akuntan Publik dalam menjalankan profesinya diatur oleh kode etik profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya ( Trisnaningsih, 2007). Dalam era globalisasi saat ini banyak terjadi kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi. Seperti yang terjadi pada perusahaan besar di Amerika yaitu kasus Enron Corporation pada tahun 2001 yang diakibatkan kecurangan dalam pelaporan keuangan yang di audit oleh KAP multi nasional Arthur Anderson & Partners membuat kepercayaan masyarakat atau pengguna laporan keuangan menjadi semakin memudar, dan banyak pihak yang meragukan kredibilitas seorang akuntan. Melalui laporan keuangan informasi mengenai keadaan perusahaan dan posisi laporan keuangan terlihat. Situasi seperti ini menuntut pihak manajemen untuk menyajikan laporan keuangan yang relevan dan kredibilitas serta sesuai dengan harapan investor, sehingga dapat mendorong kepercayaan masyarakat kembali. Dengan demikian, profesi akuntan sangat dibutuhkan bagi perusahaan untuk menilai apakah laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen sudah sesuai atau tidak dan dapat memonitoring struktur pengendalian internal dari suatu organisasi. Seorang akuntan publik dituntut untuk menjunjung tinggi kode etik profesinya dalam memberikan opini yang dapat dipertanggungjawabkan. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama dengan profesi lainnya, mempunyai peran yang signifikan dalam operasi suatu perusahaan. Akuntan saat ini menjadi salah satu profesi di dalam bidang bisnis. Akuntan publik memiliki dua tanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan profesionalnya, yaitu menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam melaksanakan pekerjaannya dan menjaga mutu pekerjaan profesionalnya. Profesi sebagai akuntan publik memainkan peranan sosial yang sangat penting berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh Auditor. Kantor Akuntan Publik merupakan sebuah organisasi 1

2 yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke 2012). Di Indonesia sendiri juga pernah terjadi hal yang sama pada kasus PT. Kimia Farma Tbk., berawal dari terdeteksinya manipulasi dalam laporan keuangan sehingga menyebabkan terjadinya overstated pada laba bersih per 31 Desember 2001. Berdasarkan kasus di atas dan dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, akuntan seolah menjadi profesi yang paling bertanggung jawab. Akuntan publik bahkan dituduh sebagai pihak yang paling besar tanggung jawabnya atas kemerosotan perekonomian Indonesia. (Fanani et al, 2008) Auditor harus bertanggung jawab pada pemakai laporan keuangan dan laporan audit atas keputusan yang mereka buat sehingga dalam hal ini kecermatan dan keandalan auditor dalam melakukan audit tergantung pada pengetahuan auditor mengenai seberapa besar pengaruh informasi yang didapat terhadap pemakai laporan keuangan. Laku tidaknya informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat berpengaruh pada hasil penilaian akuntan publik tersebut. Opini yang diberikan auditor wajar tanpa pengecualian mengandung makna bahwa informasi yang diaudit dapat dipercaya dan relevan. Karena itu, dalam menjalankan pemeriksaan, auditor wajib mendeteksi kesalahan dan kecurangan yang kemungkinan material. Pesatnya persaingan dikalangan auditor dan berkembangnya profesi tersebut menuntut auditor untuk selalu meningkatkan kinerjanya, sehingga diyakini mampu menjadi auditor yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk audit yang berkualitas tinggi. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan seorang auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Akuntan publik dalam menjaga mutu pekerjaan profesionalnya harus berpedoman pada kode etik profesi maupun Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam standar umum menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, seorang auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup. Di samping itu dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya. Dengan demikian kinerja auditor adalah hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan menjadi tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi

3 perhatian utama baik bagi klien atau publik, dalam menilai hasil audit yang dilakukan. Menurut Ramadhan (2011) kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditor. Kinerja auditor menjadi perhatian utama, baik bagi klien maupun publik dalam menilai hasil audit yang dilakukan. Pencapaian kinerja auditor yang lebih baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu, yaitu: (1) Kualitas kerja yaitu mutu penyelesaian pekerjaan dengan bekerja berdasarkan seluruh kemampuan dan keterampilan, serta pengetahuan yang dimiliki oleh auditor; (2) Kuantitas kerja yaitu jumlah hasil kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi tanggung jawab pekerjaan auditor, serta kemampuan untuk memanfaatkan saran dan prasarana penunjang pekerjaan; (3) Ketepatan waktu yaitu ketepatan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang tersedia. Menurut Ramadhan (2011) Penggunaan struktur audit dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya agar menjadi lebih baik. Auditor yang tidak memiliki pengetahuan mengenai struktur audit yang baik cenderung mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Menurut Fanani et al. (2008) auditor dihadapkan oleh potensial konflik maupun ketidakjelasan peran dalam melaksanakan tugasnya. Konflik peran muncul karena adanya ketidaksesuaian antara harapan yang disampaikan pada individu di dalam organisasi dengan orang lain di dalam dan di luar organisasi sedangkan ketidakjelasan muncul karena tidak cukupnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang diberikan dengan cara yang memuaskan. Di sini timbul konflik antara tugas yang diemban oleh KAP dan permintaan yang disampaikan klien sehingga mempengaruhi kinerja auditor. Menurut Yuskar dan Devisia (2011) dalam menjalankan profesinya, seorang auditor hendaknya memperhatikan prinsip dasar good governance dalam KAP tersebut. Pemahaman good governance diimplementasikan pada perusahaan secara tepat, terutama untuk memperoleh karakter perusahaan yang kuat dalam menghasilkan manajemen kinerja yang unggul. Menurut Trisnaningsih (2007) Pemahaman good governance merupakan suatu sekumpulan proses maupun peraturan untuk menciptakan tata kelola yang baik oleh auditor dalam menjalankan tugasnya di Kantor Akuntan Publik. Aturan-aturan ini dapat dijadikan pedoman yang baik bagi auditor sehingga segala pekerjaan maupun tugas yang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku.

4 Penelitian terdahulu, Ramadhan (2011) dalam Elizabeth Hannah menganalisis pengaruh struktur audit, konflik peran, dan ketidakjelasan peran dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor. Mereka menyatakan adanya suatu korelasi antara struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran dan pemahaman good governance dan kinerja auditor. Peneliti sebelumnya menggunakan data kuisioner tahun 2011 sedangkan peneliti menggunakan data kuisioner tahun 2014. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan memberikan judul Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik Wilayah DKI Jakarta. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor? 2. Apakah konflik peran berpengaruh terhadap kinerja auditor? 3. Apakah ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kinerja auditor? 4. Apakah pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja auditor? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, penulis membahas apakah struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan pemahaman good governance mempengaruhi kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik. Penelitian ini berfokus pada auditor yang bekerja pada KAP di Wilayah DKI Jakarta dan penulis tidak menitikberatkan pembahasan pada auditor yang bekerja pada KAP di luar DKI Jakarta. Responden yang menjadi sasaran penyebaran kuesioner adalah mereka yang memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Auditor harus bekerja pada KAP yang berdomisili di Jakarta. 2. Auditor yang bekerja di KAP harus memiliki pengalaman minimal 1 tahun. 3. Auditor memiliki pendidikan minimal S1. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dilakukan-nya penelitian ini adalah sebagai berikut:

5 1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh struktur audit terhadap kinerja auditor. 2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh konflik peran terhadap kinerja auditor. 3. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh ketidakjelasan peran terhadap kinerja auditor. 4. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh pemahaman good governance terhadap kinerja auditor. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan khususnya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu ekonomi, dalam hal menjadi sumber bacaan yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris. Selain itu, peneliti juga berharap peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai sumber referensi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini dapat ditujukan kepada: 2.1 Bagi Penulis Diharapkan untuk menambah, wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang berharga dalam pengamatan serta analisis teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan praktek yang terjadi di lapangan (dunia kerja). 2.2 Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) Memberikan pengetahuan bagaimana kinerja seorang auditor yang baik dan benar, sehingga perusahaan dapat menentukan atau memilih KAP yang benar. Dan KAP harus selalu menegakkan kode etik akuntan sebagai profesi akuntan publik 2.3 Bagi Auditor Sebagai referensi atau masukan yang berguna bagi auditor dalam meningkatkan kinerja auditor. Memberikan masukan kepada auditor senior maupun junior dalam melakukan pemeriksaan akuntansi (auditing) harus berdasarkan pada prinsip akuntansi yang berlaku umum

