PENAMBAHAN LIMBAH PLASTIK PADA TANAH EKSPANSIF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

PENGARUH PENCAMPURAN ABU SEKAM PADI DAN KAPUR UNTUK STABILISASI TANAH EKSPANSIF

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

BAB 3 METODE PENELITIAN

STUDI TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN ROAD TECH 2000 TERHADAP SIFAT SIFAT TANAH EKSPANSIF

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

BAB II TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DAN SILICA FUME

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp.(0271)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

PENURUNAN PONDASI TELAPAK YANG DIPERKUAT KOLOM KAPUR

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN POTONGAN BAN BERSERAT NILON TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

Pengaruh Penambahan Semen, Abu Sekam Padi dan Abu Ampas Tebu pada Tanah Lempung Ekspansif di Bojonegoro terhadap Nilai CBR, Swelling, dan Durabilitas

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT MENGEMBANG DAN KUAT TEKAN BEBAS PADA LEMPUNG MONTMORILLONITE KARANGNUNGGAL TASIKMALAYA TESIS MAGISTER

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DENGAN LAMANYA WAKTU PERAWATAN (CURING) TERHADAP KEKUATAN DAN PENGEMBANGAN (SWELLING) TANAH LEMPUNG EKSPANSIF

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA METODE ELEKTROKINETIK TERHADAP PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF Rizla Sheila 1, Agus Setyo Muntohar 2

STUDI LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DAN BOTTOM ASH PADA TANAH EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR

THE INFLUENCE OF WETTING AND DRYING CYCLE TO EXPANSIVE CLAY WITH HIGH SWELLING SHRINKAGE POTENTIAL OF UNCONFINED COMPRESSION STRENGHT VALUE (qu)

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP NILAI KUAT DUKUNG TANAH DI BAYAT KLATEN

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PERILAKU TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN TANAH GADONG DAN KAPUR (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

PEMANFAATAN MILL SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA NAMBUHAN, PURWODADI, GROBOGAN

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

Perbaikan Tanah Untuk Meningkatkan CBR Dengan Bahan Aditif Serbuk Bata Merah Dan Abu Sekam Padi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

Keywords: granular soil, subbase course, k v, CBR. Kata Kunci: tanah granuler, subbase course, nilai k v, CBR

STABILISASI TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN CAMPURAN GYPSUM SINTETIS (CaSO4 2H2O) dan GARAM DAPUR (NaCl) DITINJAU DARI PENGUJIAN CBR

Studi Stabilitas Tanah Ekspansif dengan Penambahan Pasir untuk Tanah Dasar Konstruksi Jalan

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SEMEN DAN CUACA TERHADAP KEMAMPUAN KEDAP AIR TANAH EKSPANSIF TERCAMPUR NANOMATERIAL

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

Pengaruh Lama Waktu Curing Terhadap Nilai CBR Dan Swelling Pada Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Dengan Campuran 15% Fly Ash

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR Ca(OH) 2 DAN ABU SEKAM PADI PADA TANAH LEMPUNG (CLAY) A-7-6 TERHADAP NILAI CBR TANAH DASAR (SUBGRADE) PADA PERKERASAN JALAN

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM DAN 4% FLY ASH

PENGARUH UKURAN BUTIR TERHADAP NILAI CBR MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN METODE KIMIAWI MENGGUNAKAN GARAM DAPUR (NaCl) (Studi Kasus Tanah Lempung Desa Majenang, Sukodono, Sragen)

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

PENGGUNAAN SOIL CEMENT MIXING SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 0 DAN 0.

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : GIOVANNI RAMADHANY GINTING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

STABILISASI TANAH LIAT SANGAT LUNAK DENGAN GARAM DAN PC (PORTLAND CEMENT)

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi oleh ketersediaan lahan, pembangunan pada lahan dengan sifat tanah

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

PENGARUH PENGGUNAAN SERAT PLASTIK TERHADAP NILAI DAYA DUKUNG TANAH

Transkripsi:

