Pengaruh Luas Ventilasi terhadap Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 BAB I NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI PUBLIKASI ILMIAH

DELI LILIA Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU PENGELOLA PROGRAM TB PUSKESMAS DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB DI KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH PUSKESMAS NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

ANALISA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka***

STUDI KOMPARASI BEBERAPA FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI DAERAH PANTAI DAN DAERAH PEGUNUNGAN

HUBUNGAN ANTARA KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DALAM RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU DI KOTA MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA SUMBER BENING KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

Unnes Journal of Public Health

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA TENTANG PENULARAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TANRUTEDONG KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium

FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING Lindy Agraini Patiro*, Wulan P.J Kaunang*, Nancy S.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

ANALISIS KEJADIAN TB PARU BERDASARKAN LINGKUNGAN DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN MUNCAR BANYUWANGI. Hendrik Probo Sasongko 1), Febrika Devi Nanda 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

melebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 1 / April Andreas Christian Ayomi, Onny Setiani, Tri Joko

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sinar matahari, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan

BAB I PENDAHULUAN. infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar. dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

Keyword : pulmonary tuberculosis smear positive, characteristic of patient

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet

GAMBARAN KONDISI FISIK RUMAH PASIEN PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti karena menular. Menurut Robins (Misnadiarly, 2006), tuberkulosis adalah

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DIWILAYAH PUSKESMAS YOSOMULYO KOTA METRO TAHUN 2014 ABSTRAK

tujuan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai derajat kesehatan tersebut dipengaruhi oleh

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. Salah satu ciri

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. berobat dan putus berobat selama 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi di seluruh dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, WHO melaporkan bahwa

HUBUNGAN PERILAKU DAN KONDISI LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU DI KOTA BIMA PROVINSI NTB

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk percikan dahak (droplet nuclei) ( Lippincott, 2011). 39 per penduduk atau 250 orang per hari. Secara Global Report

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

Transkripsi:

Pengaruh Luas Ventilasi terhadap Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 BAB I NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh: DWI ARY MURTININGSIH J 410 080 004 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

ARTIKEL PENELITIAN Hubungan Antara Gaya Hidup dengan Kejadian Stroke Usia Dewasa Muda di RSUD Dr. Moewardi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 7151448 Surakarta 57102 Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan ini pembimbing/ skripsi/ tugas akhir : Pembimbing I Nama : Tri Puji Kurniawan, SKM. M.Kes NIP/NIK : Pembimbing II Nama : Farid Setyo Nugroho, SKM NIP/NIK : Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama : DWI ARY MURTININGSIH NIM : J 410 080 004 Program Studi : Kesehatan Masyarakat Judul Skripsi : PENGARUH LUAS VENTILASI TERHADAP KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO TAHUN 2013 Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, Oktober 2014 Pambimbing I Pembimbing II Tri Puji Kurniawan, SKM. M.Kes Farid Setyo Nugroho, SKM Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2

Pengaruh Luas Ventilasi terhadap Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 Dwi Ary Murtiningsih 1, Tri Pujikurniawan *, Farid Setyo Nugroho 2* 1 Alumni Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ²Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, faktor lingkungan mendukung penularan bakteri penyebab tuberkulosis. Prevalensi TB sebesar 244 per100.000 dan angka kematian akibat TB sebesar 39 per100.000 (Global Tuberculosis Control, 2009). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo tahun 2010 ditemukan 38 kasus TB, tahun 2011(28 kasus TB) dan tahun 2012 (39 kasus). Data Puskesmas Sukoharjo menunjukkan tahun 2010 ditemukan 25 kasus, tahun 2011 (26 kasus), tahun 2012 (46 kasus) dan data terakhir tahun 2013 bulan Januari sampai November tercatat 47 kasus TB dengan satu kasus meninggal dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh luas ventilasi terhadap kejadian tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo. Metode penelitian menggunakan observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 46 kasus TB. Sampel dalam penelitian ini adalah 24 kasus dan 24 kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Teknik Random Sampling. Uji statistik menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan luas ventilasi (p=0,000), kelembaban ruang tidur (p=0,000), dan ada hubungan pencahayaan ruang tidur (p=0,000) terhadap kejadian tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo. Kata kunci: Tuberkulosis (TB), Angka Kejadian TB, Faktor Lingkungan. ABSTRACT Tuberculosis (TB) is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, environmental factors support the transmission of bacteria that cause tuberculosis. TB prevalence of 244 per100.000 and mortality due to TB of 39 per100.000 (Global Tuberculosis Control 2009). Based on data from the District Health Office Sukoharjo in 2010 found 38 cases of tuberculosis, in 2011 (28 cases of TB) and in 2012 (39 cases). Data show the year 2010 public health center in Sukoharjo found 25 cases in 2011 (26 cases), in 2012 (46 cases) and recent data in 2013 from January to November were 47 cases of TB recorded with one case died. This study aims to analyze the factors associated with the incidence of tuberculosis public health center in Sukoharjo. The

