BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan. Akuntan Publik dalam menjalankan profesinya diatur oleh kode etik profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya ( Trisnaningsih, 2007). Dalam era globalisasi saat ini banyak terjadi kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi. Seperti yang terjadi pada perusahaan besar di Amerika yaitu kasus Enron Corporation pada tahun 2001 yang diakibatkan kecurangan dalam pelaporan keuangan yang di audit oleh KAP multi nasional Arthur Anderson & Partners membuat kepercayaan masyarakat atau pengguna laporan keuangan menjadi semakin memudar, dan banyak pihak yang meragukan kredibilitas seorang akuntan. Melalui laporan keuangan informasi mengenai keadaan perusahaan dan posisi laporan keuangan terlihat. Situasi seperti ini menuntut pihak manajemen untuk menyajikan laporan keuangan yang relevan dan kredibilitas serta sesuai dengan harapan investor, sehingga dapat mendorong kepercayaan masyarakat kembali. Dengan demikian, profesi akuntan sangat dibutuhkan bagi perusahaan untuk menilai apakah laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen sudah sesuai atau tidak dan dapat memonitoring struktur pengendalian internal dari suatu organisasi. Seorang akuntan publik dituntut untuk menjunjung tinggi kode etik profesinya dalam memberikan opini yang dapat dipertanggungjawabkan. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersama-sama dengan profesi lainnya, mempunyai peran yang signifikan dalam operasi suatu perusahaan. Akuntan saat ini menjadi salah satu profesi di dalam bidang bisnis. Akuntan publik memiliki dua tanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan profesionalnya, yaitu menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam melaksanakan pekerjaannya dan menjaga mutu pekerjaan profesionalnya. Profesi sebagai akuntan publik memainkan peranan sosial yang sangat penting berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh Auditor. Kantor Akuntan Publik merupakan sebuah organisasi 1
2 yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke 2012). Di Indonesia sendiri juga pernah terjadi hal yang sama pada kasus PT. Kimia Farma Tbk., berawal dari terdeteksinya manipulasi dalam laporan keuangan sehingga menyebabkan terjadinya overstated pada laba bersih per 31 Desember 2001. Berdasarkan kasus di atas dan dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, akuntan seolah menjadi profesi yang paling bertanggung jawab. Akuntan publik bahkan dituduh sebagai pihak yang paling besar tanggung jawabnya atas kemerosotan perekonomian Indonesia. (Fanani et al, 2008) Auditor harus bertanggung jawab pada pemakai laporan keuangan dan laporan audit atas keputusan yang mereka buat sehingga dalam hal ini kecermatan dan keandalan auditor dalam melakukan audit tergantung pada pengetahuan auditor mengenai seberapa besar pengaruh informasi yang didapat terhadap pemakai laporan keuangan. Laku tidaknya informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat berpengaruh pada hasil penilaian akuntan publik tersebut. Opini yang diberikan auditor wajar tanpa pengecualian mengandung makna bahwa informasi yang diaudit dapat dipercaya dan relevan. Karena itu, dalam menjalankan pemeriksaan, auditor wajib mendeteksi kesalahan dan kecurangan yang kemungkinan material. Pesatnya persaingan dikalangan auditor dan berkembangnya profesi tersebut menuntut auditor untuk selalu meningkatkan kinerjanya, sehingga diyakini mampu menjadi auditor yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk audit yang berkualitas tinggi. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan seorang auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Akuntan publik dalam menjaga mutu pekerjaan profesionalnya harus berpedoman pada kode etik profesi maupun Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam standar umum menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, seorang auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup. Di samping itu dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya. Dengan demikian kinerja auditor adalah hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan menjadi tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi
3 perhatian utama baik bagi klien atau publik, dalam menilai hasil audit yang dilakukan. Menurut Ramadhan (2011) kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditor. Kinerja auditor menjadi perhatian utama, baik bagi klien maupun publik dalam menilai hasil audit yang dilakukan. Pencapaian kinerja auditor yang lebih baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu, yaitu: (1) Kualitas kerja yaitu mutu penyelesaian pekerjaan dengan bekerja berdasarkan seluruh kemampuan dan keterampilan, serta pengetahuan yang dimiliki oleh auditor; (2) Kuantitas kerja yaitu jumlah hasil kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi tanggung jawab pekerjaan auditor, serta kemampuan untuk memanfaatkan saran dan prasarana penunjang pekerjaan; (3) Ketepatan waktu yaitu