PENAMBAHAN LIMBAH PLASTIK PADA TANAH EKSPANSIF Himamul A la 1), Bambang Setiawan 2), Noegroho Djarwanti 3) 1)Mahasiswa Program S1 Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 2) 3)Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta 57126.Telp.0271647069. Email : himamul.ala 27@gmail.com Abstract Expansive soil is a problematic soil having low strenght and low potential of development shrinkage because of the change of soil water content. Expansive soil would shrink if the water content decreases, and it would swell if the water content increases. The soil restoration is needed to decrease the potential of development shrinkage of soil and to increase its strenght. One of thr restoration methods applied is by using additive as the contents. Plastics belong to repair restoration which are began much used in civil engineering. This research attempts to repair expansive soil by using plastics. The impact of increasing plastics on the expansive soil could be seen through the variation of plastics increase, they were 0%, 0.5%, 0.75%, and 1 %. The plastics added was polypropylene (PP) with dimensionless number ±5 mm x ±15 mm. This water content variation was also used as the influential factor of the soil development shrinkage potential. The water content variation applied was optimum dry condition water and optimum water contents. The optimum dry condition water used was the increase water as much as 350 ml and 450 ml. The early water content in the soil sample was ±10%. The examination methods applied in this research were swelling test, swelling pressure, and California Bearing Ratio (CBR). The result shows that based on the parameter test, the increase of plastics on the expansive soil is most optimally obtained through the increase of plastic contents as much as 0.5%. The increase of plastic contents 0.5% results low swelling number and low swelling pressure. The swelling number resulted increases into 0.39% and the swelling pressure number decreases into 24.07%. The CBR value encounters lowering in average. The value of submerged CBR and not submerged CBR obtained decreases into 0.219% and 9.879%. The result shows that in general, the increase of plastics could decrease the potential development of expansive soil, meanwhile the CBR value also decreases. Keywords: Expansive soil, plastic, swelling, swelling pressure, California Bearing Ration Abstrak Tanah ekspansif adalah tanah bermasalah yang memiliki kekuatan yang rendah dan potensi kembang susut tinggi karena perubahan kadar air tanah. Tanah ekspansif akan menyusut jika kadar airnya berkurang, dan mengembang jika kadar air bertambah. Perbaikan tanah dibutuhkan untuk mengurangi potensi kembang susut tanah dan meningkatkan kekuatannya. Salah satu metode perbaikan yang digunakan adalah menggunakan bahan tambah sebagai pengisi. Plastik merupakan bahan perbaikan yang mulai banyak digunakan dalam teknik sipil. Penelitian ini mencoba memperbaiki tanah ekspansif menggunakan plastik. Pengaruh penambahan plastik pada tanah ekspansif diketahui dari variasi penambahan plastik sebanyak 0%, 0,5%, 0,75%, dan 1% berdasarkan berat tanah. Plastik yang ditambahkan berjenis polypropylene (PP) berdimensi ±5 mm x ±15 mm. Variasi kadar air juga digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi kembang susut tanah. Variasi kadar air yang digunakan adalah kondisi kadar air kering optimum dan kadar air optimum. Kondisi kadar air kering optimum yang digunakan ialah pada penambahan air sebanyak 350 ml dan 450 ml. Kadar air awal pada sampel tanah adalah ±10%. Pengujian yang dilakukan menggunakan uji swelling, swelling pressure, dan California Bearing Ratio (CBR). Hasil penelitian didapatkan penambahan plastik pada tanah ekspansif paling optimum berdasarkan parameter ujinya didapatkan pada penambahan kadar plastik sebesar 0,5%. Penambahan kadar plastik 0,5% menghasilkan nilai swelling dan swelling pressure yang rendah. Nilai swelling yang dihasilkan meningkat sebesar 0,39% dan nilai swelling pressure-nya turun sebesar 24,07%. Nilai CBR-nya mengalami penurunan namun tidak terlalu besar. Nilai CBR terendam dan tidak terendam yang didapatkan turun sebesar 0,219 % dan 9,879%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan penambahan plastik dapat menurunkan nilai potensi pengembangan tanah ekspansif sedangkan nilai CBR-nya juga mengalami penurunan. Kata kunci: tanah ekspansif, plastik, swelling, swelling pressure, california bearing ratio. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1170