method uses an observational study with cross sectional approach. The study population 46 cases of Tuberculosis disease. The samples in this study were 24 cases and 24 controls. Simple random sampling. The statistic test using the Chi-square test. The results showed no association ventilation (p = 0.000), humidity chamber sleep (p = 0.000), and there is a bedroom lighting relationship (p = 0.000) on the incidence of tuberculosis in public health center in Sukoharjo. Keywords: Tuberculosis (TB), TB incidence figures, Environmental Factors. PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang telah lama di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini mampu bertahan dan berkembang dalam suhu lembab. Penyebaran penyakit ini melalui dahak (droplet) orang yang telah terinfeksi basil TB (Depkes RI, 2006). Kasus tuberkulosis tidak hanya ditemukan di Indonesia bahkan banyak negara besar yang mengalaminya, menunjukkan bahwa TB merupakan penyakit dunia yang masih sulit untuk dikendalikan (Depkes RI, 2006). Menurut hasil Laporan Riskesdas (2010), angka kesakitan Tuberkulosis Paru menyebar di lampir seluruh wilayah Indonesia. Periode Prevalance Tuberkulosis Paru pada tahun 2009/2010 (725 per100.000 penduduk). Berdasarkan Global Tuberkulosis Control tahun 2009 (data tahun 2007), data menunjukkan angka prevalensi TB sebesar 244 per 100.000 penduduk (565.614 orang) sedangkan data Case Fatality Rate (CFR)/kematian akibat TB adalah sebesar 39 per 100.000 penduduk (250 orang/hari). Pada tingkat provinsi, CDR tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi utara (85,2%), diikuti

DKI Jakarta (81%) dan Banten sebesar 77,7% (Kemenkes, 2009). Data terbaru Kemenkes (2010), Jawa Tengah menempati urutan ke-19 dari 33 provinsi untuk angka penemuan suspek TB di seluruh Indonesia. Penemuan kasus TB dengan BTA Positif baru di Jawa Tengah tahun 2007 sebanyak 17.318 penderita (Case Detection Rate/CDR, 49,82%), dari penemuan jumlah kasus tersebut mengalami penurunan sebesar 1,1% jika dibandingkan dengan penemuan kasus tahun 2005 yang mencapai 50,92% (Dinkes Jawa tengah, 2007). Data terbaru tahun 2010 angka kejadian TB Paru di Provinsi Jawa Tengah sebesar 107/100.000 penduduk. Angka kematian (CFR) TB Paru sebesar 2,3% dibawah target Jawa Tengah yaitu 3%, kondisi ini disebabkan oleh kesadaran penderita untuk minum obat secara teratur mengalami peningkatan dilihat dari capaian kesembuhan sebesar 90,57% (Bapeda Jawa Tengah, 2013) Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo menunjukkan bahwa data penderita TB di Kabupaten Sukoharjo dalam kurun tiga tahun terakhir menunjukkan data yaitu pada tahun 2010 terdapat 38 kasus mengalami penurunan sebesar 26% pada tahun 2011 menjadi 28 kasus. Tetapi kemudian pada tahun 2012 kembali mengalami peningkatan kasus sebesar 40% yaitu dari 28 kasus menjadi 39 kasus baru (Dinkes Sukoharjo, 2012). Berdasarkan data Puskesmas Sukoharjo tiga tahun terakhir dimulai dari tahun 2010 sampai 2012 yaitu data pasien penderita TB tahun 2010 yaitu sebanyak 25 orang, meningkat sebesar 2% yaitu menjadi 26 orang dengan satu kasus ditemukan meninggal dunia pada tahun 2011 dan pada tahun 2012

meningkat sebesar 9,2% menjadi sebanyak 46 orang dengan dua kasus ditemukan meninggal dunia. Data terbaru tahun 2013, dari bulan Januari sampai bulan November tercatat ada 47 kasus TB Paru dengan satu kasus ditemukan meninggal dunia. Dari data yang diperoleh angka kejadian kasus TB di wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo mengalami peningkatan sebesar 2% dari tahun 2012 sebanyak 46 kasus menjadi 47 kasus pada tahun 2013 (Puskesmas Sukoharjo, 2013). Sedangkan untuk kejadian TB paru berdasarkan usia lebih banyak menyerang orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak. Berdasarkan hasil penelitian Fatimah (2008) menunjukkan bahwa ventilasi rumah yang tidak memenuhi syarat mempunyai risiko 4,932 kali lebih besar terjadi TB jika dibandingkan dengan rumah yang memenuhi syarat. Faktor pencahayaan, menurut penelitian pada dasarnya dapat membunuh kuman TB. Pencahayaan rumah yang tidak memenuhi syarat beresiko 4,214 kali terkena TB dibandingkan rumah yang memenuhi syarat. Faktor kelembaban, tingkat kelembaban masih berkaitan dengan kepadatan dan ventilasi rumah. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan Case Control. Penelitaian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita TB Paru yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo. Pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 48 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan

menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data digunakan untuk mengetahui Pengaruh luas ventilasi kamar tidur penderita terhadap kejadian Tuberkulosis di wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo dengan uji chi-square. HASIL Puskesmas Sukoharjo merupakan Puskesmas yang berada di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan Sukoharjo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian 105 m 2 diatas permukaan laut dengan luas wilayah 4.458 Ha, terdiri dari 14 Kelurahan. Jumlah penduduk Kecamatan Sukoharjo berdasarkan data monografi Kecamatan Sukoharjo Tahun 2013 tercatat sejumlah 87.171 jiwa, terdiri dari 43.426 laki-laki dan 43.735 perempuan (Kecamatan Sukoharjo, 2013). Karakteristik responden berdasarkan usia pada kategori anak-anak pada kelompok kasus sebanyak 4 (16,7%) dan kelompok kontrol sebanyak 0 (0%). Demikian juga dengan kategori dewasa pada kelompok kasus sebanyak 20 (83,3%), dan kelompok kontrol 24 (100%). Berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan bahwa kategori laki-laki pada kelompok kasus sebanyak 17 (70,8%) dan kelompok kontrol sebanyak 14 (58,3%). Dan untuk kategori wanita pada kelompok kasus sebanyak 7 (29,2%), dan kelompok kontrol 10 (41,7%). Berdasarkan tingkat pendidikan, menunjukkan bahwa pada kategori responden tidak sekolah pada kelompok kasus sebanyak 9 (37,5%), SD sebanyak 6 (25%), SMP sebanyak 6 (25), SMA sebanyak 3 (12,5%) dan DIII/S1 sebanyak 0 (0%). Sedangkan untuk kelompok kontrol pada kategori responden tidak sekolah sebanyak 0 (0%), SD sebanyak 2 (8,3%), SMP

sebanyak 4 (16,7%), SMA sebanyak 13 (54,2), dan DIII/S1 sebanyak 5 (20,8%). Luas ventilasi rumah merupakan lubang angin yang digunakan untuk keluar masuk angin ke dalam rumah. Distribusi luas ventilasi rumah responden yang memenuhi syarat lebih dari 10% sebesar 54,2% sedangkan yang tidak memenuhi syarat kurang dari 10% sebesar 45,8%. Luas Kejadian TB Ventilasi Kasus Kontrol Ruang N % N % OR CI ρ <10% 19 79,2 3 12,5 0,038 0,006-0,000 >10% 5 20,8 21 87,5 0,179 Total 24 100 24 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas ventilasi ruang memenuhi syarat (lebih dari 10%) dari kelompok kasus sebanyak 5 orang (20,8%) dan kelompok kontrol sebanyak 21orang (87,5%). Sedangkan untuk luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat (kurang dari 10%) dari kelompok kasus sebanyak 19 orang (79,2%) dan dari kelompok kontrol sebanyak 3 orang (12,5%). Nilai ρ = 0,000<0,05, maka dapat dapat disimpulkan ada hubungan antara luas ventilasi rumah dengan kejadian tuberkulosis. Faktor risiko kejadian Tuberkulosis adalah luas ventilasi, dengan nilai OR=0,038. Dapat diartikan bahwa luas ventilasi dapat mencegah terjadinya Tuberkulosis 0,038 kali. PEMBAHASAN Ventilasi merupakan salah satu faktor pendukung rumah sehat sebagai tempat pergantian udara dalam ruang. Ventilasi dalam rumah membantu

