BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

media belajar lainnya, seperti melihat gambar dan membaca buku-buku, jika

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki karakteristik yang khas, baik dalam hal sikap, perhatian, minat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta menghindari terjadinya verbalisme yang terus-menerus. Penyampaian materi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dilakukan berbagai kalangan, baik oleh instusi-instusi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan berbagai kalangan, termasuk oleh institusi-institusi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena pendidikan merupakan gerbang menuju wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui. yang lebih lanjut.(yamin & Jamilah, 2012: 1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BIDANG BERHITUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak adalah masa dimana potensi-potensi dipotret. Usia ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem evaluasi, pengadaan buku dana alat-alat pelajaran, perbaikan sarana. belum menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan. diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, materi tembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak. Masa ini disebut sebagai the golden age, yaitu saat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai keragaman dalam menjelaskan dan mendefinisikan makna

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Tenis meja juga merupakan salah satu olahraga yang popular di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kepribadian anak sebelum ia memasuki jenjang pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti lebih banyak diferensiasinya, yaitu lebih luas dan lebih banyak kemungkinannya (Sri Esti W D, 2005: 18). Setiap anak berkembang secara bertahap dan teratur untuk maju, mereka memerlukan kompetisi yang berbeda untuk mencapai tahap perkembangan masing-masing. Memasuki proses perkembangan, anak-anak merasa aman membuat kesalahan dalam mencoba dan menemukan hal-hal yang baru yang kemudian akan diungkapkannya pada lingkungan sekitar atau orang-orang terdekatnya (orang tua). Dalam masa perkembangan ini, diharapkan anak-anak mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dengan lebih baik dengan pendidikan yang diterimanya. Usia 4-5 tahun, merupakan masa anak-anak yang sering disebut dengan masa Golden Age, masa yang peka untuk anak mendapatkan rangsanganrangsangan yang berkaitan dengan aspek fisik motorik, kognitif, sosial, emosional, agama, dan bahasa. Perkembangan awal sangat penting, karena dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya (Hurlock, 1995: 27). Peran pendidik (orangtua, guru, dan orang dewasa lain) sangat diperlukan dalam upaya pengembangan potensi anak. Upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar seraya 1

bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dalam bermain, kemampuan anak yang dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar yang dapat disebut dengan hasil belajar dapat terlihat. Seperti telah dituliskan di atas bahwa dalam perkembangan anak, aspek perkembangan meliputi sosial emosional, bahasa, kognitif, fisik motorik, dan seni diharapkan berkembang secara seimbang. Pada bidang pengembangan kognitif akan menjadi kurang lengkap tanpa adanya pengenalan konsep matematika sederhana. Hal tersebut disebabkan oleh karena matematika sebagai aktivitas yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya dan dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematiknya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah dan mengelompokkan serta persiapan pengembangan kemampuan berpikir. Penjumlahan dalam konsep matematika sederhana merupakan salah satu dasar bagi manusia untuk menyelesaikan masalah dari lingkungan sekitar, mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara ilmiah berkembang searah dengan perkembangan jaman. Pengenalan konsep penambahan bagi anak usia 4-5 tahun pada dasarnya merupakan bagian integral dari penerapan hasil belajar dari konsep matematika sederhana yang bertujuan untuk mengembangkan aspek 2

keterampilan berpikir kritis dalam pemecahan masalah, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui pengenalan konsep matematika sederhana, lebih khususnya penambahan. Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pengenalan penambahan untuk anak usia 4-5 tahun adalah sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui penambahan yang dilakukan secara sistematis. Pelaksanaan pengenalan penambahan untuk anak usia 4-5 tahun tidak selalu melalui pembelajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis dan monoton, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktifitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Dalam pembelajaran terjadi transfer of knowledge antara guru dengan siswa baik secara searah (dari guru ke siswa) maupun dua arah (terjadi pertukaran antara guru dengan siswa). Dalam proses pengenalan penambahan, guru mengajarkan berbagai keterampilan memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep dan teknik-teknik, pola, struktur, dan hubungan, memilih, mencari dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber, berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan, menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja 3