Latar Belakang Tanah lempung ekspansif dapat dijumpai di beberapa daerah di Jawa. Daerah di Jawa yang terdapat tanah lempung ekspansif meliputi daerah Pantai Utara, Purwokerto, Kudus, Surabaya, Solo, Ngawi dan lain-lain. Tanah ekspansif adalah tanah yang memiliki nilai potensi pengembangan atau penyusutan tinggi. Pengembangan dan penyusutan pada tanah ekspansif dipengaruhi oleh perubahan kadar air. Tanah ekspansif akan menyusut jika kadar airnya berkurang, dan mengembang jika kadar air bertambah. Kekuatan struktur sangat dipengaruhi oleh kemampuan tanah dasar dan pondasi dalam meneruskan beban yang bekerja. Kembang susut pada tanah ekspansif dapat mempengaruhi stabilitas bangunan di atasnya. Tekanan pengembangan pada tanah lempung ekspansif yang mengembang dapat mengangkat bangunan diatasnya. Pengembangan tanah ekspansif menyebabkan kerusakan serius pada perkerasan jalan dan bangunan ringan. Kerusakan yang disebabkan oleh tanah ekspansif pada umumnya dikarenakan nilai potensi pengembangan (swelling) dan tekanan pengembangan (swelling pressure) yang besar. Kerusakan struktur jalan juga disebabkan rendahnya nilai CBR (California Bearing Ratio) pada tanah ekspansif. Metode perbaikan tanah ekspansif telah dilakukan untuk mengurangi kembang susut yang terjadi dan meningkatkan daya dukung pada tanah ekspansif. Penggunaan limbah plastik sebagai bahan perbaikan tanah juga bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan. Limbah plastik sulit untuk diurai oleh tanah sehingga menjadi polutan bagi lingkungan. Penelitian menggunakan plastik berbahan polyprophylene (PP), polyethylene (PE), dan high-density polythyene (HDPE) menyimpulkan bahwa plastik mempunyai kekuatan yang cukup sebagai bahan campuran dalam perkuatan tanah. Tinjauan Pustaka Penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki tanah ekspansif telah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mencari parameter-parameter yang mempengaruhi stabilisasi tanah atau mencoba material-material baru yang mungkin efektif dalam stabilisasi. Sutikno (2009) menguji stabilisasi tanah ekspansif dengan penambahan kapur yang diaplikasikan pada pekerjaan timbunan. Penelitian ini menggunakan proporsi kadar kapur sebesar 4% - 6%. Nilai CBR tanah uji didapatkan meningkat sebesar 10,184%. Ndaru (2015) melakukan pengujian terhadap stabilisasi tanah menggunakan sebuk gypsum dan abu sekam. Penelitian tersebut dilakukan terhadap tanah ekspansif menggunakan proporsi sebesar 4% serbuk gypsum dan 5% abu sekam padi. Proses perawatan (curing) dilakukan selama 14 hari. Nilai CBR meningkat menjadi 21,87%. Gunawan (2015) menjelaskan bahwa penggunaan sampah plastik dan ijuk sebagai metode perbaikan tanah dapat mempercepat laju konsolidasi pada tanah lempung. Limbah plastik dan ijuk yang digunakan sebagai vertical drain terbukti dapat meningkatkan laju aliran air dalam tanah sebesar 412,03%. Prasanna (2014) melakukan pengujian stabilisasi tanah lempung berpasir dan tanah lempung. Pengujian yang dilakukan uji California Bearing Ratio (CBR) dan Unconfined Compression Test (UCS). Pengujian ini menunjukkan penambahan kadar plastik 0,5% meningkatkan nilai UCS sebesar 26,2%. Nilai CBR tidak terendam meningkat sebesar 32,72% pada tanah lempung dan 29,92% pada tanah lempung berpasir. Nilai CBR terendam meningkat sebesar 144,03% pada tanah lempung dan 114,22% pada tanah lempung berpasir. Ompusunggu (2009) memaparkan plastik berjenis Polypropylene (PP) memiliki daya tahan yang baik terhadap bahan kimia, kuat, dan memiliki titik leleh yang tinggi sehingga cocok untuk produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum, tempat obat dan botol minum untuk bayi. Bahan ini biasanya didaur ulang menjadi casing baterai, sapu, sikat, dan lain-lain. Tchobanoglous, Theisen, dan Vigil (1993), menjelaskan bahwa plastik berjenis Polypropylene (PP) memiliki titik leleh yang tinggi, daya tahan yang baik terhadap bahan kimia, serta kuat sehingga baik digunakan untuk peralatan makanan dan minuman. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis mencoba meneliti pengaruh penambahan limbah plastik sebagai bahan pengisi (filler) pada tanah ekspansif. Penelitian ini akan meninjau pengaruh penambahan plastik terhadap nilai potensial pengembangan, tekanan mengembang, dan nilai CBR. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1171