6 2.4 Bagi Akademisi Agar dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih luas mengenai struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor sehingga diharapkan para peneliti lainnya dapat mengembangkan penelitian ini dan lebih memperoleh banyak informasi yang lain berkenaan dengan kinerja auditor. 2.5 Bagi Pengguna (Pembaca) Diharapkan untuk dapat menambah pengetahuan serta dapat melihat bagaimana kualitas, pemahaman, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor yang terdapat dalam penelitian ini. 2.6 Bagi peneliti selanjutnya Dapat memberikan masukan atau menjadi pedoman bagi peneliti selanjutnya dalam bidang auditing.sebagai informasi tambahan untuk peneliti selanjutnya untuk mengetahui bagaimana seorang auditor mencapai hasil kerjanya yang dinilai dari kinerjanya. 1.5 Metedologi Penelitian Karakteristik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis dari penelitian ini adalah pengujian hipotesis 2. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas 3. Dimensi waktu yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (cross sectional) 4. Penelitian yang dilakukan merupakan studi statistik. Penelitian ini bersifat kurang mendalam, tetapi tingkat generalisasinya tinggi 5. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara langsung, dimana penulis mengumpulkan data-data primer melalui instrumen berupa kuesioner 6. Lingkungan dalam penelitian ini merupakan lingkungan riil (field setting) 7. Unit analisis penelitian ini adalah organisasi, yaitu Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta

7 1.6 Tinjauan Pustaka Menurut jurnal yang dibuat oleh Ramadhan (2011), pengaruh kinerja auditor terhadap struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan pemahaman good governance adalah sebagai berikut : Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2011) hasil pengujiannya menyatakan bahwa Variabel struktur audit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Dimana penggunaan pendekatan struktur audit memiliki keuntungan yaitu dapat mendorong efektifitas dan efisiensi, mengurangi litigasi yang dihadapi KAP, mempunyai dampak positif terhadap konsekuensi sumber daya manusia, dan dapat memfasilitasi diferensiasi pelayanan atau kualitas. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2011) menunjukan bahwa variabel konflik peran tidak memiliki signifikan terhadap kinerja auditor. Konflik peran muncul karena adanya ketidaksesuain antara harapan yang disampaikan pada individual di dalam organisasi dengan orang lain di dalam dan diluar organisasi. Konflik peran dapat terjadi ketika seseorang menghadapi inkosistensi antara peran yang tidak dapat ditolak dan perilaku peran tersebut. Menurut penelitian Ramadhan (2011) variabel ketidakjelasan peran memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Individu mengalami ketidakjelasan peran apabila mereka merasa tidak adanya kejelasan ekspektasi pekerjaan mereka, seperti kurangnya informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka atau tidak memperoleh kejelasan mengenai deskripsi tugas dari pekerjaan mereka. Variabel pemahaman good governance tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja auditor hal ini dikemukakan oleh Ramadhan (2011) Penerapan good governance dalam KAP berarti membangun kultur, nilai-nilai serta etika bisnis yang melandasi pengembangan perilaku professional akuntan. Penerapan good governance pada KAP diharapkan akan memberikan arahan yang jelas pada perilaku kinerja auditor, serta etika profesi pada organisasi KAP. Upaya ini dimaksudkan agar produk jasa yang dihasilkan akan lebih aktual dan terpercaya untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik dan optimal. 1.7 Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi penelitian ini maka perlu sistematika pembahasan sebagai berikut :

8 BAB 1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika pembahasan. BAB 2 Kerangka Teoritis dan Perumusan Hipotesis Bab ini membahas tentang konsep teoritis yang menjadi landasan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah pokok yang ditemukan dalam penelitian. Disini dibahas tentang pengertian dan pendapat dari beberapa peneliti sebelumnya mengenai Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan pemahaman Good Governance. BAB 3 Objek dan Desain Peneliti Bab ini menguraikan tentang bentuk penelitian, objek penelitian, definisi operasional variabel, dan teknik pengumpulan data serta metode analisis data yang digunakan untuk menguji penelitian ini. BAB 4 Hasil Pengujian Bab ini merupakan inti dari penulisan skripsi yang menjabarkan mengenai statistik deskriptif responden maupun statistik deskriptif variabel, uji normalitas, uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas residual, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas, serta analisis hasil pengujian hipotesis yakni uji R 2, uji F, uji t, dan juga analisis hasil keputusan hipotesis. BAB 5 Simpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan, serta rekomendasi yang berguna bagi peneliti selanjutnya.