BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan (classroom action research) yang bersifat reflektif dan

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri laki-laki ada 17 anak dan perempuan 16 anak. Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Merak Batin Kecamatan Natar,

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

dengan menggunakan teknik tes dan non tes.

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom ction research) yang bersifat refleksi dan. Proses Penelitian Tidakan Kelas

I. METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 5 Talang

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. Selatan dengan berjumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki-laki. berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. masing siklus terdiri dari empat kegiatan yakni perencanaan, tindakan,

BAB III METODE PENELITIAN. sendiri. PTK dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III PROSEDUR TINDAKAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 02. Brabasan, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun 2010/2011, yaitu sekitar bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

beberapa kali, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan pada pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan classroom action risech (Kemiss;

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian yang dipilih adalah SD Negeri 1 Gedong Air,

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. 2011/2012. Waktu penelitian adalah bulan April 2012 sampai dengan. terdiri dari 12 Siswa Laki-Laki dan 17 Siswa Perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action Research).

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung Semester 2 Tahun 2010/2011. Jumlah siswa kelas V tersebut adalah 36 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki. 2. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian di Sekolah Dasar Negeri 1 Bakung Kecamatan Telukbetuk Barat Bandar Lampung ini merupakan tempat tugas peneliti. 3. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada semester genap tahun ajar 2010-2011 pada bulan Maret sampai Juni. B. Sumber Data Data penelitian diperoleh melalui tes dan nontes yaitu dokumen hasil belajar siswa dan observasi. 13

C. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes. 1. Teknik Tes Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites, dan berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut (Poerwanti, dkk, 2008: 226). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan model Jigsaw pada kelas V SD Negeri 1 Bakung Kecamatan Telukbetung Barat Bandar Lampung. Data yang terkumpul melalui teknik tes berupa data kuantitatif. 2. Teknik Nontes Teknik nontes dapat dilakukan melalui observasi baik secara langsung maupun tidak langsung (Poerwanti, dkk, 2008: 226). Secara sederhana, observasi dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dan baku untuk memperoleh data (Kerlinger dalam Anurrahman, dkk, 2009: 8-20). Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model Jigsaw di kelas akan lebih efektif, apa pengaruhnya serta bagaimana pembelajaran yang akan dilakukan. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung. 14

D. Alat Pengumpulan Data Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes dan lembar observasi. 1. Tes yang digunakan adalah tes subjektif tertulis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 2. Lembar observasi yang digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa maupun peneliti saat pembelajaran berlangsung. E. Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, mulai dari tahap persiapan, proses dampai hasil pekerjaan atau pembelajaran, dalam arti apakah kegiatan beserta langkah-langkahnya sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau belum. Demikian juga dengan analisis PTK terhadap kegiatan pembelajaran, analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah kegiatan semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan kapasitasnya (Anurrahman, dkk, 2009: 9-1). Jadi, teknik analisis data yang dilakukan adalah: a. Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan selama siklus I, baik data kuantitatif maupun kualitatif. b. Menganalisis data dengan membuat tabulasi dan persentase, serta disajikan dalam bentuk tabel. c. Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara hasil tes siklus I, siklus II, dan siklus III. 15

F. Prosedur Penelitian Prosedur pelaksanaan penelitian yang digunakan adalah berupa rangkaian langkah-langkah berbentuk spirak yang dikemukakan Kemmis (Wiriaatmadja, 2006: 66) yaitu setiap langkah/siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama dilakukan pada tahap perencanaan (planning). Dilanjutkan dengan tindakan (action) disertai dengan pengamatan (observe). Ebbut (dalam Syukri. M, dalam Anurrahman, dkk, 2009: 36) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan-tindakan tersebut. Selanjutnya kegiatan refleksi (reflect) melalui diskusi antar peneliti yang akan menghasilkan rencana perbaikan tindakan pada siklus berikutnya. G. Urutan Tindakan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Siklus I 1. Perencanaan Tindakan: 1. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran, dan bahan ajar. 2. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi. 3. Menetapkan indikator keberhasilan: 16