Landasan Teori Tanah ekspansif adalah tanah lempung yang memiliki tingkat plastisitas yang tinggi (IP > 30%). Tingkat plastisitas yang tinggi menyebabkan tanah lempung ekspansif cenderung mengalami pengembangan (swelling) bila kadar airnya berlebih dan mengalami penyusutan (shrinkage) bila kadar airnya berkurang (Setiawan, 2008). Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU-18/2008). Tchobanoglous, Theisen, et al (1993), mendefinisikan sampah sebagai bahan buangan berbentuk padat atau semi padat yang dihasilkan dari aktifitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diinginkan atau digunakan kembali. Sampah plastik berjenis Polypropylene (PP) memiliki kemampuan adaptasi yang baik dan berat yang ringan sehingga digunakan hampir di seluruh bidang industri. Plastik jenis ini dapat mengacu ke setiap barang yang memiliki karakter deformasi dan ductile. Perkuatan tanah dari bahan plastik berupa polyprophylene (PP), polyethylene (PE) dan high-density polythyene (HDPE) yang tersusun mempunyai kekuatan yang cukup baik. Plastik tersebut juga berfungsi sebagai penghalang horizontal agar kadar air tanah dapat tetap terkontrol. Plastik berjenis polyprophylene (PP) dapat digunakan sebagai bahan perkuatan tanah karena memiliki kekuatan dan penjagaan kadar air yang baik. Serat sintesis plastik merupakan bahan yang mempunyai regangan putus yang lebih tinggi dibandingkan regangan runtuh tanah. Perkuatan tanah bekerja pada regangan rendah sampai regangan runtuh tanah. Perkuatan tanah masih dapat memberikan regangan tarik jika regangan runtuh tanah telah terlampaui. Adanya tegangan tarik pada perkuatan tanah dapat mencegah keruntuhan tanah secara mendadak (Mc. Gown, 1978). Metode Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki tanah ekspansif menggunakan limbah plastik sebagai bahan pengisi tanah (filler). Limbah plastik diharapkan dapat memperbaiki ditinjau dari nilai potensi mengembang, tekanan pengembangan, dan nilai CBR. Variasi kadar plastik yang digunakan ialah sebesar 0%; 0,5%; 0,75%; dan 1% dari berat tanah. Kondisi kadar air pada pengujian swelling dan swelling pressure berada pada kadar air tanah kering dan kadar air optimum. Kondisi kadar air pada pengujian CBR terendam dan tidak terendam berada pada kadar air optimum. Penelitian dilaksanakan dengan empat tahap yaitu : Tahap Persiapan Pekerjaan persiapan terdiri dari proses pengambilan sampel tanah, pengujian pendahuluan dan analisis tingkat ekspansif tanah. Tanah yang digunakan pada penelitian ini merupakan tanah lempung ekspansif. Tanah ini diambil dari daerah Ketitang, Nogosari, Boyolali dalam keadaan terganggu (disturb). Pengambilan tanah dilakukan 2 kali dengan perbedaan jarak ±5 m dan perbedaan waktu kurang lebih satu bulan. Pengambilan tanah dilakukan dengan selang kurang lebih satu bulan agar kodisi tanah tidak jauh berbeda. Pengambilan tanah dilakukan secara manual dengan menggunakan sekop dari bagian permukaan sampai kedalaman ±1m. Pengujian pendahuluan yang dilakukan adalah Specific gravity (ASTM D 854-92), Grain size analysis (ASTM D 422-63), dan Atterberg limit (ASTM D 4318-95a). Analisis tingkat ekspansif tanah pada pengujian ini adalah dengan menggunakan nilai shrinkage index yang didapatkan dengan melakukan pengurangan antara nilai liquid limit dengan shrinkage limit dari pengujian Atteberg limit Tahap penyediaan plastik Limbah plastik pada penelitian ini merupakan plastik yang digunakan sebagai gelas air mineral. Plastik yang digunakan memiliki tipe resin polypropylene serta memiliki ketebalan 10µ. Plastik yang digunakan berdimensi ±5 mm ±15 mm. Penambahan variasi dan pemadatan tanah Penambahan plastik pada pengujian ini dilakukan saat proses pemeraman sebelum uji pemadatan modified Proctor. Variasi jumlah air yang ditambahkan saat pemeraman adalah 350 ml, 450 ml, 550 ml, 700 ml, 850 ml, dan 1000 ml. Sampel dengan penambahan 350 ml dan 450 ml akan langsung dijadikan variasi penelitian pada kondisi kadar air kering, sedangkan untuk variasi kondisi kadar air optimum harus dicari terlebih dahulu titik optimumnya. Variasi jumlah plastik yang digunakan adalah 0%, 0.5%, 0.75% dan 1% pada kondisi kadar air e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1172