mandiri dan bekerja sama dengan orang lain, akan tetapi anak memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam menerima materi yang disampaikan. Teknik penyampaian materi dari seorang guru belum tentu sesuai dengan keinginan siswa. Dalam penyampaian materi praktik pengenalan konsep matematika sederhana, terutama pengenalan penjumlahan untuk anak usia 4-5 tahun, penggunaan media sangat kurang. Pada umumnya, guru masih menggunakan metode ceramah atau bahkan hanya menggunakan buku yang sama setiap saat. Metode ceramah yang didominasi oleh bahasa verbal, memiliki kelemahan besarnya bias persepsi terhadap materi yang diajarkan. Di mana hal ini menyebabkan proses pembelajaran kurang efektif dan kurang menyenangkan untuk anak sehingga anak akan jenuh. Untuk meminimalisir kekurang efektifan proses pembelajaran, pemerintah dalam hal ini Depdiknas menganjurkan penggunaan kurikulum dalam penyampaian materi. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. Kompetensi perlu dicapai secara tuntas (belajar tuntas). Dalam hal ini bentuk akhir dari pengembangan kurikulum dibuat perencanaan harian yang disebut Satuan Kegiatan Harian atau dalam KTSP disebut kartu interaktif yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru dengan berpedoman pada standar kompetensi (standar isi). Standar kompetensi (standar isi) TK dan RA 2006 (Depdiknas: 2006) menjelaskan bahwa pengenalan penambahan merupakan salah satu indikator yang diharapkan dapat dicapai secara tuntas. Pada kompetensi dasar, siswa 4

diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya melalui salah satu indikator pada pengembangan kognitif yaitu dapat menyebutkan hasil penambahan (menggabungkan 2 kumpulan benda). Dari hasil pengamatan terlihat bahwa dari faktor guru maupun siswa di dalam pengenalan penambahan, anak masih mengalami kesulitan. Kesulitan dalam pengenalan penambahan diidentifikasikan dengan sikap anak-anak yang jenuh dan kurang mengerti di dalam menyebutkan hasil penambahan. Berdasarkan hasil pengamatan di kelas dan menurut pendapat Maria Montesori dan Glenn Doman (1991: 34) usia di bawah 7 tahun anak belum mencapai fase operasional konkret, di mana anak-anak telah dianggap mampu berfikir secara terstruktur. Sementara itu dalam kegiatan pengenalan penambahan yang ada di dalam kelas selama ini, kegiatan ini didefinisikan sebagai kegiatan yang memerlukan cara berfikir terstruktur, sehingga tidak cocok diajarkan kepada anak TK usia balita. Belajar merupakan suatu perubahan perilaku yang berasal dai stimulus luar yang dapat dilihat oleh mata, dapat didengar oleh telinga agar data diproses oleh otak sehingga terjadilah perubahan perilaku yang menyenangkan bagi anak. Untuk mengatasi hal tersebut, penggunaan media pembelajaran sebagai jalan tengah sangat dianjurkan. Media adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan. Pada proses belajar mengajar, terdapat unsur memberi dan menerima baik bagi guru maupun peserta didik sehingga diperlukan media pembelajaran. Digunakannya media pembelajaran dapat mempertinggi kualitas belajar siswa dalam 5

pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya (Sudjana dan Rivai, 2002: 2). Salah satu media pembelajaran adalah media audio visual. Menurut Arsyad (2004: 9) belajar dengan menggunakan indera ganda yaitu mata dan telinga akan memberikan keuntungan bagi siswa. Dengan media audio visual, selain siswa dapat mendengarkan, siswa juga dapat melihat gerakan yang akan dipelajari. Penggunaan CD interaktif sebagai pembelajaran dalam pengenalan penambahan jarang digunakan. Hal itu dikarenakan sulitnya memperoleh CD tentang pengenalan penambahan untuk anak usia 4-5 tahun yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan dalam proses belajar mengajar di kelas. Meskipun ada, CD tentang pengenalan penambahan tersebut harus didownload terlebih dahulu dari internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sarana prasarana media pembelajaran pengenalan penambahan untuk anak usia 4-5 tahun dalam bentuk CD adalah masih terbatas. Keterbatasan media pembelajaran pengenalan penambahan untuk anak usia 4-5 tahun tersebut berakibat pada siswa hanya diberi teori langkah-langkah penambahan yang abstrak dan membosankan oleh guru kemudian siswa diminta praktek dengan benda-benda yang ada di dalam kelas. Pengenalan penambahan ini tidak hanya selalu dilakukan menggunakan benda yang ada di dalam kelas yang membuat anak kurang berkembang karena benda-benda itu cenderung sudah diketahui oleh anak dan selebihnya menyebabkan kebosanan pada anak. Dengan pertimbangan ini, perlu disusun sebuah media yang dapat digunakan oleh anak berupa CD Interaktif. CD Interaktif merupakan media 6