a. Hasil belajar siswa 90% mencapai 70. b. 90% siswa aktif dalam proses pembelajaran. 2. Tahap Pelaksanaan Siklus I Pertama Pertama Materi pembelajaran pada siklus I adalah Pesawat Sederhana. Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus I adalah sebagai berikut: 1. Mengajukan apersepsi kepada siswa. Setiap hari Senin, di sekolah selalu diadakan upaca bendera. Tahukah kamu bahwa petugas pengibar bendera memanfaatkan pesawat sederhana? 2. Memberikan motivasi kepada siswa. Pesawat sederhana jenis apakah yang dimanfaatkan petugas pengibar bendera tersebut? 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai kepada siswa. 4. Membentuk 6 kelompok inti yang terdiri dari 6 orang siswa yang bersifat heterogen, sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw. 5. Anggota kelompok inti diberikan kartu warna yang berbeda yaitu merah, kuning, putih, biru, hijau, dan merah muda. 6. Siswa yang mendapat kartu berwarna merah berkumpul bersama membentuk kelompok ahli yang diberi nama kelompok ahli 1, siswa yang mendapat kartu kuning berkumpul membentuk kelompok ahli 2, siswa yang mendapat kartu putih berkumpul membentuk kelompok ahli 3, siswa yang mendapat kartu biru berkumpulkan membentuk kelompok ahli 4, siswa yang mendapat kartu hijau 17

membentuk kelompok ahli 5, dan siswa yang mendapat kartu berwarna merah muda membentuk kelompok ahli 6. 7. Guru membagikan LKS yang berbeda pada masing-masing kelompok ahli dan siswa mengerjakan dengan serius dan tanggung jawab. 8. Setelah 20 menit, guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKSnya. 9. Lalu, guru meminta siswa kembali ke kelompok inti mereka. 10. Guru membagi LKS inti yang sama untuk masing-masing kelompok inti dan siswa bertukar informasi untuk mengerjakan LKS inti. 11. Guru memajang LKS ahli yang telah dikerjakan siswa di depan kelas. Hal ini bertujuan untuk menyamakan apersepsi siswa. 12. Setelah diskusi selesai, guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS inti siswa dan bersama-sama guru menyimpulkan materi pelajaran. 13. Kelompok terbaik mendapatkan pujian dari guru. 14. Siswa mencatat tugas rumah yang diberikan oleh guru. Pertemuan Kedua 1. Mengajukan apersepsi kepada siswa. Suatu ketika kamu ingin memindahkan barang-barang dari satu tempat yang lebih tinggi. Apakah kamu akan menggunakan pesawat sederhana? 2. Memberikan motivasi kepada siswa. Pesawat sederhana jenis apakah yang akan kamu pakai? 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 18

4. Membentuk 6 kelompok inti yang terdiri dari 6 orang siswa yang bersifat heterogen, sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw. 5. Anggota kelompok inti diberikan kartu warna yang berbeda yaitu merah, kuning, putih, biru, hijau, dan merah muda. 6. Siswa yang mendapat kartu berwarna merah berkumpul bersama membentuk kelompok ahli yang diberi nama kelompok ahli 1, siswa yang mendapat kartu kuning berkumpul membentuk kelompok ahli 2, siswa yang mendapat kartu putih berkumpul membentuk kelompok ahli 3, siswa yang mendapat kartu biru berkumpulkan membentuk kelompok ahli 4, siswa yang mendapat kartu hijau membentuk kelompok ahli 5, dan siswa yang mendapat kartu berwarna merah muda membentuk kelompok ahli 6. 7. Guru membagikan LKS yang berbeda pada masing-masing kelompok ahli dan siswa mengerjakan dengan serius dan tanggung jawab. 8. Setelah 20 menit, guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKSnya. 9. Lalu, guru meminta siswa kembali ke kelompok inti mereka. 10. Guru membagi LKS inti yang sama untuk masing-masing kelompok inti dan siswa bertukar informasi untuk mengerjakan LKS inti. 11. Guru memajang LKS ahli yang telah dikerjakan siswa di depan kelas. Hal ini bertujuan untuk menyamakan apersepsi siswa. 19

12. Setelah diskusi selesai, guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS inti siswa dan bersama-sama guru menyimpulkan materi pelajaran. 13. Kelompok terbaik mendapatkan pujian dari guru. 14. Siswa mencatat tugas rumah yang diberikan oleh guru. Berdasarkan kajian hasil tes tersebut guru bersama observer merumuskan kelebihan dan kekurangan yang ada pada siklus I sebagai koreksi yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. 3. Tahap Pengamatan/Observasi Dalam kegiatan pada tahap ini peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran. 4. Refleksi Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus kedua. Sedangkan kebaikan yang sudah dilakukan pada siklus pertama dipertahankan untuk siklus ke dua. 20

Siklus II 1. Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut: a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa, dan alat evaluasi. c. Menentukan materi. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Materi pembelajaran pada siklus II adalah Pesawat Sederhana. Penyampaian materi pembelajaran dalam siklus I adalah sebagai berikut: 1. Mengajukan apersepsi kepada siswa. Setiap hari Senin, di sekolah selalu diadakan upaca bendera. Tahukah kamu bahwa petugas pengibar bendera memanfaatkan pesawat sederhana? 2. Memberikan motivasi kepada siswa. Pesawat sederhana jenis apakah yang dimanfaatkan petugas pengibar bendera tersebut? 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai kepada siswa. 4. Membentuk 6 kelompok inti yang terdiri dari 6 orang siswa yang bersifat heterogen, sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw. 5. Anggota kelompok inti diberikan kartu warna yang berbeda yaitu merah, kuning, putih, biru, hijau, dan merah muda. 6. Siswa yang mendapat kartu berwarna merah berkumpul bersama membentuk kelompok ahli yang diberi nama kelompok ahli 1, siswa yang mendapat kartu kuning berkumpul membentuk kelompok ahli 21