d (g/cm3) kering dan kadar air optimum. Proses kegiatan pencampuran plastik, air dan tanah dilakukan secara manual sampai campuran merata Pemadatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah modified Proctor. Pengujian modified Proctor dilakukan untuk merekonstruksi sampel pada pengujian utama agar memiliki kepadatan yang besar. Pengujian modified Proctor dilakukan dengan menggunakan alat penumbuk otomatis agar hasil tumbukan dapat merata secara sempurna. Jumlah tumbukkan dan berat beban penumbuk diatur sesuai dengan prosedur pemadatan modified Proctor. Hasil dari pengujian pemadatan adalah sampel padat pada kondisi kadar air kering optimum dan kadar air optimum dengan berbagai variasi plastik yang siap digunakan untuk percobaan potensi mengembang, tekanan mengembang dan California Bearing Ratio (CBR). Tahap pengujian utama Terdapat 3 pengujian utama dalam penelitian ini yaitu, pengujian potensi mengembang, pengujian tekanan mengembang dan pengujian CBR. Sampel untuk pengujian potensi mengembang berasal dari tanah yang telah dipadatkan pada modified Proctor lalu dicetak pada ring konsolidasi. Variasi pengujian potensi mengembang dan tekanan mengembang adalah variasi kadar plastik 0%, 0.5%, 0.75% dan 1% pada kondisi kadar air kering dan kadar air optimum. Alat yang digunakan dalam pengujian potensi mengembang dan tekanan mengembang adalah seperangkat alat konsolidometer dan mould konsolidasi. Pengujian tekanan mengembang dilakukan secara langsung pada sampel setelah pengujian potensi mengembang. Pengujian CBR menggunakan sampel remolded hasil pemadatan modified Proctor. Sampel pengujian CBR adalah sampel pada kadar air optimum dan variasi penambahan plastik 0.5%, 0.75% dan 1%. Pembahasan dan analisis data hasil pengujian. Analisis data hasil pengujian dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan Pengujian Proctor Pengaruh penambahan limbah plastik terhadap nilai d maks yang didapatkan dari pengujian modified Proctor ditunjukkan pada Gambar 1 berikut. 1,45 1,445 1,44 1,435 1,43 1,425 1,42 1,415 0 0,25 0,5 0,75 1 1,25 Variasi kadar plastik Gambar 1 Korelasi antara d maks dengan variasi limbah plastik Hasil pengujian modified Proctor menunjukkan bahwa semakin besar penambahan kadar limbah plastik pada tanah ekspansif menghasilkan nilai kepadatan tanah maksimum ( d maks) yang semakin rendah. Hal ini disebabkan karena sebagian massa tanah tergantikan dengan massa plastik yang digunakan sebagai bahan perkuatan. Plastik memiliki massa jenis yang lebih ringan dibandingkan tanah, sehingga kepadatan tanah campuran menurun. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1173

Kadar air (w) Pengaruh penambahan plastik terhadap kadar air tanah hasil uji pemadatan modifikasi (modified Proctor) ditunjukkan pada Gambar 2 berikut. 26 24 w opt 22 20 18 450 ml 350 ml 16 0,00% 0,25% 0,50% 0,75% 1,00% Variasi kadar plastik Gambar 2 Korelasi antara kadar air tanah dengan kadar plastik Gambar 2 menunjukkan penambahan plastik pada tanah ekspansif memberikan pengaruh terhadap kadar air tanah pemadatan. Tanah ekspansif yang dipadatkan dengan penambahan plastik membutuhkan penambahan air yang lebih besar. Penambahan kadar plastik dengan jumlah yang lebih besar membutuhkan penambahan kadar air yang lebih besar pula. Pengujian Potensi Mengembang Besarnya nilai persentase mengembang disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Hasil pengujian potensi mengembang Variasi Kode Penambahan Air Penambahan Penambahan 350 ml Penambahan 450 ml Kadar Air Optimum Plastik w Swelling w Swelling w Swelling 0% 19,01 20,95 19,48 11,30 22,47 11,75 0,5% 21,11 19,28 24,26 16,14 24,77 9,76 0,75% 18,37 13,86 23,47 13,78 25,14 7,71 1% 18,52 7,28 19,55 8,07 25,71 20,70 Tabel 1 memperlihatkan bahwa secara keseluruhan, penambahan plastik cenderung mengurangi potensi mengembang tanah lempung ekspansif. Penambahan kadar plastik yang menghasilkan nilai swelling paling rendah didapatkan pada penambahan 1% plastik dengan penambahan air sebanyak 350 ml. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1174