kualitas udara dalam ruangan, temperature ruang yang memenuhi syarat yaitu sebesar 18C - 30C dengan kelembaban udara sebesar 40%-70%. Dari hasil penelitian yang telah saya lakukan, 14 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Sukoharjo sebagian besar memiliki ventilasi. Ventilasi merupakan tempat pertukaran udara dari luar ke dalam rumah. Jumlah ventilasi yang cukup, belum tentu digunakan sebagai mana fungsinya. Hasil penelitian ini menunjukkan ventilasi pada kamar tidur di ruang responden penderita Tuberkulosis (kasus) sebesar 20,8% yang memenuhi syarat ventilasi yang baik, dan sebesar 79,2% ventilasinya tidak memenuhi syarat. Sedangkan untuk kontrol sebesar 87.5% ventilasinya memenuhi syarat dan sisanya 12.5% tidak memenuhi syarat. Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Sukoharjo, menunjukkan keadaan real dari tempat penelitian bahwa rumah responden yang positif tuberkulosis kurang memaksimalkan fungsi ventilasi sebagai ruang untuk pergantian udara. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna luas ventilasi rumah terhadap kejadian Tuberkulosis, hasil analisis bivariat melalui aplikasi SPSS menunjukkan hasil yang signifikan dengan menggunakan uji Chi-square di peroleh nilai ρ-value <0,05, nilai ρ=0,000. Nilai OR=0,038 hal ini dapat diartikan bahwa orang yang tinggal di rumah dengan luas ventilasi yang memenuhi syarat (lebih dari 10%) 0,038 kali dapat mencegah terjadinya Tuberkulosis. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian Riswanto (2010) menunjukkan bahwa ventilasi yang kurang akan lebih berisiko terpapar

tuberkulosis. Ventilasi penting terdapat di dalam rumah sebagai tempat sirkulasi udara. Kualitas udara dalam ruangan dipengaruhi ada tidaknya ventilasi yang tentu saja harus memenuhi syarat yaitu 10% lebih luas dari lantai. Menurut penelitian Fatimah (2008), ventilasi juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya tuberkulosis. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Luas Ventilasi ruang tidur penderita mempengaruhi kejadian Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Tahun 2013 Saran Saran yang dapat diberikan: 1. Puskesmas Sukoharjo Pelaksanaan program penanggulangan tuberkulosis Puskesmas Sukoharjo meningkatkan penyuluhan dan konseling untuk meningkatkan pengetahuan tentang tuberkulosis mulai dari gejala sampai pencegahannya. 2. Peneliti Lain Perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait dengan faktor lingkungan yang berhubungan dengan kejadian TB Paru di Wilayah kerja Puskesmas

Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, untuk lebih dapat dikembangkan lagi sebagai referensi pembuat kebijakan bagi pihak-pihak yang berwenang. 3. Masyarakat Memberi informasi kepada masyarakat terkait dengan faktor lingkungan yang mempengaruhi penyebaran penyakit Tuberkulosis terutama faktor lingkungan rumah

DAFTAR PUSTAKA Ayomi, Andreas Christian. Onny Setiani, Tri Joko, Faktor Risiko Lingkungan Fisik Rumah dan Karakteristik Wilayah sebagai Determinan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, Vol. 11, No. 1, April 2012 Depkes RI. 2006. Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Tahun 2006. Jakarta: Departemen Kesehatan Ripublik Indonesia. Dinkes Jawa Tengah, Strategi Pencegahan TB Paru Di Provinsi Jawa Tengah, Materi Rakernas Dinkes Jawa Tengah 2011. Dinkes Sukoharjo. 2010. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009. Sukoharjo: Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Dinkes Sukoharjo. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010. Sukoharjo: Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Dinkes Prov. Jateng. 2007. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Fatimah, S. 2008. Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru Di Kabupaten Cilacap. [Tesis]. Semarang. Universitas Diponegoro Semarang. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta:Salemba Medika. Keman, Soedjajadi, 2005, Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman, Journal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No. 1, Juli 2005 Kemenkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2009. Pedoman penanggulangan Tuberkulosis (TB). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Murtantiningsih dan Bambang Wahyono. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesembuhan Penderitaan Tuberkulosis Paru.

Jurnal Kesehatan Masyarakat. Hal: 44-50.2011. http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas Murti, B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan Edisi ke-2. Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press. Noor, N. N. 2008. Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan Cetakan Ketiga. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metode penelitian kesehatan edisi revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta. Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat. http://www.rumah.sehat.go.id, diakses 19 November 2013. Puskesmas Sukoharjo. 2012. Profil Kesehatan Puskesmas Sukoharjo Tahun 2011. Sukoharjo: Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Puskesmas Sukoharjo. 2013. Profil Kesehatan Puskesmas Sukoharjo Tahun 2012. Sukoharjo: Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Riskesdas. 2010. Analisis Kejadian Tuberkulosis di Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riswanto, B. 2010. Analisis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru Ditinjau dari Faktor Lingkungan Dalam dan Luar Rumah Di Kabupaten Pekalongan. [Tesis]. Semarang. Universitas Diponegoro Semarang. Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Tjandra Yoga. 2007. Diagnosis TB pada Anak Lebih Sulit. Mediakom Info Sehat untuk semua Departemen Kesehatan RI. Zuliana, Imelda. 2009. Pengaruh karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan Dan Faktor Peran Pengawasan Menelan Obat terhadap Tingkat kepatuhan Penderitaan TB Paru dalam Pengobatan Di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan Tahun 2009. [Tesis]. Medan. Universitas Sumatera Utara.