2, siswa yang mendapat kartu putih berkumpul membentuk kelompok ahli 3, siswa yang mendapat kartu biru berkumpulkan membentuk kelompok ahli 4, siswa yang mendapat kartu hijau membentuk kelompok ahli 5, dan siswa yang mendapat kartu berwarna merah muda membentuk kelompok ahli 6. 7. Guru membagikan LKS yang berbeda pada masing-masing kelompok ahli dan siswa mengerjakan dengan serius dan tanggung jawab. 8. Setelah 20 menit, guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKSnya. 9. Lalu, guru meminta siswa kembali ke kelompok inti mereka. 10. Guru membagi LKS inti yang sama untuk masing-masing kelompok inti dan siswa bertukar informasi untuk mengerjakan LKS inti. 11. Guru memajang LKS ahli yang telah dikerjakan siswa di depan kelas. Hal ini bertujuan untuk menyamakan apersepsi siswa. 12. Setelah diskusi selesai, guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS inti siswa dan bersama-sama guru menyimpulkan materi pelajaran. 13. Kelompok terbaik mendapatkan pujian dari guru. 14. Siswa mencatat tugas rumah yang diberikan oleh guru. Pertemuan Kedua 1. Mengajukan apersepsi kepada siswa. Suatu ketika kamu ingin memindahkan barang-barang dari satu tempat yang lebih tinggi. Apakah kamu akan menggunakan pesawat sederhana? 22

2. Memberikan motivasi kepada siswa. Pesawat sederhana jenis apakah yang akan kamu pakai? 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 4. Membentuk 6 kelompok inti yang terdiri dari 6 orang siswa yang bersifat heterogen, sesuai dengan model pembelajaran Jigsaw. 5. Anggota kelompok inti diberikan kartu warna yang berbeda yaitu merah, kuning, putih, biru, hijau, dan merah muda. 6. Siswa yang mendapat kartu berwarna merah berkumpul bersama membentuk kelompok ahli yang diberi nama kelompok ahli 1, siswa yang mendapat kartu kuning berkumpul membentuk kelompok ahli 2, siswa yang mendapat kartu putih berkumpul membentuk kelompok ahli 3, siswa yang mendapat kartu biru berkumpulkan membentuk kelompok ahli 4, siswa yang mendapat kartu hijau membentuk kelompok ahli 5, dan siswa yang mendapat kartu berwarna merah muda membentuk kelompok ahli 6. 7. Guru membagikan LKS yang berbeda pada masing-masing kelompok ahli dan siswa mengerjakan dengan serius dan tanggung jawab. 8. Setelah 20 menit, guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKSnya. 9. Lalu, guru meminta siswa kembali ke kelompok inti mereka. 10. Guru membagi LKS inti yang sama untuk masing-masing kelompok inti dan siswa bertukar informasi untuk mengerjakan LKS inti. 23

11. Guru memajang LKS ahli yang telah dikerjakan siswa di depan kelas. Hal ini bertujuan untuk menyamakan apersepsi siswa. 12. Setelah diskusi selesai, guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS inti siswa dan bersama-sama guru menyimpulkan materi pelajaran. 13. Kelompok terbaik mendapatkan pujian dari guru. 14. Siswa mencatat tugas rumah yang diberikan oleh guru. 3. Tahap Pengamatan/Observasi Dalam kegiatan pada tahap ini masih sama seperti pada kegiatan observasi siklus I yaitu penelitian meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus ini akan diketahui apakah sikap dan semangat belajar anak mengalami kemajuan atau tidak. 4. Tahap Refleksi Dalam tahap refleksi ini juga masih sama seperti dalam teknis pelaksanaan pada siklus yang pertama. Hasil dari refleksi siklus ini akan dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan siklus berikutnya yaitu siklus yang ketiga. H. Tolak Ukur Keberhasilan Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolak ukurnya adalah keberhasilan belajar dikatakan berhasil apabila setiap siswa telah mencapai nilai 70 maka dikatakan berhasil tuntas dan secara klasikal apabila sebanyak 90% siswa telah mencapai nilai 70 maka dikatakan 24

tuntas secara klasikal dan apabila 90% siswa telah aktif bekerjasama secara kelompok. 25