Swelling pressure (kpa) Swelling Korelasi antara nilai potensi mengembang dengan penambahan plastik berbagai variasi ditunjukkan dalam Gambar 3 berikut. 25 20 15 10 5 0 0 0,25 0,5 0,75 1 Kadar plastik Gambar 3 Korelasi antara nilai potensi mengembang dengan kadar plastik Gambar 3 menampilkan penambahan plastik paling optimum berdasarkan nilai swelling-nya didapatkan pada penambahan plastik antara 0,75% hingga 1%. Penambahan plastik antara 0,75% hingga 1% mengahasilkan sebuah titik temu dengan nilai swelling terendah. Pengujian Tekanan Mengembang Hasil dari pengujian tekanan mengembang disajikan dalam Tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2 Hasil pengujian tekanan mengembang Variasi Kode Penambahan Air Penambahan Penambahan 350 ml Penambahan 450 ml Kadar Air Optimum Kadar Swelling Swelling Swelling w w w Plastik Pressure(kPa) Pressure(kPa) Pressure(kPa) 0% 19,01 132,15 19,48 54,63 22,47 155,36 0,50% 21,11 56,06 22,26 113,22 24,77 90,53 0,75% 18,37 105,26 23,47 58,10 25,14 50,12 1% 18,52 50,04 21,55 54,04 25,71 228,25 Hasil pengujian swelling pressure pada Tabel 2 selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk mengkorelasikan hubungan antara nilai tekanan mengembang (swelling pressure) dengan penambahan limbah plastik. Korelasi antara nilai swelling pressure dengan penambahan limbah plastik berbagai variasi ditunjukkan pada Gambar 4 berikut. 250 200 150 100 50 0 0 0,25 0,5 0,75 1 Kadar plastik Gambar 4 Korelasi antara nilai swelling pressure dengan variasi kadar plastik wopt wo + 450 ml wo + 350 ml w opt w o + 450 ml w o + 350 ml e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1175

Nilai CBR Nilai CBR Gambar 4 menampilkan penambahan plastik paling optimum berdasarkan nilai swelling pressure-nya didapatkan pada penambahan plastik antara 0,5% hingga 0,75%. Penambahan plastik antara 0,5% hingga 0,75% mengahasilkan sebuah titik temu dengan nilai swelling pressure terendah. Pengujian California Bearing Ratio (CBR) Hasil dari pengujian CBR terendam dan tidak terendam dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D. Tabel 3 Hasil pengujian California Bearing Ratio (CBR) No Variasi Penambahan Kadar Tidak Terendam Terendam Plastik (unsoaked) (soaked) 1 0 34,025 1,646 2 0,5 24,146 1,427 3 0,75 19,381 1,098 4 1 21,952 1,098 Nilai California Bearing Ratio (CBR) terendam (soaked) dan tidak terendam (unsoaked) terbaik didapatkan pada penambahan kadar plastik 0% dengan nilai 1,646 % dan 34,025%. Kecenderungan nilai CBR tidak terendam (unsoaked) pada setiap kondisi disajikan dalam Grafik 5 sebagai berikut. 35 30 25 20 15 0 0,25 0,5 0,75 1 Kadar plastik Gambar 5 Hasil pengujian CBR tidak terendam (unsoaked) Gambar 5 menunjukkan bahwa penambahan plastik pada tanah ekspansif justru menurunkan nilai CBR tidak terendam. Nilai CBR terendam paling rendah didapatkan pada penambahan kadar plastik sebesar 0,75% yakni sebesar 43,04% terhadap tanah asli. Kecenderungan nilai CBR terendam (soaked) pada setiap kondisi disajikan dalam Grafik 6 sebagai berikut. 2,0 1,5 1,0 0,5 0 0,25 0,5 0,75 1 Kadar plastik Gambar 6 Hasil pengujian CBR terendam (soaked) e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1176