ketepatan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang tersedia. Menurut Ramadhan (2011) Penggunaan struktur audit dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya agar menjadi lebih baik. Auditor yang tidak memiliki pengetahuan mengenai struktur audit yang baik cenderung mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Menurut Fanani et al. (2008) auditor dihadapkan oleh potensial konflik maupun ketidakjelasan peran dalam melaksanakan tugasnya. Konflik peran muncul karena adanya ketidaksesuaian antara harapan yang disampaikan pada individu di dalam organisasi dengan orang lain di dalam dan di luar organisasi sedangkan ketidakjelasan muncul karena tidak cukupnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang diberikan dengan cara yang memuaskan. Di sini timbul konflik antara tugas yang diemban oleh KAP dan permintaan yang disampaikan klien sehingga mempengaruhi kinerja auditor. Menurut Yuskar dan Devisia (2011) dalam menjalankan profesinya, seorang auditor hendaknya memperhatikan prinsip dasar good governance dalam KAP tersebut. Pemahaman good governance diimplementasikan pada perusahaan secara tepat, terutama untuk memperoleh karakter perusahaan yang kuat dalam menghasilkan manajemen kinerja yang unggul. Menurut Trisnaningsih (2007) Pemahaman good governance merupakan suatu sekumpulan proses maupun peraturan untuk menciptakan tata kelola yang baik oleh auditor dalam menjalankan tugasnya di Kantor Akuntan Publik. Aturan-aturan ini dapat dijadikan pedoman yang baik bagi auditor sehingga segala pekerjaan maupun tugas yang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
4 Penelitian terdahulu, Ramadhan (2011) dalam Elizabeth Hannah menganalisis pengaruh struktur audit, konflik peran, dan ketidakjelasan peran dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor. Mereka menyatakan adanya suatu korelasi antara struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran dan pemahaman good governance dan kinerja auditor. Peneliti sebelumnya menggunakan data kuisioner tahun 2011 sedangkan peneliti menggunakan data kuisioner tahun 2014. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan memberikan judul Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik Wilayah DKI Jakarta. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor? 2. Apakah konflik peran berpengaruh terhadap kinerja auditor? 3. Apakah ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kinerja auditor? 4. Apakah pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja auditor? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, penulis membahas apakah struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan pemahaman good governance mempengaruhi kinerja auditor di Kantor Akuntan Publik. Penelitian ini berfokus pada auditor yang bekerja pada KAP di Wilayah DKI Jakarta dan penulis tidak menitikberatkan pembahasan pada auditor yang bekerja pada KAP di luar DKI Jakarta. Responden yang menjadi sasaran penyebaran kuesioner adalah mereka yang memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Auditor harus bekerja pada KAP yang berdomisili di Jakarta. 2. Auditor yang bekerja di KAP harus memiliki pengalaman minimal 1 tahun. 3. Auditor memiliki pendidikan minimal S1. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dilakukan-nya penelitian ini adalah sebagai berikut:
5 1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh struktur audit terhadap kinerja auditor. 2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh konflik peran terhadap kinerja auditor. 3. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh ketidakjelasan peran terhadap kinerja auditor. 4. Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh pemahaman good governance terhadap kinerja auditor. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan khususnya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu ekonomi, dalam hal menjadi sumber bacaan yang dapat memberikan informasi teoritis dan empiris. Selain itu, peneliti juga berharap peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai sumber referensi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini dapat ditujukan kepada: 2.1 Bagi Penulis Diharapkan untuk menambah, wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang berharga dalam pengamatan serta analisis teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan praktek yang terjadi di lapangan (dunia kerja). 2.2 Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) Memberikan pengetahuan bagaimana kinerja seorang auditor yang baik dan benar, sehingga perusahaan dapat menentukan atau memilih KAP yang benar. Dan KAP harus selalu menegakkan kode etik akuntan sebagai profesi akuntan publik 2.3 Bagi Auditor Sebagai referensi atau masukan yang berguna bagi auditor dalam meningkatkan kinerja auditor. Memberikan masukan kepada auditor senior maupun junior dalam melakukan pemeriksaan akuntansi (auditing) harus berdasarkan pada prinsip akuntansi yang berlaku umum