yang menyajikan jenis-jenis benda secara beragam dan mudah untuk dimanipulasi. Pengenalan penambahan menggunakan CD interaktif akan menambah perbendaharaan pengetahuan tentang benda lain, lebih menarik, dan menyenangkan untuk anak. CD Interaktif ini dapat digunakan secara mandiri juga dapat digunakan oleh guru secara klasikal. Taman Kanak-kanak Pangudi Luhur Yogyakarta, merupakan suatu lembaga pendidikan yang menerapkan pembelajaran dengan KTSP. Di TK ini memiliki laboratorium komputer yang bisa digunakan oleh anak-anak untuk praktek dalam kegiatan intrakulikuler komputer dengan guru yang sudah ahli dalam bidangnya. Tenaga pengajar yang ada di TK Pangudi Luhur Yogyakarta telah mampu mengoprasikan komputer, namun penggunaan komputer oleh para tenaga pengajar selama ini masih sebatas alat bantu kelancaran administrasi atau CMI (Computer Managed Instruction) belum mengarah pada CAI (Computer Assisted Instruction), selebihnya dalam penyampaian materi oleh para guru lebih banyak menggunakan metode ceramah yang masih abstrak bagi anak, khususnya dalam pengenalan konsep penambahan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa di sekolah/tk tersedia CD interaktif sebagai media pembelajaran untuk pengenalan konsep penambahan bagi anak usia 4-5 tahun yang mudah didapat dan digunakan oleh para pengajar Taman Kanak-kanak, maka masalah penyampaian pengenalan penambahan dapat diatasi. 7

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Penyampaian materi pengenalan konsep penambahan yang didominasi metode ceramah. 2. Benda-benda yang diguanakan cenderung sudah diketahui anak dan menimbulkan kebosanan pada anak. 3. Tidak adanya CD interaktif sebagai media alternative yang mengenalkan konsep penambahan bagi anak usia 4-5 tahun, nyatanya CD Interaktif dapat dimanipulasi dan lebih fleksibel. 4. Siswa merlukan media yang dapat membantu proses pembelajaran dalam pengenalan konsep penambahan sehingga CD Interaktif ini perlu dikembangkan untuk mengakomodasi hal tersebut. C. Batasan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam Pembuatan CD Interaktif Sebagai Media Pengenalan Konsep Penambahan Bagi Anak Usia 4-5 Tahun. D. Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu: Produk CD Interaktif seperti apakah yang layak digunakan sebagai media pengenalan konsep penambahan bagi anak usia 4-5 tahun dan memenuhi kaidah pengembangan multimedia pembelajaran sebagai salah satu sumber 8

belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kurikulum yang berlaku, dan juga sesuai dengan karakteristik anak 4-5 tahun? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan CD interaktif sebagai media pengenalan konsep penambahan bagi anak usia 4-5 tahun. F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan 1. Spesifikasi produk yang diharapkan untuk bagian tampilan: a. Hasil produk berupa program/ software multimedia pembelajaran dalam bentuk CD untuk digunakan dengan bantuan komputer. b. Produk berupa compact disk interaktif yang terdiri dari 1 kepingan compact disc (CD) beserta sampulnya. c. CD interaktif yang dihasilkan terdiri dari elemen teks, gambar, suara, animasi yang dikolaborasikan untuk menjelaskan tentang konsep penambahan untuk anak usia 4-5 tahun. d. Dapat digunakan untuk menjelaskan materi yang akan disampaikan, dalam penyajian materi dilengkapi dengan animasi dan gambar ilustrasi yang mendukung. 2. Spesifikasi produk yang diharapkan untuk bagian isi: a. CD Interaktif yang dihasilkan berisi materi pengenalan konsep penambahan untuk anak usia 4-5 tahun yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku (KTSP) untuk anak Taman Kanak-kanak. b. CD Interaktif ini disesuaikan dengan karakteristik anak usia 4-5 tahun. 9

c. CD Interaktif ini dapat dipergunakan untuk mempelajari konsep penambahan sederhana secara individu maupun kelompok. d. CD Interaktif ini dilengkapi dengan latihan soal yang bersifat interaktif sehingga dapat digunakan untuk pembelajaran mandiri. e. CD Interaktif ini dibuat menggunakan program aplikasi Adobe Flash CS4 Profesional yang dikolaborasikan dengan beberapa program aplikasi lainnya seperti: Corel Draw X3, Microsoft Office Word 200, Cool Edit Pro 2.1 dan Adobe Photoshop CS3. G. Asumsi Pengembangan Salah satu unsur penting dalam kegiatan pembelajaran adalah penggunaan media pembelajaran sebagai sumber belajar yang dapat memungkinkan untuk memberikan motivasi dan peningkatan gairah belajar siswa, serta dapat merangsang siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar baik individu maupun bersama. Siswa sangat perlu variasi pembelajaran, agar pemahaman terhadap materi yang disampaikan dapat lebih bermakna dan tahan lama melekat pada ingatan siswa dibandingkan hanya dengan menggunakan metode ceramah yang masih abstrak ditangkap oleh siswa. Sebagai media alternatif dalam proses pembelajaran yang dapat mengurangi abstraksi penyampaian materi operasi penambahan bilangan dengan mengenalkan hubungan antara angka dengan bentuk konkret penerapan bilangan tersebut. Dengan menggunakan media pembelajaran yang lebih kongkrit, siswa dapat lebih merasakan aktivitas bermain, namun tetap dalam 10