Gambar 6 menunjukkan bahwa penambahan plastik pada tanah ekspansif justru menurunkan nilai CBR terendam. Nilai CBR terendam paling rendah didapatkan pada penambahan kadar plastik sebesar 0,75% dan 1% yakni sebesar 33,29% terhadap tanah asli. Tabel 4 Hasil akhir penelitian utama secara keseluruhan Kadar Potensi Tekanan Penurunan nilai Penurunan nilai plastik mengembang mengembang (kpa) CBR soaked CBR unsoaked 0 14,67 114.05 0 0 0,5 14,97 86.6 29,03 13,3 0,75 11,83 71.16 43,04 33,29 1 12,017 110.7767 35,48 33,29 Penelitian ini menghasilkan hasil terbaik pada kondisi yang berbeda-beda di setiap parameternya. Hasil analisis ketiga pengujian menyimpulkan bahwa penambahan plastik terbaik didapatkan pada penambahan plastik sebesar 0,5%. Kesimpulan penambahan kadar plastik terbaik didapatkan berdasarkan nilai swelling, swelling pressure, dan nilai CBR tanah uji. Penambahan kadar plastik 0,5% menghasilkan nilai swelling dan swelling pressure yang relatif rendah. Nilai ratarata swelling yang dihasilkan sedikit meningkat sebesar 0,39% dan nilai swelling pressure-nya turun sebesar 24,07%. Nilai CBR-nya mengalami penurunan namun tidak terlalu besar. Nilai CBR terendam dan tidak terendam yang didapatkan turun sebesar 0,219% dan 9,879%. Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian dan analisis hasil yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Nilai kepadatan tanah maksimum semakin menurun seiring penambahan plastik pada tanah ekspansif. 2. Penambahan plastik yang semakin besar membutuhkan penambahan air yang semakin besar pula untuk memadatkannya. 3. Penambahan plastik terbaik ditinjau dari parameter nilai swelling, swelling pressure dan nilai CBR-nya didapatkan pada penambahan plastik sebesar 0,5%. 4. Penambahan 0,5% plastik pada tanah ekspansif menaikan nilai swelling sebesar 0,39% serta menurunkan nilai swelling pressure sebesar 24,07%. 5. Penurunan nilai CBR soaked dan unsoaked pada penambahan 0,5% plastik didapatkan sebesar 0,219% dan 9,879%. REFERENSI Anonim, 1997 Annual Book of ASTM Standard. USA. Gunawan, S. 2015. Percepatan Penurunan Tanah dengan Metoda Elektrokinetik Berbahan Ijuk dan Sampah Plastik. Yogyakarta. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Hardiyatmo, H.C. 2010. Mekanika Tanah 1, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hardiyatmo, H.C. 2014. Permasalahan dan Penanganan Tanah Ekspansif, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Jitno, H. 2001. Tanah Ekspansif : Masalah dan Solusinya. Bandung. Institut Teknologi Bandung Ndaru, F., Andi, E., Zaika, Y., Munawir, A., dan Rachmansyah, A. 2015. Perbaikan Tanah Ekspansif dengan Penambahan Serbuk Gypsum dan Abu Sekam Padi untuk Mengurangi Kerusakan Struktur Perkerasan. Malang. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Brawijaya Malang. Ompusunggu, H. H. 2010. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Siswa Kelas X Terhadap Penggunaan Plastik sebagai Tempat Penyimpanan Makanan dan Minuman di SMU Negeri 14 Medan Tahun 2009. Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Pillai, R.J., & Prasanna, G.G. 2014 Influence of Waste Plastic Strips On Engineering Behaviour of Soils. India : IGC. Sutikno dan Damianto, B. 2009. Stabilisasi Tanah Ekspansif dengan Penambahan Kapur (Lime): Aplikasi pada Pekerjaan Timbunan. Depok. Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1177

Tchobanoglous, G., Theisen, H., dan Vigil, S.A. 1993. Integrated solid waste management : Engineering principles and management issues. New York :McGraw Hill International Editions. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Desember 2017/1178