6 2.4 Bagi Akademisi Agar dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih luas mengenai struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan pemahaman good governance terhadap kinerja auditor sehingga diharapkan para peneliti lainnya dapat mengembangkan penelitian ini dan lebih memperoleh banyak informasi yang lain berkenaan dengan kinerja auditor. 2.5 Bagi Pengguna (Pembaca) Diharapkan untuk dapat menambah pengetahuan serta dapat melihat bagaimana kualitas, pemahaman, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor yang terdapat dalam penelitian ini. 2.6 Bagi peneliti selanjutnya Dapat memberikan masukan atau menjadi pedoman bagi peneliti selanjutnya dalam bidang auditing.sebagai informasi tambahan untuk peneliti selanjutnya untuk mengetahui bagaimana seorang auditor mencapai hasil kerjanya yang dinilai dari kinerjanya. 1.5 Metedologi Penelitian Karakteristik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis dari penelitian ini adalah pengujian hipotesis 2. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas 3. Dimensi waktu yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel (cross sectional) 4. Penelitian yang dilakukan merupakan studi statistik. Penelitian ini bersifat kurang mendalam, tetapi tingkat generalisasinya tinggi 5. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara langsung, dimana penulis mengumpulkan data-data primer melalui instrumen berupa kuesioner 6. Lingkungan dalam penelitian ini merupakan lingkungan riil (field setting) 7. Unit analisis penelitian ini adalah organisasi, yaitu Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta
7 1.6 Tinjauan Pustaka Menurut jurnal yang dibuat oleh Ramadhan (2011), pengaruh kinerja auditor terhadap struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, dan pemahaman good governance adalah sebagai berikut : Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2011) hasil pengujiannya menyatakan bahwa Variabel struktur audit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Dimana penggunaan pendekatan struktur audit memiliki keuntungan yaitu dapat mendorong efektifitas dan efisiensi, mengurangi litigasi yang dihadapi KAP, mempunyai dampak positif terhadap konsekuensi sumber daya manusia, dan dapat memfasilitasi diferensiasi pelayanan atau kualitas. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2011) menunjukan bahwa variabel konflik peran tidak memiliki signifikan terhadap kinerja auditor. Konflik peran muncul karena adanya ketidaksesuain antara harapan yang disampaikan pada individual di dalam organisasi dengan orang lain di dalam dan diluar organisasi. Konflik peran dapat terjadi ketika seseorang menghadapi inkosistensi antara peran yang tidak dapat ditolak dan perilaku peran tersebut. Menurut penelitian Ramadhan (2011) variabel ketidakjelasan peran memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Individu mengalami ketidakjelasan peran apabila mereka merasa tidak adanya kejelasan ekspektasi pekerjaan mereka, seperti kurangnya informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka atau tidak memperoleh kejelasan mengenai deskripsi tugas dari pekerjaan mereka. Variabel pemahaman good governance tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja auditor hal ini dikemukakan oleh Ramadhan (2011) Penerapan good governance dalam KAP berarti membangun kultur, nilai-nilai serta etika bisnis yang melandasi pengembangan perilaku professional akuntan. Penerapan good governance pada KAP diharapkan akan memberikan arahan yang jelas pada perilaku kinerja auditor, serta etika profesi pada organisasi KAP. Upaya ini dimaksudkan agar produk jasa yang dihasilkan akan lebih aktual dan terpercaya untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik dan optimal. 1.7 Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi penelitian ini maka perlu sistematika pembahasan sebagai berikut :
8 BAB 1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika pembahasan. BAB 2 Kerangka Teoritis dan Perumusan Hipotesis Bab ini membahas tentang konsep teoritis yang menjadi landasan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah pokok yang ditemukan dalam penelitian. Disini dibahas tentang pengertian dan pendapat dari beberapa peneliti sebelumnya mengenai Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan pemahaman Good Governance. BAB 3 Objek dan Desain Peneliti Bab ini menguraikan tentang bentuk penelitian, objek penelitian, definisi operasional variabel, dan teknik pengumpulan data serta metode analisis data yang digunakan untuk menguji penelitian ini. BAB 4 Hasil Pengujian Bab ini merupakan inti dari penulisan skripsi yang menjabarkan mengenai statistik deskriptif responden maupun statistik deskriptif variabel, uji normalitas, uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas residual, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas, serta analisis hasil pengujian hipotesis yakni uji R 2, uji F, uji t, dan juga analisis hasil keputusan hipotesis. BAB 5 Simpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan, serta rekomendasi yang berguna bagi peneliti selanjutnya.