proses belajar, karena siswa cenderung tertarik dengan media interaktif yang disertai dengan suara, gambar, dan animasi dengan warna beragam. Melalui media pembelajaran, khususnya CD interaktif, diharapkan pembelajaran yang berlangsung dapat lebih menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa. Penggunaan CD interaktif ini dapat dioperasikan dengan menggunakan komputer, sedangkan di TK Pangudi Luhur Yogyakarta ini telah memiliki laboratorium komputer, maka hal tersebut dapat lebih memperlancar proses pembelajaran sehingga materi dapat dengan mudah tersampaikan dan siswa dapat menerima dan memahami. H. Batasan Pengembangan Agar penelitian dapat terarah dengan benar dan sesuai dengan tujuan, maka perlu dibatasi pada beberapa hal, sebagai berikut: 1. CD Interaktif sebagai media pembelajaran pengenalan konsep penambahan bagi anak usia 4-5 tahun. 2. Materi yang disajikan dibatasi pada operasi penambahan sederhana dan telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. 3. Media yang dibuat berbasis komputer. 4. Bilangan yang digunakan 1-9. 5. Pengacakan soal terkontrol (apabila digunakan pada dua komputer atau lebih, akan dihasilkan kombinasi soal yang sama). 6. Penggunaan bentuk angka dimungkinkan sesedikit mungkin, yaitu 1-10. 7. Media ini hanya digunakan untuk pembelajaran penambahan yang meliputi pengenalan bilangan, membilang, dan melakukan operasi penambahan 11

dengan evaluasi benar atau salah pada halaman soal setelah soal dikerjakan. 8. Pengembangan yang peneliti lakukan lebih ditekankan pada prosedur pengembangannya, tidak sampai pada tahap evaluasi kinerja produk dalam pembelajaran dan menguji keefektifan produk secara mendalam. I. Manfaat Penelitian Penelitian pengembangan ini mempunyai bebrapa manfaat sebagai berikut: 1. Bagi siswa a. Memperoleh suasana pembelajaran yang menyenangkan. b. Pembelajaran yang lebih berarti dengan adanya kesinambungan antara teori dan praktik. c. Memudahkan siswa dalam menangkap materi. d. Dapat membekali siswa dalam pemecahan masalah. 2. Bagi Guru a. Menambah wawasan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. b. Sebagai acuan tambahan bagi guru untuk mengembangkan teknik pembelajaran. c. Memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi. d. Memiliki referensi media pembelajaran yang lebih menarik, dan mudah dipahami oleh siswa. 12

3. Bagi Prodi Penelitian ini akan menambah kepustakaan penelitian pendidikan khususnya yang berhubungan dengan pengembangan media pembelajaran. 4. Bagi Peneliti a. Belajar mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah dengan cara mendesain dan merancang CD interaktif. b. Menambah pengetahuan dalam hal pengembangan CD interaktif sebagai media pengenalan konsep penambahan bagi anak usia 4-5 tahun. c. Untuk menyelesaikan tugas akhir atau skripsi agar dapat dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut. J. Penegasan Istilah Untuk mewujudkan satu kesatuan berpikir dan untuk menghindari salah tafsir, maka perlu ditegaskan istilah yang berkaitan dengan judul skripsi sebagai berikut: 1. Penelitian pengembangan adalah proses mendesain, memproduksi, mengevaluasi bahan pembelajaran yang dalam penelitian ini berupa CD interaktif. 2. Media pembelajaran berupa CD interaktif adalah media pembelajaran yang memuat gambar bergerak dan suara untuk menyampaikan materi pembelajaran secara interaktif yang disajikan melalui pemutar CD pada program komputer. Media pembelajaran ini dapat digunakan untuk pembelajaran individu maupun kelompok. 13

3. Pengenalan penambahan bagi anak usia 4-5 tahun merupakan salah satu indikator yang dapat dicapai secara tuntas untuk dapat mengoptimalkan kemampuan anak memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitarnya. 14